Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENURUNNYA EKSPOR TELUR UKRAINA

Selama 9 bulan pertama tahun 2021, Ukraina mengekspor 32.000 ton telur, dibandingkan dengan 90.000 ton selama periode yang sama tahun sebelumnya.

Ini adalah penurunan produksi terkuat yang pernah ada. Secara moneter, ekspor turun lebih dari setengahnya menjadi US$ 33 juta.

Importir terbesar telur Ukraina adalah UEA, Latvia, dan Arab Saudi, dengan pangsa masing-masing 39,4%, 23,7%, dan 6,3%. (via poultryworld.net)

AMI DAN PUSVETMA DISKUSIKAN SERUM KONVALESCEN UNTUK KENDALIKAN ASF

Merespon banyaknya pertanyaan mengenai serum konvalescen untuk mencegah penyakit ASF (African Swine Fever) yang tengah mewabah di Indonesia. Pengurus Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI) mengundang Pusvetma (Pusat Veteriner Farma) untuk memberikan penjelasan mengenai serum konvalescen  yang telah diproduksi Badan Layanan umum (BLU) milik pemerintah tersebut. Rapat dilakukan secara online Rabu 17 November 2021 pukul 09.00-11.00, melalui aplikasi zoom. Rapat  dipimpin oleh Ketua Umum AMI Dr Sauland Sinaga.

Hadir dari pihak Pusvetma Drh Agung Suganda, MSi (Kepala Pusat Veteriner Farma),  didampingi oleh Drh SNR Anieka Rochmah, MSi (Koordinator  Pemasaran dan Distribusi), Drh Wriningati, MKes (Koordinator Pelayanan Produksi) dan Drh Sapto Rini BP, MImun (Koordinator Pelayanan Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk/PPMPP).

Sedangkan dari pengurus AMI, Ketua umum Sauland Sinaga didampingi pembina AMI (Dr Rachmawati dan Ir Bambang Suharno), serta pengurus yang juga mewakili beberapa daerah antara lain Merva, Alexander Kasim (Jateng),  Drh Yonahes (NTT),  Didik Teguh, Drh Yunanto, Drh Michael Indra Wahyudi,  Felix, Parsaoran Silalahi (Medan), Herlina (Kalteng), Rudy, Gilbert, Darmawan dan lain-lain.

Dalam sambutannya kepala Pusvetma Agung Suganda menyampaikan terima kasih kepada AMI yang berinisiatif menyelenggarakan pertemuan online untuk mendiskusikan serum konvalescen produksi Pusvetma. Pihaknya terbuka untuk menginformasikan produk-produk Pusvetma untuk peternakan babi dan siap membantu para peternak babi dalam mengendalikan ASF. Ia menegaskan Pusvetma yang kini berstatus BLU telah melakukan serangkaian langkah untuk membantu peternak babi di Indonesia dalam mengendalikan ASF. 

Sementara itu Anieka Rochmah, Wriningati dan  Sapto Rini menguraikan lebih detail mengenai proses produksi  serum konvalascen oleh Pusvetma dan penggunaannya di lapangan yang dinilai efektif untuk mengendalikan ASF.  Pihaknya  menegaskan bahwa sebagai BLU,  Pusvetma mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, sehingga harga produk dengan merek Scovet ASF ini sangat terjangkau oleh masyarakat. 

Dari diskusi ini pihak AMI berharap sosialisasi tentang serum konvalescen dapat diteruskan dalam forum yang lebih luas supaya menjangkau seluruh peternak babi di Indonesia. Disinyalir ada pihak yang memanfaatkan situasi antara lain dengan munculnya penawaran produk dari pihak tertentu dengan harga yang sangat mahal dan ada kemungkinan beredarnya produk palsu. 

Menanggapi harapan AMI, Pihak Pusvetma menegaskan siap bekerjasama dengan AMI untuk melakukan kegiatan lanjutan dari pertemuan ini. (BAMS)

INDUSTRI TELUR UKRAINA DALAM KESULITAN

Ukraina baru-baru ini mengimpor telur dari Belarus karena industri telur yang dilanda krisis gagal memenuhi permintaan domestik. Sejak awal tahun 2021, produksi telur Ukraina anjlok 25% (3 miliar telur) dibandingkan tahun 2020.

Sebanyak 30 peternakan telur dan 9 peternakan ayam pedaging telah ditutup.

Stok unggas Ukraina turun 11 juta ekor selama 2 tahun terakhir, sementara produksi daging broiler turun 40.000 ton. Faktor-faktor ini diperkirakan akan mendorong harga naik unggas dan telur di pasar domestik. (via poultryworld.net)

VNU & PKM MEMPERSEMBAHKAN V-CONNECT INDONESIA EDITION


VNU Asia Pacific (VNU) bersama PT Permata Kreasi Media (PKM), sebagai penyelenggara mempersembahkan platform virtual untuk industri Feed-to-Food untuk pasar ASIA, V-Connect Indonesia Edition. Acara akan diselenggarakan pada 24-25 November 2021, melalui platform digital (tanpa unduh).

Platform V-Connect Indonesia adalah platform digital yang dikembangkan oleh tim VIV dan ILDEX untuk memungkinkan jaringan B2B secara langsung dan menyediakan ekosistem online berbasis web progresif yang dioptimalkan untuk semua orang bertemu, berjejaring dan membuat kesepakatan untuk Industri Feed to Food ASEAN.

Platform V-Connect menawarkan akses tanpa batas dari laptop atau smartphone dengan integrasi aplikasi penuh dan tidak perlu mengunduh. Kombinasi 360° experience dan virtual 3D booth yang dapat disesuaikan memungkinkan peserta untuk membuat tampilan online unik yang responsif dan dapat ditindaklanjuti bagi bisnis untuk tumbuh seiring dengan terus beradaptasi dan berkembang selama iklim global saat ini.

V-Connect Indonesia Edition merupakan experts’ platform Industri Feed-to-Food ASEAN untuk bertemu, berjejaring dan membuat kesepakatan yang diselenggarakan oleh ILDEX Indonesia dan tim Aquatica Asia. Di dalam platform ini pengunjung dapat bertemu secara elektronik dengan perusahaan terkemuka dari produksi ternak, kesehatan dan nutrisi hewan, pembibitan dan genetika, feedmill, hatchery dan inkubasi, pakan, budi daya ternak, serta bisnis pengolahan otomatis dari perusahaan lokal dan internasional seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Farmsco Feed Indonesia, PT Biochem Zusatzstoffe Indonesia, UPEC, Amandus Kahl, Mixtron, SKOV, Sonac, Clearwater, De Mark, Famsun+Huali, Hexie Group, Interheat, San Heh, Siam Water Flame dan banyak lagi. Daftar sekarang GRATIS!>>>https://v-connect-indonesia.net/register

Adapun fitur-fitur yang akan dapatkan di dalam platform:
Daftar Sekarang untuk mulai perjalanan Anda. 360° virtual experiences. Tombol Fast-track untuk mengakses layanan yang dibutuhkan, dengan mudah dalam satu klik.
Platform dengan fitur user friendly. Tersedia opsi mode suara (ikon) untuk memberikan pilihan kepada pengunjung tetap fokus, juga menampilkan rekomendasi untuk layanan yang dibutuhkan.
๐—•๐—ผ๐—ผ๐˜๐—ต๐˜€’ ๐— ๐—ฎ๐˜€๐˜๐—ฒ๐—ฟ/๐—˜๐˜…๐—ต๐—ถ๐—ฏ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ผ๐—ป๐—›๐—ฎ๐—น๐—น. Gunakan filter untuk menemukan booth yang paling cocok dengan minat, juga tersedia shortcut untuk mengarahkan diri ke area lain (Conference Hall, Lobi) dengan satu klik sederhana di panel kanan.
๐—–๐—ผ๐—ป๐—ณ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ฒ๐—›๐—ฎ๐—น๐—น. Pilih topik atau pembicara favorit. Tambahkan ke kalender pribadi dan nikmati sesi informatif dengan pengingat otomatis melalui email.
๐—ก๐—ฒ๐˜๐˜„๐—ผ๐—ฟ๐—ธ๐—ถ๐—ป๐—ด๐—Ÿ๐—ผ๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ฒ. Memperluas jaringan kontak dan menghasilkan prospek dan peluang bisnis.
๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ๐—ฟ๐—บ๐—ฎ๐˜๐—ถ๐—ผ๐—ป๐—–๐—ฒ๐—ป๐˜๐—ฒ๐—ฟ. Help desk akan siap untuk menjawab pertanyaan dan terhubung dengan melalui WhatsApp atau Email. (INF)

SEKTOR ANGSA INGGRIS MENGHADAPI TANTANGAN TENAGA KERJA

Kekurangan tenaga kerja tetap menjadi masalah utama untuk sektor angsa Inggris yang berjuang untuk menggantikan kekurangan tenaga kerja saat ini.

Diskusi pada pertemuan tahunan British Goose Producers Association tahun ini, yang diadakan di Heart of England Farms, Warwickshire, berkisar pada tantangan berkelanjutan untuk mendapatkan tenaga kerja yang cukup karena efek kombinasi dari Brexit dan pandemi Covid-19.

Pertemuan tersebut bertepatan dengan acara tahunan Goose Farm Walk, yang sangat dinanti-nantikan setelah Covid-19 menyebabkan pembatalannya tahun lalu. Sekitar 30 produsen berbagi praktik terbaik, mendiskusikan metode produksi dan mengeksplorasi perkembangan masa depan di sektor ini. (via poultryworld.net)

MEWASPADAI BAHAYA DIBALIK MAKANAN YANG KITA MAKAN

Denny Widaya Lukman berbincang dalam Live stream talkshow 

Memperingati hari pangan sedunia yang jatuh pada 16 Oktober lalu FAO berkolaborasi bersama USAID, dan Kementan mengadakan live streaming talkshow bertajuk "Adakah Bahaya Tersembunyi Dibalik Makanan Kita" melalui kanal youtube kokbisa? pada Minggu (14/11) yang lalu. Tujuannya tentu saja sebagai salah satu wahana dalam mengedukasi masyarakat mengenai food safety, food hygiene, bahkan zoonosis. 

Hadir sebagai narasumber yakni Drh Denny Widaya Lukman Staff Pengajar sekaligus Komisi Ahli Keswan, Kesmavet, dan Karantina Hewan Kementerian Pertanian. Dalam acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut Dr Denny menjelaskan mengenai foodborne disease dan foodborne zoonosis dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Sebagai catatan kanal youtube kokbisa? diikuti (subscribe) oleh 3,2 juta orang yang sebagian besar adalah generasi muda milenial.

Dalam diskusi tersebut Dr Denny juga menjawab berbagai pertanyaan dari para penonton terkait masalah higiene pangan serta serba - serbi, hoax, dan mitos yang beredar di masyarakat tentang pangan terutama pangan asal hewan.

Misalnya saja terkait daging ayam yang mengandung hormon, secara tegas Dr Denny menolak isu tersebut dimana sebenarnya tidak pernah ada daging ayam yang disuntikkan hormon ke dalamnya.

"Ayam negeri (broiler) itu sudah dikondisikan sedemikian rupa oleh para ilmuwan agar cepat tumbuh, jadi memang tumbuhnya cepat, enggak ada pakai - pakai hormon. Kalau tidak percaya ayo sama - sama kita ke peternakan langsung lihat apakah peternak itu pakai hormon atau tidak?," tutur Denny.

Denny juga memberikan beberapa tips terkait membeli, mengonsumsi, dan treatment pada pangan asal hewan sebelum dikonsumsi agar tetap aman bagi konsumennya. Ia juga mengajak kepada para penonton yang memiliki hewan peliharaan baik pet animal maupun exotic animal agar "rajin - rajin" memeriksakan hewannya ke dokter hewan karena hewan peliharaan berpotensi menularkan zoonosis kepada pemiliknya.

Hingga kini kanal acara tersebut sudah ditonton sebanyak 29 ribu kali dan mendapatkan banyak feedback positif oleh penontonnya. Tentunya ini merupakan salah satu media yang efektif sebagai ajang edukasi masyarakat terutam kaum milenial agar lebih cerdas terkait isu - isu di peternakan, kesehatan hewan, dan pangan asal hewan. Untuk mengaksesnya silakan kllik link ini. (CR)



PEMILU BERDAMPAK PADA IMPOR UNGGAS ANGOLA

Impor menyumbang sekitar 85% dari konsumsi unggas Angola. Negara itu mengimpor 213.000 mt daging unggas pada tahun 2020, 230.000 mt diharapkan pada tahun 2021, dan 245.000 mt diperkirakan untuk tahun 2022.

Peningkatan impor pada tahun 2022 diharapkan karena pemilihan presiden mendatang. Pemerintah Angola biasanya cenderung mengizinkan volume impor yang lebih besar selama tahun-tahun pemilihan untuk memastikan harga tetap stabil dan pemilih tidak menghadapi kekurangan pangan.

AS adalah pemasok daging unggas terbesar ke Angola pada tahun 2020, Angola adalah pasar terbesar ke-9 untuk produk unggas beku AS. Angola saat ini tidak memiliki produksi yang cukup untuk mengekspor unggas atau produk unggas. (via poultryworld.net)

PERINGATAN HUT SASPRI KE-3

Teten Masduki Memberikan keynote speech pada acara RAKERNAS SASPRI

Solidaritas Alumni SPR Indonesia (SASPRI) memperingati hari jadinya yang ke-3 pada 10 November 2021 yang lalu. Pada hari ini SASPRI mengadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang kedua secara hybird baik luring dari UNISKA Kediri maupun daring melalui Zoom Meeting dengan tema "Mewujudkan Organisasi Peternak yang Kredibel dan Akuntabel".

Dalam pidato pembukaannya Wali Utama SASPRI Prof Muladno menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung SASPRI. Ia juga bercerita mengenai awal mula terbentuknya SPR (Sekolah Peternakan Rakyat) dan SASPRI yang kini sudah memilki sepuluh perwakilan di daerah yang tersebar di beberapa Kabupaten di Indonesia.

"Misinya sederhana kami ingin memperkuat kelembagaan peternakan rakyat yang solid di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kami ingin peternak rakyat lebih berdaulat dan memiliki daya saing, " tutur Muladno.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam keynote speech-nya menyampaikan apresiasi dan dukungan yang setingi-tingginya kepada SASPRI. Ia pun setuju bahwa sebagai negara yang menganut sistem ekonomi kerakyatan, peternak rakyat harus bisa berdaulat dan dapat ikut andil membangun negeri melalui penyediaan protein hewani untuk masyarakat.

Teten juga menekankan agar peternak rakyat ikut dalam program Kemenko & UKM misalnya KUR. Karena faktanya saat ini pemerintah memfokuskan anggaran belanjanya sebesar Rp 374 Triliun yang 70% nya dialokasikan kepada UMKM, sehingga ini menjadi peluang bagi pengusaha UMKM untuk berkembang.

"Kami mengajak dan memfasilitasi peternak rakyat untuk ikut program kami, dengan cara membentuk kelompok atau koperasi sehingga lebih kuat dan nantinya diharapkan memiliki badan hukum. Jadi kebersamaan ini akan saling menguatkan," tandasnya.

SASPRI Bersinergi Dengan Stakeholder

Dalam kesempatan yang sama diadakan semacam pemaparan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masayarakat (LPM) IPB University dan Pemerintah cq Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Dalam paparanya yang diwakili oleh Enan Rustandi, Kepala LPM IPB University dikatakan bahwa pemerintah dalam hal ini Kemenristekdikti menambah kriteria penilaian baru terhadap suatu universitas dimana suatu universitas diwajibkan untuk lebih intim dan in touch kepada masyarakat. Singkatnya civitas dari suatu kampus harus lebih masuk dan mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat baik mahasiswa, dosen, bahkan guru besar sekalipun. 

"Dengan adanya sistem SPR dan SASPRI yang digagas oleh Prof Muladno ini, kami jadi lebih dipermudah untuk in touch dengan masyarakat. Baik masyarakat di sekitar kampus maupun di sleuruh penjuru negeri, ini merupakan kesempatan yang baik tentunya," tutur Enan.

Selain itu menurut Enan hingga kini para anggota SASPRI akan diproritaskan oleh IPB dalam jejaring mereka karena sudah dianggap seperti alumni IPB itu sendiri. Sehingga nantinya mahasiswa yang hendak melakukan pengabdian masyarakat akan diproritaskan menuju daerah - daerah yang sudah memiliki SASPRI.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Pakan Ternak yang diwakili Erliza Diany Kasubdit Ruminansia Potong memaparkan bahwa pemerintah bersyukur dengan adanya SPR dan SASPRI. Hal tersebut karena SASPRI dapat disinergikan dengan berbagai program pemerintah misalnya program Desa Koorporasi Sapi.

"Kami terbantu sekali dengan adanya SASPRI ini dan kami harapkan SASPRI ini dapat menyebar ke seluruh wilayah Indonesia karena secara langsung SASPRI mendukung program - program kami. Untuk kami sangat berterima kasih," tuturnya.

Hingga diturunkannya berita ini, RAKERNAS SASPRI ke-2 masih berlangsung dan belum menghasilkan keputusan appaun. (CR)






DAGING AYAM IMPOR MENDOMINASI PASAR ANGOLA

Daging ayam impor adalah protein hewani yang paling banyak dikonsumsi di Angola. Mengingat harga ayam impor lebih murah dibanding ayam produksi dalam negeri.

Daging ayam impor sebagian besar terdiri dari bagian kaki ayam beku dan biasanya dibeli oleh pasar informal dari pedagang grosir. Sektor retail menyasar keluarga menengah/tinggi dengan daging ayam utuh (1,1 kg dan 1,2 kg) dan potongan ayam lainnya (sayap, paha bawah, hati, dada ayam, dll).

Kaki ayam juga sangat populer di kalangan masyarakat Tionghoa di Angola. Daging ayam segar tidak populer karena daging ayam segar umumnya 2-3 kali lebih mahal dibandingkan dengan ayam utuh beku impor. (via poultryworld.net)

SWASEMBADA TELUR ANGOLA

Asosiasi Nasional Produsen Unggas Angola memperkirakan produksi telur antara 65 dan 70 juta telur per bulan. Rata-rata, biaya produksi untuk 1 butir telur adalah sekitar 30 kwanza (US$ 0,05).

Pada April 2015, sebuah keputusan presiden menyatakan bahwa telur hanya dapat diimpor jika kurang dari 28 hari dari produksi hingga masuk ke Angola.

Langkah tersebut secara efektif mengakhiri impor telur dan meningkatkan produksi dalam negeri. Produksi telur domestik Angola sejak itu terus meningkat dan negara itu sekarang mandiri. (via poultryworld.net)

IMPOR PAKAN UNGGAS ANGOLA MAHAL

Angola tidak menghasilkan biji-bijian dan oilseed yang cukup (produksi sereal pada tahun 2020 adalah 2,9 mmt) sehingga sektor unggas bergantung pada pakan ternak impor.

Negara tidak mengizinkan masuknya produk rekayasa genetika, membuat pakan ternak menjadi sangat mahal bagi peternak unggas lokal, terutama dengan devaluasi tajam mata uang lokal, kwanza.

Rata-rata, biaya produksi untuk unggas hidup dengan berat 1,5 kg adalah antara 900 dan 1.200 kwanza (US$ 1,50 hingga US$ 2). Beberapa perkiraan mencatat bahwa 4 kali lebih mahal per kg untuk membeli daging ayam domestik dibandingkan dengan daging ayam impor. (via poultryworld.net)

ANGOLA TETAP BERGANTUNG PADA IMPOR UNGGAS

Meskipun sektor unggas Angola menghadapi banyak tantangan dan sangat bergantung pada impor untuk daging ayam, pemerintah melakukan investasi yang signifikan dalam produksi nasional.

Pemerintah Angola secara signifikan berinvestasi dalam produksi unggas nasional karena berupaya mendiversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan ekonomi negara yang tinggi pada sektor minyak.

Sektor perunggasan menghadapi banyak tantangan, termasuk kurangnya pakan ternak, kedokteran hewan, infrastruktur umum, dan larangan produk pakan rekayasa genetika. Namun demikian, produksi unggas diperkirakan akan meningkat dari 31.000 mt pada tahun 2021 menjadi 32.000 mt pada tahun 2022. Pada tahun 2020, produksi daging unggas adalah 29.860 mt, meningkat 5,9% dari 2019. (via poultryworld.net)

WABAH AI BARU MEMBUAT INDUSTRI UNGGAS RUSIA DALAM SIAGA TINGGI

Serangkaian wabah flu burung (AI) yang sangat patogen telah dicatat di distrik federal Ural Rusia. Wabah tersebut terutama berpusat di wilayah Tyumen, menurut laporan pengawas hewan negara Rusia, Rosselhoznadzor.

Flu burung telah melanda peternakan unggas Borovaskaya, tidak jauh dari kota Tyumen, mendorong pihak berwenang Rusia untuk memusnahkan 4,3 juta unggas (baik ayam pedaging dan ayam petelur). Rosselhoznadzor juga harus memusnahkan produk jadi yang terinfeksi, 12 juta telur dan 57 ton daging ayam. Secara total, 13 wabah AI telah terdaftar di Rusia sejak akhir September di 4 wilayah Ural, 7 di antaranya berada di wilayah Tyumen.

Otoritas regional mengakui bahwa wabah AI di peternakan unggas Borovaskaya merupakan pukulan berat bagi industri unggas lokal. Produksi telur wilayah Tyumen mencapai 1,3 miliar telur per tahun, di mana Borovaskaya menyumbang 1 miliar. (via poultryworld.net)

TRAINING OF TRAINER GANGGUAN REPRODUKSI DAN SECTIO CAESARIA

Foto bersama usai praktik sectio caesaria di Rembang dengan bimbingan dari Drh Heru Rachmadi. (Foto: Infovet/Heru)

Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengadakan Training of Trainer (TOT) bagi dokter hewan puskeswan seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Bogor, Rembang dan Semarang, dalam rangka pengembangan kompetensi petugas medik reproduksi dalam pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi dan sectio caesaria pada sapi.

Pelatihan bertujuan menyeragamkan kemampuan teknis dokter hewan di daerah sehingga dalam penanganan gangguan reproduksi dan sectio caesaria yang mumpuni dan merata.

Pelaksanaan TOT di Bogor (14-19 September 2021), Rembang (27 September-1 Oktober 2021) dan Semarang (18-22 Oktober 2021) yang diikuti 59 dokter hewan dari Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Timur, Yogyakarta, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Bali, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara. Kegiatan tahap berikutnya akan dilaksanakan pada November mendatang di Malang.

Adapun materi yang diajarkan di TOT merupakan hasil penyusunan modul yang telah dilaksanakan di Yogyakarta Juni 2021 lalu. Modul yang tersusun sebanyak 11 berisi teori lengkap dilanjutkan dengan praktik dipandu oleh narasumber dan instruktur berkompeten dan berpengalaman di bidang reproduksi, diantaranya Drh R. Kurnia Achjadi MS (FKH IPB), Drh Agung Budiyanto MP PhD dan Dr Drh Surya Agus Prihatno (FKH UGM), Dr Drh Langgeng Priyatno MSi (Universitas Brawijaya), Drh Considus Tophianong MSc (Universitas Nusa Cendana), Drh Deddy Fachrudin (Malang). Sementara untuk sectio caesaria menghadirkan Drh Fathul Bahri (KPSBU Lembang) dan Drh Heru Rachmadi (Lombok, NTB).

“Diharapkan setelah mengikuti kegiatan TOT ini para peserta dapat memanfaatkan, mempraktikkan dan membagikan ilmunya kepada dokter hewan lain guna membangun peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia menjadi lebih baik,” kata Heru. (Heru Rachmadi/Infovet NTB)

SURVEI KEPUASAN PEMBACA INFOVET

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kami kepada pembaca majalah Infovet, kami bermaksud  melakukan survei kepuasan pembaca.

Sehubungan dengan hal tersebut, bagi Bapak/Ibu pembaca majalah Infovet, kami mohon kesediaannya untuk meluangkan waktu sejenak mengisi survei online.

Silakan klik https://bit.ly/surveipembacainfovet dan harap diisi  dengan lengkap.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu semua.

Salam hormat

Tim Survei Majalah Infovet

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer