Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini tetelo | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

CURAH HUJAN TINGGI, PETERNAK DIMINTA WASPADAI HIJAUAN RUMPUT

Peternak harus mewaspadai rumput yang masih muda (Foto: pixy.org)


Musim hujan yang sekarang ini masih berlangsung, memang mempermudah peternak hewan sapi, kambing dan unggas lainnya untuk memperoleh hijauan rumput untuk ternak. Menurut Drh Mukhlas Yasi Alamsyah (PT Eka Farma) pelopor pakan dan obat ternak di Indonesia, hal itu tetap perlu diwaspadai.

Peternak harus mewaspadai rumput yang masih muda, dengan kandungan air dan protein tinggi dan berserat kasar.

"Rumput muda dapat memicu kasus kembung dan diare pada ternak. Selain itu banyak dijumpai kasus-kasus gangguan pencernaan yang lainnya," kata Mukhlas dalam Bincang Hewan Sehat Selasa (3/3).

Masih kata dokter hewan lulusan Universitas Airlangga Surabaya itu, untuk ternak unggas, ayam kampung dan lainnya dengan sinar matahari yang berkurang di musim hujan akan banyak memicu kasus.

Kasus penyakit yang sering terjadi adalah ND/Tetelo (penyakit yang menyerang ayam dengan gejala kepala melintir) dan flu burung.

Imbau Mukhlas, para petenak sapi, kambing dan unggas untuk mewaspadai dengan seringnya turun hujan belakangan ini, dan menjaga kebersihan kandang. (Sumber: suaramerdeka.com)

Pergantian Musim, Peternak Unggas Diimbau Waspadai Virus Ini

Kondisi cuaca normal, unggas relatif memiliki daya tahan kuat (Foto: Dok. Infovet/Nunung)

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta, Sutarno mengimbau para peternak unggas mewaspadai potensi penyebaran wabah flu burung atau virus H5N1 memasuki pergantian musim dari kemarau ke musim hujan.

"Ayam serta itik sangat mudah terjangkit flu burung atau penyakit unggas lainnya selama pancaroba hingga musim hujan," kata Sutarno, Minggu (30/9/2018).

Seperti dikutip dari laman antaranews.com, menurut Sutarno, kondisi cuaca yang tidak menentu selama pancaroba hingga musim hujan rentan memicu perkembangbiakan virus H5N1 serta penyakit unggas lainnya termasuk penyakit Newcastle Disease (ND) atau tetelo.

"Karena kondisi cuaca dan keadaan lingkungan kandang yang becek, virus mudah berkembang biak," katanya.

Lanjut Sutarno, di luar musim hujan biasanya peternak unggas cenderung mengurangi kewaspadaan terhadap penyakit menular termasuk tetelo (ND), flu burung, serta gangguan pernafasan (CRD). Daya tahan unggas juga bisa menurun karena suhu lingkungan yang panas dan mengakibatkan rentan terserang penyakit.

"Berbeda jika dalam kondisi cuaca normal, unggas relatif memiliki daya tahan yang kuat," ujarnya.

Perbedaan suhu udara di pagi hari yang panas, dan malam hari yang dingin juga rentan membuat daya unggas melemah sehingga mudah terserang penyakit.

"Apalagi ketika unggas dibiarkan kepanasan serta kehausan dalam kondisi cuaca yang kering, maka akan membuat unggas malas makan sehingga bisa kekurangan gizi," imbuh dia.

Guna mengantisipasi persebaran wabah flu burung, Distan DIY telah menyebarkan vaksin serta pendeteksi flu burung (rapid test kid) ke lima kabupaten/kota. Melalui Unit Respon Cepat (URC), Dinas Pertanian DIY meningkatkan pemantauan kemungkinan adanya ternak unggas yang terjangkit virus tersebut.

Pencegahan merebaknya virus flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti yang terdiri atas tiga tahap. Antara lain pemilihan lokasi kandang dengan baik, pembuatan pagar kandang, serta manajemen kandang termasuk pemberian desinfektan. ***

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer