Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Livestock Export Program Expo 2016 Siap Digelar

Menindaklanjuti suksesnya penyelenggaraan Livestock Export Program (LEP) EXPO 2015 yang digelar pada 9 April 2015 di Tangerang, Indonesia, MLA / LEP Meat and Livestock Australia dengan bangga mempersembahkan The 2nd LEP EXPO yang akan diselenggarakan pada tanggal 6-7 April 2016 di Tangerang, Indonesia.

Suasana pameran Livestock Export Program Expo 2015.

Tujuan dari acara ini adalah untuk memungkinkan industri ternak di Indonesia mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari produk dan layanan yang tersedia bagi mereka sehingga memungkinkan untuk pilihan yang lebih tepat untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan efisiensi rantai pasokan dalam sistem produksi masing-masing.
LEP EXPO 2015 menyatukan sedikitnya 20 perusahaan dan telah menarik sekitar 400 pengunjung hanya dalam satu hari pameran. Ada banyak umpan balik positif pada kisah sukses dari perusahaan yang telah bergabung di LEP EXPO pertama kami.
LEP EXPO 2016 akan diikuti oleh sekitar 50 perusahaan untuk memamerkan produk mereka dan informasi pada peralatan ternak, peralatan rumah potong hewan, produk kesehatan hewan, produk pakan ternak, software penggemukan dan konstruksi, traceability ternak dan sistem informasi, asosiasi pembibit, dan perusahaan-perusahaan  yang terlibat dalam industri peternakan secara umum.
Berbeda dengan apa yang kita miliki di LEP EXPO 2015, Expo 2016 ini akan diadakan selama 2 hari disertai dengan banyak seminar dan presentasi produk yang menarik.
Lokasi pameran bertempat di Atria Hotel Gading Serpong. Tempat ini menawarkan akses mudah ke berbagai pusat perbelanjaan, hotel dan jalan tol maka kita berharap untuk menarik banyak pengunjung pameran kami.

Berminat untuk bergabung dalam LEP EXPO 2016 pendaftaran ditunggu selambat-lambatnya tanggal 15 Januari 2016. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai biaya dan hal-hal lain silahkan hubungi Helen Fadma di hfadma@mla.com.au atau +62 811 97 83224. (wan) 

Teknologi Perbaikan Genetik Sapi Lokal Indonesia



Bogor - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, bersama Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Muhamad Nasir melakukan kunjungan kerja untuk menyaksikan hasil teknologi perbaikan genetik sapi lokal Indonesia, di PT. Karya Anugerah Rumpin (KAR) yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/1).
Hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anggota Komisi VII dan X DPR RI, Kepala LIPI, Wakil Bupati Kabupaten Kupang-NTT, dan Wakil Bupati Kabupaten Ende-NTT.
Riset yang dilakukan selama 7 tahun secara terus menerus ini dikembangkan Kementerian Riset bekerja sama dengan PT KAR, LIPI dan Kementerian Pertanian. Hasil yang diperoleh pemulihan genetik sapi Indonesia kembali ke genetik unggul, perbaikan genetik untuk mendapatkan bibit sapi lokal unggul.
Mentan mengapresiasi langkah pengembangan rekayasa genetik sapi lokal yang dapat menghasilkan bobot 700 sampai 800 kg per ekor. Bobot sapi lokal tersebut sama dengan sapi Limosin dan Brahman. "Artinya dengan berat sapi lokal ini, kita bisa wujudkan swasembada daging," ungkap Mentan.
Mentan menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan daerah sentral untuk pengembangan sapi lokal yaitu provinsi NTB, NTT, Jatim, Sulsel, dan Lampung. Hal tersebut sejalan sesuai dengan arahan Presiden bahwa di tahun 2016 pemerintah akan mengalokasi anggaran untuk sektor peternakan sebesar Rp 2,8 triliun untuk mendukung terwujudnya swasembada daging.
Dalam kesempatan tersebut Mentan juga menjelaskan Kementerian Pertanian akan menyediakan indukan sapi dalam waktu dekat sebesar 100 ribu ekor sehingga dapat menghasilkan anak sapi dalam jumlah besar. "Dengan demikian, kebutuhan daging dalam negeri dapat dipenuhi sendiri dan swasembada daging akan terwujud", papar Mentan. (wan)

KM Camara Nusantara I Tiba di Jakarta

Desas-desus berlayarnya kapal ternak KM Camara Nusantara I akhirnya terjawab. Kapal perdana buatan Indonesia itu bersandar di Dermaga 107, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat, 11 Desember 2015.

Sapi-sapi yang diangkut oleh kapal ternak KM Camara Nusantara I dari Kupang, NTT

Setelah mengarungi lautan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama kurang lebih lima hari, kapal yang mengangkut 353 ekor ternak sapi ini langsung disambut oleh orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang ikut memantau kapal ternak, pihaknya menyambut gembira atas kedatangan kapal tersebut. Ia menilai, dengan adanya kapal ternak yang mengangkut sapi dari sentranya langsung, dapat menurunkan harga daging sapi yang tahun kemarin sempat melonjak tinggi. “Jadi target kita adalah menurunkan harga di konsumen kemudian mengangkat pendapatan petani,” ujar Mentan Amran saat menggelar konferensi pers disalah satu cafe di Ancol, Jakarta Utara.
Selain itu, lanjut Amran, kapal ternak ini sekaligus memotong supply chain distribusi sapi yang sebelumnya memakan biaya tinggi dan waktu yang lama. “Dahulu perjalanan dua bulan sekarang menjadi satu minggu saja, kemudian dulu persoalannya banyak biaya lain-lain di perjalanan sebanyak 13 pos itu dan satu titik sampai Rp 50.000-100.000 per ekor. Dulu juga biaya angkut mencapai Rp 1,8 juta per ekor, sekarang setelah pakai kapal ternak ini yang merupakan implementasi dari tol laut menjadi Rp 320.000 per ekor. Kita bisa turunkan 85% biaya angkut dan pos-pos tadi juga sudah tidak ada lagi,” terangnya.
Ia juga menambahkan, singkatnya perjalanan kapal ternak dari sentra menuju daerah tujuan tidak menguras banyak bobot sapi. “Dulu itu (pengiriman ternak) bukan penggemukan malah pengurusan, karena turun bobot kan sampai 20%, sekarang ini kami yakin turun hanya 3-5%,” katanya.
Perihal karantina sapi, ia juga mengungkapkan telah menerbitkan Permentan baru No 12 untuk mempercepat karantina sapi dari yang sebelumnya 3-4 hari, menjadi 0,8 hari. “Kalau mungkin ada yang bisa lebih cepat lagi 10 menit sampai satu jam karantina, akan saya keluarkan permentan lagi,” tukasnya.
Senada dengan Mentan Amran, Presiden Jokowi yang menyambut kedatangan KM Camara Nusantara I mengatakan, kapal pengangkut ternak ini bisa mengefisienkan harga daging karena mampu menekan biaya transportasi. “Di sana harganya Rp 30.000 per kg (bobot hidup), karena ada efisiensi di ongkos transportasi yang dulunya kurang lebih Rp 1,5-1,8 juta, sekarang jadi Rp 320.000. Ini yang sering kita bilang tol laut ya seperti ini,” kata Jokowi ketika meninjau kapal pengangkut ternak.
Menurut perhitungannya, setelah sapi tiba di Jakarta dan disembelih, maka harga akan jatuh per kg kira-kira Rp 35.000-37.000. “Kalau sudah disembelih, nanti jadi daging, biasanya itu rendemen ya. Itu kali dua. Nah rata-ratanya berarti kurang lebih antara Rp 72.000-76.000,” jelasnya.
Kendati demikian, kata dia, harga daging akan tetap berbeda-beda. “Tapi itu harga rata-rata. Yang namanya daging itu ada yang khas. Itu jatuhnya bisa antara Rp 85.000-90.000. Tapi yang rata-rata itu tadi harganya yang tadi saya bilang. Kemudian ada harga yang di tempat-tempat lain kurang lebih Rp 40.000 jatuhnya,” terang Jokowi.
Sementara itu, disampaikan oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang turut mendampingi Jokowi, pengiriman sapi perdana dari NTT ini untuk Bulog dan akan didistribusikan ke Jakarta. “Kedatangan pertama ini buat Bulog, Bulog buat Jakarta. Nanti berikutnya gantian,” ujar Ahok di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebagai informasi, pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta, merupakan lanjutan dari kerjasama pengadaan sapi yang beberapa waktu lalu diteken oleh enam gubernur termasuk NTT dan Jakarta di Kementerian Pertanian. Kerjasama tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga daging sapi di Jakarta.
Turut hadir dalam kedatangan kapal pengangkut ternak, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (rbs)

Nutreco Akuisisi Micronutrients



[INDIANAPOLIS, AMERIKA SERIKAT, 2015] Nutreco telah menandatangani perjanjian dengan The Heritage Group, pemilik Micronutrients, untuk mengakuisisi perusahaan ini yang merupakan pemimpin global suplemen mineral berbasis hidroksi. Akuisisi ini menjadikan Trouw Nutrition, unit bisnis nutrisi hewan milik Nutreco, memperkuat portofolio imbuhan pakan Selko. Proses perpindahan kepemilikan ini, berdasarkan pada regulasi yang ada, diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun depan.
Knut Nesse, CEO Nutreco menyatakan bahwa, "Strategi kami adalah dapat menjangkau tren global dalam rantai nilai protein hewani yaitu dengan menyediakan solusi nutrisi inovatif dan berkelanjutan bagi pelanggan kami dengan menggunakan teknologi tinggi serta pengetahuan aplikatif. Portofolio produk micronutrients sesuai dengan strategi ini. Dikombinasikan dengan berbagai produk yang telah kami miliki dan kemampuan Research and Development (R&D), akuisisi Micronutrients membuat unit bisnis nutrisi hewan kami yaitu Trouw Nutrition menjadi pemimpin untuk segmen imbuhan pakan. Selain itu, produk Micronutrients akan memberikan nilai tambah bagi produk premix yang kami tawarkan."
Pat James, CEO Micronutrients menambahkan, "Di Nutreco kami telah menemukan pengelolan yang baik untuk bisnis kami, yang telah tumbuh dengan cepat di AS dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai perusahaan global yang memiliki sumber daya dan jaringan untuk mempercepat pertumbuhan Micronutrients melalui ekspansi geografis, kami juga menargetkan penambahan spesies hewan. Dalam jangka panjang, kekuatan R & D dari Nutreco akan menjadikan teknologi Micronutrients semakin berkembang."
Micronutrients merupakan pemimpin pasar untuk suplemen mineral hidroksi, yang dipasarkan dibawah lisensi merek dunia IntelliBond®. Suplemen mineral hidroksi terspesialisasi pada suplemen mineral karena struktur kimianya yang unik mampu meningkatkan stabilitas premix dan pakan serta bioavailabilitas bagi hewan jika dibandingkan dengan mineral anorganik. Bioavailabilitas yang lebih tinggi dalam kondisi tertentu mengarah pada peningkatan kinerja hewan serta manfaat terhadap lingkungan. Perusahaan ini terkenal dengan kekuatan komersilnya di AS, dengan penjualan di banyak negara lain di seluruh dunia melalui distributor-distributornya. (wan)

Alltech Perluas Fasilitas Produksi di Australia

[Roseworthy, Australia] - Karena meningkatnya permintaan, perusahaan nutrisi dan kesehatan hewan global Alltech telah memperluas fasilitas produksi di Forbes, New South Wales, Australia yang memproduksi Optigen II ™.

(Dari kiki ke kanan) Mathew Smith, Vice President Alltech Asia-Pasifik, Rob McFarlane, General Manager, tim ruminansia Alltech Oceania, dan Mark Peebles, General Manager Lienert, mengumumkan perluasan fasilitas produksi untuk mengakomodasi permintaan untuk Optigen II™.

Fasilitas baru ini akan memenuhi permintaan dari pasar industri susu, daging sapi dan domba untuk Optigen II ™, sumber nitrogen non-protein dengan pelepasan lambat. Optigen II ™ awalnya dikembangkan oleh Cornell University, dan saat ini telah digunakan di seluruh dunia selama lebih dari 10 tahun, didukung oleh penelitian in vitro, in situ dan in vivo.
"Petani menghadapi tantangan ekstrim di Australia dan Selandia Baru," kata Rob McFarlane, General Manager, tim ruminansia Alltech Oceania. "Musim yang ekstrim, campuran unik dari sistem manajemen dan tantangan pasar susu global membuat sulit untuk menghasilkan produk susu yang konsisten, menguntungkan atau daging sapi."
"Optigen II ™ menyediakan pelepasan nitrogen berkelanjutan, yang sangat penting bagi sistem Australia dan Selandia Baru, di mana sapi menghadapi perubahan kualitas rumput serta kesenjangan yang panjang akan feed intake," tambah Dr Susanne Roth, Ruminant Sales and Marketing Manager, Alltech Oceania. "Optigen II memberikan peternakan sapi perah dan sapi potong, pabrik pakan dan konsultan lebih banyak kebebasan untuk mempertahankan produksi selama periode yang menantang dan mencapai profitabilitas yang lebih tinggi."
"Optigen II dapat digunakan melampaui diet yang ada untuk meningkatkan kandungan protein secara keseluruhan, yang sangat relevan jika ada kekurangan protein karena buruknya kualitas rumput," jelas Roth. "Optigen II dapat digunakan untuk merumuskan diet, meningkatkan nitrogen larut dalam diet, yang berarti meningkatkan daya cerna dan lebih banyak protein mikroba, sehingga meningkatkan produksi susu atau daging."
"Supporting Team Alltech On-Farm menyediakan dukungan teknis, bekerja sama dengan peternak untuk mengidentifikasi tantangan di pertanian dan meningkatkan produktivitas pada sapi perah dan sapi potong," kata McFarlane. "Kami bangga untuk memperluas fasilitas Lienert di Forbes, membantu kami terus memenuhi kebutuhan pelanggan kami."
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Dr. Susanne Roth, +61 (0) 400 617 671 atau sroth@alltech.com. (wan)

Kuota Impor Jagung Ditetapkan Per Kuartal



JAKARTA – Kuota impor jagung tahun 2016 diharapkan tidak akan melebihi kuota yang diberikan sepanjang 2015. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, seiring dengan upaya peningkatan produksi dalam negeri.

Jika pada tahun lalu, pemerintah menetapkan kuota impor jagung sebanyak 2,5 juta ton per tahun. Maka pada tahun ini, Darmin mengatakan, pemerintah baru menetapkan kuota impor jagung untuk kuartal I-2016.

“Sebelum masuk kuartal II-2016 kita akan lihat produksi jagung. Baru kita putuskan impor di kuartal II-2016 berapa,” kata Darmin dalam paparan akhir tahun, di kantornya, Kamis pekan lalu (31/12/2015).

Setelah melalui rapat koordinasi dengan kementerian teknis yakni Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, pemerintah memutuskan kuota impor jagung untuk kuartal I-2016 sebanyak 600.000 ton. “Kita percaya kebutuhan impor 2016 lebih rendah,” kata Darmin.

Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu bahan pangan pokok seperti daging ayam dan telur ayam mengalami lonjakan harga tinggi. Darmin menerangkan, kenaikan harga dua komoditas pangan pokok tersebut tidak lepas kaitannya dengan ketergantungan impor jagung pakan unggas.

“Tahun kemarin ini (2015) ada bermacam-macam penyebab, sehingga harganya naik dalam beberapa bulan terakhir. Kita berupaya tidak terulang di tahun depan (2016),” jelas Darmin.

Salah satu upayanya, sambung Darmin, kementerian teknis bersama kantor Kemenko Perkonomian sepakat untuk menghitung berapa kebutuhan dan produksi jagung pakan ternak. Dengan begitu, pemerintah bisa memutuskan besaran kuota impor dengan tepat. (Sumber: kompas.com)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer