Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KOLABORASI TROUW NUTRITION INDONESIA DENGAN BPMSP DALAM MENJAMIN KEAMANAN DAN KUALITAS PAKAN

PT Trouw Nutrition Indonesia, menjadi partner BPMSP dalam uji kualitas pakan dan bahan baku pakan (Foto : CR)

Untuk menghasilkan pakan ternak yang berkualitas prima tentunya juga dibutuhkan kualitas bahan baku yang prima. Keamanan dan kualitas pakan tentunya akan terjamin melalui pengujian laboratorium. 

Atas dasar tersebut Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) berkomitmen bersama Masterlab Asia yang merupakan bagian dari PT Trouw Nutrition Indonesia untuk melangsungkan kerjasama. Secara simbolis penandatanganan MoU tersebut dilakukan di markas PT Trouw Nutrition Indonesia di Cibitung, Bekasi pada 3 Desember 2019. Kerjasama tersebut nantinya akan berjalan terhitung pada 1 Januari 2020 - 31 Desember 2020.

Ditemui oleh Infovet pada acara tersebut, Kepala BPMSP Irwandi mengatakan bahwa bisnis pakan ternak di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini kata Irwandi dapat dilihat dari bertambahnya sampel yang diujikan di BPMSP.

"Selama tahun 2018 lalu kita sudah menguji sekitar 3.888 sampel dengan 27.464 parameter uji, di tahun 2019 ini baru sampai bulan Oktober sampel yang masuk dan diujikan sudah mencapai 3.998 dengan 25.177 parameter uji," tukas Irwandi.

Ia juga menambahkan BPMSP sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah dalam mengeluarkan sertifikasi pakan tentunya juga memiliki kekurangan. Oleh karenanya dalam mengatasi kekurangan dan juga meningkatkan kepuasan para pengguna jasa, BPMSP menggaet PT Trouw Nutrition Indonesia dalam hal ini.

"Kami sudah yakin dengan PT Trouw, lima tahun belakangan ini kami sudah bekerjasama, dan hari ini kami nyatakan komitmen bersama kami. Masterlab sudah memenuhi semua persyaratan, tim audit kami juga sudah melakukan audit dan hasilnya PT Trouw secara teknis memenuhi bahkan melampaui persyaratan. Saya berharap ini menjadi kerjasama yang baik dan saling menguntungkan," tutur Irwandi.

Sementara itu, Ivan Kupin Presdir PT Trouw Nutrition Indonesia menunjukkan rasa bangganya dapat menjadi partner lembaga sekelas BPMSP. Dirinya berharap dengan adanya kerjasama ini kualitas pakan dan bahan baku pakan ternak di Indonesia dapat lebih ditingkatkan.

"Saya ucapkan terima kasih kepada BPSMP sudah mempercayai kami. Tentunya kami juga akan melakukan yang terbaik untuk hal ini. Saya senang karena ini adala pengakuan bahwa PT Trouw Nutrition Indonesia adalah penyedia solusi yang profesional. Sekali lagi terima kasih atas epercayaan yang diberikan," kata Ivan.

Selesai acara penandatanganan MoU, Kepala BPSMP beserta undangan yang hadir diajak berkeliling laboratorium milik Masterlab Asia. Dengan dukungan teknologi canggih semacam Near Infra-Red (NIR), Atomic Absorption Spectofotometer serta peralatan lainnya, tentunya uji kualitas pakan serta bahan baku pakan akan terjamin akurasinya. Selain itu Masterlab Asia juga mengantongi akreditasi ISO 17025:2017, sehingga sistem manajemen mutu laboratorium sudah sesuai dengan standar internasional. (CR)




SEGERA DAFTAR, GRATIS BUKU DAN KALENDER BAGI PESERTA SEMINAR TONY UNANDAR


Berpengalaman sebagai Private Poultry Farm Consultant selama bertahun-tahun, Tony Unandar MSi telah banyak membantu breeding farm dan peternakan unggas komersial dalam meningkatkan kinerja peternakan unggas melalui manajemen kesehatan unggas modern.

Tony Unandar
Pengalamannya sebagai tenaga ahli di perusahaan multinasional dan pengalaman aktif di organisasi dan forum perunggasan internasional,  serta pendalaman ilmunya di berbagai scientific congress ditambah “jam terbang” dan reputasi menangani kasus-kasus lapangan membuat kemampuan analisanya semakin tajam. Tidak heran jika semakin banyak perusahaan mempercayakan Tony Unandar sebagai konsultan.

Artikelnya di Majalah Infovet yang berisi kajian kasus-kasus aktual selalu ditunggu-tunggu oleh para praktisi perunggasan maupun dunia akademis.

Majalah Infovet bersama Gita Event Organizer dan Gita Pustaka dengan bangga menyelenggarakan seminar “Manajemen Kesehatan Unggas Modern di Era Bebas AGP” yang secara khusus akan menghadirkan Tony Unandar.

Seminar ini sekaligus akan diisi dengan agenda launching buku karya Tony Unandar berjudul “Manajemen Kesehatan Unggas Modern” yang menguraikan bagaimana kiat-kiat implementasi manajemen kesehatan unggas modern, yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Yuk, segera daftar seminar ini yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal               : Jum’at, 20 Desember 2019
Pukul                           : 12.30 – 16.30 WIB
Tempat                        : Hotel Sahati, Ragunan Jakarta Selatan
Biaya Pendaftaran      : Rp 450.000/orang (kuota hanya untuk 100 orang)

Pendaftaran melalui email : adhes02.gita@gmail.com
WA  08777 829 6375 (Mariyam), SMS 0818 0659 7525 (aida)

Disarankan Pendaftaran online dengan klik link: http://bit.ly/SEMINAR-INFOVET


Buku Manajemen Kesehatan Unggas Modern karya Tony Unandar 
Peserta seminar mendapatkan gratis 1 eksemplar buku Manajemen Kesehatan Unggas Modern senilai Rp. 100.000 karya Tony Unandar dan Kalender Bisnis Pernakan - Infovet 2020  senilai Rp. 75.000. Nah, jangan sampai lewatkan kesempatan bernilai ini. Daftar segera!

PAKAN TERAPI, ALTERNATIF NAIKKAN PERFORMA?

Self-mixing harus senantiasa dibimbing. (Sumber: Istimewa)

Fenomena pakan terapi (medicated feed) muncul setelah larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) diberlakukan setahun lalu. Kendati demikian, apakah penggunaan pakan terapi akan berpengaruh pada peningkatan performa ternak?

Pakan terapi merupakan pakan ternak yang dibuat khusus untuk mengobati ternak ketika terjadi penyakit yang ditemukan di kandang. Kandungan obat yang di masukkan dapat digunakan untuk mengobati penyakit infeksi, baik yang disebabkan bakteri maupun karena Koksidia. Di beberapa negara, aplikasi pakan terapi dalam penanggulangan infeksi utamanya Koksidia pada ayam dara (pullet) telah banyak dilakukan. Di Indonesia sendiri, pakan terapi benar-benar hal baru, karena kebijakan ini beriringan dengan pelarangan AGP pada pakan.

Aspek Teknis
Karena sifatnya yang dikhususkan untuk terapi atau tindakan kuratif, maka dosis antibiotik atau obat-obatan yang diberikan harus sesuai dosis pengobatan. Oleh karenanya, penggunaan dan pembuatan pakan terapi ini harus diawasi oleh dokter hewan.

Namun beberapa kalangan peternakan masih mengkhawatirkan proses pengawasan tersebut, salah satunya peneliti dari Balitnak Ciawi, Prof Budi Tangendjadja. Menurutnya, pengawasan dokter hewan mungkin akan ketat pada perusahaan produsen pakan, namun bagaimana di tingkat peternak mandiri yang meracik pakannya sendiri?

“Kalau menurut saya it’s ok pemerintah juga sudah mengatur, untuk perusahaan besar enggak perlu diragukan lagi aspek teknisnya, selain mesin untuk mixing terjamin, sumber daya manusianya juga ada, di perusahaan besar dokter hewannya pasti ada. Tapi kalau self-mixing gimana? Di Jawa Timur banyak self-mixing, siapa yang mengawasi mereka? Dinas? Technical service? Dari dulu kita lemah dalam fungsi pengawasan ini,” ujar Budi.

Kekhawatiran beliau memang cukup beralasan, karena berdasarkan pengamatan kemampuan peternak dalam memproduksi pakan self-mixing masih minim. Budi menjelaskan, kebanyakan peternak menggunakan mixer vertikal yang dipakai untuk mencampur konsentrat, jagung giling dan dedak padi dengan proporsi 35, 45-50 dan 15-20%. Cara kerja mixer tersebut sangat berbeda dengan mixer horizontal yang dimiliki pabrikan pakan, sehingga kemampuan untuk mencampur bahan dalam jumlah kecil diragukan.

Meskipun beberapa peternak mencoba membuat premix (pre-mixing), yaitu campuran imbuhan pakan dalam jumlah kecil menjadi campuran yang lebih besar (misalnya 50 kg per ton), untuk kemudian dimasukkan dalam mixer utama. Tetapi kemampuan mengaduk secara merata dari mixer vertikal yang berkapasitas 1-2 ton jarang diuji, sehingga tidak diketahui apakah ransum yang dibuat sudah homogen. 

Selain itu, Budi juga menekankan aspek... (CR) Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2019.

FKH IPB GELAR SEMINAR OBAT HEWAN INDONESIA

Foto bersama kegiatan seminar nasional obat hewan Indonesia oleh Divisi Farmakologi dan Toksikologi FKH IPB. (Foto: Infovet/Sadarman)

Divisi Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB), menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Obat Hewan Indonesia” untuk lebih dalam menggali informasi dan prospek industri obat hewan di Indonesia.

“Kita semua adalah calon dokter hewan yang kelak akan bersinggungan dengan obat hewan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kita mengkaji bagaimana prospek bisnis obat hewan Indonesia ke depannya,” kata Ketua Pelaksana, Ilham Maulidandi Rahmandika, dalam sambutannya.

Menyambung sambutan ketua pelaksana, Ketua Divisi Farmakologi dan Toksikologi FKH IPB, Drh Huda S. Darusman, menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut. “Seminar ini adalah akhir dari kegiatan atau aktivitas mahasiswa di Divisi Farmakologi dan Toksikologi, sehingga dapat saya katakan bahwa seminar nasional ini adalah cinderamata dari Divisi Farmakologi dan Toksikologi, yang dikerjakan langsung oleh mahasiswa,” kata Huda.

Sementara Dekan FKH IPB, Prof Drh Srihadi Agungpriyono, yang didaulat menyambut dan membuka kegiatan ini menyebut bahwa menjadi mahasiswa FKH harus aktif, tidak hanya dalam perkuliahan namun juga dalam kegiatan internal dan eksternal kampus.

Menurutnya, pelaksanaan seminar ini penting diketahui para calon dokter hewan ke depannya. Mengingat peluang kerja dokter hewan sangat beragam dan semua itu didasarkan atas kecakapan intelektual dan kemampuan dari masing-masing individu.

“Dokter hewan itu harus mengerti obat, karena obat dapat menyembuhkan dan bahkan dapat menjadi penyebab kematian jika tidak digunakan sesuai dengan dosis dan aplikasinya,” ucap Srihadi.

Acara yang diselenggarakan di Auditorium Andi Hakim Nasution Sabtu (30/11/2019), menghadirkan pembicara utama Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, dan pembicara lain diantaranya Drh Ni Made Ria Isriyanthi, Drh Lusianingsih Winoto (PT SHS), Drh Ayu Berlianti, Drh Mukhlas Yasi Alamsyah, Drh Beni Halaludin dan Ir Suaedi Sunanto.

Dalam paparannya, Fadjar Sumping menyampaikan mengenai perkembangan obat hewan Indonesia. Menurutnya dalam bisnis obat hewan, Indonesia memiliki aturan sebagai landasan dalam membuat, mengedarkan dan menggunakan obat hewan untuk kepentingan penyembuhan penyakit hewan dan ternak. Diantara aturan tersebut, obat hewan yang dibuat dan disediakan untuk diedarkan harus memiliki nomor pendaftaran, diuji dan disertifikasi agar dapat digunakan di bawah pengawasan dokter hewan berwenang, terutama untuk obat keras. (Sadarman)

TIGA SISTEM APLIKASI DITJEN PKH MENANG LOMBA INOVASI TIK 2019

Momen Mentan memberikan penghargaan (Foto: Humas Kementan)

SISCOBETI dan SIMREK Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian masing-masing mendapatkan peringkat II dan III kategori aplikasi layanan publik, sedangkan SIBETI mendapatkan peringkat III aplikasi layanan internal, Lomba Inovasi Teknologi informasi Komunikasi (TIK) 2019. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada saat Upacara Peringatan HUT KORPRI ke-48 di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, 29 November 2019.

Menurut Nasrullah, Sekretaris Ditjen PKH, SIMREK PKH adalah layanan rekomendasi dan perizinan bidang peternakan dan kesehatan hewan sedangkan aplikasi SISCOBETI dan SIBETI merupakan layanan yang dibangun oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, sebuah unit pelaksana teknis dibawah Ditjen PKH. Pengembangan aplikasi-aplikasi tersebut lanjutnya, bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akurat serta mampu menjembatani pelayanan masyarakat.

“Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian terkait Pertanian Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern, Kami di Ditjen PKH berkomitmen untuk menjadi penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, dengan tolok ukur transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan melalui pemanfaatan teknologi,” ungkapnya.

Nasrullah kemudian menjelaskan bahwa SIMREK berbasis online untuk pelaku usaha peternakan yang membutuhkan berbagai surat rekomendasi, dalam bentuk dokumen perizinan seperti surat rekomendasi, surat persetujuan, dan surat keterangan terkait ekspor dan impor.

"Kami melayani 25 jenis izin rekomendasi yang bisa diajukan secara online, sehingga pemohon hanya perlu satu kali datang ke Kementan untuk validasi dokumen. Sistem ini terintegrasi dengan Indonesia National Single Window (INSW) di bawah naungan Kementerian Keuangan", ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan yang mendapatkan penghargaan E-Leadership Terbaik atas prestasinya dalam pemanfaatan inovasi teknologi dalam layanan BET pada Lomba Inovasi TIK 2019 ini menjelaskan bahwa aplikasi SISCOBETI dibangun untuk memudahkan seluruh stakeholder mendapatkan layanan yang ada di BET Cipelang secara online sehingga dapat diakses dimanapun dan kapanpun, sedangkan SIBETI merupakan aplikasi layanan internal adalah aplikasi internal BET Cipelang untuk memudahkan penanggung jawab kegiatan melakukan rekapitulasi dan analisis data teknis, sehingga pimpinan untuk mudah untuk me-monitor dan evaluasi kinerja balai. (Sumber: Rilis Kementan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer