Buperta Cibubur (22 September 2017). Budaya beternak masyarakat Jawa
Barat erat kaitannya dengan budaya beternak domba, hal ini dapat dilihat dan
dibuktikan dari data populasi ternak yang ada di Indonesia tahun 2015, bahwa
hampir lebih dari 65 % populasi ternak domba di Indonesia yang berjumlah 16,5
juta ekor, ada di Jawa Barat (10,8 juta ekor). Besarnya populasi ternak domba
di Indonesia umumnya dan khususnya di Jawa Barat sangat erat kaitannya dengan
kekayaan, keanekaragaman, dan ketersediaan bibit ternak domba lokal yang ada di
Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Salah satu jenis domba lokal yang paling terkenal di Indonesia yang
banyak dikembangkan oleh peternak di Jawa Barat adalah jenis Domba Garut yang
oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2914 tahun 2011 telah ditetapkan menjadi
Rumpun Ternak Domba Lokal Indonesia. Masyarakat Jawa Barat dengan kearifan
lokal budayanya juga mengaitkan kegiatan budidaya beternak Domba Garut ini
dengan berbagai macam seni budaya masyarakat Jawa Barat yang ada, seperti Seni
Ketangkasan Domba Garut, Seni Kontes Domba Garut, dan yang terakhir adalah Seni
Domba Garut Catwalk.
Seni Ketangkasan Domba Garut merupakan salah satu jenis seni budaya
masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang paling populer. Menurut catatan sejarah yang
ada kesenian ini sudah berkembang sejak tahun 1800-an (Disparbud Jawa Barat),
hampir disetiap kabupaten/kota di Jawa Barat setiap minggunya dalam satu bulan,
kegiatan budaya ini menjadi ajang silaturahmi dan pertemuan diantara para
peternak juga dengan para tokoh masyarakat.
Berkembangnya Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini telah diatur dalam
hal tata cara pelaksanaan dan peraturan pertandingannya oleh Himpunan Peternak
Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) yang berdasarkan beberapa kajian ilmiah
yang dilaksanakan oleh beberapa akademisi peternakan di perguruan tinggi
peternakan di Jawa Barat, dalam rangka
mengaitkan kegiatan seni budaya ini kaitannya dengan peningkatan dan
pelestarian kualitas bibit Domba Garut, tanpa mengurangi dari nilai kearifan
lokal budaya masyarakat Jawa Barat.
Menurut Ketua Umum HPDKI, Yudi Guntara Noor, saat ini 75 % penilaian
Seni Ketangkasan Domba Garut berasal dari Kualitas Ternak Domba Garut, dan 25 %
berasal dari kualitas pukulan dalam pertandingan. Penilaian dilakukan oleh
Juri, Wasit, dan Inspektur Pertandingan yang bersertifikat. Adapun peraturan
pendukung kegiatan Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini yang diatur oleh HPDKI
yaitu antara lain: pembatasan jumlah pukulan dalam pertandingan, penimbangan
berat Domba dan pembagian Kelas Domba berdasarkan berat badan (Kelas C sampai
dengan 65 kg, Kelas B 65-75 kg, dan Kelas A diatas 75 kg), dan lain-lain.
Kontes Domba dan Kambing Digelar Besok
Setelah pelaksanaan Kejuaraan Seni Kontes Domba Garut Piala Kemerdekaan
tahun 2016 di Istana Bogor yang saat itu disaksikan langsung oleh Presiden RI
Bapak Ir. Joko Widodo, maka tahun 2017 ini Kementerian Pertanian RI, Kantor
Staf Kepresidenan, dan HPDKI melaksanakan Kejuaraan Nasional Seni Ketangkasan
Domba Garut, selain Kejuaraan Nasional Seni Kontes Domba Garut dan Kambing
Kaligesing, sebagai salah satu rangkaian acara dalam Jambore Peternakan
Nasional 2017 mulai tanggal 22-24 September 2017 di Buperta Cibubur, yang juga
rencananya Acara Puncak tanggal 24 September 2017 akan dihadiri oleh Bapak Presiden
RI Ir. Joko Widodo.
Yudi menyatakan, domba-domba Garut terbaik hasil seleksi selama hampir
satu tahun akan hadir dan berlomba dalam memperebutkan Piala Presiden 2017,
ribuan peternak akan hadir di Buperta Cibubur dalam rangka memeriahkan dan
mendukung ternak-ternak unggulannya bertanding di Kejuaraan Nasional ini. Tidak
salah mengutip penyataan bapak Presiden RI, tahun lalu di Acara Piala
Kemedekaan di Istana Bogor, bahwa Budidaya Ternak Domba (Garut) dan Kambing,
merupakan penggerak ekonomi masyarakat peternak di pedesaan yang berbasis
budaya. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Daging domba & kambing
merupakan sumber protein asal hewan alternatif selain daging unggas dan sapi,
yang menyehatkan.”
Rakernas HPDKI, Silatnas, dan Expo
Peternakan
Hari ini digelar Rakernas (Rapat Kerja Nasional) HPDKI untuk menetapkan
langkah-langkah yang akan dicapai 4 tahun sisa kepengurusan saat ini. Kegiatan
dihadiri para pengurus tingkat pusat dan daerah serta dewan pakar HPDKI. HPDKI
merupakan rumah besar peternak domba dan kambing Indonesia. Niat baik
organisasi untuk mensejahterakan anggotanya sehingga kegiatan ini merupakan
saat yang tepat untuk menentukan langkah-langkah ke depan. Apalagi kita sudah
memiliki Road Map HPDKI, tandas Yudi Guntara Noor.
Yudi menyatakan melalui Rakernas ini bisa menyeragamkan persepsi
seluruh anggota untuk mencapai cita-cita organisasi HPDKI. Secara eksternal
kita akan terus berkomunikasi secara intens dengan pemerintah. Juga menjadi
mitra pemerintah sehingga kebijakan pemerintah bisa mewarnai bisnis kita,
ujarnya.
Selain digelar Rakernas HPDKI, sore ini akan dibuka Silatnas
(Silaturahmi Nasional) peternak kambing dan domba. Sudah ada 809 peternak yang
mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkemah mulai nanti sore,
terang Yudi Guntara Noor.
Mulai hari ini juga sudah digelar Expo Peternakan yang diikuti berbagai
stakeholder peternakan dan kesehatan hewan di tanah air yang menampilkan
produk-produk unggulannya masing-masing. Masyarakat umum bisa melihat
kemeriahan Expo ini secara gratis atau tanpa dipungut biaya. (WK)