Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

EBOLA MEMAKAN KORBAN DI AFRIKA

Evakuasi korban Ebola oleh petugas medis (Sumber : istimewa)

Ebola kembali bangkit di sejumlah negara Afrika. Hingga kini sudah empat orang menjadi korban virus ini di Republik Demokratik Kongo, Minggu (21/2/2021).

"Kami telah menemukan enam kasus Ebola. Kami telah kehilangan empat orang yang terinfeksi," kata Menteri Kesehatan Provinsi di Kivu Utara, Dokter Eugene Syalita, kepada AFP.

Syalita mengatakan satu orang meninggal pada hari Jumat dan satu orang lagi pada hari Sabtu. Sedangkan dua orang lainnya meninggal pada awal bulan.

"Dua pasien (lainnya) menerima perawatan di pusat perawatan Ebola di Katwa," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Syalita mengeluhkan sikap warga di wilayah itu yang kurang menanggapi wabah baru dengan serius. Bahkan masih mengadakan pemakanan untuk korban dan menolak rumahnya didesinfektan.

"Orang belum mengerti bahwa Ebola muncul kembali. Semuanya belum jelas bagi mereka," katanya.

Seperti pada wabah sebelumnya, penduduk di wilayah tersebut menolak untuk percaya akan adanya penyakit Ebola. Mereka juga menolak tindakan yang bertujuan untuk memeriksa penyebaran virus seperti menghindari menyentuh orang yang sakit atau tidak memandikan orang mati yang terinfeksi.

Ebola adalah epidemi kesepuluh, yang diumumkan pada 1 Agustus 2018, dan baru diberantas pada 25 Juni tahun lalu. Perang saudara di Kongo membuat sulitnya virus dikendalikan dengan cepat.

Sejak kemunculannya di 1976, Kongo mencatat sudah ada 2.200 kematian karena Ebola. Virus Ebola ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi melalui cairan tubuh dengan gejala utama demam, muntah, pendarahan dan diare.

Sebelumnya, Ebola juga muncul kembali di Guinea, di mana telah menewaskan lima orang. Dengan ini total sembilan orang sudah tewas karena virus ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan kebangkitan Ebola. Virus ini bangkit saat dunia masih bergelut dengan pandemi corona (Covid-19). (Reuters / CR)

RUSIA LAPORKAN PENULARAN AI H5N8 KE MANUSIA

Avian Influenza H5N8 melanda Rusia

Rusia melaporkan kasus pertama penularan avian influenza strain  H5N8 dari burung ke manusia. Wabah flu burung dengan strain ini dilaporkan tengah terjadi di beberapa negara, namun sejauh ini hanya ditemukan pada unggas.

Virus AI dengan strain H5N8 antara lain mewabah di wilayah Rusia, Eropa, China, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Strain yang menular ke manusia sejauh ini hanya H5N1, H7N9, dan H9N2. Sebanyak 7 pekerja peternakan unggas di Rusia bagian selatan terinfeksi H5N8 pada wabah Desember lalu. Para pekerja saat ini sudah membaik.

"Situasi ini tidak berlanjut," kata Anna Popova, kepala lembaga pengawas kesehatan konsumen Rusia, Rospotrebnadzor, yang melaporkan temuan tersebut ke WHO, dikutip dari Reuters, Minggu (21/2/2021).

Dalam sebuah email, perwakilan WHO di Eropa mengatakan telah menerima laporan tersebut. Diakui, ini adalah pertama kalinya strain tersebut menular dari hewan ke manusia.

"Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja terpapar dari kawanan burung," tulis email tersebut.

"Mereka tidak bergejala dan tidak ada penularan dari orang ke orang yang dilaporkan," lanjutnya.

Sebagian besar kasus infeksi avian influenza pada manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup maupun mati. Daging unggas yang dimasak dengan benar disebutkan aman untuk dikonsumsi. (reuters/CR)


WABAH FLU BURUNG H5N8 DI KOREA SELATAN MENCAPAI 100

Korea Selatan mengonfirmasi tambahan wabah flu burung H5N8, sehingga jumlah total kasus dari peternakan unggas lokal menjadi 100.

Kantor Berita Yonhap mengumumkan pencapaian yang suram pada 20 Februari setelah kasus tambahan H5N8 tercatat di sebuah peternakan di Tongyeong. Peternakan yang terletak sekitar 330 km tenggara Seoul itu memelihara berbagai jenis unggas, termasuk bebek, angsa, dan ayam.

Otoritas kesehatan hewan di negara tersebut telah memusnahkan 28,6 juta unggas hingga saat ini sebagai bagian dari tindakan biosekuriti.

Beberapa lalu, Korea Selatan mengurangi tindakan pencegahan intensifnya dan sekarang akan memusnahkan unggas dalam zona 1 km dari peternakan yang terinfeksi, bukan 3 km. Langkah-langkah baru akan diberlakukan selama dua minggu.

EKSPOR UNGGAS BRASIL KE ARAB SAUDI UNTUK JANUARI 2021 TETAP STABIL

Meskipun ada sedikit penurunan ekspor pada Januari, Arab Saudi membeli 35.800 ton unggas dari Brasil.

Brasil mengirim 35.800 ton unggas ke kerajaan Arab Saudi, yang menyebabkan peningkatan pendapatan sebesar 4% menjadi $ 54,5 juta.

Angka impor menunjukkan bahwa Arab Saudi merupakan importir utama ayam Brasil, disusul Uni Emirat Arab. Total ekspor unggas mentah dan olahan dari Brasil mencapai $ 434,4 juta pada Januari 2021, turun 17,9% dari Januari 2020.

“Arab Saudi telah mengimpor dari Brasil selama beberapa dekade sekarang, dan selalu berada di antara 20 hingga 25 importir terkemuka. Namun, impor akan berfluktuasi dari tahun ke tahun,” kata Direktur ABICS Aguinaldo Lima dalam sebuah pernyataan.

SKOTLANDIA MENGONFIRMASI KASUS FLU BURUNG KEDUA

Otoritas kesehatan hewan Skotlandia telah mengidentifikasi wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen di Fife.

Pemerintah Skotlandia memastikan bahwa sekawanan sekitar 14.000 gamebird di tempat pemeliharaan di Levan, Fife, telah terinfeksi flu burung H5N1 yang sangat patogen. Semuanya yang terkena dampak dimusnahkan secara manusiawi. Zona Perlindungan 3 km dan Zona Pengawasan 10 km juga telah ditempatkan di sekitar tempat yang terinfeksi untuk mengekang risiko penyebaran penyakit.

Berbagai tindakan pengendalian dilakukan di dalam zona, termasuk pembatasan pergerakan telur, unggas, bangkai, kotoran unggas. Namun tetap dinyatakan bahwa risiko kesehatan manusia dari virus ini sangat rendah.

Ini adalah kasus flu burung kedua yang dikonfirmasi di Skotlandia dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Desember, pemerintah Skotlandia mengidentifikasi flu burung yang sangat patogen (H5N8) pada kawanan di pulau Sanday di Orkney.

ALTERNATIF ANTIBIOTIK BARU DI PETERNAKAN UNGGAS RUSIA

Pada tahun 2025, peternakan unggas Rusia diperkirakan dapat menghentikan penggunaan antibiotik pakan dengan memasukkan betulin dalam ransum pakan. Phytobiotic, yang berasal dari kulit pohon birch, dikenal luas karena memberi warna putih pada pohon, yang tampaknya melindungi pohon dari panas berlebih oleh matahari.

Sekelompok ilmuwan dari cabang Ural dari Akademi Sains Rusia menjalankan percobaan dengan kawin silang Ross-308 di sebuah peternakan ayam pedaging di Sverdlovsk Oblast, Rusia. Hasil studi tersebut telah dipublikasikan di majalah ilmiah Rusia, Veterinary Today. Unggas dalam kelompok eksperimen diberi betulin kering yang ditambahkan ke dalam ransum dari hari ke 21 sampai hari ke 35 dengan dosis 2,5 mg per kg bobot hidup. Pengenalan pakan tambahan berdasarkan betulin ke dalam makanan berkontribusi pada peningkatan berat badan hidup dan berat otot dada sebesar 7,6%.

Ilmuwan juga menemukan bahwa konsumsi fitobiotik oleh ayam pedaging menyebabkan penurunan pengendapan lemak subkutan dan perut, meningkatkan kualitas biologis daging dengan meningkatkan kandungan unsur abu.

Peraturan kedokteran hewan Rusia masih tidak membatasi penggunaan antibiotik yang diizinkan di peternakan unggas. Seperti yang dijelaskan oleh Petr Kanardov, direktur umum lembaga konsultasi Feedland Group, terdapat perbedaan mendasar dalam pendekatan penggunaan antibiotik pakan dalam pemberian pakan unggas di Rusia dan negara-negara barat. Di Rusia, fokus utamanya adalah tidak adanya sisa antibiotik dalam produksi ternak sehingga pabrikan Rusia dapat menggunakan obat ini dalam jumlah yang tidak terbatas. Hal utama adalah bahwa mereka tidak boleh ditemukan di produk akhir, kata Kanardov. Pemerintah Rusia telah mempertimbangkan rencana untuk mengatasi masalah ini, tetapi tidak ada upaya nyata yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir.

CIRI AYAM CACINGAN

Cacingan sering menyerang ayam broiler dan layer pada kandang yang sanitasinya tidak dikelola dengan baik. Tes laboratorium disarankan agar penyakit cacing pada ayam dapat dideteksi lebih dini. Ciri ayam cacingan bisa juga dilihat dari kondisi fisik ayam.

Ciri-ciri ayam broiler cacingan:

  • Perut kembung.
  • Ayam lesu tidak lincah seperti biasanya.
  • Nafsu makan menurun bahkan bisa tidak mau makan.
  • Pertumbuhannya lambat.
  • Ada cacing pada kotoran ayam.

Ciri-ciri ayam layer cacingan:

  • Produksi telur menurun.
  • Bulu menjadi kusut.
  • Berat badan menurun meski ayam banyak makan.
  • Kualitas telur jelek.
  • Ada cacing pada kotoran ayam.

Ciri ayam terkena cacingan di atas biasanya timbul setelah ayam terinfeksi cacing dalam tingkat yang sudah parah. Saat masih awal terkena cacing seringkali tidak terlihat ciri atau gejala yang jelas.

Cacingan lebih sering ditemui pada ayam layer karena umur peliharanya yang lebih panjang dari ayam broiler. Penyakit cacingan ini bisa ditangani dengan biosekuriti dan sanitasi yang baik, serta pengobatan yang tepat.

SEKTOR UNGGAS NIGERIA MENGHADAPI KELANGKAAN KEDELAI DAN AI

Kelangkaan dan kenaikan harga kedelai, bahan utama yang digunakan dalam pakan unggas, dengan cepat melumpuhkan sektor perunggasan di Nigeria, yang kini juga menghadapi ancaman flu burung.

Setelah 2 tahun tidak ada wabah yang dilaporkan di negara tersebut, Institut Penelitian Hewan Nasional Nigeria telah mengonfirmasi bahwa flu burung telah muncul kembali. Wabah terjadi di 2 peternakan unggas dari berbagai spesies burung unta, angsa, kalkun, ayam petelur, dan burung merak di negara bagian Kano. Setelah itu, wabah telah dikonfirmasi di 2 peternakan komersial.

Sementara itu, Nigeria menghadapi kekurangan kedelai yang parah. Sekantong 100 kg kedelai telah meningkat menjadi N24.000 (US $ 60,93) dari N12.000 (US $ 30,47). Selain mahal kedelai juga langka di dalam negeri, menyusul adanya laporan kekurangan jagung. Menurut Onallo Akpa, Dirjen Asosiasi Unggas Nigeria, banyak peternakan unggas yang tutup karena mahalnya harga pakan. “Ini berdampak negatif pada industri, karena kedelai dan jagung merupakan hampir 80% bahan baku dalam produksi pakan, dan sekarang kedelai dan jagung kekurangan pasokan,” katanya. Di Nigeria, pengganti kedelai yang populer termasuk kacang tanah, biji kapas, dan palm kernel, namun kedelai adalah yang paling disukai karena sifat kecernaannya yang tinggi.

Hassan Dalha, seorang ahli pertanian dan petani kedelai, mencatat bahwa kekurangan kedelai disebabkan oleh curah hujan yang buruk tahun lalu, yang mengakibatkan hasil yang rendah. Dia memperkirakan bahwa harga akan terus naik.

PERAN PENTING PREHEATING

Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. (Foto: Infovet/Ridwan)

Telur yang baru saja menetas menjadi anak ayam atau biasa disebut day old chick (DOC) sangat membutuhkan lingkungan yang hangat agar bisa bertahan hidup. Biasanya induk ayam akan meletakkan DOC tersebut ke dalam sayapnya agar DOC merasa hangat. Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan apabila jumlah populasi DOC sangat banyak.

Perusahaan penetasan telur ayam skala industri biasanya akan mengirim DOC kekandang-kandang milik perusahaan atau ke kandang mitra. Mobil pengantar DOC akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kandang. Diharapkan ketika DOC telah sampai di kandang atau chick-in, DOC langsung bisa merasakan lingkungan yang hangat di area brooding. Lingkungan yang hangat ini sangat menentukan keberlangsungan hidup DOC. Kegiatan menghangatkan area brooding di dalam kandang sebelum kedatangan DOC biasa disebut preheating

Preheating dilakukan dengan menggunakan bantuan gas yang terhubung dengan brooder. Ketika brooder dinyalakan, perlahan area brooding akan terasa hangat. Idealnya preheating dimulai sejak empat jam sebelum chick-in atau bisa lebih lama jika kondisi lingkungan sedang sangat dingin dan bisa lebih cepat jika kondisi lingkungan sedang panas, atau bisa disesuaikan dengan suhu litter ketika sudah mencapai 34° C. Suhu litter dapat diketahui salah satunya dengan cara menembakkan thermo gun ke arah litter.

Karena sensor suhu DOC terletak pada kakinya, hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran suhu area brooding tidak menggunakan termometer dinding yang biasa dipasang tegak dalam sebuah ruangan untuk mengetahui suhu ruangan, tetapi menggunakan jenis termometer lain salah satunya thermo gun untuk membantu mengetahui suhu litter tempat kaki ayam berpijak.

Dampak Positif Preheating
Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. DOC akan merasakan kenyamanan di area brooding tersebut, tidak kedinginan dan juga tidak kepanasan. Kenyamanan ini akan berdampak pada tercapainya berat badan sesuai standar ideal DOC selama pemeliharaan.

Pendugaan kenyaman atau ketidaknyamanan DOC dapat dilihat dari tingkah laku dan kondisi tembolok DOC tersebut. Jika DOC terlalu banyak makan, berkumpul di bawah lampu yang bercahaya dan ketika memegang temboloknya terasa keras, diduga DOC tersebut sedang kedinginan. Jika DOC terlalu banyak minum dan ketika memegang temboloknya terasa sangat lembek dan seperti berisi banyak air, diduga DOC tersebut sedang kepanasan.

Namun demikian, jika DOC terlihat tersebar merata di area brooding dan ketika memegang temboloknya terasa tidak keras dan juga tidak terlalu lembek, bisa dipastikan DOC sudah merasa nyaman.

Efek Negatif Tak Melakukan Preheating
Dampak negatif tidak melakukan preheating atau melakukannya tapi tidak dengan metode yang tepat, maka akan berdampak pada tidak tercapainya berat badan standar ideal bahkan bisa berdampak pada bertambahnya angka deplesi atau tingkat kematian dan culling yang tinggi.

Tentunya para peternak tidak menginginkan kondisi seperti tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya preheating dengan metode yang tepat agar dapat meminimalkan kemungkinan kerugian dalam beternak. ***

Ditulis oleh:
Waode Nurmayani
Alumnus Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

OPTIMALISASI SBM SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN

Memaksimalkan penggunaan SBM untuk pakan yang lebih efisien

Pakan merupakan komponen penting dengan cost tertinggi dalam usaha budidaya peternakan termasuk unggas. Hampir 70% komposisi biaya dalam beternak berasal dari pakan, oleh karena itu sangat penting untuk menekan cost pakan agar budidaya lebih efisien.

Namun begitu tidak mudah rasa – rasanya mengefisienkan harga pakan dikala pandemi kini. Terlebih lagi banyak keluhan dari para produsen pakan terkait kenaikan harga beberapa jenis bahan baku pakan misalnya Soybean Meal (SBM) yang umum digunakan dalam formulasi pakan di Indonesia.

PT Agrimara Cipta Nutrindo selaku distributor dari Industrial Tecnica Pecuaria SA, perusahaan yang berpengalaman selama 50 tahun di bidang teknologi pakan, mengadakan webinar untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam memaksimalkan SBM. Webinar tersebut dihelat pada 10 Februari 2021 lalu melalui daring Zoom meeting.

Bertindak sebagai narasumber yakni Dr Josep Mascarell, BD Director ITPSA dan webinar tersebut dimoderatori oleh Prof Komang G Wiryawan dari departemen ilmu nutrisi dan teknologi pakan, Fakultas Peternakan IPB University.

Sebagai pembuka, Prof Komang kembali mengingatkan pada kita akan fungsi SBM sebagai sumber nutrisi (asam amino). Namun begitu jika tidak termanfaatkan dengan baik oleh ternak, sisa protein dalam SBM akan menghasilkan gas yang akan berbahaya karena Non-Starch Polisacharide (NSP) yang tersisa, ini akan dicerna bakteri patogen sehingga mengancam kesehatan saluran pencernaan ternak.

Hal tersebut diamini oleh Josep, berdasarkan hasil riset asam amino yang terkandung dalam SBM lebih seimbang dan beberapa diantaranya tidak dapat ditemukan dalam tanaman lain. Selain itu Josep menilai bahwa utilisasi dari SBM dalam sebuah formulasi pakan belum termaksimalkan dengan baik. Terlebih lagi di masa sekarang ini dimana efisiensi adalah sebuah keharusan dan peternak dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dalam budidaya.

“Tantangan di masa kini semakin kompleks, produsen pakan pun harus berlomba – lomba dalam menciptakan pakan yang murah, efisien, tetapi juga berkualitas, oleh karena itu dibutuhkan kustomisasi yang tepat dalam formulasi untuk melakukannya,” tutur Josep.

Di kawasan Asia mayoritas formulasi pakan ternak didominasi oleh jagung, tepung gandum, dan SBM sebagai bahan baku utama. Dalam SBM ternyata terdapat kandungan zat anti nutrisi berupa α-galaktosidase (αGOS). Zat tersebut dapat menyebabkan timbunan gas dalam perut, penurunan absorpsi nutrient, peradangan pada usus, dan rasa tidak nyaman pada ternak.

Hal ini tentunya akan menyebabkan ternak stress dan menyebabkan turunnya sistem imun. Energi dari pakan yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk performa dan pertumbuhan malah terbuang untuk menyusun sistem imun yang menurun. Oleh karena itu dibutuhkan substrat yang dapat menguraikan α-galaktosidase untuk memaksimalkan utilisasi energi dari SBM.

Menurut Josep, di masa kini penggunaan enzim dalam formulasi pakan adalah sebuah keniscayaan. Penambahan enzim eksogen dapat membantu meningkatkan kualitas pakan,meningkatkan kecernaan nutrient (NSP, protein, dan lemak), memaksimalkan utilisasi energi pakan, dan yang pasti mengurangi biaya alias efisiensi formulasi.

ITPSA telah melakukan riset selama 20 tahun lebih dalam hal ini. Setelah melalui serangkaian riset dihasilkanlah produk enzim serbaguna yang dapat membantu memaksimalkan formulasi pakan terutama yang berbasis jagung, tepung gandum, dan SBM yakni Capsozyme SB Plus™. Produk tersebut memiliki bahan aktif kombinasi antara enzim α-galaktosidase dan xylanase yang sudah terbukti dan teruji dapat mengefisienkan formulasi pakan.

Berdasarkan trial pada ransum broiler dan babi pada tahun 2019, Capsozyme SB Plus™ terbukti dapat meningkatkan perfoma pada broiler dan babi. Selain itu, Capsozyme SB Plus™ juga terbukti dapat meningkatkan kecernaan dan menjaga kesehatan saluran pencernaan, sebagaimana terlihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Peningkatkan Kecernaan Pada Broiler (penggunaan Capsozyme SB Plus)


Tabel 2. Peningkatkan Kecernaan Pada Babi (penggunaan Capsozyme SB Plus)


Josep juga mengatakan bahwa Capsozyme SB Plus™ aman digunakan dan dikombinasikan dengan berbagai jenis feed additive lainnya. Dengan menambahkan Capsozyme SB Plus™ dalam formulasi pakan, tentunya akan dihasilkan performa ternak yang baik, meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, dan tentunya akan lebih menguntungkan. (CR)



BISNIS KULINER DUKUNG PENYERAPAN PRODUKSI UNGGAS PETERNAK DOMESTIK

ILC ke-17 bahas kiat bisnis kuliner produk hasil unggas. (Foto: Istimewa)

Wirausaha dengan di era milenial memiliki sejumlah keunggulan antara lain, mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha dengan memangkas rantai pasok dan distribusi. Digitalisasi bisnis bahkan mampu membuka akses pasar yang jauh lebih luas bagi pelaku usaha hingga ke ranah global, berkat adanya internet dan sosial media.

Di sisi lain, bagi konsumen mendapat manfaat berupa sarana pemerataan akses pasar bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah. Adanya bisnis berbasis digital memungkinkan mereka yang berada di daerah mendapatkan produk dengan harga nyaris sama dengan yang tinggal di kota besar.

Bisnis kuliner menjadi tren di seluruh kota di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Mulai dari menu yang bervariasi, cemilan hingga makanan berat. Memiliki usaha sendiri merupakan keinginan banyak orang. Fleksibilitas kegiatan dan waktu, hingga omzet yang tak terhingga membuat banyak generasi muda lebih memilih menjalankan usaha sendiri ketimbang bekerja di perusahaan.

Hal itu mengemuka dalam Indonesia Livestock Club (ILC) #Edisi17 yang diselenggarakan Indonesia Livestock Alliance (ILA), Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI) dan Poultry Indonesia, Senin (15/2/2021). ILC kali ini dilaksanakan dalam rangka Program Hilirisasi Industri Perunggasan, dengan tajuk “Kiat Bisnis Kuliner Produk Hasil Unggas”.

Kegiatan menghadirkan tiga narasumber, diantaranya Guru Besar Fapet UGM dan owner Super Farm Prof Dr Yuny Erwanto, yang membahas tentang peran peternak dalam menyiapkan bahan baku kuliner hasil unggas yang berkualitas. Kemudian owner Azyro Fried Chicken, Setya Winarno, membahas seputar manajemen stok bahan baku dan distribusi produk ayam dalam grup warung makan dan Excecutive Chef Hotel Bogor, Sahira Inno Satria, yang memaparkan tentang penerapan dapur terpadu (central kitchen) untuk efisiensi kuliner produk hasil unggas.

Kuliner dengan bahan produk hasil unggas merupakan pilihan tepat, apalagi sumber protein hewani ini relatif mudah diperoleh, harga terjangkau, dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang mengundang selera dan disukai banyak orang. Berbagai inovasi dapat dilakukan agar bisnis kuliner tetap relevan sesuai permintaan konsumen, sehingga harus mengetahui seluk-beluk karakter produk hasil unggas, memahami permintaan pasar, pemilihan bahan baku, pengelolaan logistik hingga penanganan keamanan pangannya.

Dengan makin banyaknya kuliner berbahan utama produk hasil unggas dengan berbagai inovasi, layanan dan hidangan menarik, maka akan makin banyak masyarakat yang mengonsumsi sumber protein hewani ini, sehingga meningkatkan asupan gizi protein hewani masyarakat, sekaligus meningkatkan konsumsi unggas dan produknya.

“Menyiapkan rumah makan itu harus menyiapkan juga bahan bakunya, yakni dari ayam hidup. Hal tersebut tidak terlepas dari tujuan untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku,” ujar Setya Winarno.

Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk senantiasa menjaga aliran bahan baku agar tidak kelebihan atau kekurangan stok. Kelebihan stok akan membuat uang tidak bisa diputar dan bahan menjadi riskan untuk rusak. Sedangkan jika kekurangan stok, rumah makan tersebut akan mengalami libur dan tidak bisa mendapatkan pemasukan karena tidak ada bahan untuk diolah.

Sementara dari sisi peternak sebagai penyuplai bahan baku produk hasil unggas, Yuny Erwanto berpesan agar para peternak bisa memahami prinsip bisnis kuliner seperti rumah makan, yang kebutuhannya memerlukan spesifikasi khusus seperti ukuran, bentuk potongan, jumlah potongan per ekor, jam pengantaran dan lain-lain.

“Peternakan sebagai penyedia bahan baku produk kuliner hasil unggas juga perlu untuk memahami perihal tata niaga seperti kesepakatan harga, persaingan dan cara pembayaran,” kata Yuny. (IN)

HATCHING HOPE BEREKSPANSI KE KENYA

Hatching Hope berekspansi ke Kenya dengan tujuan menjangkau 10 juta orang di fase 1 melalui dukungan langsung kepada peternak unggas dan kampanye kesadaran konsumen. 

Melalui Hatching Hope, Heifer International dan Cargill selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan meningkatkan gizi dan pendapatan 100 juta orang pada tahun 2030. Kenya adalah negara Afrika pertama untuk program keberlanjutan unggas. Program Hatching Hope di Kenya bertujuan untuk meningkatkan sistem peternakan dan pangan unggas saat ini, untuk membangun sistem pasar yang layak dan adil melalui 'Model Distributor' yang berkelanjutan untuk meningkatkan akses pakan dan dukungan teknis bagi 46.000 rumah tangga peternak unggas. “Hatching Hope menggunakan pendekatan system-wide, dengan tujuan meningkatkan nutrisi dan pendapatan bagi peternak unggas kecil dan keluarganya,” kata Adesuwa Ifedi, Wakil Presiden senior Program Afrika untuk Heifer International. 

Program berfokus pada unggas karena banyak peternak kecil lokal yang telah memelihara ayam dan semua anggota rumah tangga dapat terlibat dalam produksi unggas. Beternak ayam adalah salah satu cara yang paling praktis dan berkelanjutan untuk keluar dari kemiskinan, catat Hatching Hope, karena ayam mudah diberi makan, dikembangbiakkan dan dibawa ke pasar, dan tumbuh dengan cepat untuk memberikan penghasilan dengan cepat. Daging dan telur menyediakan sumber nutrisi yang kaya, terutama protein. Country Director Heifer Kenya, George Odhiambo: "Intervensi ini akan mengarah pada penciptaan bisnis unggas milik petani yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui akses ke produk, layanan, dan pasar."

Studi yang dilakukan oleh Heifer International mengungkapkan permintaan produk unggas meningkat, dengan pasokan lokal tidak dapat memenuhi permintaan. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pasokan daging dan telur. Kampanye kesadaran konsumen akan mempromosikan manfaat produk unggas untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga, sekaligus meningkatkan kemandirian finansial dan pengambilan keputusan perempuan dalam keluarga peternak. (via poultryworld.net)

HUBBARD KINI BERUSIA 100 TAHUN

Perusahaan pengembangbiakan ayam broiler Hubbard merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun ini. Apa yang dimulai dengan sekawanan kecil unggas di sebuah peternakan di Walpole, AS, berkembang menjadi salah satu perusahaan pembibitan ayam pedaging terkemuka di dunia, bercabang ke 100 negara di seluruh dunia.

Ira dan Oliver Hubbard secara resmi mendirikan perusahaan Hubbard Farms pada tahun 1921. Industri unggas telah mengalami perubahan yang luar biasa selama seabad terakhir, dengan hasil yang dramatis untuk kepentingan umat manusia. Hubbard telah dan akan terus memainkan peran penting dalam industri perunggasan. Sejak awal dan seterusnya, anggota keluarga Hubbard dengan cepat membangun reputasi dan bisnis mereka melalui kerja keras dan cerdas, memberikan respect kepada karyawan dan pelanggan mereka, dan terus meningkatkan kualitas anak ayam mereka.

Evolusi pasar dan permintaan konsumen melibatkan Hubbard Farms untuk terus bergerak dan berkembang. Mereka mengadaptasi pembiakan mereka, memelihara unggas tradisional New Hampshire, untuk mendiversifikasi dan memasukkan jenis bulu putih untuk memenuhi segmen pasar baru. Hingga 1950-an, AS adalah pasar utama mereka, dan ekspansi internasional dimulai pada 1960-an di Eropa dan kemudian ke seluruh dunia. Saat ini, Research & Development menjadi core business mereka untuk memastikan perusahaan terus bergerak maju sambil mendengarkan tren pasar, kebutuhan pelanggan, dan permintaan konsumen. Dalam dekade-dekade berikutnya, bisnis mereka ditandai dengan kesuksesan besar dan beberapa kemunduran.

Kelulusan Oliver Hubbard dari New Hampshire Agriculture College pada tahun 1921 dapat dilihat sebagai awal dari Hubbard dalam bisnis unggas komersial. Sejak tahun 1921 hingga diakuisisi oleh Merck pada tahun 1974, Hubbard selalu menjadi perusahaan keluarga. Pada tahun 1997, perusahaan bergabung dengan ISA-group dari Perancis, dengan fokus murni pada pembiakan ayam pedaging sejak tahun 2003, dan pada tahun 2005, Hubbard diakuisisi oleh Groupe Grimaud (sebuah kelompok keluarga Perancis). Pada Februari 2018, Hubbard menjadi anggota Grup Aviagen, grup keluarga Jerman Erich Wesjohann Group (EWG), dan terus beroperasi sebagai perusahaan pengembangbiakan independen dalam Grup Aviagen. (Sumber Poultryworld.net)

NAMIBIA MENINGKATKAN PRODUKSI UNGGAS

Dengan larangan impor unggas ke Namibia di tengah wabah flu burung di banyak negara Eropa, produsen unggas terbesar di negara itu telah meminta sektor unggas untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mencukupi kebutuhan sendiri.

Namibia terus meningkatkan produksi unggas lokal selama 5 tahun terakhir dengan pertumbuhan signifikan yang secara khusus terlihat pada usaha kecil dan menengah (UKM). Wabah flu burung yang sangat patogen (HPAI) baru-baru ini di beberapa negara Eropa telah mengakibatkan penangguhan impor unggas hidup dan produk unggas ke negara tersebut. Produsen unggas terbesar di negara itu, Namibia Poultry Industries (NPI), telah meminta semua produsen unggas di negara tersebut untuk menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa Namibia dapat mandiri dan memenuhi total permintaan lokal.

“Untungnya, Namibia memiliki industri perunggasannya sendiri yang berfungsi dan tidak sepenuhnya bergantung pada impor. Produksi lokal harus melihat peningkatan, yang positif untuk situasi ekonomi saat ini, ”kata Spesialis Perdagangan Internasional di NPI, Arwil Viviers, menambahkan bahwa Namibia adalah salah satu produsen unggas yang paling efektif dan efisien di kawasan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan. “Jadi, produsen lokal harus tetap percaya, terus beroperasi dan menyediakan produk ayam kepada masyarakat Namibia dan menciptakan lapangan kerja dengan melakukan itu.”

Viviers melanjutkan, larangan impor seiring dengan pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa pentingnya memiliki industri lokal, tidak hanya untuk ketahanan pangan tetapi juga untuk ketahanan ekonomi negara. “Melihat wabah Avian Influenza di Eropa seharusnya membuat kita berpikir mengapa kita mengonsumsi produk dari negara-negara tersebut pada awalnya ketika kita memiliki produk yang sama yang diproduksi di rumah oleh orang kita sendiri? Mendukung orang lokal tidak pernah sepenting sebelumnya."

DIES NATALIS KE-55 - LUSTRUM XI - DARI FAPET UNSOED: INOVASI UNTUK NEGERI

GELARAN Dies Natalis ke 55 - Lustrum XI Fapet Unsoed, Rabu 10 Pebuari 2021 ini berlangsung secara hybrid, yaitu kombinasi pertemuan langsung (non virtual) dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto – Jawa Tengah. Dan virtual melalui zoom meeting. Kegiatan di tengah Pandemi Covid-19 kali ini mengharuskan digelar dengan Protokol kesehatan (Prokes) ketat. Hal itu sebagaimana disampaikan Novie Andri Setianto, PhD dalam laporan sebagai Ketua Panitia.

Acara dibuka dengan sambutan Prof Dr Ismoyowati, MP Dekan Fapet Unsoed dan Rektor Unsoed, Prof Dr Suwarto, MS. Keduanya menyampaikan rasa syukur dan bangga atas prestasi yang telah dicapai Fapet Unsoed dalam berbagai peran untuk pembangunan bangsa melalui pendidikan tinggi maupun atas kiprah dan prestasi alumni Fapet Unsoed di tengah masyarakat.

Sebagaimana tajuk Dies Natalis ke 55 - Lustrum XI tentang “Inovasi untuk Negeri” panitia juga menghadirkan Narasumber dalam Orasi Ilmiah tentang Kebijakan Pemerintah dalam Menjamin Ketersediaan Produk Ternak di Era Kenormalan Baru.

Dan Ir Fini Murfiani, M.Si Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (Dir PPHNak) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian menyampaikan presentasi mewakili Dirjen Peternakan. Dalam waktu yang terbatas, Fini memaparkan capaian-capaian program Ditjen PKH dalam upaya menjamin ketersedian produk ternak. Misal, untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin ketersediaan produk pangan strategis atau ketahanan pangan asal hewan/ternak, pada tahun 2021 Ditjen PKH melaksanakan Program Utama. Yaitu, Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan yang berkualitas dengan target produksi daging untuk 7 komoditas ternak sebesar 4,54 juta ton.

Sementara Dr Ir Rahayu Widiyanti, SE., MP, SH., S.Pd AUD sebagai narasumber internal Fapet Unsoed dengan tema Orasi Ilmiah yang sama, lebih menyoroti keterkaitan hubungan antar lembaga dalam pengembangan industri peternakan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan solusi dari hasil kerjasama berbagai kalangan, baik dari pemerintah maupun lembaga lain yang saling men-support. Untuk itu sebagaimana pesan Fini dalam akhir orasinya berharap, agar Fapet Unsoed dengan usiannya yang dewasa kian mampu berperan bersama-sama pemerintah dalam upaya ketersediaan pangan dan kesejahteraan peternak.

Dan pesan dari helat acara ini, bahwa fapet Unsoed sebagai lembaga pendidikan tinggi selalu siap mengabdikan dirinya untuk negeri dengan berbagai inovasi yang dibutuhkan masyarakatnya.

Melalui undangan khusus Zoom meeting, tak kurang 90 peserta mengikuti acara Dies Natalis ke 55 - Lustrum XI Fapet Unsoed yang dihadiri oleh para alumni dari dalam dan luar negeri dari berbagai lembaga.

Dimeriahkan dengan pemberian Award oleh Dekan, kepada para Dosen dan Mahasiswa berprestasi, juga Award diberikan kepada Alumni dan Pihak Mitra kerja. Cindera mata diberikan pula kepada para purna tugas dan turut menghiasi keharuan acara.

Potong tumpeng nasi kuning oleh Prof Dr Ismoyowati, MP dan acara bergambar bersama dengan kaidah Prokes menjadi penutup acara.

Kesan-kesan Alumni

Sementara itu Kafapet-unsoed.com, website yang dikelola keluarga alumni Fapet Unsoed, ikut memeriahkan ulang tahun Fapet Unsoed dengan menyajikan sejumlah artikel, salah satunya artikel tentang kesan-kesan alumni dan tokoh nasional.

Hernani Felomeno Coelho Da Silva salah satu alumni fapet Unsoed asal Timor Leste yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Petroleum Timor Leste ikut memberi kesan-kesan terhadap fapet Unsoed. Tokoh alumni yang pernah menjadi wartawan Infovet itu  mengatakan di belahan dunia manapun berkarya,  alumni Fapet Unsoed tetap dalam satu keluarga Fapet Unsoed.

Sejumlah tokoh nasional juga ikut memberi ucapan selamat antara lain Dirjen peternakan Dr. Nasrullah,  Wakil Gubernur terpilih Sumatera Barat Audy Joinaldy, Dekan Fapet IPB Dr Idat Galih Permana dan Guru Besar Fapet UGM Prof Ali Agus,  dan lain-lain***(DS/Bams)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer