Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini universitas udayana | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

WAGUB SUMBAR BERIKAN MOTIVASI PADA MAHASISWA UNUD

Wagub Sumbar Audy Joinaldy menerima cinderamata dari Unud

Disela kunjungan kerjanya dalam rangka menjajaki kerjasama dengan Provinsi Bali, Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fakultas Peternakan Universita Udayana. Audy yang meraih gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) hadir untuk membagikan pengalamannya dihadapan para mahasiswa dan akademisi Fakultas Peternakan Universitas Udayana (UNUD) Kamis, (15/9/22). 

Pada kesempatan tersebut, Wagub Audy mengangkat tema “Menumbuhkan Jiwa Wisausaha di kalangan Mahasiswa Peternakan". Ia sendiri berpandangan, kewirausahaan adalah salah satu motor penggerak ekonomi yang harus terus didorong, terutama di kalangan anak muda. Hal ini juga adalah sebagai solusi dalam menekan angka pengangguran.

Sedangkan peternakan maupun pertanian secara umum, menurut Wagub Sumbar tersebut merupakan sektor usaha yang memiliki potensi besar yang masih dapat terus digali dan dikembangkan. 

Pandangan beliau ini juga tercermin dalam berbagai kebijakan yang kini menjadi program unggulan dalam pembangunan ekonomi di Sumatera Barat. Diantaranya alokasi 10 persen APBD untuk sektor pertanian dan peternakan, hingga program yang mencetak 100 ribu millenial dan women entrepreneur.

Dalam kesempatan yang sama, dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, I Nyoman Tirta Ariana, mengaku sangat senang atas kunjungan Wagub Sumbar ke UNUD. 

“Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi kita semua, dimana Wakil Gubernur Sumatera Barat memberikan kuliah umum tentang Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Kalangan Mahasiswa Peternakan Unud, Bali,” katanya.

Ia berharap, kuliah umum yang diberikan Wagub Audy dapat memberikan manfaat yang besar, serta mampu merubah dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. (INF)

Seminar Penyakit Infeksi Baru dan Konsep One Health Dikupas

Foto: Dok. Kementan


Memperingati ‘One Health Day’, Kementerian Pertaniaan (Kementan), FAO Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diundang dalam kuliah umu/Studium Generale di Universitas Udayana, Bali, Sabtu (3/11/2018). Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Ditjen PKH, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjadi salah satu narasumber.

Dalam sesi dialog tersebut, Dirkeswan menyampaikan pemerintah saat ini mewaspadai kemunculan Penyakit Infeksi Baru (PIB) yang mengancam manusia dan hewan.

Fadjar menjelaskan dalam 30 tahun terakhir, PIB semacam Avian Influenza/Flu Burung, Ebola, MERS-COV, Zika Virus maupun SARS biasanya terjadi mencakup geografis yang luas serta mengancam manusia dan menimbulkan kerugiaan ekonomi yang tinggi.

“Pengendalian PIB dan penyakit zoonosis bergerak menuju konsep ‘One Health’ yaitu upaya kolaboratif dari berbagai profesi ilmu kesehatan, bersama dengan dengan disiplin ilmu dan institusi yang berhubungan serta bekerja di tingkat lokal, nasional dan global,” katanya.

Konsep One Health  dimaksudkan untuk mencapai tingkatan kesehatan yang optimal bagi masyarakat, hewan, dan lingkungan. Penanganannya tidak lepas dari tiga sektor penting, yaitu satwa liar, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut Fadjar menerangkan, kemunculan PIB dan zoonosis erat kaitannya dengan peningkatan populasi manusia dan hewan/ternak, arus urbanisasi yang tinggi, perubahan sistem pertanian dan alih fungsi lahan (kerusakan hutan), serta globalisasi perdagangan hewan.

“Adanya kasus penyakit di satwa liar, kemungkinan dapat menularkan ke hewan domestik atau langsung ke manusia, sehingga memerlukan usaha mitigasi risiko”, ungkap Fadjar.

Komponen penting mitigasi merupakan kemampuan untuk mendeteksi, melaporkan, dan memberi respons awal, sehingga pengendalian penyakit dapat dilakukan di sumber sebelum menginfeksi atau menularkannya ke hewan lain atau bahkan ke manusia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2TVZ) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit zoonosis itu sangat sulit ditemukan obatnya. Menurutnya, flu burung misalkan, saat ini hanya bisa disembuhkan oleh obat Tami Flu.

Oleh karena itu, 3E yang menjadi keutamaan dari One Health yaitu early detection, early reporting dan early response mutlak untuk ditingkatkan di semua sektor. “Kerja bersama lintas elemen menjadi dasar terwujudnya dan terlaksananya one health," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Team Leader FAO ECTAD Indonesia James McGrane mengakui, One Health mudah diucapkan, tapi sulit melaksanakannya. Semua pihak harus membangun empati sosial dan semangat kekeluargaan yang kuat, sehingga semua elemen sosial dari berbagai pemangku kepentingan menyatu.

“Saya melihat realisasi pengendalian rabies di Bali yang dilakukan Kementerian Pertanian, FAO, dan lainnya. Di sana terlihat  keberhasilan menyusun Tata Laksana Gigitan Terpadu (Takgit) yang membuat penanganan rabies lebih cepat,” ujarnya.

Konsep tersebut merupakan upaya strategis untuk menjauhkan Indonesia dari ancaman pandemi. 
“Karena Indonesia dikenal sebagai hotspot penyakit baru di Asia, jadi kerja bersama dengan semua sektor itu adalah hal mutlak,” jelas Kepala Subdit Keamanan Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lulu Agustina.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana I Nengah Kerta Besung berharap, para mahasiswa yang hadir dalam perayaan One Health Day akan menjadi agen perubahan yang dapat berkolaborasi, berkoordinasi, dan berkomunikasi lebih baik lagi dalam mengatasi ancaman pandemi.

“Komunikasi dan keterlibatan mahasiswa diharapkan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan,” pungkasnya. (NDV)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer