Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Alltech Meraih Penghargaan International Irish Company of the Year di Asia Pasifik

Alltech menerima penghargaan sebagai International Irish Company of the Year di Asia Pasifik pada sesi Business & Finance Asia-Pacific Ireland Business Awards pada tanggal 16 Oktober 2009, dalam acara The Third Annual Asia-Pacific Business Forum di Bangkok, Thailand. Penghargaan ini diberikan kepada Alltech atas kesuksesannya membangun bisnis yang berkelanjutan selama satu decade terakhir, juga atas berbagai inovasi-inovasi terbaru, serta atas berbagai kegiatan CSR yang dilakukan di kawasan Asia Pasifik.

Penganugerahan penghargaan ini diselenggarakan oleh Majalah Business & Finance bekerjasama dengan Asia-Pacific Irish Business Forum dan Ireland China Association dan merupakan satu-satunya bentuk penghargaan dari Irlandia bagi para pebisnis di Asia. Mantan T.D. dan Tánaiste Dick Spring mengetuai panel juri yang terdiri atas sejumlah pemimpin bisnis yang memiliki jaringan dengan Irlandia dan kawasan Asia Pasifik. The annual Asia-Pacific Business Forum, dikoordinasikan oleh Irish Thai Chamber of Commerce, yang bergerak sebagai event bagi jaringan bisnis bagi berbagai perwakilan dari sebelas kelompok bisnis di kawasan ini.

Sebagai perwakilan dari Alltech untuk menerima penghargaan ini, Ms. Orla McAleer, Marketing Manager Alltech Asia Pasifik, berkata, “Kami sangat tersanjung dengan adanya penghargaan bergengsi ini. Alltech telah memasuki pasar Asia Pasifik sejak tahun 1986 dan sejak saat itu kawasan ini telah memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap kesuksesan kami di seluruh dunia. Kami terus mengupayakan pengembangan pasar dan pertumbuhan yang lebih baik di kawasan Asia Pasifik dengan terus bekerja sama dengan para pelanggan, rekan kerja, asosiasi serta mempromosikan sains dan pendidikan sekaligus terus menerus mendukung keamanan, kualitas dan traceability di dalam industri pakan dan kesehatan hewan.” Saat ini Alltech memiliki kantor di 16 negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk satu Asia-Pacific Bioscience Centre di Bangkok, Thailand.

Alltech adalah title sponsor dari Alltech FEI World Equestrian Games 2010™ yang akan diadakan di Kentucky, AS dari tanggal 25 September hingga10 Oktober 2010. Sejak didirikan 29 tahun yang lalu, Alltech telah mengembangkan jaringan-jaringan regional yang kuat di seluruh dunia, dengan lebih dari 1,900 karyawan dan kantor perwakilan di 119 negara. (inf)

Pemerintah Jangan Ragukan Eksistensi HPDKI

Pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat melibatkan HPDKI dalam kegiatan aplikatif di lapangan maupun program pemberdayaan ternak domba kambing (doka) di Indonesia. Demikian menurut Ketua Umum Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) 2009 - 2014 drh. Abduljabbar Zulkifli dalam pelantikan dan pengukuhan pengurus DPP HPDKI di gedung kampus program pasca sarjana MB IPB Bogor, Jum’at (30/10).

“Perlu dukungan moril maupun spiritual dalam meningkatkan kesejahteraan peternak, karena program kerja yang akan dijalankan oleh HPDKI tidak hanya akan bersentuhan dengan peternak rakyat yang identik dengan sektor produksi, namun diperlukan energi lainnya yang dapat mendorong HPDKI untuk dapat bersentuhan pula dengan sektor-sektor lainnya khususnya pada bidang hilir ternak” jelas Abduljabbar Zulkifli

Hingga saat ini kebutuhan kambing dan domba mencapai 5,6 juta ekor. Namun baru bisa terpenuhi separuhnya. Ini menjadi sebuah tantangan bagi peternak Indonesia, siapkah kita menerima import dari negara Australia dan negara lain yang akan masuk ke Indonesia di era pasar bebas pada 2015 nanti. “Mereka bisa menjual daging dan domba lebih murah dari produk dalam negeri,” tandasnya.

Menurut Jabbar, langkah yang tepat pada saat ini adalah dengan pendekatan ekonomi, karena masyarakat dapat merasakan perbaikan ekonomi dengan beternak doka. Melakukan perubahan gaya pemeliharaan yang high cost di masyarakat dengan mengoptimalkan usaha peternakan doka yang lebih efisien dan tidak high cost sehingga bisa bersaing baik di dalam negeri maupun international.

Disamping itu dengan masuknya beberapa nama generasi muda ke dalam kepengurusan merupakan bagian strategi dari ketua umum agar mobilitas organisasi ini dapat berlari kencang dalam menjalankan program-programnya nanti, sementara para tokoh dan pengurus senior tentunya akan senantiasa berkenan dalam membimbing insan ternak muda dan dipandang akan sangat membantu kinerja HPDKI sebagai organisasi penganyom peternak Indonesia. (all)

DSM Aquaculture Seminar


Hotel Alila yang berlokasi tepat dijantung kota Jakarta menjadi tempat PT DSM Nutritional bersama PT Menjangan Sakti menggelar seminar setengah hari bertajuk DSM Aquaculture Seminar. Seminar yang dihelat Selasa, 17 November 2009 ini menghadirkan pembicara bidang perikanan dari luar negeri seperti Prof Jean-Francois Mittaine ahli fishmeal dari Paris University, Perancis.

Bertindak sebagai moderator adalah Prof Dr Budi Tangendjaja dari Balai Penelitian Ternak, Ciawi yang juga dikenal sebagai ahli pakan ternak. Prof Mittaine berbicara tentang perkembangan harga tepung ikan berkaitan musim melaut di Peru dan beberapa faktor lain yang mempengaruhinya.

Sementara itu Prof Dr Kiron Viswanath dari Faculty of Bioscience and Aquaculture dari Bodo University Norway menjelaskan tentang pendekatan nutrisi untuk manajemen kesehatan ikan. Menurut Dr Viswanath, “Kemajuan dalam ilmu perikanan budidaya selama beberapa dekade terakhir telah memperkenalkan dimensi baru dalam sistem budidaya perikanan.

Biaya pakan mengambil porsi paling besar yaitu lebih dari 60% dari total biaya produksi, untuk itu peternak selalu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Lebih lanjut, hal ini dicapai melalui upaya dari produsen pakan dan peternak dengan hati-hati memilih bahan baku dan formulasi yang cocok dengan ikan spesies ikan yang diternakkan.

“Efisiensi pakan sangat penting karena harus diterjemahkan ke dalam manfaat ekonomi tanpa mengorbankan keberlanjutan masalah kesehatan ikannya,” terang Prof Viswanath.

Ada konsensus umum bahwa pakan yang baik tidak hanya mampu memberikan pertumbuhan yang baik, tetapi juga melindungi ternak dari pengaruh stres dalam peternakan dan penyakit. Konsep kesehatan gizi modulasi telah memacu para peneliti untuk mempelajari interaksi antara nutrisi yang baik dan kesehatan yang lebih baik antara bertani ikan dan udang. Untuk mencegah kerugian akibat penyakit yang mengancam budidaya perikanan, penekanannya adalah pada vaksin dan strategi alternatif lain untuk menjaga hewan sehat.

Jurus dasar dalam manajemen nutrisi kesehatan adalah memberi “pakan yang benar”. Istilah ini menyiratkan bahwa pemberian pakan ternak untuk mendapatkan produksi yang maksimal dengan ditunjang kondisi kesehatan ternak yang terbaik.

Lebih jauh, Prof Dr Delbert M Gatlin III menjelaskan manfaat penambahan nukleotida dalam pakan ternak akuakultur. Dari hasil penelitiannya suplementasi nukleotid pada berbagai spesies ikan mampu meningkatkan pertumbuhan di awal pemeliharaan, meningkatkan kualitas larva, meningkatkan toleransi terhadap stres dan penyakit, seperti memodulasi respon kekebalan maternal dan adaptasi.

Seminar ini dihadiri undangan dari institusi penelitian pemerintah dan universitas serta para pelaku industri bidang akuakultur, khususnya perwakilan perusahaan yang menyediakan pakan ikan dan udang yang berjumlah lebih dari 70 orang. Diantaranya adalah Charoen Pokphand, Cargill, CJ Feed, Gold Coin, Malindo, Matahari Sakti, Mabar, Sinta Prima, Panca Patriot, Wonokoyo, Suri Tani Pemuka, Medion, IPB, DKP, dll. Acara ditutup dengan pembagian door prize berupa telepon seluler dan notebook. (wan)

Menatap Cerahnya Perunggasan 2010

Salah satu agenda besar di penghujung tahun 2009 ini dan yang selalu dinanti pelaku bisnis perunggasan di Indonesia adalah Seminar Nasional Prospek Perunggasan yang rutin digelar Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Tak ayal kedatangan seminar ini selalu ditunggu karena sangat bermanfaat guna menyusun strategi pengembangan bagi pelaku bisnis perunggasan di tahun berikutnya.

Seminar yang terselenggara untuk ke-5 kalinya ini mengangkat tema “Bagaimana Prospek Bisnis Perunggasan 2010 di Era Pemerintahan Baru (SBY–Boediono)” dan bertempat di Hotel Santika Jakarta. Seminar perunggasan ini merupakan kesinambungan dari seminar sebelumnya yaitu Seminar Nasional Perunggasan pertama tanggal 8 Maret 2006, kedua tanggal 7 Desember 2006, ketiga tanggal 7 Nopember 2007, dan keempat tanggal 11 Desember 2008.

Secara keseluruhan penyelenggaraan seminar ini berlangsung sukses dan ini tak lepas dari keberhasilan penyelenggara seminar GITA event organizer yang juga masih saudara Infovet. Buktinya seminar ini dipenuhi peserta hingga mencapai lebih 150 orang dari berbagai daerah dan lembaga.

Gambaran Seminar
Tahun 2009 Indonesia baru saja menyelengarakan pesta demokrasi berupa pemilihan umum dan pemilihan presiden. Kedua peristiwa penting telah dilewati dengan lancar. Bulan Oktober 2009 ini secara resmi terbentuk kabinet baru Pemerintahan SBY-Boediono.
Dengan pemerintahan baru ini, timbul banyak harapan dan pertanyaan. Bagaimanakah kebijakan ekonomi pemerintahan baru? Bagaimana target pertumbuhan ekonomi nasional dan dampaknya bagi perunggasan? Apa saja yang harus dilakukan pelaku bisnis perunggasan di tahun 2010?

Sebagaimana seminar sebelumnya, seminar ini menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya, yaitu Ketua Umum GPPU Krissantono dengan makalah berjudul Potret Bisnis Pembibitan Unggas dan Prospek Bisnis 2010; Ketua Umum GPMT Drh FX Soedirman dengan makalah berjudul Bagaimana Bisnis Perusahaan Pakan 2010; Ketua Umum Pinsar Drh Hartono, diwakili oleh Amin Buchori dengan makalah berjudul Memahami Dinamika Pasar Unggas 2005-2009 dan Mengukur Prospek 2010; Pengurus ASOHI Drh Sugeng Pujiono dengan makalah berjudul Prospek Industri Obat Hewan Indonesia 2009 dan Prospek 2010.

Sementara untuk membahas mengenai bisnis perunggasan kaitannya dengan pemerintahan baru, ASOHI secara khusus mengundang Franciscus Welirang (Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Ketua Komisi Ketahanan Pangan KADIN) yang menyampaikan analisanya mengenai trend ekonomi tahun 2010, serta permasalahan bisnis unggas khususnya pada upaya meningkatkan konsumsi hasil unggas. Moderator seminar ini adalah Ir Achmad Dawami dan Drh Ketut Tastra Sukata MBA yang piawai menghidupkan seminar.

Seminar dihadiri oleh stakeholder perunggasan, yaitu dari perusahaan pembibitan, perusahaan pakan, peternak unggas, serta utusan dari pemerintah (Dinas Peternakan). Seminar kali ini juga merupakan rangkaian dari acara ulang tahun ASOHI yang ke-30. Pada kesempatan ini, utusan dari ASOHI Daerah dari 14 propinsi juga hadir sebagai peserta seminar.

Ketua Umum ASOHI Gani Haryanto kepada Infovet menuturkan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk mengevaluasi situasi bisnis perunggasan 2009 dengan membandingkan dengan prediksi dalam seminar sebelumnya disertai dengan pembahasan mengapa hal itu terjadi. Selain itu melalui seminar ini diharapkan dapat memprediksi situasi bisnis perunggasan tahun 2010 dari aspek bibit, pakan, obat hewan dan pasar unggas baik petelur maupun broiler. Sekaligus mendiskusikan tantangan bisnis perunggasan yang aktual saat ini dan di masa depan sehingga mendapatkan solusi yang terbaik.

Situasi Perunggasan 2009
Pada seminar nasional bisnis perunggasan tahun 2008, secara umum para pembicara sulit memprediksi situasi bisnis perunggasan 2009, hal ini wajar karena pada saat itu Indonesia sedang mengalami dampak krisis Global yang sulit diprediksi pengaruhnya terhadap ekonomi makro.

Mempertimbangkan bahwa dampak krisis global terhadap bisnis perunggasan tidak terlalu besar, produksi DOC broiler tahun 2009 diproyeksikan sebesar 950 juta ekor, produksi DOC petelur 53 juta ekor dan produksi pakan unggas 6,5 juta ton.

Akan tetapi ternyata pada seminar nasional perunggasan 27 Oktober 2009 ini disebutkan kinerja bisnis perunggasan jauh lebih baik dibanding prediksi tersebut di atas. Produksi DOC broiler tahun 2009 diperkirakan mencapai 1,144 miliar ekor, DOC petelur 78 juta ekor. Konsumsi pakan tahun 2009 sebesar 8,4 juta ton, dimana 83% diantaranya dikonsumsi unggas, dan bisnis obat hewan diperkirakan Rp 1,975 triliun.

Hal ini dapat terjadi karena pada awal tahun 2009 pelaku bisnis perunggasan merasakan bahwa dampak krisis global terhadap perunggasan tidak besar, sehingga para breeder berani meningkatkan produksinya.

Dalam seminar tahun 2009 ini juga terungkap bahwa mulai pertengahan 2009, terjadi perbaikan ekonomi makro dimana Indonesia tidak begitu terpengaruh oleh krisis global, bahkan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan sebesar 4%.

Prediksi Bisnis Perunggasan 2010 dan Rekomendasi Seminar dapat di baca di majalah Infovet edisi 185/ Desember 2009...atau informasi pemesanan maupun berlangganan selengkapnya... klik disini

Catatan Menyongsong MUNAS VI ASOHI

Munas VI ASOHI 2010 sudah diambang pintu. Rakornas ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) yang diselenggarakan berurutan dengan peresmian gedung ASOHI, malam gathering perayaan ulang tahun ASOHI ke-30 hingga Seminar Prospek Perunggasan 2010 menyisakan pengharapan dari segenap delegasi pengurus ASOHI yang hadir dan berhasil diwawancara Infovet.

Tak ayal rangkaian acara ini juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan yang telah terjalin sesama anggota selama ini. Di lapangan boleh bertempur mencari pelanggan, tetapi kalau sudah berkumpul di ruangan mereka hidup dalam satu keluarga tidak ada istilah kompetitor.

Peresmian gedung ASOHI yang berdiri megah di kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan ini semakin mengukuhkan ASOHI sebagai organisasi yang paling dinamis dan berkembang pesat diantara sekian banyak organisasi bidang peternakan yang lain. Hal ini juga tak lepas dari peran PT Gallus Indonesia Utama sebagai motor penggerak ASOHI yang notabene merupakan badan usaha milik ASOHI.

Kembali ke harapan delegasi pengurus ASOHI daerah. Apa saja yang menjadi harapan mereka selama ini dan apa saran mereka untuk persiapan menyongsong Munas VI ASOHI tahun depan. Berikut adalah sekelumit hasil wawancara Infovet dengan para delegasi daerah.

Delegasi SUMATERA UTARA
Drh H Effendi Azhar menyampaikan, “Semoga semua delegasi dari daerah-daerah bisa hadir secara keseluruhan. Saat ini, ada beberapa delegasi yang tidak hadir, di Munas nanti diharapkan semua bisa hadir, sehingga pada saat pemilihan Ketua Umum (Ketum) nanti bisa mewakili suara hati dari semua delegasi yang hadir. Ketum ke depan kalau bisa dari orang atau calon yang berkualitas. Pimpinan Pusat (Pimsat) ASOHI hendaknya mulai menententukan berapa suara dari masing-masing daerah yang bisa hadir. Lalu, untuk daerah, jumlah yang hadir sebaiknya lebih banyak dari pengurus pusat.”

Delegasi SUMATERA BARAT
Drh Dodi Mulyadi dari ASOHI Sumatera Barat mengungkapkan, pengurus ASOHI Pusat diharapkan dapat mengakomodir semua pengurus yang ada di daerah. Seperti diketahui bahwa Pengurus Pusat ASOHI mempunyai berbagai produk, supaya dapat memberikan himbauan pada seluruh anggota agar dapat bergabung dengan ASOHI. Kemudian, anggota yang baru juga diharapkan dapat melaporkan diri ke Dinas Peternakan atau Dinas yang menangani Peternakan dan Kesehatan Hewan. Hal ini mencuat manakala ada peringatan dari Dinas Peternakan baik Provinsi maupun daerah, agar anggota-anggota yang baru (TS Obat Hewan) datang dan pergi harus memberitahukan kepada pihak dinas terkait.

Lalu, perihal kegiatan-kegiatan di Pusat agar diberitahukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Selama ini pengurus daerah hanya tahu dengan kegiatan ASOHI Pusat melalui Majalah Infovet. Pada hal, momen-momen seperti ini yang diperlukan oleh Pengurus Daerah. Perihal koordinasi antara Pusat dan Daerah, selama ini masih baik-baik saja, apalagi dengan kepemimpinan periode ini.

Untuk Munas 2010, diharapkan dalam pemilihan calon Ketum tidak hanya tunggal namun ada hendaknya calon-calon Ketum baru yang bisa loyal dan penuh dengan dedikasi untuk kemajuan organisasi ini. Dan yang terpenting adalah, pelaksanaan Munas 2010 ini dapat dilaksanakan di Bandung, karena situasi dan kondisi Bandung sangat cocok, dan dapat memberikan kesejukan dengan kesegaran udara yang dimilikinya. Kemudian, untuk Munas 2010 nanti, hendaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan seperti seminar dan training motivasi, hal ini sangat diperlukan oleh pengurus daerah untuk menumbuhkan jiwa mencintai organisasi ini.”

Delegasi RIAU

Drh Musran (Sekretaris Pengda Riau) menuturkan, “Dengan adanya Rakornas ini kembali dapat menggugah anggota yang belum mau peduli akan keberadaan ASOHI di daerah khususnya di Cabang Riau. Selama ini, teman-teman di Riau kurang antusias untuk memberikan apresiasinya pada ASOHI. Hal ini mungkin karena kesibukan dari masing-masing personal yang notabenenya berbeda dalam semua hal, khususnya perusahaan tempat mereka bekerja. Artinya, masing-masing anggota mempunyai kesibukan berbeda sesuai dengan tuntutan perusahaan mereka. Rakornas ASOHI ke 4 ini dapat hendaknya memberikan inspirasi baru bagi anggota ASOHI cabang Riau yang masih belum mau peduli dengan organisasi ini. Saran saya sepertinya sudah terwakili, karena segala sesuatunya sudah baik, dan yang penting dipertahankan saja.”

Delegasi LAMPUNG
Delegasi Lampung diwakili oleh Drh Slamet Rijadi (Ketua), Ir Zulkifli, dan Ir Wahyudiono. Dikatakan oleh Drh Slamet Rijadi bahwa di Lampung ada 21 perwakilan obat hewan, tetapi yang aktif berorganisasi di ASOHI hanya 16 perusahaan, sedangkan sisanya lima perusahaan agak sulit untuk diajak kumpul-kumpul. Dari 16 perusahaan saja sangat mudah mengumpulkan dana dan tidak mengalami kesulitan. Dan yang sisanya agak sulit diajak kumpul-kumpul apalagi disuruh ikut membayar iuran. Saran untuk Munas VI ASOHI tahun 2010, diharapkan ASOHI lebih solid lagi, dan pimpinan perusahaan di kantor pusat supaya ikut mensuport yang di daerah jangan hanya dituntut mencapai target penjualan saja, tetapi juga melaksanakan hak dan kewajiban anggota ASOHI di daerah, contohnya membayar iuran dan ikut mengembangkan organisasi.

Delegasi JAWA BARAT
Delegasi dari Jawa Barat yang kala itu diwakili Drh Gowinda Sibit, Peter Yan, dan Drh Sugeng Pujiono menyampaikan hal senada bahwa harapannya saat Munas ASOHI VI nanti semua pengurus daerah dapat hadir mewakili daerahnya. Sehingga Ketua Umum (Ketum) terpilih nanti benar-benar mewakili aspirasi seluruh anggota ASOHI.
Dan roda kepemimpinan yang nanti berjalan telah memiliki pondasi yang kuat dan diharapkan tidak meninggalkan program-program yang baik yang telah berjalan selama ini. Harapan lain juga agar ASOHI lebih proaktif menggandeng media dan asosiasi lain seperti GPPU, GPMT, GAPPI, GOPAN, Pinsar, MIPI, dll. untuk meneruskan komitmen sadar gizi mengkampanyekan konsumsi daging dan telur produksi dalam negeri.

Delegasi JATENG
Hadi Santosa, Ketua ASOHI Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyampaikan, perlunya kembali menata organisasi di daerah. Jika suatu daerah ada potensi untuk dipisah atau dikembangkan, maka harus segera dilakukan. Begitu juga jika keberadaan ASOHI Daerah tidak mampu berjalan dengan baik, maka merger atau penggabungan menjadi salah satu solusi. Hal ini penting agar efektifitas roda organisasi dapat berfungsi dengan baik.
“Sebab jika wilayahnya luas namun tidak potensial untuk didirikan sebuah kepengurusan ASOHI daerah, maka lebih baik digabungkan saja. Begitu juga jika suatu daerah meski wilayah geografisnya sempit namun ada potensi untuk dikembangkan, maka pemisahan menjadi 2 kepengurusan organisasi mutlak perlu. Sebaliknya jika ASOHI Daerah yang sempit wilayahnya dan organisasinya tidak berjalan, lebih baik dilikuidasi saja,” tutur Hadi.

Delegasi DI YOGYAKARTA
Drh Wachid Nukliranto pengurus ASOHI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyadari dengan sangat jika masalah utama di wilayahnya adalah kelancaran roda organisasi. Hal itu terkait dengan tidak adanya dana yang dapat dihimpun dari para pelaku bisnis obat hewan di DIY. Kalau melihat ASOHI dari daerah lain yang posisi kas organisasinya sangat memadai, maka memang ada rasa tidak enak alias malu. Namun demikian, sebagi pengurus saya berharap kepada ASOHI Pusat untuk kembali mengingatkan para produsen obat hewan yang membuka pemasaran di DIY untuk berkontribusi. Dengan demikian kami tidak lagi menjadi ”malu” dengan daerah lain.

Delegasi JAWA TIMUR
Delegasi Jawa Timur diwakili oleh Drh Catur Budi Hascaryo (Ketua), Drh Teguh Widodo, Drh Gede Agus Cahya. Dikatakan oleh Drh Catur Budi Hascaryo, secara umum anggota ASOHI di Jawa Timur sangat kompak sekali sehingga tidak ada permasalahan. Saran untuk Munas VI ASOHI 2010, untuk anggota yang tidak terpilih sebagai pengurus pusat supaya legowo atau berbesar hati.
“Kita kan dalam satu wadah organisasi ASOHI dan janganlah organisasi ini dijadikan sebagai ajang politis. Marilah saling kerjasama, sama-sama membesarkan organisasi kita ini. Jadi, di Munas VI ASOHI tahun 2010 mendatang, marilah kita bergabung membesarkan nama besar ASOHI,” ungkap Catur.

Delegasi BALI

Delegasi Bali hanya diwakili oleh Tarya, SE. Bali sebagai salah satu sentra peternakan di Indonesia, populasi ternaknya cukup padat jika dibanding luas wilayahnya. Banyak pemain obat beradu nasib di pulau Dewata ini, tetapi sangat disayangkan untuk ikut bergabung berorganisasi di wadah ASOHI sangat jauh api dari panggangannya, artinya, para pemain obat kerjanya hanya jualan saja, tetapi kalau diminta untuk rapat, menjadi pengurus atau disuruh berangkat ke Jakarta, banyak yang menolak, keluh Tarya, kepada Infovet.
Oleh karenanya, Tarya memohon kepada owner perusahaan obat di pusat supaya memberikan suport kepada para TS di daerah Bali khususnya, janganlah mereka hanya disuruh mencari target penjualan saja, tetapi dirangsang untuk ikut berorganisasi membesarkan ASOHI Bali. Target itu perlu, tetapi kalau sosialisasi dan rasa kekeluargaan sesama anggota ASOHI tidak ada ya percuma saja. Kondisi ini lebih berat lagi jika diminta untuk menjadi pengurus atau diminta untuk berangkat ke Jakarta mereka pada menolak karena berkaitan dengan dana. Saran untuk Munas VI ASOHI, agar pengurus pusat lebih kompak dan lebih baik lagi. Kalau perlu pengurus pusat melakukan kunjungan ke daerah untuk memberikan motivasi para TS agar mau membesarkan ASOHI daerah.

Delegasi KALTIM
Drh H Sumarsongko pengurus ASOHI Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghimbau dengan sangat agar pengurus Pusat benar-benar tegas dan konsisten menertibkan peredaran obat hewan tidak terdaftar. Jika hanya menyerahkan dan mendelegasikan urusan masalah itu kepada pengurus ASOHI Daerah, maka tentu saja tidak akan mampu membuahkan hasil. Dasar pijakan hukum, bagi pengurus daerah untuk melakukan itu disamping tidak kuat juga kelemahan dana operasional. Terlebih bagi Kaltim yang wilayahnya sangat luas, untuk itu tentu saja kedodoran.

Delegasi KALBAR
Drh Suhartono pengurus ASOHI Provinsi Kalimantan Barat mengusulkan agar semua produsen, importir dan distributor obat hewan yang membuka kantor perwakilan atau cabang di Kalbar, agar memberi bekal kepada karyawan untuk ikut aktif di ASOHI daerah. Sebab jika tidak ada dukungan dan kepedulian dari Kantor Pusat maka, ASOHI daerah tidak ada artinya sama sekali.

Delegasi SULSEL
Drh H Wahyu Suhadji pengurus daerah ASOHI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan agar dilakukan evaluasi kepada ASOHI Daerah yang kurang produktif dalam peranannya. Selain itu ia juga menghimbau agar ASOHI Pusat untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ke daerah sehingga silaturahmi lebih kuat. (masdjoko/yonathan/untung/sadarman/wawan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer