Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Livestock Export Program Expo 2016 Siap Digelar

Menindaklanjuti suksesnya penyelenggaraan Livestock Export Program (LEP) EXPO 2015 yang digelar pada 9 April 2015 di Tangerang, Indonesia, MLA / LEP Meat and Livestock Australia dengan bangga mempersembahkan The 2nd LEP EXPO yang akan diselenggarakan pada tanggal 6-7 April 2016 di Tangerang, Indonesia.

Suasana pameran Livestock Export Program Expo 2015.

Tujuan dari acara ini adalah untuk memungkinkan industri ternak di Indonesia mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari produk dan layanan yang tersedia bagi mereka sehingga memungkinkan untuk pilihan yang lebih tepat untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan efisiensi rantai pasokan dalam sistem produksi masing-masing.
LEP EXPO 2015 menyatukan sedikitnya 20 perusahaan dan telah menarik sekitar 400 pengunjung hanya dalam satu hari pameran. Ada banyak umpan balik positif pada kisah sukses dari perusahaan yang telah bergabung di LEP EXPO pertama kami.
LEP EXPO 2016 akan diikuti oleh sekitar 50 perusahaan untuk memamerkan produk mereka dan informasi pada peralatan ternak, peralatan rumah potong hewan, produk kesehatan hewan, produk pakan ternak, software penggemukan dan konstruksi, traceability ternak dan sistem informasi, asosiasi pembibit, dan perusahaan-perusahaan  yang terlibat dalam industri peternakan secara umum.
Berbeda dengan apa yang kita miliki di LEP EXPO 2015, Expo 2016 ini akan diadakan selama 2 hari disertai dengan banyak seminar dan presentasi produk yang menarik.
Lokasi pameran bertempat di Atria Hotel Gading Serpong. Tempat ini menawarkan akses mudah ke berbagai pusat perbelanjaan, hotel dan jalan tol maka kita berharap untuk menarik banyak pengunjung pameran kami.

Berminat untuk bergabung dalam LEP EXPO 2016 pendaftaran ditunggu selambat-lambatnya tanggal 15 Januari 2016. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai biaya dan hal-hal lain silahkan hubungi Helen Fadma di hfadma@mla.com.au atau +62 811 97 83224. (wan) 

Teknologi Perbaikan Genetik Sapi Lokal Indonesia



Bogor - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, bersama Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Muhamad Nasir melakukan kunjungan kerja untuk menyaksikan hasil teknologi perbaikan genetik sapi lokal Indonesia, di PT. Karya Anugerah Rumpin (KAR) yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/1).
Hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anggota Komisi VII dan X DPR RI, Kepala LIPI, Wakil Bupati Kabupaten Kupang-NTT, dan Wakil Bupati Kabupaten Ende-NTT.
Riset yang dilakukan selama 7 tahun secara terus menerus ini dikembangkan Kementerian Riset bekerja sama dengan PT KAR, LIPI dan Kementerian Pertanian. Hasil yang diperoleh pemulihan genetik sapi Indonesia kembali ke genetik unggul, perbaikan genetik untuk mendapatkan bibit sapi lokal unggul.
Mentan mengapresiasi langkah pengembangan rekayasa genetik sapi lokal yang dapat menghasilkan bobot 700 sampai 800 kg per ekor. Bobot sapi lokal tersebut sama dengan sapi Limosin dan Brahman. "Artinya dengan berat sapi lokal ini, kita bisa wujudkan swasembada daging," ungkap Mentan.
Mentan menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan daerah sentral untuk pengembangan sapi lokal yaitu provinsi NTB, NTT, Jatim, Sulsel, dan Lampung. Hal tersebut sejalan sesuai dengan arahan Presiden bahwa di tahun 2016 pemerintah akan mengalokasi anggaran untuk sektor peternakan sebesar Rp 2,8 triliun untuk mendukung terwujudnya swasembada daging.
Dalam kesempatan tersebut Mentan juga menjelaskan Kementerian Pertanian akan menyediakan indukan sapi dalam waktu dekat sebesar 100 ribu ekor sehingga dapat menghasilkan anak sapi dalam jumlah besar. "Dengan demikian, kebutuhan daging dalam negeri dapat dipenuhi sendiri dan swasembada daging akan terwujud", papar Mentan. (wan)

KM Camara Nusantara I Tiba di Jakarta

Desas-desus berlayarnya kapal ternak KM Camara Nusantara I akhirnya terjawab. Kapal perdana buatan Indonesia itu bersandar di Dermaga 107, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat, 11 Desember 2015.

Sapi-sapi yang diangkut oleh kapal ternak KM Camara Nusantara I dari Kupang, NTT

Setelah mengarungi lautan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama kurang lebih lima hari, kapal yang mengangkut 353 ekor ternak sapi ini langsung disambut oleh orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang ikut memantau kapal ternak, pihaknya menyambut gembira atas kedatangan kapal tersebut. Ia menilai, dengan adanya kapal ternak yang mengangkut sapi dari sentranya langsung, dapat menurunkan harga daging sapi yang tahun kemarin sempat melonjak tinggi. “Jadi target kita adalah menurunkan harga di konsumen kemudian mengangkat pendapatan petani,” ujar Mentan Amran saat menggelar konferensi pers disalah satu cafe di Ancol, Jakarta Utara.
Selain itu, lanjut Amran, kapal ternak ini sekaligus memotong supply chain distribusi sapi yang sebelumnya memakan biaya tinggi dan waktu yang lama. “Dahulu perjalanan dua bulan sekarang menjadi satu minggu saja, kemudian dulu persoalannya banyak biaya lain-lain di perjalanan sebanyak 13 pos itu dan satu titik sampai Rp 50.000-100.000 per ekor. Dulu juga biaya angkut mencapai Rp 1,8 juta per ekor, sekarang setelah pakai kapal ternak ini yang merupakan implementasi dari tol laut menjadi Rp 320.000 per ekor. Kita bisa turunkan 85% biaya angkut dan pos-pos tadi juga sudah tidak ada lagi,” terangnya.
Ia juga menambahkan, singkatnya perjalanan kapal ternak dari sentra menuju daerah tujuan tidak menguras banyak bobot sapi. “Dulu itu (pengiriman ternak) bukan penggemukan malah pengurusan, karena turun bobot kan sampai 20%, sekarang ini kami yakin turun hanya 3-5%,” katanya.
Perihal karantina sapi, ia juga mengungkapkan telah menerbitkan Permentan baru No 12 untuk mempercepat karantina sapi dari yang sebelumnya 3-4 hari, menjadi 0,8 hari. “Kalau mungkin ada yang bisa lebih cepat lagi 10 menit sampai satu jam karantina, akan saya keluarkan permentan lagi,” tukasnya.
Senada dengan Mentan Amran, Presiden Jokowi yang menyambut kedatangan KM Camara Nusantara I mengatakan, kapal pengangkut ternak ini bisa mengefisienkan harga daging karena mampu menekan biaya transportasi. “Di sana harganya Rp 30.000 per kg (bobot hidup), karena ada efisiensi di ongkos transportasi yang dulunya kurang lebih Rp 1,5-1,8 juta, sekarang jadi Rp 320.000. Ini yang sering kita bilang tol laut ya seperti ini,” kata Jokowi ketika meninjau kapal pengangkut ternak.
Menurut perhitungannya, setelah sapi tiba di Jakarta dan disembelih, maka harga akan jatuh per kg kira-kira Rp 35.000-37.000. “Kalau sudah disembelih, nanti jadi daging, biasanya itu rendemen ya. Itu kali dua. Nah rata-ratanya berarti kurang lebih antara Rp 72.000-76.000,” jelasnya.
Kendati demikian, kata dia, harga daging akan tetap berbeda-beda. “Tapi itu harga rata-rata. Yang namanya daging itu ada yang khas. Itu jatuhnya bisa antara Rp 85.000-90.000. Tapi yang rata-rata itu tadi harganya yang tadi saya bilang. Kemudian ada harga yang di tempat-tempat lain kurang lebih Rp 40.000 jatuhnya,” terang Jokowi.
Sementara itu, disampaikan oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang turut mendampingi Jokowi, pengiriman sapi perdana dari NTT ini untuk Bulog dan akan didistribusikan ke Jakarta. “Kedatangan pertama ini buat Bulog, Bulog buat Jakarta. Nanti berikutnya gantian,” ujar Ahok di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebagai informasi, pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta, merupakan lanjutan dari kerjasama pengadaan sapi yang beberapa waktu lalu diteken oleh enam gubernur termasuk NTT dan Jakarta di Kementerian Pertanian. Kerjasama tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga daging sapi di Jakarta.
Turut hadir dalam kedatangan kapal pengangkut ternak, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (rbs)

Nutreco Akuisisi Micronutrients



[INDIANAPOLIS, AMERIKA SERIKAT, 2015] Nutreco telah menandatangani perjanjian dengan The Heritage Group, pemilik Micronutrients, untuk mengakuisisi perusahaan ini yang merupakan pemimpin global suplemen mineral berbasis hidroksi. Akuisisi ini menjadikan Trouw Nutrition, unit bisnis nutrisi hewan milik Nutreco, memperkuat portofolio imbuhan pakan Selko. Proses perpindahan kepemilikan ini, berdasarkan pada regulasi yang ada, diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun depan.
Knut Nesse, CEO Nutreco menyatakan bahwa, "Strategi kami adalah dapat menjangkau tren global dalam rantai nilai protein hewani yaitu dengan menyediakan solusi nutrisi inovatif dan berkelanjutan bagi pelanggan kami dengan menggunakan teknologi tinggi serta pengetahuan aplikatif. Portofolio produk micronutrients sesuai dengan strategi ini. Dikombinasikan dengan berbagai produk yang telah kami miliki dan kemampuan Research and Development (R&D), akuisisi Micronutrients membuat unit bisnis nutrisi hewan kami yaitu Trouw Nutrition menjadi pemimpin untuk segmen imbuhan pakan. Selain itu, produk Micronutrients akan memberikan nilai tambah bagi produk premix yang kami tawarkan."
Pat James, CEO Micronutrients menambahkan, "Di Nutreco kami telah menemukan pengelolan yang baik untuk bisnis kami, yang telah tumbuh dengan cepat di AS dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai perusahaan global yang memiliki sumber daya dan jaringan untuk mempercepat pertumbuhan Micronutrients melalui ekspansi geografis, kami juga menargetkan penambahan spesies hewan. Dalam jangka panjang, kekuatan R & D dari Nutreco akan menjadikan teknologi Micronutrients semakin berkembang."
Micronutrients merupakan pemimpin pasar untuk suplemen mineral hidroksi, yang dipasarkan dibawah lisensi merek dunia IntelliBond®. Suplemen mineral hidroksi terspesialisasi pada suplemen mineral karena struktur kimianya yang unik mampu meningkatkan stabilitas premix dan pakan serta bioavailabilitas bagi hewan jika dibandingkan dengan mineral anorganik. Bioavailabilitas yang lebih tinggi dalam kondisi tertentu mengarah pada peningkatan kinerja hewan serta manfaat terhadap lingkungan. Perusahaan ini terkenal dengan kekuatan komersilnya di AS, dengan penjualan di banyak negara lain di seluruh dunia melalui distributor-distributornya. (wan)

Alltech Perluas Fasilitas Produksi di Australia

[Roseworthy, Australia] - Karena meningkatnya permintaan, perusahaan nutrisi dan kesehatan hewan global Alltech telah memperluas fasilitas produksi di Forbes, New South Wales, Australia yang memproduksi Optigen II ™.

(Dari kiki ke kanan) Mathew Smith, Vice President Alltech Asia-Pasifik, Rob McFarlane, General Manager, tim ruminansia Alltech Oceania, dan Mark Peebles, General Manager Lienert, mengumumkan perluasan fasilitas produksi untuk mengakomodasi permintaan untuk Optigen II™.

Fasilitas baru ini akan memenuhi permintaan dari pasar industri susu, daging sapi dan domba untuk Optigen II ™, sumber nitrogen non-protein dengan pelepasan lambat. Optigen II ™ awalnya dikembangkan oleh Cornell University, dan saat ini telah digunakan di seluruh dunia selama lebih dari 10 tahun, didukung oleh penelitian in vitro, in situ dan in vivo.
"Petani menghadapi tantangan ekstrim di Australia dan Selandia Baru," kata Rob McFarlane, General Manager, tim ruminansia Alltech Oceania. "Musim yang ekstrim, campuran unik dari sistem manajemen dan tantangan pasar susu global membuat sulit untuk menghasilkan produk susu yang konsisten, menguntungkan atau daging sapi."
"Optigen II ™ menyediakan pelepasan nitrogen berkelanjutan, yang sangat penting bagi sistem Australia dan Selandia Baru, di mana sapi menghadapi perubahan kualitas rumput serta kesenjangan yang panjang akan feed intake," tambah Dr Susanne Roth, Ruminant Sales and Marketing Manager, Alltech Oceania. "Optigen II memberikan peternakan sapi perah dan sapi potong, pabrik pakan dan konsultan lebih banyak kebebasan untuk mempertahankan produksi selama periode yang menantang dan mencapai profitabilitas yang lebih tinggi."
"Optigen II dapat digunakan melampaui diet yang ada untuk meningkatkan kandungan protein secara keseluruhan, yang sangat relevan jika ada kekurangan protein karena buruknya kualitas rumput," jelas Roth. "Optigen II dapat digunakan untuk merumuskan diet, meningkatkan nitrogen larut dalam diet, yang berarti meningkatkan daya cerna dan lebih banyak protein mikroba, sehingga meningkatkan produksi susu atau daging."
"Supporting Team Alltech On-Farm menyediakan dukungan teknis, bekerja sama dengan peternak untuk mengidentifikasi tantangan di pertanian dan meningkatkan produktivitas pada sapi perah dan sapi potong," kata McFarlane. "Kami bangga untuk memperluas fasilitas Lienert di Forbes, membantu kami terus memenuhi kebutuhan pelanggan kami."
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Dr. Susanne Roth, +61 (0) 400 617 671 atau sroth@alltech.com. (wan)

Kuota Impor Jagung Ditetapkan Per Kuartal



JAKARTA – Kuota impor jagung tahun 2016 diharapkan tidak akan melebihi kuota yang diberikan sepanjang 2015. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, seiring dengan upaya peningkatan produksi dalam negeri.

Jika pada tahun lalu, pemerintah menetapkan kuota impor jagung sebanyak 2,5 juta ton per tahun. Maka pada tahun ini, Darmin mengatakan, pemerintah baru menetapkan kuota impor jagung untuk kuartal I-2016.

“Sebelum masuk kuartal II-2016 kita akan lihat produksi jagung. Baru kita putuskan impor di kuartal II-2016 berapa,” kata Darmin dalam paparan akhir tahun, di kantornya, Kamis pekan lalu (31/12/2015).

Setelah melalui rapat koordinasi dengan kementerian teknis yakni Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, pemerintah memutuskan kuota impor jagung untuk kuartal I-2016 sebanyak 600.000 ton. “Kita percaya kebutuhan impor 2016 lebih rendah,” kata Darmin.

Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu bahan pangan pokok seperti daging ayam dan telur ayam mengalami lonjakan harga tinggi. Darmin menerangkan, kenaikan harga dua komoditas pangan pokok tersebut tidak lepas kaitannya dengan ketergantungan impor jagung pakan unggas.

“Tahun kemarin ini (2015) ada bermacam-macam penyebab, sehingga harganya naik dalam beberapa bulan terakhir. Kita berupaya tidak terulang di tahun depan (2016),” jelas Darmin.

Salah satu upayanya, sambung Darmin, kementerian teknis bersama kantor Kemenko Perkonomian sepakat untuk menghitung berapa kebutuhan dan produksi jagung pakan ternak. Dengan begitu, pemerintah bisa memutuskan besaran kuota impor dengan tepat. (Sumber: kompas.com)

PERUNGGASAN 2016, MASIH ADA SECERCAH HARAPAN

Bertempat di Menara 165 Jakarta, lebih dari seratus lima puluh orang pelaku bisnis peternakan dan obat hewan berkumpul dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Bisnis Peternakan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Seminar yang dihelat Rabu 18 November ini mengangkat tema “Meningkatkan Kemandirian dan daya Saing Peternakan Indonesia Untuk Mencerdaskan Anak Bangsa.”


Acara seminar diselingi kampanye makan telur 
oleh seluruh narasumber ketua Asosiasi Bidang Peternakan.

Acara tahunan ini merupakan seminar outlook bisnis peternakan yang paling ditunggu oleh kalangan bisnis. Seperti biasanya, seminar ini laris manis, dihadiri oleh para tokoh bisnis peternakan. Sementara itu narasumber yang hadir adalah para petinggi organisasi peternakan serta pembicara tamu yang mengulas kondisi makro ekonomi.
Seminar terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan presentasi dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Prof Muladno, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro, Ketua Umum GPPU Krissantono, Ketua Umum GPMT Drh Sudirman, dengan moderator Drh Harris Priyadi.
Sementara sesi kedua diisi dengan narasumber Sekjen PPSKI Prof Rochadi Tawaf, Ketua AMI Dr Sauland Sinaga, Wakil Ketua Umum PINSAR Indonesia Ir Eddy Wahyudin MBA, dan Ketua Umum ASOHI Drh Irawati Fari. Bertindak sebagai moderator di sesi kedua adalah Drh Haryono Jatmiko.  

Secercah Cahaya
Paparan Legowo Kusumonegoro dari Manulife Aset Manajemen Indonesia tentang perkembangan ekonomi makro Indonesia di Triwulan 4 tahun 2015 sedikit memberikan harapan optimis. Pasalnya, kondisi ekonomi di Triwulan 3 tahun 2015 terlihat sebagai titik terendah baik untuk pasar saham, pasar obligasi, dan nilai tukar.
Selain itu seiring melemahnya perekonomian, inflasi jauh lebih rendah dari prediksi. Potensi penurunan suku bunga terlihat meningkat. Sementara dari sisi konsumsi, mulai terlihat peningkatan (konsumsi semen, mobil, dan penyaluran kredit) semua mulai kembali menggeliat. Namun begitu persepsi investor asing terhadap emerging market memang masih sangat lemah
Ia menambahkan bahwa konsumsi masyarakat di Triwulan 4 diprediksi membaik. Hal ini disebabkan adanya penyaluran dana PSKS bulan Oktober untuk 15.4 juta keluarga @IDR 600,000. Selain itu penurunan harga solar, elpiji, listrik terutama untuk industri dan meningkatnya anggaran belanja pemerintah dalam rangka Pilkada bulan Desember yang merupakan momen terbesar dalam sejarah Indonesia.
Legowo juga melihat di Triwulan 4 ini masyarakat telah melewati masa transisi /shock atas kenaikan harga BBM, utilitas, dan pangan dasar, melihat bahwa Triwulan ke-4 tahun ini terlihat secercah harapan sehingga untuk prospek ekonomi 2016 bisa lebih baik dari pada 2015.
“Enam Paket Kebijakan Pemerintah yang sudah diterbitkan, ternyata cukup positif direspon oleh pasar, ini terlihat mulai stabilnya nilai rupiah di pasar uang dan mulai menggeliatnya pasar modal. Paket kebijakan ekonomi Pemerintah akan berlanjut dan harapannya akan menstimulus ekonomi,” demikian kata Legowo.

Situasi Perunggasan Nasional Terkini
Kondisi makro ekonomi secara langsung ataupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kondisi peternakan nasional. Terjadinya pelemahan rupiah/penguatan kurs dollar sangat berpengaruh terhadap harga sapronak yang pada akhirnya harga tersebut mengalami kenaikan. Hal tersebut diperparah lagi dengan kebijakan pemerintah (Kementrian Pertanian) yang sangat tidak populer yaitu dengan secara serta merta menghentikan impor jagung sehingga pada hari ini harga jagung menjadi tidak masuk akal dengan ketersediaan yang kami anggap (ditimbun ??) oleh pedagang besar (pengumpul pedagang jagung nasional) dimana franco pabrik Rp 4.500. Demikian disampaikan Tri Hardiyanto, Dewan Pembina GOPAN pada Dialog Nasional Perunggasan awal November lalu.  
“Sementara kami yakin yang diuntungkan dari kebijakan ini hanya pedagang pengumpul jagung dibanding petani jagung. Saat ini harga jagung impor Rp 3.400 dengan kualitas baik sampai di pabrik (harga franco pabrik) sehingga self mixing di layer ataupun broiler menjadi sekarat dan terancam stop beroperasi dan gulung tikar. Apakah ini yang disebut nasionalis?” tanya Tri Hardiyanto
“Jika kondisi ini berlangsung, maka pemerintahan Jokowi yang pro rakyat nyaris menjadi slogan belaka bagi masyarakat perunggasan,” tegasnya lagi.
Adapun secara umum, sejak bulan Oktober 2013 - Juni 2015 boleh dikatakan peternak rakyat dan peternak menengah mandiri dalam kondisi merugi. Hal ini didasarkan fakta terjadi pembiaran "pembantaian" harga live bird ditingkat broker dan pedagang besar ayam oleh perusahaan besar (integrator). Pada saat yang sama dengan berjalannya waktu masih dirasakan suatu kondisi dimana kebijakan pemerintah tidak terlalu berpihak terhadap peternak rakyat dan peternak menengah mandiri (yang skala usahanya masih dibilang kecil-menengah).
Ir Eddy Wahyudin mewakili PINSAR Indonesia menambahkan kondisi 2015 secara umum harga broiler masih tidak menguntungkan peternak. Ini tercermin dari harga rata-rata broiler  10 bulan terakhir sebesar Rp 17.180/kg, sementara rata-rata harga HPP dalam kisaran Rp 17.410/kg. Hal ini dominan karena oversuplai broiler sebagai dampak pertumbuhan produksi bibit.
“Saat ini potensi terpasang produksi DOC sebesar 70 juta ekor per minggu sementara daya serap pasar broiler 40 juta ekor per minggu. Di sisi produksi, peternak broiler saat ini sedang bergulat dengan performa produksi yang kurang bagus, karena kualitas DOC dan pakan yang diduga menurun,” jelas Eddy.
Sementara untuk pasar telur ayam ras di awal tahun harga telur melonjak sangat fantastis, seakan memberi sinyal kondisi akan terus membaik. Akan tetapi di medio Februari hingga akhir April harga anjlok di bawah HPP. Memasuki Mei 2015 kondisi membaik dan menembus harga terbaik di Agustus 2015, performa harga telur selanjutnya bergerak dinamis di bawah dan di atas HPPnya.
Secara umum performa harga telur sepanjang 2015 masih cukup baik. Ini terlihat dari rata-rata harga jualnya Rp 17.814/kg  dan ini melampaui HPPnya yakni di Rp 17.185/kg. Catatan  rata-rata harga terbaik dicapai yakni Rp 19.900/kg yakni di Januari 2015
Namun demikian satu ancaman baru muncul dua bulan terakhir yakni kelangkaan jagung dan harganya yang melonjak hingga Rp 5.200/kg dari sebelumnya Rp 3000-3200/kg, akibat kebijakan pengetatan impor jagung oleh pemerintah. Problem ini dalam jangka waktu tertentu berpotensi menimbulkan penurunan populasi layer nasional dan menurunkan produksi telur nasional.

Dari Sisi Populasi Unggas
Ketua Umum GPPU Krissantono memaparkan produksi DOC 2015 memang cukup tinggi, produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan Nasional akan tetapi di tingkat peternak terjadi penurunan harga jual yang cukup signifikan sehingga banyak peternak yang mengalami kerugian dan kebangkrutan. Disini terjadi kepincangan Supply dan Demand, demand cenderung menurun karena faktor ekonomi makro. Turunnya berkisar 20-30 %, hal ini tentu sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.
Tak tinggal diam, Pemerintah melakukan intervensi dalam mendongkrak harga ayam di tingkat peternak dengan mengurangi populasi induk ayam ras sebanyak 6 juta ekor yang baru terealisasi 2 juta ekor. Secara gamblang Krissantono menuturkan bahwa produksi DOC broiler 2015 hanya 2,4 milyar ekor dari potensi produksi 3,5 milyar ekor. Sementara produksi DOC layer 2015 yaitu 200 juta ekor.
Krissantono menyarankan di tahun 2016 Pemerintah, Asosiasi Perunggasan perlu secara matang menghitung kebutuhan impor bibit agar tidak tejadi kelebihan dan merugikan peternak. Selain itu Tata niaga ayam (tingkat hilir) harus diatur oleh Pemerintah agar peternak tidak lagi mengalami kerugian yang berkepanjangan. Prospek Perunggasan 2016 masih cukup baik mengingat konsumi daging ayam dan telur masih rendah dibanding Negara ASEAN, sangat mungkin untuk dikembangkan ke masa depan.
Ia juga menekankan, perunggasan 2016  sudah harus berhadapan dengan MEA. Permasalahan yang akan dihadapi tahun depan cukup berat sehingga Pemerintah, Asosiasi, Perusahaan dan Peternak harus bersama-sama untuk bisa membuat solusi bersama demi kemajuan Perunggasan di Indonesia.
Dari sisi perusahaan pembibit beberapa faktor yang bisa menjadi kendala adalah:
1. Turunnya demand karena faktor ekonomi makro baik global maupun regional.
2. Tidak seimbangnya Supply dan Demand.
3. Policy Pemerintah perlu komprehensif atau terpadu misalnya :
      • Perencanaan raw material (al: jagung)
      • Perencanaan Pemerintah yang merupakan Roadmap perunggasan
      • Perlu Payung Hukum pengetrapan UU PKH dan Pangan serta UU terkait, dikait dengan pelaksanan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
4. Faktor cuaca yang ekstrim menyebabkan timbul penyakit dan kelangkaan air.
5. Adanya AI di dunia International menyebabkan Supply Bibit dari Amerika dan Eropa (Jerman,Belanda,Inggris) terganggu, sehingga pembibit tidak dapat mengimpor DOC bibit akan tetapi berupa HE (dengan BM 5 %)
6. Di tingkat hilir rantai distribusi sampai ke pasar perlu disederhanakan agar masyarakat dapat menikmati harga yang baik.
7. Kekompakan para pelaku perlu ditingkatkan.

Kelangkaan Jagung
Sekali lagi, kebijakan pemerintah di bidang pangan membuat pengusaha kelimpungan. Kali ini, yang jadi ‘korban’ ialah para pengusaha makanan ternak. Lantaran pemerintah menutup keran impor, harga jagung di pasaran lokal melambung.
Drh Sudirman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) yang ditemui Infovet disela seminar menuturkan, saat ini harga jagung di pasaran dalam negeri mencapai Rp 4.200 – 5.000 per kilogram (kg). Harga ini naik 80% dari harga saat menjelang Ramadhan lalu yang berkisar Rp 2.800 – 3.000 per kg.

Sumber: GPMT 2015

Menurut Sudirman, hitungan pemerintah bahwa ketersediaan jagung di dalam negeri masih berlimpah, meleset dari target. Celakanya, kenaikan harga jagung tidak dinikmati petani langsung, melainkan para pedagang. “Faktanya terjadi kelangkaan pasokan jagung lokal di pasaran,” ujar Sudirman.
Karena itu, Sudirman meminta Kementerian Pertanian (Kemtan) memberikan persetujuan pemasukan jagung impor. Saat ini, sebagian besar kapal pengangkut sudah ada di sejumlah pelabuhan sejak awal Oktober 2015. Bahkan, kapal-kapal itu sudah terkena denda lantaran bongkar muatnya tertunda (demurrage).
Saat ini, lanjut Sudirman, stok jagung di dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan industri pakan ternak. Pasalnya, program peningkatan produksi jagung 1 juta hektare (ha) di tahun ini belum direalisasi. Saat ini, realisasi program tersebut baru mencapai 139.511 ha. Bila produktivitasnya mencapai 5 ton per ha pipil kering dengan kadar air 15%, lahan seluas itu hanya bisa menghasilkan tambahan produksi 697.555 ton sekali panen. “Jumlah ini tidak memenuhi kebutuhan industri pakan ternak dalam satu bulan,” imbuh Sudirman.
Diakhir wawancara Sudirman memproyeksikan bahwa kebutuhan jagung Indonesia untuk industri pakan ternak berkisar antara 8,5-9 juta ton.

SPR Untuk Kemandirian dan Daya Saing
Beralih ke sapi, Dirjen PKH Muladno menjelaskan bahwa progran swasembada sapi lokal (10% dipenuhi oleh sapi bakalan import) dihentikan akhir tahun 2014. Selanjutnya mulai tahun 2015 swasembada sapi lokal ditiadakan dan diganti dengan peningkatan populasi sapi lokal, yang diperkuat melalui program Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan.
Kemudian mulai tahun 2016 diperkenalkan pendekatan Sentra Peternakan Rakyat yang di dalamnya terdapat Sekolah Peternakan Rakyat, yang berorientasi pada konsolidasi kekuatan peternak sapi lokal dalam rangka meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak.
Muladno menargetkan di tahun 2016 akan terbentuk 500 SPR. Manfaat dari pembentukan 500 SPR ini adalah keterlibatan secara langsung minimal 2500 peternak, 450 tokoh peternak, 500 sarjana baru dari berbagai disiplin ilmu sebagai manajer SPR, 500 dokter hewan, ratusan mahasiswa, puluhan dosen, peneliti, dan penyuluh di seluruh Indonesia
SPR merupakan lokasi penelitian untuk mahasiswa S1, S2, dan S3; serta medan pengabdian maupun diseminasi teknologi secara langsung. Selain itu juga terjadi peningkatan kesempatan bekerja di desa, deurbanisasi, deinternasionalisasi tenaga tak terampil (TKI), dan hemat energi dari sumber daya alam terbarukan misalnya pemanfaatan biogas dari feses sapi. (wan)

Drh. Gowinda Sibit: Modal Tekad Untuk Bisa Mandiri

Sebagai pengusaha, keuntungan dan kerugian adalah konsekuensi yang harus diperhitungkan. Dua hal tersebut bukanlah keinginan, melainkan pilihan. Tentunya merintis usaha tidaklah mudah, bila hanya bermodalkan materi tanpa ada niat, tidak menjamin usaha itu akan maju dan berkembang. Namun dengan tekad yang kuat, sudah pasti suatu usaha akan bertahan dan akan terus maju ke depan.
Tulisan di atas bukanlah sebuah kiasan, melainkan bukti dari kunci keberhasilan seorang pengusaha yang sudah jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya di industri obat hewan, seperti halnya Drh. Gowinda Sibit yang cukup berhasil mengembangkan perusahaannya PT Tekad Mandiri Citra (TMC) sebagai Produsen, Importir dan Distributor Obat Hewan yang berada dikota yang dikenal sebagai   Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum (Bandung).


Drh. Gowinda Sibit, Direktur Utama PT. Tekad Mandiri Citra 

Tekad mandiri adalah sebuah konsep dimana saat awal ia merintis pada tahun 2000 di Bandung,  dengan bermodalkan tekad dan kerja keras ia meyakini pasti bisa mandiri, walaupun situasi Indonesia kala itu sedang mengalami krisis moneter. “Awal merintis, saya tidak punya modal banyak, hanya kasih Tuhan dan dukungan teman-teman, serta bermodalkan tekad untuk bisa mandiri” ujar pria yang biasa disapa Erwin ini saat ditemui dikantornya beberapa waktu lalu di Bandung.
Ia mengungkapkan, kala ia membangun usahanya, tentu tidak senantiasa mulus. Kadang bagai kapal dihantam badai, usahanya nyaris roboh. “Contoh nyata hantaman itu datang di tahun 2005, saat itu ibarat sedang belajar jalan, disitulah saya mendapat tekanan cukup besar. Sebab di tahun itu munculnya kasus flu burung yang nyaris membuat perusahaan collapse. Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan kami bisa survive,” kata Erwin kala mengingat kembali perjuangannya.
Lebih lanjut dikatakan pria kelahiran Surabaya lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) ini, mulai tahun 2006 usahanya perlahan stabil dan tepat di tahun 2010, ia langsung mencanangkan bahwa perusahaannya harus tumbuh dan memiliki fasilitas serta sarana yang baik.
“Sasarannya saat ini adalah berusaha melengkapi keragaman produk-produk yang dibutuhkan pasar Obat Hewan di Indonesia, dengan berbasis teknologi agar bisa berkompetisi di pasar global,” tambahnya.
Standar produk yang baik bagi Erwin, harus ditopang dengan sarana uji yang baik pula sebagai bagian dalam upaya menopang keberhasilan usaha peternak. Untuk ini TMC berhasil mendapatkan sertifikat CPOHB pada tahun 2011. Dengan begitu, menurut pria yang juga pernah menjadi Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Jawa Barat selama dua periode berturut-turut ini, TMC memiliki komitmen menjadi perusahaan yang selalu bisa mengatasi permasalahan peternak. Bila diibaratkan TMC merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, karena selalu bersedia mendengar masukan dan kritikan dari masyarakat.
“TMC kini telah melengkapi diri dengan berbagai sarana produksi untuk produk Inovasi yang berbasis high-tech dan fasilitas laboratorium diagnostik untuk pengujian penyakit. Perusahaan sengaja membangun dan melengkapi laboratorium ini dengan berbagai peralatan canggih. Hal ini semata untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada peternak. Jadi apa yang kita dapat dari peternak akan dikembalikan lagi ke peternak dalam bentuk peningkatan pelayanan,” tegas Erwin.
Karena itu, TMC sebagai perusahaan yang mengedepankan profesionalisme dan teknologi, dirinya terus mempersiapkan cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Saya selalu siapkan waktu dan kesempatan untuk melakukan berbagai training karyawan baik untuk meningkatkan skill manajerial ataupun kemampuan teknis mereka,” ungkapnya.


Salah satu contoh kegiatan training peningkatan skill manajemen di TMC.

Selain itu, ia juga selalu memberikan motivasi bagi para karyawannya agar selalu memiliki tekad yang kuat dalam hidup. “Saya selalu tekankan kepada para karyawan, bahwa ada tiga kutub yang harus diseimbangkan dalam hidup. Yakni Spiritual, Keluarga dan Pekerjaan. Bila itu bisa diseimbangkan maka hidup kita akan balance,” imbuhnya.
Dengan selalu berbagi pengalaman bersama karyawannya bahkan dengan kompetitor usahanya sekalipun, karena ia ingin memberi inspirasi, bahwa apa yang pernah ia lakukan sebelumnya bisa dipetik sebagai pelajaran sekaligus bukti bahwa semua anak bangsa Indonesia adalah saudara.
“Ya, saya bersyukur saat ini bisa terus membangun Tim Sales dan Marketing untuk melayani masyarakat peternak di seluruh Indonesia,” paparnya
Seiring usahanya yang terus berkembang cukup baik Ia paham betul keberhasilan butuh tekad dan usaha serta hemat. Dan ia senantiasa berusaha menyeimbangkan antara Spiritual, Keluarga dan Bekerja, bagi anggota keluarga dan karyawan, bagi karyawan antara lain Family Gathering, karya wisata keluar negeri dan  umroh. Ia pun juga bisa menikmati bersama keluarga, tapi tidak berlebihan. “Saya bertekad akan terus tumbuhkan TMC untuk peternak,” pungkas Erwin.
Atas keberhasilannya dalam membangun bisnis sebagai pengusaha yang juga dokter hewan, Erwin mendapat penghargaan Indonesian Poultry Veterinarian Awards (Inpova) 2015 dalam momen pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia pada 8-10 Oktober 2015 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta. (rbs/wan)

Indonesia Kini Punya Kapal Pengangkut Ternak Sendiri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ‎akhirnya resmi meluncurkan kapal pengangkut ternak alias “kapal khusus sapi” pertama yang dibuat di Indonesia. Kapal tersebut diberi nama KM Camara Nusantara I, yang dibuat oleh PT Adiluhung Saranasegara Indonesia di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Kapal ternak 'Made in Bangkalan' ini diklaim memiliki berbagai fasilitas dengan standar internasional setara dengan kapal ternak lain di dunia, termasuk kapal ternak milik Australia yang biasa membawa sapi ke Indonesia.


Kapal ternak 'Made in Bangkalan' ini diklaim memiliki 
berbagai fasilitas dengan standar internasional

KM Camara Nusantara I nantinya akan dipakai untuk mengangkut sapi dari sentra-sentra produksi menuju daerah yang memiliki permintaan daging sapi cukup tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Menurut Presiden Jokowi usai peresmian, kapal tersebut akan memperlancar proses pengiriman dari sentra sapi seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Timur, ke sejumlah provinsi yang minus sapi. “Saya senang, sekarang kita punya kapal ternak berkapasitas 500 ekor sapi. Sehingga kiriman sapi dari NTT ke Jakarta lancar,” ujar Jokowi saat acara peresmian KM Camara Nusantara I di Galangan Kapal PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia, di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa, 10 November 2015.
Presiden mengatakan, selama ini pengangkutan sapi hanya mengandalkan moda transportasi darat. Alhasil, sapi-sapi yang yang sampai di lokasi tidak dalam keadaan baik. Bahkan, yang tadinya dikirim dalam keadaan gemuk, setelah sampai di lokasi justru kurus karena tidak diangkut memakai sarana transportasi yang layak. “Tadinya pakai truk jadi lemas semua sapinya sampai Jakarta,” kata Jokowi.
Selain memperlancar pengangkutan, kapal khusus sapi ini juga membuat harga jual menjadi lebih kompetitif dengan sapi impor. “Harganya kompetitif karena biaya transportasinya murah sekali. Ini yang kita targetkan bisa diselesaikan,” tukasnya.

Kapal Berstandar Internasional
Sementara itu, menurut Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang turut mendampingi presiden dalam peresmian, kapal angkutan sapi itu akan melalui rute Kupang-Bima-Tanjung Perak (Surabaya)-Tanjung Emas (Semarang)-Cirebon dan kembali ke Kupang.
“Ini kapal ternak pertama yang kita buat dan kita jalankan di Indonesia," ujar Jonan di lokasi peresmian.
Jonan menambahkan, kapal ternak ini sudah mengikuti standar yang berlaku di internasional. Artinya, sapi yang diangkut dalam kapal ini tidak boleh stres dan tidak boleh tertekan. “Jadi kapal ternak ini sudah sesuai dengan standar internasional,” imbuhnya.
KM Camara Nusantara I memiliki spesifikasi, diantaranya LOA (Length Over All) atau panjang kapal keseluruhan 69,78 m, LPP (Length Between Perpendicular) atau panjang garis tegak kapal 65,80 m, lebar 13,60 m, tinggi 4,30 m, serat 3,50 m, kecepatan 13 knot, serta daya mesin 2x1100 HP.
Kapal yang diresmikan tepat di Hari Pahlawan, 10 November itu, terdiri dari empat lantai. Lantai satu dan tiga untuk kandang dengan kapasitas 500 ekor sapi. Sedangkan lantai empat dipakai untuk awak kapal dan penumpang dengan kapasitas maksimal 32 orang. Kapal ini juga dilengkapi dengan klinik serta dokter hewan yang siaga 24 jam. Tujuannya, agar bisa mengobati sapi yang mengalami sakit selama perjalanan.

Bisa Tekan Harga Daging Sapi
Perihal peluncuran KM Camara Nusantara I, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, optimis kapal yang bisa mengangkut ternak langsung dari sentra menuju Jakarta bisa menekan harga daging sapi.
“Kapal ternak sudah kita punya. Satu unit sudah selesai. Akan menyusul lima unit lagi. Insya Allah akan menjadi enam. Prosesnya lima sampai enam bulan lagi semuanya selesai. Dalam waktu dekat kami akan angkut sapi perdana dari NTT ke Jakarta,” ungkap Mentan Amran, di Seven Hotel, Lampung, Selasa malam.
Ia menyebut, biaya pengangkutan sapi dari NTT menuju Jakarta bisa ditekan sampai 40%, sehingga harganya pun bisa lebih murah. “Ini solusi supaya harga daging bisa tertekan. Pasti biaya angkut jadi turun. Dulu waktu ribut-ribut harga daging sapi, di sana (sentra) hanya Rp 25.000, tapi di Jakarta Rp 37.000 per kg. Angkut pakai kapal ternak, harga bisa turun,” tutur Mentan.
Sapi lokal yang telah diangkut dengan kapal ternak kemudian bisa diserap oleh BUMN peternakan agar harga tetap bisa dijaga. “Nanti sapi bisa diserap BUMN seperti Perum Bulog dan PT Berdikari. PT Berdikari bisa muat 15.000 ekor. Ini wujud negara hadir di tengah masyarakat. Tidak menutup kemungkinan swasta pun bisa serap. Ini harus jalan. Kami sudah bicara dengan Gubernur Jakarta, Pak Ahok,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), langsung menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, soal kapal pengangkut ternak yang kemarin diluncurkan.
Ahok menilai, dengan adanya kapal tersebut, sapi-sapi dari wilayah Indonesia bagian timur, khususnya NTT bisa cepat tiba di Jakarta. Perhitungan perjalanan dari NTT ke Jakarta memakan waktu 10 hari. “Jadi sapi 10 hari masuk nih. Udah mau mulai masuk nih sapi dari sana. Aku nggak tahu kapan dia naiknya. Setelah masuk Dharma Jaya kita potong terus jualnya ke Pasar Jaya, kita mesti kuasai,” kata Ahok di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 13 November 2015.
Ia menambahkan, begitu tiba nanti di Jakarta, Presiden Jokowi akan menyambut langsung di Pelabuhan Tanjung Priok. “Kapal kan mampir-mampir. Nanti di Tanjung Priok kapal sapi ini, presiden bilang beliau mau jemput,” tambahnya.
Selain itu, Ahok berencana agar sapi impor juga bisa dikuasai oleh BUMD DKI. “Kita juga harapkan nanti, impor sapi misal dari India atau dari mana, itu kasih kuota impornya ke Dharma Jaya, kita punya pasarkan, gitu konsepnya,” jelasnya.
Perihal adanya isu mafia daging sapi di Jakarta, ia menanggapinya dengan gayanya yang keras. “Kita lawan. Kita bisa kuasai 30 persen, kita lawan. Dulu kan kita nggak punya kapal, pakai kapal mereka. Mereka nggak mau bawa, atau mereka turunin di Surabaya bikin kepengurusan sapi. Nah sekarang kan ada enam kapal pesan, dua sudah jadi. Dengan kapal ini, kita akan bawa,” tutup Ahok. (rbs)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer