Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MANAJEMEN PAKAN UNGGAS LOKAL

Bisnis unggas lokal kian diminati masyarakat. (Sumber: Istimewa)

Unggas lokal makin diminati masyarakat, terlebih setelah adanya gerakan pelestarian ternak lokal oleh organisasi pertanian dunia (WHO) sejak 2017 lalu, yang ditandai dengan adanya deklarasi Interlaken, Swiss.

Unggas lokal sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terlebih di pedesaan, ia menjadi sumber protein hewani keluarga yang relatif murah dan mudah didapat. Preferensi konsumen modern pun kini cenderung mengarah ke konsumsi daging ayam lokal.

Unggas lokal kini menjadi ceruk pasar khsusus dalam bisnis komoditi unggas. Harga jual satuannya pun menempati harga yang lebih tinggi dari unggas lain, seperti ayam broiler atau layer. Hal inilah yang menyebabkan kini makin banyak masyarakat yang berminat berbisnis unggas lokal. 

Namun masalah utama bisnis unggas lokal adalah produktivitasnya yang rendah bilsa dibanding ayam modern. Terlebih dalam suatu usaha intensif unggas lokal, komponen pakan menempati porsi biaya 70% lebih dari total biaya produksi. Itulah sebabnya komponen pakan menjadi sangat penting untuk diperhatikan demi keberlangsungan bisnis unggas lokal.  Apalagi saat ini harga pakan senantiasa meningkat dari waktu-ke-waktu. Para ahli nutrisi dan pakan pun mencari solusi atas hal ini, dan beberapa diantaranya yakni upaya peningkatan mutu genetika produktivitas unggas lokal, baik petelur maupun pedaging unggul, tanpa harus meninggalkan ciri khas ke-daerahannya.

Menurut pakar unggas lolal dari Balai Penelitian Ternak, Sofjan Iskandar, ada tiga factor utama yang memengaruhi tingkat konsumsi pakan unggas, yakni tingkat produktivitas, lingkungan dan kualitas pakan. Suhu kandang yang netral adalah pada 24-26°C, dimana suhu ayam berkisar pada 41°C. Jika suhu kandang kurang dari 24°C, maka ayam akan mengonsumsi pakan lebih banyak, dan jika suhu lingkungan lebih dari 26° C, ayam akan mengurangi konsumsi makannya.

Perilaku ayam yang seperti ini disebabkan pakan yang dikonsumsi akan menimbulkan panas di tubuhnya, sehingga dalam mengonsumsi pakan, ayam akan menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan pada saat itu. Selain itu, saluran pencernaan ayam relatif pendek, hanya 100-150 cm, tidak memiliki gigi, namun ada tembolok dan rempela sebagai tempat penyimpanan pakan.

Faktor lain penghambat konsumsi pakan yakni dalam hal gangguan kenyamanan, seperti adanya kelembaban terlalu tinggi, aliran udara yang terlalu keras, suara bising atau binatang asing yang lalu lalang di sekitar kandang. Status kesehatan ayam juga sangat berpengaruh dalam hal ini, ayam yang sakit akan berkurang nafsu makannya.

Kebutuhan Nutrisi Ayam Lokal

Nutrisi
Umur ayam (minggu)
0-4
(starter)
5-12 (grower 1)
13-18 (developer)
18 ke atas (layer)
Bibit
Konsumsi (g/e/h)
5-40
45-60
65-90
100
100
Energi (kkal/kg)
2900
2800
2800
2750
2750
Protein kasar (%)
17
17
15
17
17
Lemak kasar (%)
4-5
4-7
4-7
5-7
5-7
Serat kasar (%)
4-5
4-5
7-9
7-9
7-9
Kalsium (%)
0,9
1-1,2
1-1,2
3,5
3,5
Fosfor (%)
0,4
0,4
0,3
0,4
0,4
Lisin (%)
0,9
0,6
0,5
0,7
0,7
Metionin (%)
0,4
0,4
0,3
0,3
0,3
Sumber: Balitbangtan (2019).

Mutu pakan menjadi faktor penting dalam budidaya ayam lokal. Jika pada manusia terdapat lebih dari 9.000 ujung syaraf perasa, maka pada ayam, memiliki 40 ujung syaraf perasa. Hal ini menyebabkan ayam tidak terlalu memilih pakan dalam hal cita rasanya. Namun ukuran partikel pakan harus diperhatikan, ayam kecil enggan mengonsumsi partikel pakan berukuran besar, dan sebaliknya ayam besar enggan mengonsumsi partikel pakan berukuran kecil.

Untuk mekanisme pengaturan pola makan, pada prinsipnya adalah ayam akan merasa kenyang pada waktu pemberian pakan yang pendek. Kadar glukosa darah pada ayam yang meningkat, merupakan tanda bagi otak untuk berhenti makan. Pada kadar energi ransum yang tinggi, ayam akan makan sedikit saja. Ayam akan mengatur konsumsi ransum 1% setiap terjadi perubahan 1° C suhu kandang. Adapun yang berkaitan dengan serat kasar, untuk peningkatan 10% serat kasar, ayam lokal petelur akan meningkatkan konsumsinya sebanyak 9,5% dan waktu makan meningkat 22% (Iskandar, 2019).

Saran Penanganan Penyimpanan Pakan
Dalam pembuatan ransum untuk pakan ayam lokal, kualitas pakan harus terjaga agar performa ayam mencapai optimal sesuai dengan kemampuan genetikanya. Ransum dengan kualitas yang baik bisa dilihat dari kondisi ayamnya. Jika performa ayam baik, yakni tidak kurus (bisa diperiksa dari ada-tidaknya tonjolan tulang dada yang meruncing), kemudian ayam juga tidak terlalu gemuk (bobot badannya atau bisa dilihat kondisi bagian perut). Jika kualitas ransum sudah sesuai, maka performa dan produktivitas ayam pun akan seperti yang diharapkan.

Untuk mempertahankan kualitas pakan yang disimpan, kadar air sebelum disimpan maksimal adalah 13% dengan kemasan penyimpanan dalam karung plastik yang kedap udara. Ruang penyimpanan juga sebaiknya memiliki cukup ventilasi, penerangan, dengan suhu maksimal 25°C dan kelembaban maksimal 75%.

Sebelum dilakukan penyimpanan, semprot terlebih dahulu bagian luar kemasan dengan isektisida dan lakukan fumigasi ruang penyimpan pakan dengan bahan kimia fumigan, seperti methyl bromide, carbon disulphide, atau hydrocianic acid. Langkah fumigasi ini sebaiknya dilakukan berulang dan rutin, disertai pemeriksaan adanya kerusakan atau patogen, jamur, maupun serangga pengganggu.

Ketika dilakukan penyimpanan pakan yang sudah dimasukkan dalam karung, sediakan gudang kering berventilasi, sediakan palet dengan jarak palet dan dinding setidaknya 30 cm, mudah dibongkar muat dan terapkan prinsip pakan yang pertama datang harus digunakan terlebih dahulu (FIFO/First In First Out). ***

Kerusakan Pakan Saat Penyimpanan
Kadar air bahan
Perubahan dalam ukuran hari
Di atas 45%
Biji cepat berkecambah, dedak cepat busuk, rumput busuk
18-20%
Terjadi fermentasi disebabkan tumbunya jamur dan bakteri
12-18%
Jamur, bakteri dan serangga tumbuh
8-9%
Kehidupan serangga dan patogen gudang terhambat
4-8%
Kondisi aman untuk penyimpanan baha pakan
Sumber: Balitbangtan (2019)

Andang S. Indartono,
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi
dan Pakan Indonesia (AINI)

WARGA BOYOLALI MERIAHKAN HARI SUSU NUSANTARA 2019


Peringatan Hari Susu Nusantara 2019 di Boyolali dibuka dengan minum susu bersama (Foto: Istimewa) 

Menyemarakkan Hari Susu Sedunia/Susu Nusantara atau World Milk Day yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, digelar even Pameran Produk Peternakan dan berbagai rangkaian acara meriah lainnya. Acara dibuka oleh Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat.

Pembukaan acara oleh Wakil Bupati Boyolali ditandai dengan pemotongan pita 

Bertempat di Balai Sidang Mahesa Boyolali, even memperingati Hari Susu Nusantara ini berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (21-22/6/2019).

Selain pameran produk peternakan, agenda acara lainnya antara lain kegiatan sosial donor darah bersama PMI, lomba olahan susu, M.I.L.K Photography Contest, grand final pemilihan PPIB Boyolali 2019 “Susu Emas Putih”, GERIMIS (Gerakan Minum Susu) 1000 Anak, festival jajanan, lomba mewarnai (TK/SD), serta talkshow.

“Talkshow menghadirkan narasumber dari Ditjen PKH,” tutur Drh Dhian Mujiwiyati, Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, dihubungi Infovet, Jumat (21/6/2109). 

Antusiasme warga Boyolali maupun dari luar daerah sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke acara peringatan Hari Susu Nusantara 2019.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Boyolali, CV Nuar Jaya selaku event organizer, serta dukungan sponsor seperti JAPFA, Medion, Bank BRI, dan lainnya. (NDV) 

TATA RUANG RUMAH PEMOTONGAN AYAM

Proses pencucian ayam hingga disiapkan menjadi karkas. (Foto: Dok. JAPFA)

Infovet beberapa waktu lalu berkesempatan melihat-lihat Laboratorium Pasca Panen milik PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA). Berlokasi di Yogyakarta, area laboratorium kerjasama JAPFA dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, di dalamnya terdapat bangunan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yang mampu menampung 28 ribu ekor ayam per hari, serta memiliki storage dengan kapasitas 200 ton daging.

Kebutuhan daging ayam yang terus meningkat mendesak industri perunggasan, khususnya industry RPA untuk siap menyediakan karkas berkualitas secara kontinyu. RPA yang memenuhi persyaratan higiene-sanitasi dan manajemen pemotongan ayam yang benar akan menghasilkan karkas berkualitas baik.

Penanggung Jawab RPA PT Ciomas Adisatwa, Dody Agung Prasetiyo, memandu awak media saat berada di lokasi. Dijelaskannya, RPA adalah sebuah bangunan dengan desain khusus dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong unggas untuk konsumsi masyarakat. Selain itu, RPA merupakan unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Pembagian ruang bangunan utama RPA terdiri dari daerah kotor dan bersih. Daerah kotor meliputi penurunan ayam hidup, pemeriksaan ante-mortem dan penggantungan ayam hidup, pemingsanan (stunning), penyembelihan (killing), pencelupan ke air panas (scalding tank), pencabutan bulu (defeathering), pencucian karkas, pengeluaran jeroan (evisceration) dan pemeriksaan post-mortem, serta penanganan jeroan.

Sedangkan daerah bersih meliputi pencucian karkas, pendinginan karkas (chilling), seleksi (grading), penimbangan karkas, pemotongan karkas (cutting), pemisahan daging dari tulang (deboning), pengemasan dan penyimpanan segar (chilling room) (SNI, 1999).

Bangunan utama RPA harus memenuhi persyaratan, yaitu tata ruang harus didesain searah dengan alur proses dan memiliki ruang yang cukup, sehingga seluruh kegiatan pemotongan unggas dapat berjalan baik dan higiene. Tempat pemotongan harus didesain sedemikian rupa, sehingga pemotongan unggas memenuhi persyaratan halal, besar ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan, adanya pemisahan ruangan yang jelas secara fisik antara daerah bersih dan daerah kotor (SNI, 1999).

Proses Pemotongan
Pemingsanan (stunning) merupakan tahap awal dalam teknik pemotongan ayam. Petugas yang melayani proses stunning ayam harus paham tugasnya, termasuk cara penyembelihan yang benar dan baik sesuai syariat Islam.

Proses kepedulian tentang sisi kehewanan atau animal welfare suatu proses pemingsanan dengan daya listrik tertentu, agar ayam pingsan sementara sebelum dilakukan penyembelihan.

Penggunaan automatic slaughtering machine dioperasikan oleh petugas berkompeten, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kepastian bahwa arteri carotid telah ikut terpotong.

Pemotongan ayam yang dilakukan secara halal dan baik (halalan-thayyiban) serta memenuhi persyaratan higiene-sanitasi akan menghasilkan karkas utuh atau karkas potongan yang ASUH.

Proses pemotongan ayam meliputi penerapan kesejahteraan hewan sebelum pemotongan, pemeriksaan ante-mortem, penyembelihan ayam, pemeriksaan post-mortem, penyelesaian penyembelihan dan karkas/daging ayam (Ditjennak, 2010).

Pasca Pemotongan
1. Pencelupan air panas (scalding)
Ayam dicelupkan ke dalam air panas setelah ayam disembelih bertujuan untuk mempermudah pencabutan bulu. Lama pencelupan dan suhu air pencelup tergantung pada kondisi ayam. Menurut Hadiwiyoto (1992), bahwa proses pencelupan dalam air hangat, tergantung pada umur dan kondisi unggas.
2. Pencabutan bulu (defeathering)
Menurut Ditjennak (2010), pencabutan bulu dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam, yaitu menggunakan mesin (plucker) dan secara manual menggunakan tangan.
3. Penyiapan karkas
Menurut Ensminger (1998), persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah hati/jantung (1,50%), rempela (1,50%), paru-paru (0,90%), usus (8%), leher/kepala (5,60%), darah (3,50%), kaki (3,90%), bulu (6%), karkas (60,10%), serta air (9%). Bobot karkas yang telah dipisahkan dari bulu, kaki, leher/kepala, organ dalam, ekor (kelenjar minyak) yaitu sekitar 75% dari bobot hidup ayam.
4. Pemotongan karkas (castling)
Tahap terakhir adalah pemotongan karkas, pencucian dan pencemaran karkas.  Pencucian karkas menggunakan air suhu 5-10°C dengan kadar klorin 0,5-1 ppm, hal ini untuk menghindari dan menekan pertumbuhan bakteri, sehingga mutu dan keamanan karkas ayam tetap terjaga (Abubakar, 2003).  
5. Pengemasan dan pelabelan produk (packaging and labeling).
Pengemasan bertujuan untuk melindungi karkas terhadap kerusakan yang terlalu cepat, baik kerusakan fisik, perubahan kimiawi, maupun kontaminasi mikroorganisme, serta untuk menampilkan produk dengan cara yang menarik (Abubakar, 2009).  
6. Pendinginan dan penyimpanan produk
Teknik pendinginan karkas ayam yang baik menggunakan ruang dengan temperatur 4-5°C dengan waktu pendinginan yang dibutuhkan 15-20 menit dan dalam waktu tidak lebih dari 8 jam setelah penyembelihan, sehingga kondisi fisik, kimia dan mikrobiologi karkas ayam tetap baik (Abubakar dan Triyantini, 2005).

Penyimpanan beku bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu fisik dapat dipertahankan, mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan pertumbuhan bakteri, sehingga dapat memperpanjang daya simpan 1-3 bulan (Abubakar et at, 1995). Suhu maksimum di dalam ruang penyimpanan beku adalah -20°C (SNI, 1999). (NDV)

MALINDO FEEDMILL BAGIKAN DIVIDEN TOTAL RP 85 MILIAR

Direktur Keuangan PT Malindo Feedmil Tbk. Rudy Hartono (kiri), Direktur Rewin Hanrahan, Corporate Secretary Andreas Hendjan saat Public Expose (Foto: Infovet/NDV)


PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (20/6/2019) bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel. Dalam sesi Public Expose yang dihadiri awak media, Direktur Keuangan MAIN, Rudy Hartono Husin mengemukakan perseroan akan membagikan dividen dengan total Rp 85 miliar atau setara Rp 38 per saham untuk tahun buku 2018.

Tahun 2018, MAIN membukukan peningkatan laba bersih 561,9% atau menjadi Rp284,247 miliar. Sementara itu, pada 2017 perseroan hanya mampu mencatatkan laba Rp 42,94 miliar.

 “Perusahaan telah membagikan dividen interim pada 9 November 2018 senilai Rp 16 per lembar saham. Jadi sisanya akan ada pembagian dividen tunai Rp 22 per lembar atau sekitar Rp 49,2 miliar,” 
katanya dihadapan para wartawan.

MAIN mencatatkan penjualan bersih pada kuartal I tahun 2019 sebesar Rp 470,9 miliar atau meningkat sebesar 32%. Peningkatan penjualan ditopang oleh segmen pakan ternak sebesar 36,9% atau Rp 341,7 miliar dan penjualan DOC yang meningkat sebesar 49,7% atau Rp 126,9 miliar.

Sisi volume penjualan pakan, dikatakan oleh Corporate Secretary MAIN Andreas Hendjan,  mengalami kenaikan sebesar 26,8% dan volume penjualan DOC sebesar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan yakin tren positif ini berlanjut terus untuk masa yang akan datang dengan melihat potensi perkembangan di industri ini sangat terbuka lebar. “Kami terus mengembangkan pangsa pasarnya, terlebih pemerintah sedang giat membangun infrastruktur yang diyakini mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan daya beli masyarakat khususnya produk unggas,” pungkasnya. (NDV)




SEMINAR NASIONAL ISPI: MIMPI BESAR MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA




Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) menggelar  Seminar Nasional dengan mengusung tema:

MIMPI BESAR MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA

Pokok-Pokok Bahasan:
- Kebijakan dan Program Pemerintah: Implementasi Rencana Induk Pengembangan Sapi Perah (Blueprint)
- Strategi dan Upaya Dalam Meningkatkan Produksi Susu Nasional
- Peran GKSI untuk Meningkatkan Usaha Sapi Perah
- Upaya Peningkatan Produktivitas dan Bisnis Sapi Perah Melalui Pakan Tambahan
- Aksesibilitas Permodalan untuk Usaha Sapi Perah
- Tantangan Dalam Usaha Sapi Perah di Indonesia (sponsorship)
- Peternakan Sapi Perah Orientasi Ekspor

Narasumber:
- Kemenko Perekonomian RI
- Ditjen PKH, Kementerian Pertanian RI
- Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)
- Nutricell Indonesia
- Perbankan

Waktu dan tempat:
Rabu, 3 Juli 2019 di Grand City Convex, Surabaya.

Investasi:
Rp 500.000/peserta
(Free pengurus ISPI Cabang, Maksimal 2 orang/cabang)

Pendaftaran ditutup:
28 Juni 2019 jam 15.00

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer