Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini BSF | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ADA MAGGOT DI ILDEX 2022

Larva BSF, alternatif sumber protein hewani pada pakan ternak
(Dokumentasi : Ridwan)


Protein merupakan zat yang dibutuhkan baik pada manusia maupun ternak untuk menunjang pertumbuhan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh oleh industri peternakan terutama perunggasan yakni tingginya harga bahan baku pakan sumber protein baik nabati maupun hewani.

Maggot atau larva lalat dari jenis Black Soldier Fly (BSF) merupakan salah satu bahan pakan alternatif sumber protein yang mulai banyak dilirik oleh industri pakan ternak. Seperti yang diutatakan oleh Amalia Nan Rejana Bussines Associate PT Magalarva Sayana Indonesia saat ditemui di ILDEX 2022 Jumat (12/11) lalu.

Sejatinya perusahaan yang berdiri sejak tahun 2017 tersebut dibentuk atas dasar keresahan akibat membludaknya sampah organik. Dimana sampah organik tersebut sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan organisme lain, yakni larva BSF. 

"Kita sudah mulai produksi tahun 2018 sampai sekarang tahun ini, kita jual dari mulai larva hidup, larva kering, tepung larva, dan fertilizer sampai kita ekstrak minyak larva," kata dia.

Wanita yang akrab dipanggil Aren tersebut juga menyatakan bahwa sampai saat ini sudah ada 3-4 customer yang menggunakan produknya dalam skala yang cukup besar. Bahkan mereka sendiri masih belum bisa memenuhi permintaan dari customer besarnya tersebut.

"Untuk customer besar ini kita masih belum bisa provide mereka sepenuhnya karena produksi kita juga terbatas. Jadi ya kita memang lebih banyak distribusi ke end customer (penghobi ikan dan burung). Mungkin nanti kita akan menaikkan scale usaha kita agar lebih bisa memenuhi permintaan mereka," tutur Aren.

Selain itu Magalarva juga membuka semacam kemitraan kepada siapa saja yang ingin punya usaha di bidang maggot. Sistemnya mirip dengan kemitraan pada perunggasan dimana calon mitra disediakan bibit, dan sarana lain dan nanti dikemudian hari larva yang dipanen dapat dijual kembali kepada Magalarva. 

"Bentuk lainnya enggak cuma itu aja, ada juga yang beli putus. Misalnya mereka sudah beli larva dan alatnya dari kita, terus kita bimbing mereka beternak maggot, nah nanti pas panen mereka mau jual langsung ke pembeli lain juga boleh, jadi kita ngebebasin aja mereka mau pakai sistem yang mana," tutupnya. (CR) 

POTENSI BESAR MAGGOT DALAM FORMULASI RANSUM PAKAN UNGGAS



Indonesia menghasilkan limbah makanan dengan jumlah melimpah yang perlu dikelola dengan baik. Limbah makanan ini dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh maggot dalam proses biokonversi sampah organik menjadi bahan kaya protein.

Maggot yang merupakan larva dari serangga Hermetia illucens atau dikenal dengan black soldier fly (BSF), sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara seperti di Jerman, Belanda dan China untuk menghasilkan sumber protein.

Biokonversi tersebut di Indonesia diharapkan dapat bersinergi dengan masalah lingkungan melalui pengelolaan limbah organik menjadi bahan pakan alternatif pengganti tepung ikan dan MBM yang lebih murah dan berkelanjutan. Hal itu mengemuka dalam sebuah online seminar yang diselenggarakan Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI), Kamis (9/7/2020).

Kegiatan seminar yang keempat kalinya ini menghadirkan narasumber penting di bidangnya, yakni CEO Biomagg Aminudi, Guru Besar Fapet IPB Prof Dr Dewi A. Astuti dan Prof Dr Sumiati, Dosen FPIK IPB Dr Ichsan Achmad Fauizi dan Ketua umum GPMT Desianto Budi Utomo. Seminar dipandu Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Palu Prof Ir Burhanudin Sundu MScAg PhD.

Dalam acara tersebut, Sumiati memaparkan tentang berbagai manfaat budi daya maggot, antara lain mampu mengonversi biomassa berbagai material limbah organik seperti kotoran hewan, limbah organik perkotaan, kotoran manusia segar, maupun limbah sayuran pasar.

Manfaat berikutnya maggot dapat mereduksi bau potensial limbah sekitar 50-60%, sehingga dapat mereduksi polusi, bakteri patogen, bau dan populasi lalat rumah dengan mengurangi kesempatan lalat rumah untuk oviposisi.

Maggot juga bisa menjadi sumber nutrien karena memiliki kandungan nutrien yang tinggi (protein, asam amino, lemak, mineral) sebagai pakan ternak,” kata Sumiati.

Ia menunjukkan beberapa penelitian tentang penggunaan maggot dalam ransum unggas. “Penggunaan maggot sampai 15% sebagai pengganti soya bean meal dan soya bean oil tidak berefek negatif terhadap digestibility, performa produksi, kualitas karkas dan daging puyuh,” jelasnya.

Penelitian lain juga menunjukkan, pemberian maggot pada ayam petelur dapat mengangkat kualitas telur dan menurunkan angka konversi pakan. 

“Substitusi tepung kedelai secara sebagian atau menyeluruh dengan tepung maggot tidak mempengaruhi asupan pakan, performa produksi, bobot telur dan efisiensi pakan,” kata Sumiati mengutip sebuah hasil penelitian tentang maggot pada ayam petelur. Dengan demikian, maggot memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber protein alternatif pada hewan unggas petelur. (IN)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer