Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Daging Kelinci | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BETERNAK KELINCI PEDAGING, PASARNYA DARI RESTORAN HINGGA KAMPUS

Beternak kelinci merupakan salah satu usaha ternak yang jarang ditekuni orang, namun memiliki potensi besar. (Foto: Istimewa)

Tak semua orang suka memelihara kelinci pedaging. Beragam alasannya, ada yang tak tega melihat kelinci dipotong, ada pula yang enggan mencium bau kandangnya. Namun tak sedikit orang yang senang beternak hewan yang tergolong pengerat ini. Selain mudah, keuntungan usahanya lumayan.

Salah satunya adalah Wusono, peternak kelinci pedaging dan kelinci hias dari Bantul, Yogyakarta. Berkat ketekunannya, pria yang memeiliki pengalaman sebagai pekerja migran Indonesia ini berhasil meraup keuntungan dari beternak kelinci.

Beternak kelinci merupakan salah satu usaha ternak yang jarang ditekuni orang. Lazimnya beternak hewan berkaki empat lainnya, beternak kelinci juga butuh minat tersendiri. “Sejak dulu saya memang suka sekali dengan kelinci. Saya juga termasuk orang yang suka makan daging kelinci,” tuturnya kepada Infovet.

Wusono merintis usaha ini sejak 2008, dan sekarang tergolong sukses. Di Bantul, nama Wosono cukup dikenal, apalagi sudah beberapa kali diliput media. Bahkan, pria yang tinggal di daerah Trimulyo, Kecamatan Jetis tersebut kini juga menjadi motor penggerak kelinci di Bantul dan sekitarnya.

Dalam beternak, Wusono mengaku tak menyiapkan lahan khusus untuk kelinci-kelincinya. Ia hanya memanfaatkan sisa lahan di sebelah rumahnya. Kandang kelinci tak membutuhkan lahan luas seperti kandang kambing atau sapi. Untuk urusan pakan, menurutnya, tidak terlalu sulit. “Hampir semua jenis sayuran kelinci suka,” katanya.

Saat ditanya berapa omzet usahanya dalam sebulan, ia enggan menyebutkan angka pastinya. Ia beralasan tak mau pamer penghasilan, karena khawatir akan menyinggung perasaan para peternak lainnya. Ia hanya menyebutkan, dalam sebulan Wusono mampu menjual 300-500 ekor kelinci tergantung pemesanan pembeli.

“Jadi kalau ditanya berapa omzetnya, sangat tergantung pemesanan. Tidak bisa dipatok seperti ternak ayam atau lainnya,” kata Wusono.

Menurut dia, target pasar hasil ternaknya yang dibidik selama ini adalah rumah makan yang menyediakan menu daging kelinci. Selain itu, kampus-kampus terkenal juga menjadi target pasarnya.

Kampus yang memiliki fakultas kedokteran atau jurusan biologi, memiliki laboratorium untuk praktik para mahasiswanya. Kelinci merupakan salah satu hewan yang kerap dijadikan percobaan. Karena itu ada istilah “Kelinci Percobaan”.

Tak Mulus di Awal
Perjalanan usaha ternak kelinci Wusono bermula dari “purnanya” pria ini sebagai pekerja migran Indonesia pada 2008. Sepulang dari Malaysia, ia bingung mau membuka usaha. Saat itu tak ada keterampilan khusus yang ia miliki.

Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba beternak kelinci, karena memang Wusono penghobi kelinci. Wusono kemudian memperdalam lagi ilmu teknik beternak kelinci dari beberapa temannya yang sudah lebih dulu menjalani.

“Saya sempat bingung mau usaha apa. Di situ saya punya keinginan untuk usaha kelinci setelah mengingat masa kecil saya dulu yang sering membuat orang tua kesal. Saya ingin membuat orang tua yang dulu kesal menjadi bangga dengan anaknya,” ungkap Wusono.

Sejak saat itu, Wusono mulai belajar mengenai breeding dan membesarkan kelinci. Tetapi di awal usahanya, ia justru menemui kegagalan. “Saya pun belajar bagaimana breeding, mulai dari tidak bisa menjadi bisa. Awalnya saya mengawali dengan kegagalan 100%. Kemudian di fase kedua, saya mengalami kegagalan 50%,” ucapnya.

Namun Wusono tak pernah berhenti belajar. Ia berusaha mengenalkan kelinci ke masyarakat. Caranya dengan memasarkan kelinci ke pasar-pasar tradisional. Selain itu, ia juga terus belajar mengenal kelinci lebih jauh, termasuk bagaimana memelihara hingga merawat kelinci.

Karena di pasar banyak kelinci jantan, Wusono memutar otak. Ia pun mulai menyediakan daging kelinci yang dipotong. “Biasanya yang kita potong adalah kelinci jantan atau kelinci betina yang sudah afkir. Jadi, daging-daging tersebut langsung disetorkan ke para penjual sate kelinci yang sudah menjadi langganan saya. Setiap hari saya bisa menyetor 5-10 kilogram daging kelinci,” terang dia.

Perlahan tapi pasti, usaha jual beli kelinci Wusono yang diberi nama Terminal Kelinci semakin berkembang. Pelanggan datang dari berbagai wilayah di DIY. “Saya terus berusaha mengenalkan kelinci di Kawasan Bantul dan sekitarnya. Dalam sebulan saya bisa menjual 300-500 ekor kelinci. Pengunjung yang datang ke sini setiap hari juga bisa mencapai 10-15 orang,” tukasnya.

Terminal Kelinci menawarkan berbagai jenis kelinci, diantaranya NZ, Anggora, Rex, Netherland Dwarf, Dutch, Mini Lop dan sebagainya. Wusono menjual kelinci-kelinci tersebut dengan harga variatif, mulai Rp 50 ribu hingga ratusan ribu.

Selain menjual kelinci, Wusono juga menyediakan berbagai macam kandang kelinci dan obat-obatan. Selain itu, ia juga melayani konsultasi dan edukasi, termasuk perawatan kelinci. Artinya, dengan satu core business, muncul ide-ide usaha lainnya yang dijalani Wusono.

Kebutuhan Daging dan Tips Beternak
Hingga saat ini memang tidak ada data pasti berapa kebutuhan daging kelinci secara nasional. Bisa jadi lantaran daging kelinci bukan sumber protein yang digemari banyak orang seperti daging ayam dan sapi, maka belum ada pendataan khusus.

Namun demikian, di tiap kota ada juga pemerintah daerah yang melakukan pendataan kebutuhan daging kelinci. Salah satunya adalah di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dari situs pemda setempat, tahun lalu berdasarkan data Asosoiasi Peternak Kelinci Kebumen (APKK) di bawah naungan BPP Pertanian Alian dan Dinas Distapang Kebumen, menyebutkan kebutuhan daging yang cukup banyak. Dalam daftar kebutuhannya mencapai 2.000 kg/bulannya. Dan saat itu baru bisa mencukupi 20% saja dari kebutuhan pokok yang ada.

Dengan demikian, ini bisa menjadi peluang berternak dan menambah penghasilan serta penambahan gizi tinggi. Tahun lalu harga tarikan dari asosiasi daging kelinci tersebut adalah Rp 35.000/kg kelinci hidup, Rp 60.000/kg dalam bentuk karkas dan dalam bentuk filet Rp 110.000/kg.

Secara nasional, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), baru sebatas mengungkapkan bahwa kelinci dapat menjadi hewan ternak yang berpotensi sebagai penghasil protein hewani yang mudah diternakkan masyarakat. Kandungan protein pada daging kelinci disebut lebih tinggi dari protein hewan ternak lainnya.

Kelinci bisa menjadi alternatif sumber protein unggulan di perkotaan. Karena itu, Kementan tidak hanya fokus membangun peningkatan populasi ternak untuk memenuhi kecukupan stok daging sapi dan ayam. Namun, juga membangun dan mendorong sumber pangan dari produk hewani, salah satunya kelinci.

Nah, jika berminat untuk merebut peluang pasar kelinci, berikut adalah beberapa tips menarik yang perlu dicoba.

Pertama, pilihlah indukan kelinci yang belum pernah beranak. Terdapat beberapa jenis kelinci pedaging seperti Rex, New Zealand, ataupun Hycole. Asalnya pun ada yang impor dan lokal. Jenis Rex termasuk unggul karena bisa dijual sebagai pedaging dan juga untuk kelinci hias.

Kedua, pastikan kandang kelinci selalu bersih dari kotoran setiap paginya. Kelinci pedaging dibuatkan satu kandang untuk satu ekor. Anak kelinci di bawah tiga bulan bisa dikumpulkan 5-10 ekor di satu kandang.

Ketiga, harus rutin cek kondisi kesehatannya. Waspada dari penyakit utamanya, yaitu jamur atau gatal. Selain itu juga awasi penyakit kelinci lainnya seperti diare, flu dan kotoran berlendir. Sumber penyakit umumnya dari pakan dan kandang yang kotor. Mengobati gatal bisa dengan mengoleskan campuran bawang merah, garam, minyak dan sedikit wormectin.

Keempat, perkawinan kelinci dilakukan hanya 10-15 menit di satu kandang. Taruh kelinci betina ke kandang jantan dan bukan sebaliknya. Kemudian dalam dua minggu kehamilan sudah bisa diprediksi dengan cara meraba perutnya atau palpasi. Berilah makanan berupa pakan khusus kelinci. Jangan diberi sayuran karena berisiko kembung bahkan mencret.

Kelima, kelinci umur dua bulan sudah bisa dijual per ekor sebagai bibit. Sementara pedaging jantan akan dijual per kilo. Semoga menginspirasi. (AK)

SELAIN DAGINGNYA NIKMAT, OTAK KELINCI JUGA BAIK UNTUK KESUBURAN?

Mengonsumsi daging kelinci diklaim bisa meningkatkan kesuburan. (Foto: Istimewa)

Untuk khasiat tersebut semula hanya mitos di kalangan penyuka panganan berbahan kelinci. Ternyata sudah ada penelitiannya. Tertarik untuk mencoba?

Makan siang Raffi kali ini agak berbeda. Sang ibu menyuguhkan gulai daging istimewa hasil olahannya di dapur siang itu. Anak semata wayang yang masih duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar itu tampak lahap menyantap gulai dengan sepiring nasi. Sudah separuh lebih makan, ia menemukan tulang iga berukuran kecil di mangkuk gulainya.

Raffi pun penasaran, karena biasanya tulang iga pada gulai yang ia makan beberapa waktu sebelumnya berukuran agak besar, karena itu adalah iga kambing atau sapi. Namun kali ini berukuran kecil, hampir seukuran jari kelingkingnya yang mungil. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, ia bertanya kepada ibunya, daging apa yang barusan dimasak?

Raffi mendadak berhenti makan, ketika sang ibu menjawab bahwa daging gulai yang ia santap adalah daging kelinci. Entah apa yang ada dibenak sang anak, tiba-tiba saja Raffi enggan melanjutkan makannya.

Melihat gelagat anaknya tak mau makan lagi, sang ibu pun segera menjelaskan bahwa daging kelinci itu halal dan mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan anak-anak seperti Raffi. Orang tua Raffi kebetulan bekerja di Klinik Kesehatan Tumbuh Kembang Anak di Bogor, wajar jika ia juga pintar dalam menjelaskan soal kandungan gizi kepada anaknya. Raffi pun kemudian melanjutkan makannya setelah dibujuk sang ibu.

Apa yang di alami orang tua Raffi, mungkin saja juga pernah terjadi pada keluarga lainnya. Anak-anak memang terkadang merasa tidak tega melihat daging kelinci menjadi menu makanan. Hewan yang imut dan sering dijadikan teman bermain, kerap membuat anak-anak merasa kasihan kelinci dipotong dan dimakan dagingnya.

Berbeda dengan anak-anak, bagi orang dewasa menikmati daging kelinci merupakan kenikmatan tersendiri. Apalagi daging hewan yang tergolong jenis pengerat ini memiliki tekstur lembut dan gurih saat diolah menjadi sate atau gulai. Pemburu menu daging kelinci biasanya akan mencari tahu di mana warung makan yang menyediakan sate atau gulai kelinci.

Beberapa tahun lalu Infovet pernah mengunjungi warung sate kelinci Kang Ibing di Bogor, Jawa Barat. Jika Anda tinggal Kota Hujan ini akan menemukan banyak warung sate yang menyediakan sate kelinci. Warung Sate Kelinci Kang Ibing lokasinya di Jalan Veteran, Panaragan, Pasir Kuda. Warung sate ini cukup terkenal di seputaran wilayah Bogor.

Selain menyajikan menu sate kelinci, di warung Kang Ibing juga menyediakan sate kambing, ayam, sop kelinci dan sop kambing. Selain warung sate Kang Ibing, ada juga Saung Indira yang lokasinya di Jalan Raya Sindang Barang, Bogor Barat. Warung yang satu ini mempunyai menu andalan antara lain sate kelinci, bakso kelinci dan nugget kelinci. Nah, bagi penggemar daging kelinci, bisa mencoba mengunjungi mereka.

Sumber Protein
Pamor sate kelinci memang tak setenar sate kambing. Di Indonesia, menu olahan ini masih belum familiar. Wajar jika ada yang tidak “berani” menikmati sate kelinci. Bukan lantaran rasanya yang tak enak, namun ada rasa tak “tega” menyantap, mengingat kelinci merupakan hewan yang imut dan menggemaskan.

Banyak macam olahan daging kelinci yang disajikan di warung-warung penyedia menu daging kelinci, mulai dari sate, gulai, dendeng, abon, hingga diolah menjadi nugget. Harga seporsi sate kelinci masih sebanding dengan harga seporsi sate kambing. Kisarannya antara Rp 30.000-40.000, berisi 10 tusuk sate.

Daging kelinci sebenarnya bisa menjadi alternatif sumber protein hewani, khususnya jika harga-harga daging ternak lainnya meningkat atau sulit didapat. Guru Besar Fakultas Peternakan Unpad, Prof Dr Husmy Yurmiati, dalam laman unpad.ac.id, menyebutkan dari segi kesehatan daging kelinci memiliki banyak manfaat. Tekstur daging kelinci hampir sama dengan daging ayam, bertekstur halus dan berwarna putih.

Daging kelinci memiliki kadar protein yang sama dengan daging ayam, namun memiliki kadar kolesterol yang rendah. Cocok dikonsumsi bagi penderita darah tinggi, jantung dan kolesterol. Daging ini juga bisa diolah menjadi sajian apa saja, seperti sate, bakso, burger, nugget, tongseng, bakso tahu, hingga abon.

“Daging kelinci memiliki rasa yang enak. Setiap jenis kelinci pedaging memiliki cita rasa tersendiri dan membutuhkan resep pembuatan yang khas,” ungkapnya dalam laman tersebut.

Kelinci juga bisa menjadi alternatif bagi pemenuhan kebutuhan daging di Indonesia. Ahli gizi ini pernah melakukan penelitian tentang hewan ini. Ada lima potensi yang bisa dihasilkan dari seekor kelinci, yakni food (makanan), fur (kulit bulu), fancy (binatang hias), fertilizer (pupuk) dan laboratory (penelitian).

Dibandingkan dengan daging hewan lainnya, daging kelinci mengandung lemak yang lebih sedikit. Daging kelinci juga mengandung lebih sedikit kalori dibandingkan dengan daging lain. Daging kelinci mengandung kadar garam atau sodium yang sedikit. Namun, kandungan kalsium dan fosfornya lebih banyak dibandingkan dengan daging hewan lainnya.

Secara fisik, jika mempertimbangkan rasio tulang dan daging, kelinci memiliki lebih banyak daging yang bisa dimakan jika dibandingkan dengan ayam. Daging kelinci memiliki rasa yang enak dan aroma yang tak terlalu kuat seperti daging kambing atau sapi.

Jadi, selain memiliki banyak kelebihan di atas, daging kelinci juga bermanfaat untuk kesehatan. Daging kelinci cukup sehat untuk dikonsumsi karena mengandung lebih sedikit lemak, kolesterol dan garam.

Pasien Penyakit Jantung
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli US Departement of Agriculture 10 tahun lalu, juga menyebutkan hal serupa. Daging kelinci tergolong sebagai daging putih memiliki kadar lemak rendah dan glikogen tinggi. Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung atau kolesterol, usia lanjut dan bagi mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan.

Dalam penelitian tersebut juga diungkap bahwa daging kelinci baik dikonsumsi anak dalam masa pertumbuhan karena kandungan protein memaksimalkan pertumbuhan anak. Tak hanya itu, daging kelinci juga dianggap baik dikonsumsi bagi orang lanjut usia untuk menjaga kesehatan masa menuju tua.

“Kandungan daging kelinci dapat menyembuhkan penderita asma karena senyawa molekul pada bagian organ hati kelinci bisa meredakan atau melenyapkan penyakit asma dengan cara pengolahan direbus untuk dapat mempertahankan kandungan gizi dari hati kelinci tersebut,” papar hasil penelitian tersebut.

Di luar hasil penelitian itu, ada juga yang menyebutkan bahwa bagi wanita yang mengalami rendah kesuburan, kandungan bagian otak daging kelinci dikabarkan baik untuk kesuburan wanita. Bahkan ada juga yang menyebutkan kandungan bagian otak daging kelinci baik untuk vitalitas pria, berfungsi sebagai penguat pada jumlah protein yang diserap sehingga menghasilkan energi.

Ada juga yang menyebutkan bahwa daging kelinci dapat menjadi salah satu obat bagi penderita asma. Penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril, disertai serangan sesak napas akut secara berkala, mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas).

Penyebutan di alenia terakhir masih sebatas informasi yang belum terbukti keabsahannya berdasar hasil penelitian. Namun demikian, pengalaman sebagain masyarakat terkadang menjadi pembenaran akan khasiat suatu makanan. Jika tak terbukti, berarti itu hanya sebatas mitos. (AK)

Jangan Takut Konsumsi Daging Kelinci

Rica-rica daging kelinci yang menggugah selera. (Sumber: Istimewa)

Selain memiliki tekstur daging yang lembut, kandungan gizinya luar biasa. Daging ini hampir bebas kolesterol, namun kandungan kalsium dan fosfornya lebih banyak dibandingkan dengan daging hewan lainnya. Cobalah kalau tak percaya.

Pernah menikmati olahan daging kelinci? Kalau belum, sekali-kali bisa dicoba. Menurut yang sudah merasakan olahan daging hewan yang memiliki nama latin Oryctolagus cuniculus ini, nikmatnya bukan main. Teksturnya empuk dan sulit diungkapkan dengan kata-kata soal gurihnya. Jika Anda tinggal di Bogor, Jawa Barat, di sana cukup banyak warung sate yang menyediakan sate kelinci.

Salah satunya warung Sate Kelinci Kang Ibing. Lokasinya di jalan Veteran, Panaragan, Pasir Kuda. Warung sate ini cukup terkenal di seputaran wilayah Bogor. Selain menyajikan menu sate kelinci, di warung Kang Ibing juga menyediakan sate kambing, ayam, sop kelinci dan sop kambing. Ada juga Saung Indira yang lokasinya di Jalan Raya Sindang Barang, Bogor Barat. Warung yang satu ini mempunyai menu andalan antara lain sate kelinci, bakso kelinci dan nugget kelinci.

Pamor sate kelinci memang tak setenar sate kambing. Di Indonesia, menu olahan ini masih belum familiar. Wajar jika ada yang tidak “berani” menikmati sate kelinci. Buka lantaran rasanya, namun ada rasa tak “tega” menyantap mengingat kelinci merupakan hewan yang imut dan menggemaskan.

“Kalau kambing kan memang untuk dipotong, tapi kelinci itu umumnya dipelihara karena lucu,” ujar Windu Safitri, warga Depok, Jawa Barat yang mengaku tak berani menikmati olahan daging kelinci.

Wanita yang sehari-hari bekerja di toko digital printing ini mengaku sama sekali belum pernah mencicipi olahan daging kelinci. Dia juga mengaku sudah tahu bahwa daging hewan ini memiliki kandungan gizi luar biasa dari membaca artikel kuliner maupun kesehatan. “Tapi ya itu, belum berani nyobain,” katanya lagi sambil tersenyum.

Banyak macam olahan daging kelinci yang disajikan di warung-warung penyedia menu daging kelinci, mulai dari sate, gulai, dendeng, abon, hingga diolah menjadi nugget. Harga seporsi sate kelinci masih sebanding dengan harga seporsi sate kambing. Kisarannya antara Rp 20.000-30.000, berisi 10 tusuk sate.

Daging kelinci sebenarnya bisa menjadi alternatif sumber protein hewani, khususnya jika harga-harga daging ternak lainnya meningkat atau sulit didapat. Prof Dr Husmy Yurmiati, guru besar Fakultas Peternakan Unpad, menyebutkan dari segi kesehatan daging kelinci memiliki banyak manfaat. Tekstur daging kelinci hampir sama dengan daging ayam, bertekstur halus dan berwarna putih.

Daging kelinci memiliki kadar protein yang sama dengan daging ayam namun memiliki kadar kolesterol yang rendah, sehingga cocok dikonsumsi bagi penderita darah tinggi, jantung dan kolesterol. Daging ini juga bisa diolah menjadi penganan apa saja, seperti sate, bakso, burger, nugget, tongseng, bakso tahu, hingga abon. “Daging kelinci memiliki rasa yang enak. Setiap jenis kelinci pedaging memiliki cita rasa tersendiri dan membutuhkan resep pembuatan yang khas,” ungkapnya.

Kelinci juga bisa menjadi alternatif bagi pemenuhan kebutuhan daging di Indonesia. Ahli gizi ini pernah melakukan penelitian tentang hewan ini. Ada lima potensi yang bisa dihasilkan dari seekor kelinci, yakni food (makanan), fur (kulit bulu), fancy (binatang hias), fertilizer (pupuk), dan laboratory (penelitian), seperti dilansir unpad.ac.id

Kandungan Gizinya
Kenikmatan olahan daging kelinci juga setara dengan kandungan gizi pada daging ini. Laman kesehatan Rise and Shine Rabbitry menyebutkan, kelinci memiliki daging putih dengan nutrisi terbaik dibandingkan dengan hewan lain yang memiliki daging putih. Daging kelinci mengandung lebih banyak protein yang mudah dicerna tubuh. Dibandingkan dengan daging hewan lainnya, daging kelinci mengandung lemak yang lebih sedikit.

Daging kelinci juga mengandung lebih sedikit kalori dibandingkan dengan daging lain. Info kesehatan ini bahkan menyebutkan, daging kelinci hampir bebas kolesterol, karena itu akan sangat baik untuk dikonsumsi tanpa khawatir daging tersebut akan berbahaya untuk jantung penikmatnya. Dibandingkan dengan daging hewan lain, daging kelinci mengandung kadar garam atau sodium yang lebih sedikit. Namun, kandungan kalsium dan fosfornya lebih banyak dibandingkan dengan daging hewan lainnya.

Secara fisik, jika mempertimbangkan rasio tulang dan daging, kelinci memiliki lebih banyak daging yang bisa dimakan jika dibandingkan dengan ayam. Daging kelinci memiliki rasa yang enak dan aroma yang tak terlalu kuat seperti daging kambing atau sapi. Dalam hal ini, daging kelinci sering dibandingkan dengan daging ayam.

Jadi, selain memiliki banyak kelebihan di atas, daging kelinci juga bermanfaat untuk kesehatan. Daging kelinci cukup sehat untuk dikonsumsi karena mengandung lebih sedikit lemak, kolesterol dan garam.

Penampakan sate kelinci. (Sumber: Istimewa)

Menarik untuk Usaha 

Dibalik nikmatnya olahan daging kelinci, usaha kuliner berbahan daging yang satu ini juga memiliki prospek usaha cukup bagus. Tak percaya? Hal ini sudah dibuktikan oleh Sri Astuti, yang menggeluti usaha kuliner berbahan baku daging kelinci. Pengusaha ini mengaku mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah per bulan. Warga Desa Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur, ini telah menggeluti bisnis kuliner berbahan daging kelinci sejak 2016 lalu.

Harga hasil olahannya pun cukup tinggi. Sekilo abon daging kelinci dijual Sri Rp 280 ribu. Dari pembuatan abon saja, dia mengaku mampu menghabiskan 30-50 kg per bulan. “Kalau ada acara bisa sampai 70 kg daging kelinci yang saya olah. Kalau penghasilan masih di bawah Rp 50 juta,” ujarnya merendah.

Kisah sukses usaha Sri Astuti ini bermula dari keluhan peternak kelinci yang merasa harga kelinci hasil panen mereka yang tidak pernah stabil. Pada saat itu, kelinci hanya dimanfaatkan dagingnya untuk pembuatan sate. Di Magetan, sate kelinci sudah menjadi kuliner khas daerah yang banyak dijajakan di sepanjang jalan. Ia pun berinisiatif mengolahnya menjadi abon. Hasilnya, selain memberi nilai lebih pada produk olahan daging kelinci, juga  membuat harga jual kelinci menjadi lebih stabil karena harga abon dari daging kelinci juga stabil.

Tak berhenti hanya mengembangkan daging kelinci menjadi abon, wanita kreatif ini juga mengembangkan inovasi daging kelinci yang rendah kolesterol dan tinggi protein tersebut menjadi olahan kuliner lainnya, seperti nugget dan rica-rica kelinci. Produk rica-rica daging kelinci juga dikemas dalam bentuk kemasan beku. Dengan harga Rp 15.000 dalam kemasan 200 gram, produk ini cukup laku di pasaran. (Abdul Kholis)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer