Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Satu Persatu Impiannya Terwujud

Drh. Meiti Ifianti
Tidak disangka ternyata kuliah atau pekerjaan yang Anda jalani sekarang, bisa saja menjadi sebuah perjalanan yang manis untuk hidup Anda. Hal ini dibuktikan oleh Meiti Ifianti, mahasiswi lulusan Fakultas Kedokteran Hewan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Perjalanannya dimulai saat dia hijrah dari Banten untuk kuliah di IPB tahun 1997, ia masuk IPB dengan menempuh jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) dan memilih sendiri masuk di jurusan Dokter Hewan. Ia mengaku tertarik dengan dunia kedokteran hewan sebab awalnya ia menyukai hewan peliharaan dan mempunyai mimpi untuk membuka praktek sebagai dokter hewan, dan tak pernah terbayang oleh dirinya akan bekerja di perusahaan swasta. Pada saat kuliah, ia mengambil SKH selama empat tahun dan profesi dokter hewan selama dua tahun.

Kemudian dia lulus pada 2003 dan langsung bekerja di PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA), Charoen Pokphand Group selama kurang lebih tiga tahun. Awal masuk, ia menjadi Technical dan Marketing Officer di PT IMA. PT IMA merupakan salah satu distributor obat hewan yang mendistribusikan produk-produk dari beberapa supplier seperti Lohman Animal Health (LAH), CEVA, Phibro dan Novartis serta beberapa perusahaan multinasional lainnya pada saat itu. Setelah satu tahun bekerja, ia diminta menjabat menjadi Produk Manager untuk Vaksin dan satu tahun berikutnya ia juga menjabat sebagai Produk Manager untuk Feed Additive, itu menjadi posisi terakhirnya di IMA.

Pada Agustus 2006, ia bekerja di Schering Plough Animal Health sebagai Key Account Manager, dan kemudian terjadi proses akuisisi menjadi Intervet/Schering Plough dan kemudian berubah lagi menjadi MSD Animal Health, posisi terakhir dia di MSD adalah sebagai Associate Director Business Unit sampai April 2014. Dan pada Mei 2014 sampai sekarang ia bergabung bersama Adisseo Asia Pacific Pte Ltd sebagai Country Manager Indonesia.

Tepat di 2015 ini, dia juga berhasil merampungkan cita-citanya menempuh pendidikan S2. Dimana ia mengambil double degree secara sekaligus di Swiss German University (SGU) sebagai Magister Management (MM) dan di University of Applied Sciences Jena sebagai Master of Business Administration (MBA).

Semua hal yang telah ditempuhnya tentu tak luput dari dukungan orang-orang terdekatnya. Berkat dukungan dari keluarga dan suami, kini wanita berambut pendek tersebut bisa menggapai satu persatu keinginannya. “Awalnya saya terinspirasi dari film-film jepang, dimana saya melihat wanita karir disana bisa survive dan itu yang memotivasi saya, namun setelah saya masuk kerja, hal yang memotivasi adalah saya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan anak, tentunya berharap anak saya bisa lebih baik dari saya, mulai dari pendidikan dan pekerjaan , saya bisa membantu membangun masa depannya dengan cara memberikan wawasan yang saya ketahui,” ujar ibu satu anak itu.

Walau ia jauh dari orang tuanya yang tinggal di Banten, tetapi ungkap dia, kedua orang tuanya mengerti bahwa ia memang benar-benar serius untuk mengejar cita-cita dan mau belajar. Meskipun begitu, tentunya dia juga tahu tanggung jawabnya sebagai anak. Sang suami, Sonny Cokro juga sangat mendukung apapun yang ia lakukan. “Tentunya saya tidak bisa berada di posisi ini tanpa dukungan dari suami dan keluarga. Suami juga ga jauh beda dengan saya, tetapi dia di bidang Aquaculture,” tutur wanita yang hobi traveling dan reading ini.

Hal terpenting dalam menjalani pekerjaan yang ia pegang teguh sampai saat ini adalah fokus. Fokus terhadap apa yang diinginkan dan fokus berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan, serta fokus dalam menjaga keseimbangan dalam bekerja dan keharmonisan dalam rumah tangga.

Menurutnya, bidang kesehatan hewan atau kedokteran hewan mempunyai prospek yang sangat baik ke depannya. Tentunya tidak hanya dengan belajar pada saat kuliah, tetapi juga dibarengi dengan pelajaran lain seperti bahasa inggris dan kemampuan berkomunikasi diluar dari bidang kesehatan itu sendiri. Sebab di jaman sekarang, teknologi yang semakin maju dapat dengan mudah dipergunakan untuk mencari ilmu, karena hal itu penting untuk bekal nanti di dunia kerja.

Wanita kelahiran Pandeglang 1979 itu mengaku sangat beruntung, dari bekerja, hobi traveling-nya bisa sekaligus terealisasi dengan sendirinya. Sebab pekerjaannya kerap dilakukan di luar Jakarta, tidak hanya domestik tetapi juga mancanegara. Hampir seluruh negara pernah ia kunjungi, mulai dari Malaysia, Singapura, China, Korea, Taiwan, Philipina, Thailand, Australia, Amerika, Perancis, Jerman, dan Belanda. Katanya, Itu juga mungkin bisa menjadi motivasi, bahwa sebenarnya dengan bekerja di dunia kesehatan hewan  bisa membawa kita untuk melihat dunia internasional.

Wanita yang juga penyayang kucing ini, masih menginginkan bisa membuka praktek sendiri. Apabila diberi kesempatan oleh yang Maha Kuasa, tentunya ia ingin menambah skill untuk bisa praktek. Ia sudah dapat membayangkan kliniknya nanti bisa memberikan tempat untuk tim dokter hewan bisa bekerja disana. Sebab, untuk karir saat ini ia sudah bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. “Sebab, untuk karir saat ini saya sudah merasa bersyukur atas apa yang sudah dan sedang di jalani. Saat ini prioritas saya mungkin akan tetap fokus terhadap pekerjaan, mencoba memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan yang sekarang, karena saya baru setahun dan saya ingin menikmati pekerjaan saya dengan enjoy,” ungkap wanita penyuka warna terang ini.

Langkah demi langkah karir dan pendidikan dipetiknya dengan penuh kerja keras, dan ia ingin terus membangun mimpinya. Jika satu mimpi tercapai, janganlah berhenti. Terus buat mimpimu untuk memotivasi diri sendiri. (rbs)

Biodata
Nama : Drh. Meiti Ifianti, MM, MBA
Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 14 Mei 1979
Jabatan saat ini : Country Manager – Adisseo Asia Pacific Pte Ltd
Email : meiti.ifianti@adisseo.com
Nama Suami : Sonny Cokro, SE, MM
Nama Anak : Ravalea M. Cokro,
Riwayat Pendidikan :
  1. University of Applied Sciences Jena - Master of Business Administration
  (MBA), Business Administration and Management, General (2014 – 2015).
  2. Swiss German University - Magister Management (MM), Business,
  Management, Marketing and Related Support Services (2013 – 2015).
  3. Bogor Agriculture University - Doctor of Veterinary Medicine (DVM),
  Veterinary Medicine (1997 – 2003).
Pengalaman Kerja :
  1. Country Manager Indonesia – Adisseo Asia Pacific Pte Ltd (Mei 2014 –
  Present) Indonesia.
  2. Associate Director Business Unit – Poultry & Companion Animal - MSD
  Animal Health (April 2012 – April 2014) Indonesia.
  3. Business Unit Manager – Poultry - MSD Animal Health (Januari 2010 –
  Maret 2012) Indonesia.
  4. Key Account Manager - Intervet/Schering Plough Animal Health
  (Agustus 2006 – Desember 2009) Indonesia.
  5. Product Manager Vaccine and Feed Additive - PT. Indovetraco Makmur Abadi, Charoen Pokphand Group (September 2003 – Juli 2006) Greater Jakarta
  Area, Indonesia.
Hobi : Traveling dan Reading

PB ISPI Berikan Solusi Atas Masalah Perunggasan Terkini

Foto bersama para pembicara FGD dan pengurus PB ISPI
Bertempat di Aula Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) Bogor, Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Menata Industri Perunggasan Nasional yang membahas tentang daya saing industri unggas nasional dan ancaman produk hasil unggas dari luar negeri.

Pertemuan yang dilakukan pada Selasa, 12 Mei 2015 ini diikuti oleh segenap perwakilan peternak Bogor yang bernaung dibawah PPUN dan GOPAN, Ketua Umum PB PDHI Dr drh Heru Setijanto, Ketua ARPHUIN Ir Ahmad Dawami, Ketua AINI Prof Nachrowi, Ketua Pintar Lampung Ir Agus Wahyudi, dan perwakilan dari PB Ismapeti dan ASOHI. 

Menurut Ketua ISPI Prof Ali Agus, industri perunggasan memiliki peran sangat penting dalam perekonomian. Hal ini dimungkinkan karena industri perunggasan mampu menghasilkan swasembada daging unggas maupun telur. Selain itu, sektor ini ikut berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat. Produk unggas berupa daging ayam dan telur adalah sumber protein yang berkualitas dengan harga terjangkau. Saat ini, 65% daging yang dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari daging ayam.

Potensi industri perunggasan di Indonesia masih akan terus tumbuh lebih tinggi. Membandingkan dengan negara-negara Asean lainnya, angka konsumsi per kapita daging ayam Indonesia baru mencapai 8 kg/tahun masih di bawah Thailand 16 kg/tahun, dan Filipina 9 kg/tahun. Padahal angka pendapatan per kapita Indonesia tergolong masih lebih tinggi dari Filipina. Untuk meningkatkan konsumsi, sejumlah upaya kampanye gizi dilakukan oleh masyarakat perunggasan.

Dari sisi ekonomi, perunggasan telah menyerap 2,5 juta tenaga kerja langsung dengan total omzet berkisar Rp 120 triliun per tahun. Lapangan kerja di perdesaan dapat berkembang dengan adanya usaha peternakan unggas. Di samping itu, perunggasan juga merupakan faktor penggerak industri terkait lainnya di bidang pertanian, antara lain usaha budidaya jagung, dedak padi dan sebagainya.

Permasalahan dalam industri perunggasan adalah adanya kelebihan pasokan ayam sehingga harga ayam di pasar lokal menjadi tertekan. Pada sisi lain, kenaikan harga pakan dan biaya produksi terus melambung. Kondisi ini menyebabkan peternak rakyat semakin terjepit. Selain itu feedmill di Indoensia mampu menghasilkan 18,5 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 13 juta ton. Masih ada 5 juta yang belum terpakai.

Pertumbuhan DOC mencapai 20%, sedangkan permintaan kurang dari 15%. Artinya ada kelebihan produksi yang menyebabkan harga ayam potong mudah jatuh. Peternakan ayam broiler dan petelur penghasil DOC sebagian besar merupakan perusahaan besar yang sudah menggunakan teknologi modern. Sebagian besar industri peternakan ayam komersial di Indonesia merupakan penanaman modal asing (PMA) yang mendominasi pasar, dengan menguasai sekitar 70%-80% pasar.

Standarisasi kualitas DOC dan pengaturan suplainya untuk menjaga tingkat harga yang lebih stabil dan bisa menguntungkan berbagai pihak. Langkah ini sudah mulai dikerjakan oleh Pemerintah akibat membanjirnya suplai DOC sejak beberapa bulan lalu yang mengakibatkan banjir ayam broiler di pasaran menyebabkan kerugian berkepanangan tidak hanya di kalangan peternak tetapi juga menghampiri usaha pembibitan dan pabrik pakan. Kualitas DOC bisa bervariasi di antaranya tergantung umur induk. DOC yang kualitasnya jelek membutuhkan pemeliharaan ekstra. (wan)


Untuk selengkapnya baca Majalah Infovet Edisi 251 Juni 2015

IB Varian, Tubuh Bebek Pada Ayam


Gejala klinisnya perut membesar. Postur tubuh ayam menjadi seperti tubuh pinguin/bebek. Setelah bedah bangkai ketahuan ada timbunan air di uterus. Penanganan di lapangan cenderung tak perlu pemeriksaan laboratoris. Lain dengan kepentingan produksi vaksin yang protektif.

IB Varian sudah dikenal di kalangan peternak ayam. Gejala klinis utamanya postur tubuh ayam seperti pinguin dengan dada dan perut menggantung menonjol ke depan bawah. Ada pula yang menyebutnya duck style dengan ciri sama.

Yang menyebutnya Pinguin Style misalnya Drh Suyud dari PT SHS (Surya Hidup Satwa) Surabaya. "Sudah lama dikenal peternak," katanya. Pada 2013 pernah outbreak di Jawa Timur. Yang menyebutnya Duck Style misalnya Drh Andi Wijanarko dari PT Pimaimas Citra Jakarta. Mereka menyampaikannya secara langsung kepada Infovet di Jakarta.

Menurut Drh Suyud kasus IB varian QX dengan ciri khas tersebut (pinguin/duck style) sudah banyak terjadi pada ayam petelur baik pada fase grower alias masa pertumbuhan dan fase layer alias masa produksi. Ayam terserang sejak umur awal minggu pertama. Gejala klinisnya perut membesar. Postur tubuh ayam menjadi seperti tubuh pinguin/bebek. Setelah bedah bangkai ketahuan ada timbunan air di uterus.

Dengan gejala klinis yang sangat khas itu menurut Drh Suyud dalam pemeriksaan lapangan tidak dibutuhkan lagi pemeriksaan laboratorium. Diagnosa berdasar gejala klinis tampak betul ayam seperti ngebom alias menjatuhkan bom! "Anak kandang sudah tahu itu," ucapnya.

Bedah bangkai alias nekropsi ayam terinfeksi virus IB serotipe QX umumnya saluran telur membesar kista berisi air bisa lebih dari satu liter atau sebagian tak berkembang dengan pelebaran berkista besar. Dinding saluran tipis dan transparan pada daerah berkista ini. Bisa jadi ovarium masih berfungsi dan normal. (yonathan)

Untuk selengkapnya baca Majalah Infovet Edisi 251 Juni 2015

Drh Irawati Fari Yakin Kokohkan ASOHI

Drh. Irawati Fari
Sebuah organisasi atau asosiasi selalu membutuhkan pemimpin yang sanggup mengemban tugas yang berat. Selama satu periode, dua periode bahkan satu dekade kepemimpinan sebuah asosiasi akan terus berputar dan memunculkan pemimpin-pemimpin baru yang lebih tangguh dari sebelumnya. Pemilihan bisa dilakukan dengan cara apa saja, misal seperti lewat Musyawarah Nasional (Munas).

Tepat pada 6-7 Mei 2015, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) rampung menggelar Munas VII ASOHI bertemakan “Bersatu Dalam Dinamika Nasional dan Global” yang dilaksanakan di Hotel Grand Zuri, BSD City, Serpong. Dari hasil Munas kemarin, Drh. Irawati Fari terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) ASOHI periode 2015-2020 menggantikan Drh. Rakhmat Nuriyanto, MBA, serah terima jabatan dilakukan pada Kamis 7 Mei 2015 pukul 18:30 WIB.

Terpilihnya Drh. Ira sapaan akrabnya, atas kecintaan dirinya terhadap ASOHI dan melalui proses pengkaderisasian dari kepengurusan sebelumnya. Sepak terjangnya selama 10 tahun di ASOHI membuat dirinya dipercaya mengemban tugas sebagai Ketum ASOHI periode 2015-2020.

Dalam paparanya pada saat Munas, Ia menjelaskan beberapa visi dan misi ASOHI kedepan dalam upaya melanjutkan pemikiran kepengurusan sebelumnya. Yang jelas, Ia ingin mewujudkan ASOHI untuk menjadi asosiasi yang lebih tangguh, profesional dan menjadi mitra yang harmonis bersama pemerintah, stakeholder serta bermanfaat bagi anggota, bangsa dan negara. Sebab tujuan didirikannya ASOHI adalah untuk mewujudkan usaha obat hewan di Indonesia yang tangguh, mandiri dan bertanggung jawab, serta dapat memenuhi kebutuhan obat hewan sebagai sarana untuk mengembangkan dan melestarikan sumber daya hewani.

Dalam kepemimpinannya nanti, Ia yakin mampu memperkokoh kepengurusan ASOHI nasional dan daerah agar dapat bekerja secara profesional, berdedikasi tinggi, loyal dan menjadi panutan yang positif di industri obat hewan dan pihak terkait lainnya, serta dapat meningkatkan seluruh anggota dalam hal menjalankan usaha sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ASOHI & Kode Etik dan meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota baik di ASOHI nasional maupun daerah.
Ia juga mengatakan, akan terus menjalin kemitraan dengan pemerintah untuk mendukung program-program pemerintah dan mensosialisasikan organisasi dan kiprahnya serta kerjasama dengan pihak terkait dalam mengembangkan industri obat hewan, peternakan dan kesehatan hewan baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kunci utama dalam organisasi, dijelaskan Drh. Ira, harus memiliki strategi yang bisa menyelaraskan potensi pengurus dengan permasalahan yang ada. Terdapat proses yang bisa dipertanggung jawabkan untuk mengeksekusi strategi serta harus ada evaluasi dan revitalisasi. Dalam struktur organisasi, harus memiliki infrastruktur organisasi yang baik dan komitmen kuat yang didukung dengan kinerja personel yang profesional, dan setiap elemen yang ada dalam sebuah organisasi dapat berfungsi optimal, dinamis, serta berkesinambungan.

Menurutnya, sebagai seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, hal yang terpenting adalah pemimpin harus berkompeten dan memiliki komitmen yang kuat, serta mampu menyikapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi baik itu secara nasional maupun global. “Pemimpin harus memiliki leadership yang baik, profesional dan mampu memimpin ke arah yang lebih baik. Selalu berkomitmen untuk selalu konsisten, tanggung jawab dan mau bekerja meluangkan waktunya bersama ASOHI sampai tuntas,” ujar Drh. Ira.

Ia berharap, dalam kepemimpinannya nanti Ia mampu membawa ASOHI menjadi asosiasi yang lebih baik lagi. “Semoga ASOHI bisa lebih dirasakan manfaatnya bagi anggota ASOHI nasional dan daerah, dan menjadi mitra yang lebih harmonis dengan pemerintah dan stakeholder terkait. Yang pasti kita harus saling men-support satu sama lain,” tukasnya.

Dalam kepengurusan Drh. Irawati Fari sebagai Ketum ASOHI baru periode 2015-2020, semoga apa yang telah direncakan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai mekanisme. Selamat bekerja untuk Drh Irawati Fari dan sukses selalu. (rbs)

Hari ini Prof. Muladno Dilantik Menjadi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Desas desus adanya pergantian pejabat eselon satu di Kementerian Pertanian akhirnya terjawab hari ini, Senin, 1 Juni 2015, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Dari 3 nama yang dikabarkan sebagai calon kuat Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), akhirnya Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA yang dilantik sebagai Dirjen, menggantikan Ir. Syukur Iwantoro MM, Dirjen PKH yang menjabat sejak 2010.

Berbeda dengan pergantian Dirjen di era sebelumnya, pergantian Dirjen kali ini lebih terbuka. Hasil seleksi calon Dirjen tahap satu hingga tahap tiga bahkan dapat diakses di website kementerian Pertanian www.pertanian.go.idhanya pada bagian akhir, dimana hasil seleksi tinggal 3 orang, publik harus mencari informasi ke sana kemari.

Muladno sendiri bukanlah orang asing di dunia peternakan. Meskipun seorang peneliti dan tenaga pengajar, ia memiliki pergaulan yang luas dengan stakeholder peternakan dan kesehatan hewan termasuk dengan kalangan dunia usaha dan peternak skala kecil hingga besar. Muladno juga aktif di beberapa organisasi, antara lain di Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) , Perhimpunan Ilmu Pemuliaan (PERIPI), Komunitas Pengembang usaha Peternakan Indonesia (KPUPI)  dan sebagainya. Sejak kira-kira 6 tahun lalu, ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Juri Indolivestock Award, yang merupakan penghargaan internasional untuk komunitas peternakan Indonesia di pameran Internasional Indolivestock Expo & Forum.

Karya yang tercatat paling fenomenal adalah mendirikan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) beberapa tahun lalu yang menggabungkan konsep himpunan usaha antar peternak sapi skala rakyat sekaligus melakukan seleksi dan peningkatan mutu genetik ternak milik rakyat secara bertahap. Kegiatan ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan daerah. Banyak pihak menyangsikan efektifitas program ini, namun terbukti banyak peternak dan pemda di berbagai daerah merasa terbantu dengan program ini. Banyak mahasiswa Peternakan yang juga ikut terbantu melakukan pengabdian masyarakat langsung ke peternak untuk menerapkan ilmu ke dalam masalah aktual.

Riwayat Muladno

Prof Muladno (tengah) menjelang pelantikan
Muladno lahir di Kediri Jawa Timur tanggal 24 Agustus 1961 dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara hasil perkawinan seorang ayah bernama Basar (almarhum) dan seorang ibu bernama Asyiati. Saat ini tinggal di Bogor bersama seorang istri bernama Sri Sulandari, PhD (peneliti LIPI dan lahir 23 Desember 1961) dan dua anak laki-laki bernama Aussie Andry Venmarchanto (lahir 11 Maret 1990) dan Endyea Mendelian Lecturariseta (lahir 18 November 1997).

Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di SDN Ringinsirah II Kediri, SMPN I Kediri, dan SMAN II Kediri; sedangkan pendidikan tinggi diselesaikan di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta (sarjana, 1985), di University of New England, Armidale, Australia (master of science in agriculture, 1990) dan di University of Sydney, Australia (Doctor of Phylosophi, 1995).

Pascapendidikan formal, memperoleh kesempatan mengikuti program post-doctoral dari Science and Technology Agency of Japan (1995-1996) di National Institute of Animal Industry, Tsukuba, Japan; kemudian dari Society for Agriculture, Forestry and Fisheries (STAFF) Institute (1996-1997) di Tsukuba, Japan; serta dari Japan Society for Promotion of Science (JSPS) tahun 1998 di Nagoya University, Japan; dan terakhir dari Program Kerjasama Indonesia-Australia tentang Specialized Training on Intellectual Property Rights di University of Technology, Sydney, Australia tahun 2000.

Tridharma perguruan tinggi yang dilakukan selama menjadi dosen di Fakultas Peternakan IPB adalah Ketua Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan IPB (1998-2001); dosen pascasarjana IPB (1997-sekarang); Wakil Kepala Laboratorium Bioteknologi Hewan dan Biomedis, Pusat Penelitian Bioteknologi IPB (1998-2005); anggota tim pada Kantor Hak Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi Industri (KaHATI) IPB (2001-sekarang); Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah Media Peternakan (2000-2004); dan Sekretaris Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Sekolah Pascasarjana IPB (2008-2012)

Aktifitas lain di luar IPB diantaranya: Sekjen dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) (2002-2006 dan 2006-2010), Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) (2001-2005 dan 2005-2009), Sekretaris Forum Komunikasi Industri Peternakan Modern (2001-2003), anggota Tim Teknis Kemanan Hayati dan Keamanan Pangan, Departemen Pertanian RI (2001-sekarang), anggota Tim Penyusun Rancangan Undang Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan (2003-2009), advisor pada perusahaan konsultan MACON (2005/2006); Direktur Poultry Management and Business Centre (2007); Koordinator Bidang Perencanaan dan Pengembangan Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (2008); Ketua Komunitas Pengembang Usaha Peternakan Indonesia (KPUPI, 2008-sekarang), Ketua Dewan Juri Indolivestock Award, narasumber bidang peternakan di berbagai instansi pemerintah dan swasta.

Research award yang diterima dari dalam dan luar negeri diantaranya adalah Riset Unggulan Terpadu (1998-2001), Indonesian Toray Science Foundation (2002), ARMP II (2003); International Atomic Energy Agency/IAEA (2004-2009); dan Food Agriculture Organization/FAO (2008 dan 2009).
Penulis dan editor buku diantaranya adalah Dari Bioteknologi sampai Buruh Industri: Bunga Rampai Hasil-Hasil Penelitian Sosial, Eksakta dan Teknologi (1993, editor); Seputar Teknologi Rekayasa Genetika (2002, penulis); Panduan Praktis Laboratorium DNA (2003, editor); Dari Kandang Memandang Dunia (2003, penulis); Memanusiakan Babi (2003, penulis); Pengantar Ke Genetika Veteriner (2005, penerjemah); dan Struktur Usaha Broiler di Indonesia (2008, penulis).

Segera Ikuti Workshop "How to be A Super Secretary With Emergenetics” 11 Februari 2016


Gita Organizer dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali akan menyelenggarakan Workshop Emergenetics. Kali ini workshop membahas khusus topik untuk para sekretaris di perusahaan maupun organisasi pemerintah dan LSM. Workshop ditujukan untuk melipatgandakan  efektivitas kegiatan sekretaris di area Komunikasi, Perencanaan, Pengorganisasian, Kerjasama Tim, Time Management dan Bussiness Meeting, dengan aplikasi model Emergenetics , yakni metode psikometrik terbaru yang ditemukan oleh Geil Browning dari Nebraska University USA dan  terbukti sangat efektif untuk melipatgandakan produktivitas kegiatan sekretaris. Metode ini mampu menciptakan lingkungan bisnis yang menyenangkan, baik bagi diri sendiri  maupun bagi pimpinan, sehingga meningkatkan kesuksesan perusahaan/organisasi. 
 Info lengkap tentang emergenetics klik di sini.

Garis Besar Program
      
        Workshop ini meliputi :
  • Pre-Assesment  mengenai preferensi peserta dengan Model Emergenetics.
  • Aplikasi Model Emergenetics dalam kegiatan kesekretariatan sehari-hari
  • Strategi Menghasilkan Kinerja super efektif dalam menjalankan peran sebagai Sekretaris  menggunakan Emergenetics
  • Tips sukses berhubungan dengan pimpinan sekaligus meningkatkan kesuksesan pimpinan.

Benefit  untuk Peserta
  • Bekerja lebih efisien dan mampu mengerjakan lebih banyak.
  • Memahami  siapa Anda  dan apa preferensi  Anda dalam hubungan interpersonal
  • Memahami siapa Boss anda  dan apa preferensinya dalam hubungan interpersonal
  • Mengetahui “gap” preferensi dengan Boss dan strategi jitu menghilangkan “gap” tersebut.
  • Mengelola hubungan yang menyenangkan dan efektif dengan orang di lingkungan pekerjaan, antara lain direct report (Boss), Pasangan Boss, relasi dan rekan sekantor lainnya.
  • Mencegah misunderstanding dan konflik di kantor
Peserta  
  • Sekretaris (Sekretaris Direksi, Sekretaris Eksekutif, Sekretaris Manajer)
  • Bagian kesekretariatan
  • Staff Administrasi
  • Siapa saja yang tertarik dengan bidang kesekretariatan
Waktu dan Tempat
·        Hari, tanggal    : Kamis, 11 Februari 2016
·        Pukul               : 09.00-16.00 wib
·        Tempat             : Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah, Pintu Utama TMII, Jakarta
·        Biaya                : Rp. 2.000.000/peserta (termasuk lunch, break, sertifikat, dan profil emergenetics dari kantor pusat Emergenetics)

Workshop Facilitator :
Agus Purwanto & Geil Browning
Ir. Agus Purwanto, MM.
Certified Associate Emergenetics International – Asia, NLP Practicioners bersertifikat. Facilitator program pelatihan dan praktisi di bidang Sales, Marketing, Product Development, Bisnis Development, UMKM, dan staf pengajar disebuah Perguruan Tinggi di Bogor. Mengikuti banyak program pelatihan di dalam negeri maupun di luar negeri terutama dalam bidang penjualan, kreativitas, dan psikometri. 






Pendaftaran & Informasi :
Gita Organizer/ASOHI:
·        Telepon : (021) 782 9689, 78841279, 
·        Fax         : (021) 782 0408
·        Email     : gallus.marketingeo@gmail.com
Contact Person : 08777 829 6375 (Mariyam Safitri) , 0818 0659 7525 (Aidah)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer