Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Drh Irawati Fari Yakin Kokohkan ASOHI

Drh. Irawati Fari
Sebuah organisasi atau asosiasi selalu membutuhkan pemimpin yang sanggup mengemban tugas yang berat. Selama satu periode, dua periode bahkan satu dekade kepemimpinan sebuah asosiasi akan terus berputar dan memunculkan pemimpin-pemimpin baru yang lebih tangguh dari sebelumnya. Pemilihan bisa dilakukan dengan cara apa saja, misal seperti lewat Musyawarah Nasional (Munas).

Tepat pada 6-7 Mei 2015, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) rampung menggelar Munas VII ASOHI bertemakan “Bersatu Dalam Dinamika Nasional dan Global” yang dilaksanakan di Hotel Grand Zuri, BSD City, Serpong. Dari hasil Munas kemarin, Drh. Irawati Fari terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) ASOHI periode 2015-2020 menggantikan Drh. Rakhmat Nuriyanto, MBA, serah terima jabatan dilakukan pada Kamis 7 Mei 2015 pukul 18:30 WIB.

Terpilihnya Drh. Ira sapaan akrabnya, atas kecintaan dirinya terhadap ASOHI dan melalui proses pengkaderisasian dari kepengurusan sebelumnya. Sepak terjangnya selama 10 tahun di ASOHI membuat dirinya dipercaya mengemban tugas sebagai Ketum ASOHI periode 2015-2020.

Dalam paparanya pada saat Munas, Ia menjelaskan beberapa visi dan misi ASOHI kedepan dalam upaya melanjutkan pemikiran kepengurusan sebelumnya. Yang jelas, Ia ingin mewujudkan ASOHI untuk menjadi asosiasi yang lebih tangguh, profesional dan menjadi mitra yang harmonis bersama pemerintah, stakeholder serta bermanfaat bagi anggota, bangsa dan negara. Sebab tujuan didirikannya ASOHI adalah untuk mewujudkan usaha obat hewan di Indonesia yang tangguh, mandiri dan bertanggung jawab, serta dapat memenuhi kebutuhan obat hewan sebagai sarana untuk mengembangkan dan melestarikan sumber daya hewani.

Dalam kepemimpinannya nanti, Ia yakin mampu memperkokoh kepengurusan ASOHI nasional dan daerah agar dapat bekerja secara profesional, berdedikasi tinggi, loyal dan menjadi panutan yang positif di industri obat hewan dan pihak terkait lainnya, serta dapat meningkatkan seluruh anggota dalam hal menjalankan usaha sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ASOHI & Kode Etik dan meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota baik di ASOHI nasional maupun daerah.
Ia juga mengatakan, akan terus menjalin kemitraan dengan pemerintah untuk mendukung program-program pemerintah dan mensosialisasikan organisasi dan kiprahnya serta kerjasama dengan pihak terkait dalam mengembangkan industri obat hewan, peternakan dan kesehatan hewan baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kunci utama dalam organisasi, dijelaskan Drh. Ira, harus memiliki strategi yang bisa menyelaraskan potensi pengurus dengan permasalahan yang ada. Terdapat proses yang bisa dipertanggung jawabkan untuk mengeksekusi strategi serta harus ada evaluasi dan revitalisasi. Dalam struktur organisasi, harus memiliki infrastruktur organisasi yang baik dan komitmen kuat yang didukung dengan kinerja personel yang profesional, dan setiap elemen yang ada dalam sebuah organisasi dapat berfungsi optimal, dinamis, serta berkesinambungan.

Menurutnya, sebagai seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, hal yang terpenting adalah pemimpin harus berkompeten dan memiliki komitmen yang kuat, serta mampu menyikapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi baik itu secara nasional maupun global. “Pemimpin harus memiliki leadership yang baik, profesional dan mampu memimpin ke arah yang lebih baik. Selalu berkomitmen untuk selalu konsisten, tanggung jawab dan mau bekerja meluangkan waktunya bersama ASOHI sampai tuntas,” ujar Drh. Ira.

Ia berharap, dalam kepemimpinannya nanti Ia mampu membawa ASOHI menjadi asosiasi yang lebih baik lagi. “Semoga ASOHI bisa lebih dirasakan manfaatnya bagi anggota ASOHI nasional dan daerah, dan menjadi mitra yang lebih harmonis dengan pemerintah dan stakeholder terkait. Yang pasti kita harus saling men-support satu sama lain,” tukasnya.

Dalam kepengurusan Drh. Irawati Fari sebagai Ketum ASOHI baru periode 2015-2020, semoga apa yang telah direncakan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai mekanisme. Selamat bekerja untuk Drh Irawati Fari dan sukses selalu. (rbs)

Hari ini Prof. Muladno Dilantik Menjadi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Desas desus adanya pergantian pejabat eselon satu di Kementerian Pertanian akhirnya terjawab hari ini, Senin, 1 Juni 2015, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Dari 3 nama yang dikabarkan sebagai calon kuat Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), akhirnya Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA yang dilantik sebagai Dirjen, menggantikan Ir. Syukur Iwantoro MM, Dirjen PKH yang menjabat sejak 2010.

Berbeda dengan pergantian Dirjen di era sebelumnya, pergantian Dirjen kali ini lebih terbuka. Hasil seleksi calon Dirjen tahap satu hingga tahap tiga bahkan dapat diakses di website kementerian Pertanian www.pertanian.go.idhanya pada bagian akhir, dimana hasil seleksi tinggal 3 orang, publik harus mencari informasi ke sana kemari.

Muladno sendiri bukanlah orang asing di dunia peternakan. Meskipun seorang peneliti dan tenaga pengajar, ia memiliki pergaulan yang luas dengan stakeholder peternakan dan kesehatan hewan termasuk dengan kalangan dunia usaha dan peternak skala kecil hingga besar. Muladno juga aktif di beberapa organisasi, antara lain di Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) , Perhimpunan Ilmu Pemuliaan (PERIPI), Komunitas Pengembang usaha Peternakan Indonesia (KPUPI)  dan sebagainya. Sejak kira-kira 6 tahun lalu, ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Juri Indolivestock Award, yang merupakan penghargaan internasional untuk komunitas peternakan Indonesia di pameran Internasional Indolivestock Expo & Forum.

Karya yang tercatat paling fenomenal adalah mendirikan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) beberapa tahun lalu yang menggabungkan konsep himpunan usaha antar peternak sapi skala rakyat sekaligus melakukan seleksi dan peningkatan mutu genetik ternak milik rakyat secara bertahap. Kegiatan ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan daerah. Banyak pihak menyangsikan efektifitas program ini, namun terbukti banyak peternak dan pemda di berbagai daerah merasa terbantu dengan program ini. Banyak mahasiswa Peternakan yang juga ikut terbantu melakukan pengabdian masyarakat langsung ke peternak untuk menerapkan ilmu ke dalam masalah aktual.

Riwayat Muladno

Prof Muladno (tengah) menjelang pelantikan
Muladno lahir di Kediri Jawa Timur tanggal 24 Agustus 1961 dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara hasil perkawinan seorang ayah bernama Basar (almarhum) dan seorang ibu bernama Asyiati. Saat ini tinggal di Bogor bersama seorang istri bernama Sri Sulandari, PhD (peneliti LIPI dan lahir 23 Desember 1961) dan dua anak laki-laki bernama Aussie Andry Venmarchanto (lahir 11 Maret 1990) dan Endyea Mendelian Lecturariseta (lahir 18 November 1997).

Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di SDN Ringinsirah II Kediri, SMPN I Kediri, dan SMAN II Kediri; sedangkan pendidikan tinggi diselesaikan di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta (sarjana, 1985), di University of New England, Armidale, Australia (master of science in agriculture, 1990) dan di University of Sydney, Australia (Doctor of Phylosophi, 1995).

Pascapendidikan formal, memperoleh kesempatan mengikuti program post-doctoral dari Science and Technology Agency of Japan (1995-1996) di National Institute of Animal Industry, Tsukuba, Japan; kemudian dari Society for Agriculture, Forestry and Fisheries (STAFF) Institute (1996-1997) di Tsukuba, Japan; serta dari Japan Society for Promotion of Science (JSPS) tahun 1998 di Nagoya University, Japan; dan terakhir dari Program Kerjasama Indonesia-Australia tentang Specialized Training on Intellectual Property Rights di University of Technology, Sydney, Australia tahun 2000.

Tridharma perguruan tinggi yang dilakukan selama menjadi dosen di Fakultas Peternakan IPB adalah Ketua Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan IPB (1998-2001); dosen pascasarjana IPB (1997-sekarang); Wakil Kepala Laboratorium Bioteknologi Hewan dan Biomedis, Pusat Penelitian Bioteknologi IPB (1998-2005); anggota tim pada Kantor Hak Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi Industri (KaHATI) IPB (2001-sekarang); Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah Media Peternakan (2000-2004); dan Sekretaris Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Sekolah Pascasarjana IPB (2008-2012)

Aktifitas lain di luar IPB diantaranya: Sekjen dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) (2002-2006 dan 2006-2010), Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) (2001-2005 dan 2005-2009), Sekretaris Forum Komunikasi Industri Peternakan Modern (2001-2003), anggota Tim Teknis Kemanan Hayati dan Keamanan Pangan, Departemen Pertanian RI (2001-sekarang), anggota Tim Penyusun Rancangan Undang Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan (2003-2009), advisor pada perusahaan konsultan MACON (2005/2006); Direktur Poultry Management and Business Centre (2007); Koordinator Bidang Perencanaan dan Pengembangan Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (2008); Ketua Komunitas Pengembang Usaha Peternakan Indonesia (KPUPI, 2008-sekarang), Ketua Dewan Juri Indolivestock Award, narasumber bidang peternakan di berbagai instansi pemerintah dan swasta.

Research award yang diterima dari dalam dan luar negeri diantaranya adalah Riset Unggulan Terpadu (1998-2001), Indonesian Toray Science Foundation (2002), ARMP II (2003); International Atomic Energy Agency/IAEA (2004-2009); dan Food Agriculture Organization/FAO (2008 dan 2009).
Penulis dan editor buku diantaranya adalah Dari Bioteknologi sampai Buruh Industri: Bunga Rampai Hasil-Hasil Penelitian Sosial, Eksakta dan Teknologi (1993, editor); Seputar Teknologi Rekayasa Genetika (2002, penulis); Panduan Praktis Laboratorium DNA (2003, editor); Dari Kandang Memandang Dunia (2003, penulis); Memanusiakan Babi (2003, penulis); Pengantar Ke Genetika Veteriner (2005, penerjemah); dan Struktur Usaha Broiler di Indonesia (2008, penulis).

Segera Ikuti Workshop "How to be A Super Secretary With Emergenetics” 11 Februari 2016


Gita Organizer dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali akan menyelenggarakan Workshop Emergenetics. Kali ini workshop membahas khusus topik untuk para sekretaris di perusahaan maupun organisasi pemerintah dan LSM. Workshop ditujukan untuk melipatgandakan  efektivitas kegiatan sekretaris di area Komunikasi, Perencanaan, Pengorganisasian, Kerjasama Tim, Time Management dan Bussiness Meeting, dengan aplikasi model Emergenetics , yakni metode psikometrik terbaru yang ditemukan oleh Geil Browning dari Nebraska University USA dan  terbukti sangat efektif untuk melipatgandakan produktivitas kegiatan sekretaris. Metode ini mampu menciptakan lingkungan bisnis yang menyenangkan, baik bagi diri sendiri  maupun bagi pimpinan, sehingga meningkatkan kesuksesan perusahaan/organisasi. 
 Info lengkap tentang emergenetics klik di sini.

Garis Besar Program
      
        Workshop ini meliputi :
  • Pre-Assesment  mengenai preferensi peserta dengan Model Emergenetics.
  • Aplikasi Model Emergenetics dalam kegiatan kesekretariatan sehari-hari
  • Strategi Menghasilkan Kinerja super efektif dalam menjalankan peran sebagai Sekretaris  menggunakan Emergenetics
  • Tips sukses berhubungan dengan pimpinan sekaligus meningkatkan kesuksesan pimpinan.

Benefit  untuk Peserta
  • Bekerja lebih efisien dan mampu mengerjakan lebih banyak.
  • Memahami  siapa Anda  dan apa preferensi  Anda dalam hubungan interpersonal
  • Memahami siapa Boss anda  dan apa preferensinya dalam hubungan interpersonal
  • Mengetahui “gap” preferensi dengan Boss dan strategi jitu menghilangkan “gap” tersebut.
  • Mengelola hubungan yang menyenangkan dan efektif dengan orang di lingkungan pekerjaan, antara lain direct report (Boss), Pasangan Boss, relasi dan rekan sekantor lainnya.
  • Mencegah misunderstanding dan konflik di kantor
Peserta  
  • Sekretaris (Sekretaris Direksi, Sekretaris Eksekutif, Sekretaris Manajer)
  • Bagian kesekretariatan
  • Staff Administrasi
  • Siapa saja yang tertarik dengan bidang kesekretariatan
Waktu dan Tempat
·        Hari, tanggal    : Kamis, 11 Februari 2016
·        Pukul               : 09.00-16.00 wib
·        Tempat             : Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah, Pintu Utama TMII, Jakarta
·        Biaya                : Rp. 2.000.000/peserta (termasuk lunch, break, sertifikat, dan profil emergenetics dari kantor pusat Emergenetics)

Workshop Facilitator :
Agus Purwanto & Geil Browning
Ir. Agus Purwanto, MM.
Certified Associate Emergenetics International – Asia, NLP Practicioners bersertifikat. Facilitator program pelatihan dan praktisi di bidang Sales, Marketing, Product Development, Bisnis Development, UMKM, dan staf pengajar disebuah Perguruan Tinggi di Bogor. Mengikuti banyak program pelatihan di dalam negeri maupun di luar negeri terutama dalam bidang penjualan, kreativitas, dan psikometri. 






Pendaftaran & Informasi :
Gita Organizer/ASOHI:
·        Telepon : (021) 782 9689, 78841279, 
·        Fax         : (021) 782 0408
·        Email     : gallus.marketingeo@gmail.com
Contact Person : 08777 829 6375 (Mariyam Safitri) , 0818 0659 7525 (Aidah)

Memandang Diri Sendiri (artikel Bambang Suharno)



Buku Bambang Suharno
Jika Anda kesulitan mencapai suatu impian, bisa jadi karena cara Anda memandang diri sendiri kurang tepat. Pandangan buruk terhadap diri sendiri akan membuat hidup menjadi lebih buruk.

Dr. Maltz adalah seorang ahli bedah plastik yang terbiasa mengoperasi orang-orang yang punya masalah dengan wajahnya. Pembedahan yang dilakukannya berhasil mengubah banyak pria dan wanita terlihat lebih tampan dan cantik. Namun fakta yang dia dapatkan adalah, pasien-pasiennya tetap tidak bahagia dan bersikap negatif terhadap penampilan barunya.


Dr. Maltz akhirnya menyadari bahwa apabila orang tidak mengubah cara mereka melihat ke dalam dirinya sendiri, maka  sulit bagi mereka untuk memiliki keyakinan dan kebahagian atas apa yang sudah mereka dapatkan. Jika mereka melihat ke dalam sebagai pribadi yang sial, tanpa sadar mereka telah berharap orang lain melihat dirinya sebagai manusia yang kurang beruntung. Hanya mereka yang mengubah pandangan ke dalam dirinyalah, yang merasakan pengalaman yang lebih baru dan lebih bahagia. Dan tidak perlu operasi plastik.

Pandangan atau persepsi positif ke dalam diri sangatlah penting, terlepas apakah persepsi tersebut lahir dari fakta riil atau tidak. Persepsi adalah sebuah keputusan. Kita bisa memutuskan persepsi mengenai gambaran diri kita sendiri. Bahkan kita bisa mengubah persepsi kita sendiri sebelumnya dan menggantinya dengan persepsi yang lebih baik. Umpamanya, “di masa lalu saya seperti ini, tetapi sejak saat ini saya akan menjadi seperti itu”.

Untuk mengubah persepsi kita perlu paham tentang efikasi diri. Misalkan Anda berpikir tentang rumah mewah, lalu Anda menyimpulkan tidak akan mampu memilikinya. Anda berpikir tentang wawancara kerja, lalu Anda berpikir Anda akan bisa lulus melewatinya. Anda memikirkan bisa atau tidak bisa adalah bagian dari efikasi diri, yaitu keyakinan bahwa Anda mampu atau tidak mampu melakukan tindakan tertentu atau mendapatkan hasil yang diharapkan pada suatu situasi tertentu.
Orang yang memiliki efikasi diri tinggi biasa disebut sebagai orang optimis. Ia tahu bahwa dirinya bisa melakukan sesuatu yang hebat. Sebaliknya orang yang memiliki efikasi diri rendah biasa disebut orang pesimis. Ia tidak yakin mampu melakukan sesuatu. Sikap optimis dan pesimis akan berpengaruh pada cara memandang diri sendiri.

Mereka yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung menganggap bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya kemampuan dan kerja keras. Sedangkan yang memiliki efikasi diri rendah cenderung menganggap kegagalan disebabkan tidak berbakat atau karena lingkungan buruk.
Selain efikasi diri, kita perlu memikirkan yang namanya possible selves , suatu pemikiran tentang sejauh mana kemungkinan Anda dalam mencapai perubahan.

Possible selves bisa berupa diri yang Anda inginkan, bisa juga yang tidak Anda inginkan. Diri yang Anda inginkan misalnya ingin lebih cantik, ingin lebih cerdas, ingin lebih matang, ingin lebih kalem, ingin lebih ramah, dan sebagainya. Diri yang tidak Anda inginkan misalnya lebih jelek, lebih kejam, lebih banyak berbohong, lebih pemarah, dan lainnya. Pemikiran tentang sejauh mana Anda bisa lebih sabar , lebih cerdas atau hal lainnya, sangat membantu memperbaiki persepsi positif terhadap diri sendiri.

Memahami  possible selves bisa menjadi motivasi bagi Anda, untuk meraih pencapaian baru, dan akan membuat pandangan terhadap diri sendiri menjadi lebih baik. Anda memikirkan kemungkinan meraih gelar doctor, mendapat beasiswa, menjadi peternak dengan populasi 5 juta ekor ayam atau apapun, jika itu semua dirasakan sangat mungkin bisa dicapai, akan memotivasi dan mendorong Anda untuk terus berjuang lebih optimis mencapai yang Anda inginkan. Sebaliknya jika possible selves Anda menyimpulkan tidak bisa sampai gelar doctor, tidak mendapat beasiswa atau apapun, itu semua keputusan Anda. Dan tentunya akan membuat Anda tidak akan mencapainya.

Memahami possible selves bisa membedakan Anda dengan orang lain. Coba kita lihat fakta orang-orang yang tak perlu bedah plastik namun bisa menjadi artis terkenal, orang yang tinggi badannya realtif pendek tapi bisa menjadi jenderal perang yang sukses, atau orang yang tidak dapat melihat namun bisa menjadi pemimpin negara.

Dengan berkaca pada fakta tersebut possible selves menjadi makin tinggi levelnya. Ini akan membuat pandangan Anda makin positif terhadap diri sendiri dan dengan begitu, hidup Anda akan lebih baik.  Semoga.*** Bambang Suharno

Dapatkan buku Jangan Pulang Sebelum Menang dan buku-buku lainnya di www.jurnalpeternakan.com

TELAH TERBIT MAJALAH INFO AKUAKULTUR

Sejak awal Januari 2015 ini, kantor kami bertambah sibuk karena ada majalah baru dengan nama Info Akuakultur. Terbitnya majalah ini merupakan pengembangan dari rubrik Akuatik di majalah Infovet yang sudah ada sejak 2 tahun lalu. Dengan adanya majalah Info Akuakultur ini maka rubrik Akuatik ditiadakan.

Anda yang memiliki bisnis di bidang perikanan atau berkaitan dengan perikanan, silakan berlangganan majalah Info Akuakultur yang merupakan adik dari Infovet. Yang belum sempat berlangganan bisa nikmati artikelnya di www.infoakuakultur.com

Majalah Info Akuakultur menyajikan rubrik-rubrik yang dirancang untuk para pelaku usaha perikanan budidaya, antara lain laporan utama, Pakan, Benih, Pakan, Peralatan, Ekonomi Bisnis, Kolom, Inspirasi. Bambang Suharno selaku pemimpin umum Info Akuakultur yang juga Pemimpin Umum Majalah Infovet mengasuh rubrik Inspirasi yang berisi artikel motivasi.

Pada Edisi Perdana yang terbit Februari, Info Akuakultur menyajikan laporan utama tentang Jurus Bersaing di Era MEA, sedangkan edisi Maret menampilkan laporan utama tentang Waspada penyakit Early Mortality Syndromme (EMS).

www.infoakuakultur.com

Training-motivasi GRATIS “Mendapatkan Umroh Maqbul dan Haji Mabrur” Kamis 12 Februari 2015



UMROH DAN HAJI adalah ibadah yang memiliki nilai dan pahala tinggi di hadapan Allah SWT. Pastikan anda mendapatkan tempat dan bimbingan yang tepat, agar perjalanan ibadah haji/Umroh sesuai syari'at mulai dari proses pra perjalanan hingga usainya ibadah.
Setelah sukses menjalankan training motivasi angkatan pertama bulan Januari 2015, Koperasi Syariah "Amanah Gallus Sehati" (AGS) bersama ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) dan PT Bayariq Khalifatama kembali akan menggelar training motivasi dengan tema “Mendapatkan Umroh Maqbul dan Haji Mabrur” pada:

Hari/Tgl          : Kamis, 12 Februari 2015. Pkl 14.00-16.00 WIB
Tempat            :  Auditorium Gedung ASOHI lantai 3, Grand Pasar Minggu
                        Jl Raya Rawa Bambu 88A Pasar Minggu - Jakarta
Biaya               : GRATIS , terbatas 20 orang.
Narasumber :  
      Ust M. Asrori Muzakki, Lc, Trainer-motivator Islami, Direktur Bayariq Khalifatama

Pendaftaran, hubungi Koperasi AGS atau sekretariat ASOHI:
Telp. 081-11642812; 7829689; 78841279: Email: koperasi12amanahgallus@gmail.com
Eka Safitri 0815-74756947 atau Nur Aidah 0818-06597525

Mengenang Bob Sadino; Salah Satu Perintis Bisnis Ayam Ras

Bambang Suharno (kanan) bersama Bob Sadino dan Wan Hasim
Akhir tahun 1980an, ketika masih menempuh kuliah di Fakultas Peternakan Unsoed Purwokerto, saya selaku ketua Senat Mahasiswa, menghadiri seminar nasional agribisnis dan agroindustri di UGM. Salah satu pembicara paling menarik adalah Bob Sadino. Waktu itu nama Bob baru mulai populer, sebagai pengusaha nyentrik yang kemanapun pergi pakai celana pendek.

Tentu saja, peserta seminar dari berbagai perguruan tinggi terkejut dan sekaligus tertarik dengan pengusaha yang hadir di forum resmi dengan celana pendek. Topik bahasan pada sesi itu adalah deregulasi dan debirokratisasi pertanian. Ketika ditanya dampak deregulasi pada bisnisnya, Bob dengan gaya bicaranya yang tajam dan tanpa basa basi berkata,” saya tidak tahu binatang apa itu deregulasi. Bagi saya yang penting adalah bagaimana bisnis ini harus berkembang”.

Sejak itulah saya menjadi tertarik dengan sosok Bob yang cara berpikirnya unik, di luar kebiasaan. Belakangan di berbagai forum ia sering mengkritik sistem pendidikan Indonesia yang banyak memasukkan sampah ke otak mahasiswa. Sebenarnya saya pun merasakan betapa banyak pola pendidikan yang tidak efektif. Bayangkan, orang Indonesia harus belajar Bahasa Inggris dari SMP sampai perguruan tinggi, tapi nyatanya hanya sedikit yang benar-benar bisa Bahasa Inggris . Jadi seberapa efektifkah belajar Bahasa Inggris di pendidikan formal?

Ketika saya lulus kuliah dan pergi ke Jakarta, saya bertemu dengan sahabat dekat Bob yang bernama H Abdul Karim Mahanan, seorang pengusaha obat hewan dan pendiri Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Karena kedekatan ini, saya menjadi punya kesempatan beberapa kali ketemu Bob. Suatu hari saya ke rumah Bob di Lebak Bulus. Dalam perbincangan itu ia berkata, “Karim Mahanan itu sama dengan saya. Suka ngerjain orang hehehe ”. Ya, saya pikir ada benarnya juga. Hampir setiap ketemu orang, apalagi mahasiswa, Karim maupun Bob langsung menggertak dengan kritik tajam. Tapi habis itu ia menjadi sangat akrab. Bedanya, bob suka bicara “kalian goblok”, Karim berkata “You nggak ada gunanya kalau cuman gitu”.

Suatu hari, ketika krisis tahun 1998, saya silaturahmi ke rumah Bob di Lebak Bulus untuk wawancara bagaimana menghadapi krisis ekonomi. Bob waktu itu menjawab,”orang lain menghadapi krisis, saya menerima krisis!”.

“Dari cara berpikir saja saya sudah beda kan. Dan saya lebih santai,” ujarnya dengan nada khas, santai , tegas dan sekali-kali diselingi canda. Belakangan saya sadar, jelas saja ia menerima krisis, karena nilai rupiah melemah, sementara Bob mengekspor sayuran dengan nilai dollar. Tak terbayang betapa berlipat untung yang ia terima dari krisis ekonomi yang mengubah US dollar dari Rp 2500 menjadi  di atas Rp. 10.000. Benar-benar ia menerima krisis hehehe.


Suatu kali di tahun 2000an saya ikut sebagai panitia seminar bisnis unggas dan saya mengundang Bob sebagai pembicara. Di situlah dua sahabat, Bob dan Karim bertemu begitu akrab. Mungkin itulah pertemuan terakhir dua sahabat yang sama-sama sebagai perintis bisnis perunggasan modern Indonesia. Bob dikenal sebagai salah satu perintis yang mengenalkan telur ayam ras. Karim aktif di organisasi perunggasan yang memperkenalkan cara-cara budidaya ayam yang modern. Karim yang usianya 2 tahun lebih tua dari Bob Sadino, berpulang tahun 2004  di usia 74 tahun.

Beberapa tahun lalu saya menghadiri seminar Andrie Wongso, dimana Bob hadir sebagai peserta. Saya mengira ia menjadi pembicara tamu yang diundang Andrie Wongso, ternyata tidak sama sekali. Andrie Wongso sendiri heran. “Bob kok mau-maunya ikut seminar saya,” katanya. Jadinya seminar ini bertambah heboh, karena Andrie Wongso mengajak Bob ke podium di akhir sesi seminar, dan seperti biasanya, ia menggoblok-goblokan orang kuliah.

Andrie Wongso sebagai motivator yang getol menanamkan pentingnya pendidikan menanggapi omongan Bob dengan berbicara,” kita perlu hati-hati mencerna saran om Bob. Beliau kan dari kecil sudah kaya, nggak seperti saya yang dari keluarga miskin. Kalau sekolah nggak penting, trus gimana kalau mau jadi dokter, mau jadi pilot, mau jadi ahli teknik. Itu semua didapat dengan sekolah.”
Saya pikir, betul juga kata Andrie,”jangan menelan mentah-mentah petuah om Bob”. Itulah terakhir kali saya bertemu dan berkomunikasi Bob Sadino. Saat itu ia masih sempat mengenang Karim Mahanan sebagai sahabat yang sama-sama merintis usaha perunggasan. Ia juga menyampaikan maaf tidak hadir saat pemakaman alm Karim Mahanan, karena mendengar kabar duka belakangan.

Sekilas Riwayat Bob Sadino

Bob Sadino lahir di Lampung, 9 Maret 1933. Pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick ini lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam ras atau ayam negeri untuk melawan depresi yang dialaminya. Teman yang dimaksud adalah Sri Mulyono Herlambang, seorang pensiunan jenderal angkatan udara yang menjadi salah satu perintis usaha ayam ras dan dikenal sebagai pendiri dan pimpinan Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI). Waktu itu ayam ras belum begitu populer dan Bob langsung tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, pembantu orang asing sekalipun. Namun Bob dan istri cukup bersabar dan justru berkaca pada diri sendiri, untuk memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob terampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob Sadino meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan. Senin 19 Januari 2015 pukul 17.30 WIB, pada usia 82 tahun. Masyarakat Indonesia kehilangan seorang tokoh yang menjadi teladan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan.

Selamat jalan Om Bob. Semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik dan menerima semua amal ibadahmu. Aamiin ***
Dari berbagai sumber, disusun oleh Bambang Suharno, Pemred Majalah Infovet,

DDSN Sangsikan Surplus Daging Kementan

Ketua Dewan Daging Sapi Nasional (DDSN), Soehadji, sangsikan pernyataan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syukur Iwantoro mengenai surplus 140.000 ton pasokan daging sapi hingga Oktober 2014. Sejumlah pelaku usaha yang tergabung dalam DDSN pun meragukan keakuratan data yang disampaikan oleh Dirjen tersebut.

Soehadji pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (12/11) menyatakan, jika memang benar terjadi surplus daging sapi seharusnya harga di dalam negeri sudah turun.

"Meski pasokan daging surplus, harga daging sapi saat ini masih tinggi," kata mantan Dirjen Peternakan itu. "Kami terkejut dengan pernyataan Dirjen, karena bersifat subyektif. Hingga saat ini kami masih menunggu kepastian resmi terhadap program swasembada daging yang dilakukan saat Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II,” paparnya.

"DDSN menghadapi situasi yang membingungkan dengan adanya pernyataan petinggi kementerian pertanian yang mengakui secara terbuka telah salah hitung program swasembada daging. Padahal data yang digunakan adalah hitungan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2011," kata Soehadji.

Sementara Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI), Thomas Sembiring mengatakan persediaan daging sapi dalam negeri diyakini belum berlebih jumlahnya. Hal ini berdasarkan pada perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Ada pejabat berwenang yang mengatakan daging sapi over supply. dari mana menghitungnya. Menurut saya tidak ada itu persediaan berlebih," katanya.

Menurutnya, persediaan daging yang ada di dalam negeri berasal dari sapi lokal maupun impor dan daging beku dari luar negeri. Populasi sapi hidup di dalam negeri saja,  belum berada pada angka yang memadai.

"Kalau daging impor itu per 3 bulan, dan itu sudah habis dalam waktu berjalan. Sekarang yang masih tersisa itu untuk pemasukan Oktober-Desember. Untuk periode yang terakhir ini sisanya paling tinggal 10 ribu ton," kata Thomas Sembiring.

Data dari BPS sendiri memperlihatkan jika masyarakat Indonesia rata-rata mengonsumsi daging 2 kg/tahun. "Data BPS menyebutkan bahwa masyarakat bawah kita baru konsumsi daging 2 kg/tahun. Bagaimana bisa  over supply jika Malaysia saja sudah 7 kg/tahunnya," imbuhnya.

"Statement tersebut bisa saja ada unsur politis di dalamnya, karena baru pergantian menteri. Jadi terdapat pihak yang sedang mencari simpati kepada menteri yang sekarang, supaya tidak kehilangan jabatan," ungkapnya. (nung)

Seminar Nasional Bisnis Peternakan, 26 Nopember 2014

Sejak tahun 2005, ASOHI secara rutin menyelenggarakan Seminar Nasional Bisnis Perunggasan setiap akhir tahun. Tahun ini materi seminar akan diperluas, meliputi perunggasan dan bisnis peternakan lainnya. Seminar Nasional Bisnis Peternakan akan membahas Tema : ”Bisnis Peternakan di Era Pemerintahan Jokowi”

Seminar akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Nopember 2014 jam 08.00-15.00 di Menara 165, Jl. TB Simatupang Kav. 1, Cilandak, Jakarta Selatan.

Akan hadir para pimpinan organisasi perunggasan dan peternakan yang akan menampilkan topik sesuai bidangnya, yaitu :
  1. Drs. Krissantono (Ketua Umum GPPU/Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas)
  2. Drh. Sudirman (Ketua Umum GPMT/Asosiasi Produsen Pakan Indonesia)
  3. Singgih Januratmoko SKH (Ketua Umum PINSAR Indonesia/Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia)
  4. Drh. Rakhmat Nuriyanto MBA (Ketua Umum ASOHI/Asosiasi Obat Hewan Indonesia.
  5. Ir. Teguh Boediyana (Ketua Umum  PPSKI/Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia)
  6. Dr. Ir. Suland Sinaga (Ketua Umum AMI/Asosiasi Monogastrik Indonesia).

Akan hadir juga pembicara tamu, Prof. Bustanul Arifin (Pakar Ekonomi Pertanian), untuk memberikan tentang Prediksi Pengembangan Pertanian di Era Pemerintahan Jokowi.

Biaya seminar Rp. 600.000,-/orang. Informasi selanjutnya hubungi ASOHI telp 021-70642812, 7829689, 78841279, atau SMS dengan Eka Hp. 081574756947, Aidah Hp. 081806597525. Konfirmasi Pendaftaran paling lambat hari Jum’at tanggal 24 Nopember 2014.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer