Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Dr. Pearse Lyons, Presiden dan Pendiri Alltech, Wafat Diusia 73 Tahun

Dr. Pearse Lyons, Pendiri dan President Alltech.
(Courtesy Alltech)
Alltech telah mengumumkan berpulangnya pendiri dan presidennya, Dr. Pearse Lyons. Lyons yang meninggal pada hari Kamis, 8 Maret, karena kondisi paru-paru akut yang berkembang selama pemulihan pasca operasi jantung. Dia berpulang diusia 73 tahun.
"Duka mendalam seluruh keluarga Alltech di seluruh dunia ada bersama keluarga Dr. Lyons, khususnya istrinya Deirdre, putrinya Aoife, putranya Mark dan Holly istri Mark," kata Alric Blake, CEO dan bendahara Alltech.
"Dr. Lyons adalah seorang pengusaha visioner yang mengubah industri pertanian yang dimulai dengan penerapan teknologi ragi yang inovatif dalam nutrisi ternak. Dari peternakan ke ladang, dari pasar ke meja makan keluarga, dunia kita jauh lebih baik karena dia adalah orang yang tidak pernah melihat masalah, hanya tantangan yang belum terpecahkan.
"Dia mengilhami semua orang yang dia temui dengan semangat, antusiasme dan keyakinannya akan kemungkinan. Dia menanamkan nilai-nilai positif itu pada karyawannya, lebih dari 5.000 anggota tim Alltech di seluruh dunia. Saya yakin saya berbicara atas nama mereka semua ketika saya mengatakan bahwa kami merasa sangat terhormat telah mengenal dan bekerja untuk orang yang hebat seperti itu. Kami akan memutuskan untuk menghormati warisannya dengan memperdalam komitmen kami kepada para pelanggannya dan semua gagasan inovatif yang dia yakini dengan sangat kuat," ujar Alric Blake.
Untuk terus mengarahkan visinya untuk melayani industri pertanian melalui inovasi yang telah terbukti di lapangan, Lyons membentuk struktur kepemimpinan yang jelas, diantaranya:

Mark Pearse Lyons, Ketua dan Presiden
Alric A. Blake, CEO dan Bendahara
E. Michael Castle II, Wakil Presiden dan Sekretaris

Sebagai direktur perusahaan untuk citra dan desain perusahaan, Deirdre Lyons akan terus melanjutkan visi Lyons untuk kehadiran global Alltech dan komitmen bersama mereka terhadap filantropi dan keterlibatan masyarakat.
"Kami sangat sedih atas kepergian ayah saya," kata Mark Lyons, putra Pearse, ketua dan presiden Alltech. "Dia selalu fokus pada pengembangan orang, dan dia membangun tim yang luar biasa selama ini. Saya tahu dia memiliki kepercayaan penuh pada timnya untuk terus menumbuhkan perusahaan yang dia bangun.
"Dia melihat lebih jauh ke cakrawala daripada siapa pun di industri ini, dan kami, karena timnya, berkomitmen untuk memberikan masa depan yang dia bayangkan. Dia menanam benih yang akan menghasilkan panen yang melimpah untuk dunia di tahun-tahun mendatang. "
Upacara pemakaman akan diselenggarakan di Lexington, Kentucky, pada 17 Maret dan di Dublin, Irlandia, pada bulan April. Seremoni khusus juga akan diadakan pada tanggal 20 Mei di awal penyelenggaraan ONE: The Alltech Ideas Conference di Lexington. (Wawan/sumber: www.wattagnet.com)

Menjaga Kesehatan dan Performance Sistem Pencernaan Ayam Tanpa Antibiotik

Diperlukan perhatian sungguh-sungguh dalam memilih dan menggunakan feed additive atau kombinasi beberapa feed additive yang akan ditambahkan ke dalam sediaan pakan, untuk menjaga kesehatan dan mengoptimalkan performance sistem pencernaan.

Menyikapi adanya tuntutan dan isu global berkenaan dengan Anti Microbial Resistance (AMR), serta tuntutan masyarakat konsumen terhadap produk pangan asal hewani yang aman dan sehat, maka Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian mulai awal 2018, efektif menerapkan peraturan larangan pemakaian AGP (Antibiotic Growth Promoter) melalui pakan ternak dan himbuan untuk mengurangi pemakaian antibiotik untuk tujuan pencegahan yang diberikan melalui cara oral/campur dalam air minum untuk hewan ternak, termasuk ayam.

Berkenaan dengan semakin meningkatnya kejadian resistensi kuman patogen terhadap antibiotik pada manusia, maka pemakaian antibiotik sebagai growth promoter sudah dilarang di negara maju, seperti di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, serta sekarang sudah dilarang juga di Indonesia dan diikuti oleh beberapa Negara kawasan Asia Tenggara lainnya.

Beberapa perusahaan obat hewan baik di dalam maupun luar negeri sudah dan terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk inovatif yang bisa digunakan menggantikan antibiotik, baik sebagai growth promoter maupun untuk mencegah infeksi kuman yang bersifat patogen.

Beberapa jenis produk non-antibiotik dengan kandungan kombinasi beberapa jenis essential oil dan asam organik yang bekerja saling menguatkan, sangat efektif dan aman digunakan sebagai pengganti antibiotik, baik digunakan sebagai pengganti AGP maupun digunakan untuk program pencegahan menggantikan pemakaian antibiotik yang sebelumnya sering diberikan lewat air minum.

Fungsi dan Struktur Saluran Pencernaan pada Ayam
Sistem pencernaan pada ayam dimulai dari paruh dan berakhir pada anus (cloaca). Organ yang terkait dengan sistem pencernaan meliputi, oesophagus, tembolok (crop), proventriculus, gizzard, duodenum, usus kecil (small intestine), sepasang caecum dan usus besar. Organ vital lain yang terkait dengan sistem pencernaan adalah hati dan pankreas.



Dengan beberapa pengecualian (keberadaan dari tembolok, gizzard, proventriculus, usus pendek dan cloaca), anatomi saluran pencernaan dan fisiologi dari unggas adalah serupa dengan hewan mamalia. Oleh karena adaptasi untuk bisa terbang pada bangsa unggas, maka ukuran saluran pencernaannya relatif kecil, karena berhubungan dengan berat tubuhnya. Namun demikian, kondisi ini dikompensasi oleh vascularisasi yang lebih tinggi (kaya pembuluh darah), tingkat ekskresi lambung yang lebih tinggi, waktu henti pakan dalam usus yang sangat singkat, dan kadar keasaman yang lebih rendah pada saluran pencernaannya dibandingkan dengan hewan mamalia.

Bangsa unggas juga memiliki jumlah vili usus yang lebih banyak dan "turn over epithelial rate" = regenerasi sel epithel yang tinggi (48 sampai 96 jam), dan respon yang sangat cepat terhadap adanya radang (kurang dari 12 jam, dibandingkan 3-4 hari pada jenis mamalia), yang membuat bangsa unggas lebih peka terhadap gangguan fungsi saluran pencernaan dalam kapasitas menyerap nutrisi pakan dibanding dengan mamalia.


Transit time and pH in poultry Gastro Intestinal Tract (GIT)
GIT Segment
Transit Time (Min)
pH
Crop
50
5.5
Proventriculus/gizzard
90
2.5-3.5
Duodenum
5-8
5-6
Jejunum
20-30
6.5-7.0
Ileum
50-70
7.0-7.5
Colon
25
8.0
Source: R. Gauthier(2002)

Adapun fungsi utama sistem pencernaan pada unggas adalah mulai dari memecah komponen bahan pakan yang dikonsumsinya secara mekanikal dan kimiawi menjadi komponen dasar (basic components) oleh crop dan gizzard (dicerna bila ada bantuan enzim eksogen, seperti: pectinase, sellulase, xylananse, mananase, dsb). Selanjutnya pada usus halus komponen dasar dari pakan dicerna (dengan bantuan enzim endogen: lipase, amilase dan protase yang dihasilkan oleh pankreas) dan selanjutnya nutrisi pakan diserap (absorption) oleh vili-vili usus dengan sel absortif-nya yang sehat. Hati selanjuntnya punya tugas untuk memetabolisme dan men-sintesa nutrisi yang sudah diserap oleh vili-vili usus yang masuk dibawa oleh darah ke hati.

Beberapa Paramater yang dapat Digunakan untuk Menilai Saluran Pencernaan Ayam Berfungsi Baik: 

1. Kecernaan dan penyerapan nutrisi pakan yang baik.
2. Sangat rendahnya nilai nutrisi pakan yang terbuang menjadi kotoran.
3. Bau sangat minim dari kotoran yang dihasilkan.
4. Sangat rendah bahkan hampir tidak ada ayam yang nampak sakit atau mati.
5. Feed Convertion Ratio sangat baik (sesuai standar).

Efek Pemakaian Antibiotik pada Industri Peternakan
Beberapa problem yang ditimbulkan akibat kesalahan pemakaian antibiotik sebagai growth promoter dan program pencegahan infeksi mikroorganisme patogen pada ayam:

 Memicu terjadinya resistensi kuman oportunis/patogen.
• Memicu terjadinya “super infeksi” oleh mikroorganisme lain yang ada dalam saluran pencernaan yang tidak sensitif terhadap AGP/antibiotika yang dipakai tersebut.
• Menekan populasi  “benefecial microflora” dalam saluran pencernaan.
• Menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal.

• Memicu terjadinya kerusakan dan penurunan fungsi dinding usus.

Dasar dan Mekanisme Terjadinya Problem Pencernaan karena Kesalahan Pemakaian Antibiotik


Created diagram by Wayan Wiryawan, 2012

Menjaga Kesehatan dan Performance Sistem Pencernaan Tanpa Antibiotik 

Kondisi sehat dan performance optimum dari sistem pencernaan dapat digambarkan sebagai keadaan utuh dari struktur dan fungsinya, atau sederhananya kondisi maksimal dari fungsi sistem pencernaan dalam memecah, mencerna dan menyerap (fungsi saluran pencernaan, mulai dari crop, gizzard dan usus), serta melakukan memetabolisme dan men-sintesa (fungsi hati) terhadap nutrisi pakan yang dikonsumsi oleh ayam.

Berkenaan dengan fungsi mencerna komponen nutrisi oleh saluran pencernaan, tidak terlepas juga dari peran pankreas (posisinya menempel pada duodenum) dalam menghasilkan enzim endogen (amilase, lipase dan protease) yang bekerja pada duodenum dan juga menghasilkan hormon, seperti Insulin, Somatostatin dan Glucagon yang bekerja di dalam darah.

Untuk menjaga kesehatan dan performance sistem pencernaan ayam, disamping wajib bagi peternak menerapkan good farming praktis, menyediakan serta memberikan pakan dengan kandungan nutrisi lengkap dan seimbang satu sama lainnya, serta yang tidak kalah pentingnya pakan yang dikonsumsi mudah dicerna oleh ayam.

Untuk mencegah infeksi kuman entero-patogen yang secara normal ada dalam saluran pencernaan dan juga menjaga kesehatan saluran pencernaan, semaksimal mungkin hindari pemakaian antibiotik, baik sebagai growth promoter maupun untuk program kesehatan. Sebagai penggantinya dapat digunakan produk alternatif yang justru lebih aman dan tetap efektif dapat mencegah terjadinya gangguan sistem pencernaan akibat infeksi kuman entero-patogen, seperti menggunakan produk dengan kandungan kombinasi antara essential oils dan asam organik, probiotik + prebiotik dan juga natural anti-coccidia.

Beberapa Jenis dan Pilihan Feed Additive serta Produk Non-Antibiotik untuk Menjaga Kesehatan dan Performance Sistem Pencernaan Ayam
Beberapa jenis feed additive yang dicampurkan dalam sediaan pakan dapat membantu menjaga kesehatan dan performance sistem pencernaan, baik secara langsung maupun tidak langsung mencegah gangguan infeksi mikroorganisme patogen dan kelainan sistem pencernaan karena toksikosis. Berikut jenis feed additive dan produk non-antibiotik yang dapat digunakan untuk mencegah mikroorganisme patogen:

a. Natural anti-coccidial, pasca dilarangnya pemakaian beberapa jenis anti-coccidia, beberapa perusahaan obat hewan sudah mulai mengembangkan penelitian untuk menghasilkan produk alternatif pengganti antibiotik tertentu yang selama digunakan sebagai anti-coccidia. Beberapa produk natural anti-coccidia mengandung kombinasi beberapa jenis essential oil, seperti mengandung extract garlic dalam bentuk PTS dan PTSO kombinasi dengan Carvacrol (dari Oregano) dan Cinnamone, seperti Phytmax Cox.
b. Probiotik (Direct-fed microbials), probiotik adalah sediaan produk mengadung mikroorganisme hidup dengan efek yang menguntungkan terhadap host (induk semangnya) dengan meningkatkan keseimbangan mikroflora yang ada dalam saluran pencernaan. Mikroflora dalam usus dapat terganggu oleh beberapa keadaan, seperti karena pemakaian antibiotik atau jenis obat lainnya, stress yang berlebihan, infeksi agen penyakit, atau karena paparan racun (yang bersumber dari pakan), yang dapat mengkondisikan kuman patogen berkembang dan menyebabkan infeksi serta kerusakan pada saluran pencernaan. Probiotik dapat membantu mencegah bakteri patogen yang menyebabkan ganguan pada saluran pencernaan dan probiotik dapat membantu manjaga keseimbangan mikroflora yang menguntungkan bagi host-nya.
c. Prebiotik, adalah non-digestible food ingredients (readily fermentable sugars), bermanfaat dan mempunyai efek yang menguntungkan terhadap hewan dengan cara menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang bersifat menguntungkan yang terdapat dalam colon/caecum dan meningkatkan kesehatan hewan host-nya. Kebanyakan potensial prebiotik adalah karbohidrat, diantaranya oligosakarida. Beberapa jenis prebiotik yang digunakan diataranya, Fructo Oligo Saccharides (FOS), Xylo Oligo Saccharides (XOS), Mannan Oligo Saccharides (MOS) dan Galacto Oligo Saccharides (GOS).
d. Organic acid, mempunyai efek strong acidifier, seperti Fumaric Acid, Malic Acid, Formic Acid dll, memainkan peranan cukup penting untuk membantu menurunkan pH saluran pencernaan dan menjaga pH saluran pencernaan bagian atas di bawah 6.0, sehingga secara tidak langsung dapat menekan kolonisasi dari kuman entero-patogen, seperti E.coli, Salmonella, Pseudomonas dan Clostridium, serta membantu meningkatkan populasi mikroflora yang bersifat menguntungkan yang ada dalam saluran pencernaan, sehingga dapat membantu kesehatan saluran pecernaan. Beberapa sediaan produk mengandung organic acids yang sudah tersedia di pasaran saat ini seperti, Hydrocap AA, Acitec A – GR, serta Acitec Liquid.
Penambahan setiap hari sediaan asam organik bentuk “short chain fatty acid”, seperti asam butyrat dalam bentuk sediaan matrix khusus untuk unggas yang dicampurkan dalam sediaan pakan dapat membantu meningkatkan perkembangan sel-sel epithelial, memperbaiki secara cepat sel-sel epithel yang rusak, meningkatkan panjang dari vili-vili usus, sehingga meningkatkan kapasitas penyerapan nutrisi pakan oleh dinding usus dan juga bermanfat untuk menekan dan mengontrol populasi Salmonella, E.coli, Pseudomonas dan entero-patogen lain dalam saluran pencernaan. Beberapa sediaan produk mengandung asam butyrat dengan matrix dan posisioning pemakaian produknya berbeda sesuai spesies dan umur ternak yang ada di pasaran saat ini seperti, Butytec Plus (calcium butyrate) dan BPS Plus (double buffer sodium butyrate).
e. Essential oils, produk hasil ektraksi bahan herbal yang dibuat dalam bentuk sediaan produk phytogenic, di mana pemberiannya dapat melalui pakan atau air minum. Sediaan produknya bisa tunggal atau gabungan dari beberapa jenis essential oils. Kerja dari essential oils di samping efektif sebagai selektif anti-mikrobial, juga berfungsi sebagai anti-inflamasi dan immunostimulan, serta beberapa jenis essential oils dapat juga sebagai anti-parasit (khususnya anti-coccidia) dan anti-mold (candida dan aspergillus). Beberapa sediaan produk essential oils yang di pasaran saat ini seperti, Garlicon, Licorol, Phytmax, Hydrocap AA dan Acitec A & C-GR.
f. Enzim, penambahan enzim dalam sediaan pakan atau melalui air minum dapat membantu ayam meningkatkan kapasitas nilai kecernaan nutrisi yang terkadung dalam sediaan pakannya. Pemberian pakan dengan kandungan “high viscosity cereal grains” pada ayam dapat memicu meningkatnya populasi kuman patogen yang ada dalam saluran pencernaan, khususnya usus kecil (ileum). Penambahan sediaan enzim yang ditujukan untuk memecah NSP yang ada dalam sediaan pakan, dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, efesiensi pakan, meningkatkan kualitas kotoran dan memungkinkan pemakaian bahan baku pakan yang biayanya lebih murah. Beberapa sediaan produk enzim yang sudah tersedia di pasaran saat ini seperti, Enerzyme Plus dan Enerzyme Pro-700.
g. Toxin Absorbent/Toxin Binder, dicampurkan dalam sediaan pakan untuk membantu penerapan racun yang dihasilkan oleh jamur. Mikotoksin merupakan bahaya tersembunyi yang dapat menyebabkan kelainan pada sistem pencernaan, sistem immunitas sehingga dapat menyebabkan immunosupresi, gangguan kesehatan, serta gangguan pertumbuhan dan produksi pada ayam. Beberapa sediaan produk anti-mikotoksin/toxin absorbent yang sudah tersedia di pasaran saat ini seperti, Fusion Mbx, Fusion Dyad, Fusion Os dan Ecofiltrum.

Kesimpulan
Saluran pencernaan pada dasarnya secara terus menerus mengalami pemaparan berbagai jenis materi asing yang dapat menggangu fungsi maksimalnya dalam mencerna dan menyerap nutrisi pakan. Rendahnya tingkat biosekuriti dan lemahnya praktek manajemen yang diterapkan oleh peternak di lapangan, menyebabkan tingginya tantangan kuman atau mikroorganisme penyebab penyakit, serta toksin yang dapat mencemari pakan. Bakteri aerob dan anaerob, racun yang diproduksi oleh jamur (mikotoksin), parasit (protozoa) seperti coccidia sangat sulit dihilangkan dari lingkungan peternakan.

Adanya tuntutan global berkenaan dengan isu AMR, di mana belakangan ini makin meningkatnya kasus resistensi kuman patogen terhadap antibiotik pada manusia, serta adanya tuntutan masyarakat konsumen terhadap produk pangan asal hewani yang aman dan sehat, bebas dari residu antibiotik dan cemaran mikroorganisme patogen yang juga resisten terhadap antibiotik, membuat pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian memberlakukan larangan keras pemakaian apapun jenis antibiotik sebagai growth promoter dan juga pemakaian antibiotik digunakan untuk program pencegahan. Antibiotik hanya diijinkan digunakan untuk keperluan pengobatan dan harus di bawah pengawasan dokter hewan yang kompeten.

Kementerian Pertanian mendorong pelaku usaha dibidang kesehatan hewan untuk memproduksi dan menyediakan produk alternatif sebagai pengganti antibiotik yang dapat digunakan sebagai growth promoter maupun untuk tujuan pencegahan terhadap infeksi mikroorganisme patogen yang bersifat infeksius dan beberapa perusahaan obat hewan di Indonesia saat ini sudah ada yang mampu menyediakan produk alternatif pengganti antibiotik tersebut.

Diperlukan perhatian sungguh-sungguh dalam memilih dan menggunakan feed additive atau kombinasi beberapa feed additive yang akan ditambahkan ke dalam sediaan pakan, untuk menjaga kesehatan dan mengoptimalkan performance sistem pencernaan itu sendiri.


Drh Wayan Wiryawan
PT Farma Sevaka Nusantara

MENGENAL BERBAGAI MACAM MESIN TETAS TELUR

Mesin tetas telur semi otomatis.

Dalam usaha peternakan, khususnya peternakan unggas, proses penetasan telur merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan usaha. Salah satu faktor lambatnya produksi telur karena peternak masih menggunakan metode konvensional dalam menetaskan telur. Sebagian besar peternak beranggapan bahwa alat mesin tetas masih mahal dan sulit digunakan. Namun kenyataannya mesin tetas tradisional dan semi modern merupakan jenis mesin tetas yang sesungguhnya mudah dioperasikan dan keuntungannya mampu mempercepat laju produksi, serta memberikan berbagai kemudahan bagi peternak.

Masalah utama dalam penetasan telur secara alami, dalam arti dierami oleh induk unggas betina, terletak pada keterbatasan jumlah telur yang dieraminya. Sebagai contoh, indukan ayam hanya mampu mengerami sebanyak 20-40 butir dari 100 butir telur yang dihasilkan setiap periode bertelurnya. Begitu pula indukan itik/bebek umumnya hanya mampu mengerami 40% dari total jumlah telur yang diproduksi. Oleh karena itu, bila mengandalkan pengeraman secara alami maka persentase keberhasilan telur yang menetas alias “daya tetas” (hatchability) hanya sekitar 50-60%, di mana kegagalan ini dapat disebabkan ketidakstabilan kondisi lingkungan, sehingga embrio ayam dalam telur tidak berkembang sempurna, yang berbuntut pada kerugian bagi peternak.

Sejarah Alat Penetas Telur
Salah satu alat penetas telur buatan yang paling pertama di dunia tercatat dibuat manusia muncul di Kota Fayum, Mesir, sekitar 3000 tahun lalu, dengan wujud sebuah rumah yang terbuat dari tumpukan batu bata yang ditempeli lumpur, berbentuk persegi panjang dan disekat menjadi kamar-kamar kecil dengan oven disetiap ruangannya. Jalan akses masuk terletak di bagian tengah rumah, berbentuk memanjang yang membagi dua ruangan disebelah kiri dan kanannya. Pada masa itu karyawan benar-benar hidup dan tidur di bangunan tersebut. Ruang penetasan di gubuk lumpur itu juga memiliki rak-rak untuk membakar jerami, kotoran dan arang yang berfungsi sebagai sumber penghangat. Lubang ventilasi yang terletak di ruangan berfungsi mendinginkan telur dan mengeluarkan asap pembakaran. Orang Mesir kuno ternyata sudah mengetahui bahwa embrio akan menempel pada bagian dalam telur bila posisi telur tidak rutin diubah, sehingga mereka sehari sekali membalikkan telur. Untuk mengontrol kelembaban terutama disaat akhir masa pengeraman, di mana kelembaban harus dinaikkan maka mereka menempatkan karung goni basah pada telur tersebut. Bahkan hingga saat ini, tradisi penetasan kuno Mesir di kota Fayum masih tetap dipertahankan dan meneruskan tradisi inkubasi tersebut karena tingkat keberhasilan penetasan cukup tinggi yaitu 90%, di mana dari 40.000 telur mereka berhasil menjual lebih dari 32.000 anak ayam per minggu sepanjang tahun.

Pada pertengahan 1600-an bangsa Eropa mulai menyadari bahwa teknik bangsa Mesir tidak praktis dan mustahil diterapkan di Eropa yang bermusim dingin/bersalju, sehingga bangsa Eropa yang dirintis oleh ilmuwan Perancis bernama De Beamur menciptakan mesin penetas dengan menggunakan panas dari fermentasi dan termometer sederhana. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-20, sejalan dengan perkembangan bidang elektronika ditemukan termostat dan berbagai perangkat teknolagi lainnya, yang diikuti dengan meningkatnya permintaan akan unggas serta produknya, maka menggiring manusia pada peralatan mesin penetas telur modern. Mesin tetas modern diciptakan ilmuwan peternakan Amerika, yang memiliki ruangan dengan suhu terkontrol dan kelembaban sempurna untuk memastikan penetasan berjalan optimal, serta rak raksasa yang diputar dengan sistem komputer setiap satu jam sekali. Model mesin tetas ini mampu menampung puluhan ribu telur ayam dan jauh lebih mudah pengoperasiannya.

Di Indonesia sendiri salah satu perusahaan unggas di daerah Bandung, yang sejak tahun 1950-an sudah menggunakan mesin penetas modern dan membuat mesin penetas sederhana berkapasitas 100-500 butir telur untuk dijual. Dan pada tahun 1970-an mulailah banyak perusahaan peternakan ayam ras yang menggunakan mesin tetas yang lebih canggih dan manajemen peternakan profesional, baik yang berstatus PMDN maupun PMA yang mendorong peningkatan pesat perunggasan di Indonesia.

Macam-macam Mesin Tetas
Mesin tetas dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan sistem kerja, kapasitas tampung telur dan kelengkapan komponennya, sebagai berikut:
a. Mesin tetas tradisional: Mesin tetas tipe ini bekerja dengan sistem yang masih sederhana, di mana sebagian besar terdiri dari ruangan/wadah tempat telur dan sumber panas tanpa komponen lainnya yang sangat cocok untuk skala produksi anak ayam/itik (DOC/DOD) dalam jumlah kecil atau rumah tangga. Biasanya berkapasitas sekitar 200-500 butir telur per unit. Sumber panas biasanya berasal bahan sederhana dengan biaya terjangkau, seperti lampu minyak atau petromak yang berbahan bakar  minyak tanah atau tungku api yang berbahan bakar sekam padi, di mana sistem pengontrolan kualitas telur masih dilakukan secara manual dengan membuka tutup ruang penetasan untuk pemeriksaan setiap hari di samping proses pemutaran telur (turning of egg) dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan.
b. Mesin tetas semi otomatis: Mesin ini merupakan pengembangan dari mesin tetas tradisional, di mana komponen dan perlengkapannya lebih unggul daripada mesin tetas tradisional termasuk kapasitasnya lebih besar (sekitar 200-700 butir telur) dan dilengkapi wadah telur yang dipasangi tuas pemutar manual. Bahkan ada peternak  yang menggunakan tipe mesin tetas ini dengan kapasitas lebih besar lagi mencapai 1.000-1.200 butir telur, yang dilengkapi alat pengatur suhu dan kelembaban. Ada pula mesin tetas semi otomatis yang lebih lengkap lagi, yakni dengan memakai pemanas kawat buatan pabrik.
c. Mesin tetas otomatis: Mesin tetas ini memiliki sistem kerja dan kelengkapan komponen yang lebih mutakhir dibandingkan dengan kedua mesin tetas terdahulu, di mana terdapat pengatur suhu dan kelembaban yang bekerja digital dan serba otomatis, di samping bagian dalam mesin sudah ada pembeda antara setter (ruang pengeraman) dan hatcher (ruang penetasan). Kapasitas mesin tetas otomatis 1.000-5.000 butir telur per unit.

Keunggulan Penggunaan Mesin Tetas
Penggunaan mesin tetas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan  penetasan secara alami (dierami oleh induk ayam/itik), antara lain ruang mesin tetas lebih luas dan lebar sehingga dapat menempatkan telur dalam jumlah banyak, yang berarti mampu meningkatkan keuntungan usaha dibanding dengan secara alami. Selain daripada itu, keunggulan lainnya ialah: 
• Tingkat keberhasilan telur yang menetas lebih besar, yaitu 80% (secara alami hanya 50-60%).
• Penetasan telur dapat dilakukan terus-menerus tanpa terganggu oleh perubahan cuaca, karena telur ditempatkan di ruang khusus.
• Daya hidup anak ayam/itik hasil penetasan dengan mesin tetas lebih tinggi disebabkan perubahan suhu dari dalam telur ke lingkungan luar telur tidak terlalu ekstrim.
• Indukan ayam/itik dapat terus-menerus melakukan produksi dan reproduksi tanpa perlu terganggu dengan kewajiban mengerami dan memelihara anakannya.
• Kontrol terhadap kualitas telur lebih mudah dilakukan, di samping kontaminasi bakteri dan jenis kuman lainnya lebih kecil karena sebelum di masukkan ke dalam mesin tetas terlebih dulu telur disimpan di ruang pendingin khusus.

Perbedaan Masa Pengeraman Berbagai Unggas
Masa pengeraman dari berbagai jenis unggas tidaklah sama, tergantung pada ukuran besar telurnya. Semakin besar ukuran telur maka semakin lama masa pengeramannya, seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1: Masa Pengeraman Telur Berbagai Jenis Unggas
No.
Jenis Unggas
Lama Pengeraman
1
Puyuh
16 hari
2
Ayam
21 hari
3
Itik
28 hari
4
Entok (itik Manila)
35 hari
5
Angsa
40 hari
6
Burung unta
60 hari

Sumber: Abdul Wakhid, “Membuat Sendiri Mesin Tetas Praktis” (2017).

Telur berbagai unggas membutuhkan syarat lingkungan yang sesuai untuk penetasannya, antara lain faktor suhu dan kelembaban. Embrio akan berkembang cepat bila suhu
lingkungan lebih dari 32,22oC dan kelembaban di atas 60%. Embrio akan berhenti berkembang bila suhu ≤ 26,66oC. Setelah mengalami pengeraman sesuai jenis unggasnya tersebut, maka telur akan menetas jadi anakan, yang kemudian anakan akan diasuh induknya (bila dierami secara alami) selama 1-2 bulan dan kemudian baru disapih induknya.

Faktor yang Mempengaruhi Daya Tetas
Bila terjadi daya tetas telur rendah tidak sesuai dengan standar pada penggunaan mesin tetas otomatis, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari farm (peternakan pembibitan) atau proses di penetasan (hatchery), seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2: Faktor yang Perlu Dikontrol pada Kasus Daya Tetas Rendah pada Mesin Tetas Otomatis
Faktor yang Dikontrol
Farm
Hatchery
Pakan Breeder
Sanitasi
Penyakit
Penyimpanan telur
Infertil
Kerusakan telur
Kerusakan telur
Proses inkubasi (management setter & hatcher
Sanitasi telur
Penanganan DOC
Penyimpanan telur


Sumber: Cobb Hatchery Management Guide (2002).

Demikianlah sekilas pengenalan tentang mesin tetas suatu produk kemajuan teknologi yang sangat penting peranannya dalam menunjang pengembangan perunggasan tanah air. Semoga para peternak dapat memilih salah satu jenis mesin tetas tersebut sesuai dengan skala usahanya, sehingga tidak berdampak menjadi merugikan. (SA)

Potensi Keuntungan dan Manfaat Dalam Beternak Kambing

Ternak kambing yang ditampilkan pada kegiatan Jambore Peternakan Nasional tahun lalu.

Ternak kambing di Indonesia populasinya menduduki urutan ketiga diantara hewan ruminansia, yaitu sebesar 10.012.794 ekor (Statistik Peternakan, 2016), sedangkan urutan pertama domba sebanyak 17.024.685 ekor disusul sapi potong 15.419.718 ekor. Populasi kambing ini cenderung menurun drastis bila dibandingkan populasi tahun 2012-2013 sejumlah 17.905.862 ekor dan 2014-2015 sebanyak 18.091.838 ekor.

Menurut Prof. DR. Ir. Trinil Susilawati (2007) problem utama yang dihadapi dalam pengembangan ternak kambing di Indonesia adalah rendahnya kepemilikan ternak kambing di masyarakat, di samping rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga system pemeliharaan belum secara ekonomis tetapi masih secara konvensional. Padahal Indonesia memiliki tanah yang subur dan di sisi lain kambing memiliki toleransi yang tinggi untuk memakan berbagai hijauan dibanding ternak ruminansia lainnya. kambing doyan mengkonsumsi rumput-rumputan, leguminosa, rambanan, daun-daunan sampai semak belukar yang tidak disukai ternak memamah-biak lainnya.

Pandangan Susilawati diperkuat oleh pendapat para pakar peneliti ternak dari Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor (1989), yang mengemukakan bahwa beberapa bahan pakan kambing sebagai sumber energi antara lain onggok, kulit ketela pohon, kulit ubi jalar, dedak padi dan daun ketela pohon. Sedangkan daun-daunan sebagai sumber protein antara lain daun lamtoro, daun kacang tanah, daun nangka, daun cebreng (gliricidia), daun ketela pohon dan daun leguminosa herba (mengandung protein 18-22%). Selanjutnya Susilawati menyarankan agar peternak kambing di pedesaan membentuk kelompok ternak atau Kelompok Usaha Bersama (Kube) yang terdiri dari 10 atau lebih kepala keluarga yang memiliki rata-rata empat ekor kambing induk Peranakan Etawah (PE) per kepala keluarga, di mana dengan sistem ini lebih efisien dalam perlakuan kawin suntik (Inseminasi Buatan/IB), penyediaan pakan ternak, control penyakit, seleksi/pemilihan mutu bibit dan pemasarannya, di samping memudahkan para konsumen/peminat kambing melakukan pemesanan karena tersentralisasi di suatu tempat.

Pernyataan ini sejalan dengan saran Presiden Joko Widodo sewaktu kegiatan Jambore Peternakan Nasional dan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Peternak Domba dan Kambing tahun lalu, di mana presiden menyarankan agar peternak berkoporasi alias berkelompok, mulai dari hulu sampai hilir dikonsolidasikan, sehingga bias menekan biaya beternak dan pengolahan hasil ternak. Peternak harus dapat bekerjasama dan membentuk sebuah kelompok besar, maka dengan cara ini bias diperoleh pendapatan (income) peternak yang semakin berlipat.

Selanjutnya Jokowi menyarankan alangkah baiknya peternak kambing berkelompok diberikan rangsangan (stimulan) agar masuk ke sistem perbankan antara lain Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun jangan sampai menina-bobokan mereka tetapi menjadikannya mandiri.

Perkembangan Populasi dan Keuntungan
Sebagai ilustrasi/gambaran perkembangan populasi dan keuntungan (profit) berternak kambing dengan berkelompok, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1: Populasidan Keuntungan Kelompok Usaha Bersama (10 Peternak)
Peternak Kambing Tanpa Biaya Produksi
No.
Jenis
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
1
Induk kambing PE (ekor)
40
-
-
-
-
2
Anak betina (A-10%) (ekor)
-
36
36
36
36
3
Anak jantan (A-10%) (ekor)
-
36
36
36
36
4
Dara betina (ekor)
-
-
36
36
36
5
Dara jantan (ekor)
-
-
36
36
36
6
Dijual sebagai pejantan (ekor)
-
-
-
36
36
7
Total ternak yang dimiliki (ekor)
40
112
184
184
184
8
Total ternak yang dijual**) (ekor)
-
-
-
72
72
9
Hasil penjualan (Rp juta)



216
216
10
Nilai investasi (Rp juta)
120
336
552
552
552
11
Keuntungan per KK (Rp juta)
-
-
-
21,6
21,6
12
Nilai investasi per KK (Rp juta)
12
33,6
55,2
55,2
55,2
13
Penghasilan per bulan KK (Rp juta)
-
-
-
2,7
2,7
Sumber: Prof. DR. Ir. Trinil Susilawati, 2007.
Keterangan: **) Asumsi dijual umur satu tahun dengan bobot ≥ 30 kg seharga Rp 3.000.000 per ekor (2017)

Nilai Gizi Daging Kambing
Nilai gizi daging kambing ternyata lebih tinggi dibandingkan hewan ternak lainnya, terutama kandungan protein dan kalorinya  walau kandungan lemaknya lebih tinggi kecuali dibandingkan dengan ternak babi, seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2: Perbandingan Komposisi Gizi Daging Kambing/Domba
dengan Daging Ternak Lainnya
Jenis Daging
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Kalori (%)
Kolestrol (mg/100 gram)
Kambing/domba
51,7
27,7
55,8
13,3
250
Kelinci
20,8
10,2
67,9
7,3
164
Ayam
20,0
11,0
67,6
7,5
220
Kalkun
25,0
4-7
67,0
11,9
15-24
Sapi
16,3
22,0
55,0
13,3
230
Anak sapi (pedet)
18,8
14,0
66,0
8,4
-
Babi
11,9
40,0
42,0
18,9
230

Sumber: B. Sarwono (2007), dan berbagai sumber.

Dari data komposisi gizi tersebut ternyata komposisi lemak dan kolesterol antara daging kambing/domba dibandingkan dengan daging sapi tidak jauh berbeda, jadi tidak perlu takut mengkonsumsi daging kambing/domba hanya selalu dibayang-bayangi kolesterol jahat yang akan menyebabkan penyakit darah tinggi atau stroke, asalkan diimbangi dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran sebagai antioksidan. Penulis pernah berkunjung ke Vayetville, California Amerika Serikat tahun 1996, ternyata pola makan masyarakat di negeri “Paman Sam” itu sangat berbeda dengan di sini, yaitu sebelum mengkonsumsi daging apakah berasal dari ayam/kalkun/sapi dll, didahului dengan mengkonsumsi salad yang notabene terdiri dari sayuran dan buah-buahan. Selain itu, orang Amerika menghindari mengkonsumsi lemaknya, sedangkan masyarakat Indonesia lemak diikut sertakan pada pola makan daging, sehingga menjadi ancaman bagi kesehatannya, apalagi tanpa didahului mengkonsumsi salad.

Pada Silatnas kemarin digelar kegiatan makan bersama 100 ekor daging kambing guling, oleh peserta dan memecahkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), sebagai pesan pada masyarakat Indonesia jangan takut makan daging kambing/domba.

Nilai Gizi Susu Kambing
Beternak kambing PE selain untuk memperoleh dagingnya, juga dapat diusahakan untuk mendapatkan susunya, yang tidak kalah nilai gizinya dibanding susu sapi dan ASI (Air Susu Ibu), seperti tampak pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3: Perbandingan Komposisi Gizi Susu Kambing, Sapi dan ASI Per 100 Gram
No.
Komposisi Gizi
Kambing
Sapi
ASI
1
Air (gr)
83-87,5
87,2
88,3
2
Karbohidrat (gr)
4,6
4,7
4,9
3
Energi (Kcal)
67,0
66,0
69,1
4
Protein (gr)
3,3-4,9
3,3
1,0
5
Lemak (gr)
4,0-7,3
3,7
4,4
6
Ca (mg)
129
117
33
7
P (mg
106
151
14
8
Fe (mg)
0,05
0,05
0,02
9
Vitamin A (IU)
185
138
240
10
Thiamin (mg)
0,04
0,03
0,01
11
Riboflavin (mg)
0,14
0,17
0,04
12
Niacin (mg)
0,30
0,08
0,20
13
Vitamin B12 (mcg)
0,70
0,36
0,04

Sumber: I Ketut Sutama, Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor (1997).

Susu kambing adalah minuman yang sangat bergizi dan bermanfaat mempercepat penyembuhan berbagai penyakit, bahkan dianjurkan sebagai minuman pengganti yang aman bagi bayi dan anak-anak yang alergi terhadap susu sapi dan jenis makanan yang mengandung susu sapi. Susu kambing mengandung Fluorin yang merupakan antiseptik alami yang mengandung elemen pencegah tumbuhnya bakteri di dalam tubuh. Selain itu, kandungan Fluorin dapat meningkatkan ketahanan tubuh, sehingga dapat mengurangi perkembangan bakteri patogen yang berbahaya, kadar Fluorin susu kambing sangat tinggi, yaitu 10-100 kali lebih tinggi dari susu sapi. Susu kambing juga sangat baik bagi kaum wanita, terutama untuk mengembalikan zat besi (Fe)  yang berkurang setelah haid, selama kehamilan dan setelah melahirkan. Juga bagi kaum wanita, susu kambing mampu menghaluskan kulit terutama kulit wajah, salah satunya tidak terlepas dari kandungan kalsiumnya (Ca) yang tinggi. Di samping itu manfaat susu kambing bagi wanita ialah mampu menghindarkan pengeroposan tulang (osteoperosis).

Adapun beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyajian susu kambing, yaitu: 1) Susu adalah minuman yang dapat memberikan sensasi, maka sebaiknya nikmati dalam kondisi dingin tanpa dihangatkan. 2) Apabila ingin menikmatinya dalam keadaan hangat, rendamlah susu kambing kemasan/gelas/botolnya dalam air hangat (tidak panas) selama beberapa menit sampai cairan susu kambingnya terasa hangat. Ingat pemanasan berlebihan akan merusak susu. 3) Apabila belum dikonsumsi, simpan susu kambing dalam kondisi beku di freezer. 4) Setelah kemasan susu kambing dibuka, harus segera dikonsumsi sampai habis.

Demikian sekilas tentang kambing “ternak kecil” yang berpotensi besar menyangkut usaha berkelompok, serta berbagai manfaat produk yang dihasilkannya (daging dan susu). Semoga berbagai stakeholder peternakan Tanah Air memberikan dukungan pengembangan ternak kambing ini untuk peningkatan ketahanan pangan Nasional.

Ir. Sjamsirul Alam
Penulis praktisi peternakan,
alumni Fapet Unpad

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer