Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini sumatera utara | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BERCAKAP - CAKAP SANTAI TENTANG NUTRISI KAMBING & DOMBA

Webinar nutrisi kambing domba bersama dokadil institute

Jumat (1/10) Dokadil Institute bersama Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Provinsi Sumatera Utara menggelar bincang santai melalui daring Zoom. Acara yang diberi nama "Cakap - Cakap di Saung Doka" tersebut sudah digelar yang ke-4 kalinya. Pada acara seri ke-4 tersebut tema yang dibahas yakni nutrisi pakan kambing - domba yang menghadirkan Hengki Ginting peternak asal Sumatera Utara.

Drh Adil Harahap selaku pimpinan dokadil Institut mengatakan bahwa acara tersebut bertujuan sebagai platform bagi para peternak kambing - domba di seluruh Indonesia untuk saling berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman mereka.

"Ini sudah seri ke-4, mudah - mudahan masih terus lanjut, kalau dilihat animo peserta cukup tinggi dan tema di setiap seri akan berbeda, yang pasti kami ingin menularkan hal yang baik dan cara beternak yang baik," tutur Adil.

Dalam presentasinya, Hengki yang merupakan alumnus fakultas peternakan Universitas Gajah Mada banyak membahas mengenai nutrisi kambing dan domba pada tiap fase kehidupannya. 

"Kunci beternak agar bisa terus langgeng itu salah satunya pakan, secara teknis dan ekonomis pakan inilah yang akan menjadi faktor pembeda, performa dari ternak dan keuntungan peternak juga akan tergantung dari bagaimana cara mengakali pakan," tutur Hengki.

Ia juga mengatakan bahwa peternak harus paham betul kebutuhan nutrisi pakan kambing - dombanya pada tiap fase kehidupan karena berbeda. Dengan mengetahui kebutuhan nutrisinya, peternak dapat mengambil ancang - ancang dalam pemberian pakan supaya efektif dan tepat sasaran.

Ia juga menyarankan kepada peternak agar lebih dapat memanfaatkan hasil bumi yang jumlahnya melimpah di daerah sekitarnya untuk dijadikan sumber nutrisi ternak mereka.

"Kan tidak semua peternak mampu juga beli konsentrat, makanya kita harus pandai - pandai mengakali supaya biayanya jadi efisien, kalau kami di sini memanfaatkan pelepah kelapa sawit yang dibuat silase," tutur Hengki.

Sesi tanya jawab pun berlangsung sangat interaktif dan seru, para peserta yang hadir dapat mengirimkan pertanyaan secara langsung maupun tertulis dan langsung dijawab oleh narasumber. (CR)

SUMBER UNGGAS INDONESIA PEDULI KORBAN BANJIR SUMATERA UTARA

Penyerahan bantuan kepada pengungsi

PT Sumber Unggas Indonesia (SUI) bersama Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) Sumatera Utara memberikan bantuan kepada warga korban banjir di Medan dan Sei Rampah.

Pendistribusian bantuan ini merupakan rangkaian program aksi sosial PT SUI sejak pekan lalu. PT SUI yang bermarkas di Desa Cogreg Kabupaten Bogor telah memberikan bantuan  berupa ayam kampung siap masak sebanyak 210 bungkus dan 300 butir telur ayam kampung kepada warga pengungsi korban banjir di Dusun 1 dan 3, Kampung Mandailing, Sei Rampah.

Bantuan kepada warga korban banjir di Tanjung Selamat, Medan Tuntungan diserahkan pada Jumat (18/12). Bantuan tersebut berupa ayam kampung siap masak sebanyak 90 bungkus. “Alhamdulillah antusias warga bergembira, mereka senang dengan pemberian ini karena kita hadir di waktu mereka membutuhkan,” ucap Ketua IKA Fakultas Peternakan Unand Sumut Aulia Idris Tanjung.

Manager Marketing PT SUI Febroni Purba mengatakan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian sosial perusahaan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana. “Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat korban banjir,” pungkasnya. (CR)


TARGET BESAR SUMATERA UTARA MENJADI LUMBUNG DOMBA KAMBING NASIONAL 2023

Wagub Sumatera Utara (Tengah) bersama Safwan Khayat dan drh Adil dikala kunjungan silaturahmi ke peternak kambing domba (sumber : Adil)


Domba dan kambing merupakan salah satu komoditas unggulan di Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari permintaan pasokan domba dan kambing dari provinsi terdekat serta dari negara tetangga, Malaysia. Indonesia melalui Sumatera Utara sudah beberapa kali mengekspor domba ke Malaysia. Hal ini merupakan indikasi bahwa domba kambing Sumatera Utara memiliki kualitas dan daya saing kuat di pasar internasional. 

Menghadapi tingginya demand tadi, produktivitas peternakan domba dan kambing tentunya perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara untuk membuat Sumatera Utara sebagai Lumbung Ternak Domba Kambing Nasional 2023. Peternak domba kambing perlu diberikan fasilitas dan akses terhadap kemudahan dalam beternak. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan tersendiri bagi peternak domba dan kambing.

Menyongsong target yang dicanangkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam hal Lumbung Ternak Domba Kambing Nasional 2023 tersebut, Kapala BNN Serdang Bedagai Safwan Khayat, menginisiasi Silaturahmi peternak domba kambing Sumatera Utara. Selain menjabat sebagai Kepala BNN, Safwan juga merupakan peternak domba di Kota Binjai. Acara silaturahmi ini dimaksudkan agar membuka diskusi antara peternak domba kambing di Sumatera Utara dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 

Silaturahmi Peternak Domba Kambing Sumatera dilaksanakan pada Sabtu (15/8)di Az Zahra Farm, Jl. Samanhudi, Pasar VI, Kec. Binjai Selatan, Kota Binjai. Acara ini merupakan silaturahmi yang kedua setelah tahun lalu dilaksanakan di Kab. Batu Bara. Acara silaturahmi ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Walikota Binjai Muhammad Idaham, Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, serta seluruh perangkat dinas baik tingkat Provinsi Sumatera Utara serta tingkat Kota Binjai dan Kab. Langkat. Acara ini juga menghadirkan drh. Bobby Benedictus Chrisenta yang merupakan salah satu dokter hewan praktisi sekaligus peternak domba dan kambing di Kab. Karo.

Agenda utama silaturahmi tersebut adalah menghimpun masukan dari peternak domba kambing Sumatera Utara dan menggali fakta di lapangan yang dihadapi oleh para peternak. Silaturahmi ini memberikan kesempatan kepada para peternak domba kambing memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait peternakan domba dan kambing.

“Acara silaturahmi seperti ini sangat bagus. Melalui acara silaturahmi ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperoleh bahan masukan terhadap kebijakan-kebijakan atau program-program peternakan yang sudah, sedang dan akan ditetapkan. Pada akhirnya Pemerintah mampu memberikan kenyamanan dan keuntungan untuk para peternak sehingga mampu menggenjot produksi ternak, sehingga Sumatera Utara Lumbung Domba Kambing Nasional 2023,” ungkap Musa Rajekshah, dalam sambutannya.

“Peternak domba dan kambing di Sumatera Utara bisa dikatakan merupakan peternak yang mandiri dan bisa belajar sendiri. Peternak memang butuh sosialisasi terkait ilmu dasar serta kebutuhan beternak, seperti obat-obatan hewan, pakan hewan, dan lain-lain. Namun yang lebih dibutuhkan oleh peternak domba kambing adalah akses kepada pemerintah,” ungkap Safwan Khayat.

“Dengan akses yang terbuka, saya yakin peternak domba kambing bisa bersinergi dengan Pemerintah dengan sangat baik. Sinergi yang sangat baik ini, saya yakin Sumatera Utara Lumbung Domba Kambing Nasional 2023 bisa tercapai,” tambah drh. Bobby.

Usaha-usaha yang dapat diturunkan dari ternak domba dan kambing cukup beragam. Mulai dari akikah, kurban, makanan berbahan dasar daging domba/kambing, kulit, serta susu. Secara pribadi dalam acara silaturahmi tersebut, drh. Adil Harahap memperkenalkan produk olahan susu kambing kepada Wakil Gubernur Sumatera Utara.

“Ini merupakan susu kambing yang dihasilkan oleh peternak-peternak binaan saya di Kota Tanjungbalai dan Kab. Asahan. Susu kambing ini sudah melewati proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan proses pengolahan susu yang bertujuan untuk membunuh organisme pathogen (merugikan), seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir, sehingga susu ini aman dikonsumsi dan memberikan manfaat yang sangat baik untuk tubuh kita,” ungkap drh. Adil Harahap secara pribadi kepada Wakil Gubernur.

“Saya cukup terkesan dengan susu kambing yang sudah saya minum tadi. Saya senang ada produk-produk seperti ini di Sumatera Utara, apalagi produk ini dihasilkan langsung oleh peternak Sumatera Utara. Produk seperti ini dapat menghasilkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat secara langsung. Selain itu, susu ini akan menciptakan masyarakat dengan tubuh yang sehat dan gizi terpenuhi,” ungkap Musa Rajekshah. 

“Saya akan dukung penuh dan bantu drh. Adil Harahap dan Bapak Safwan Khayat dalam mengurus proses perizinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) di Kementerian Pertanian. Bantu saya dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membuat hal seperti ini juga, tapi dalam skala yang lebih besar, yaitu skala Provinsi Sumatera Utara,” tambahnya.

Sekedar informasi, susu kambing merupakan susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah menghasilkan susu kolostrum. Susu kambing memiliki nilai protein yang cukup tinggi dan dipercaya berkhasiat untuk tubuh dan gangguan kesehatan.  Susu kambing diyakini memiliki lebih banyak khasiat seperti kecernaannya yang tinggi, alergenisitas yang rendah, komposisi kimia bermanfaat, dan lebih mirip dengan susu manusia dibandingkan susu sapi. Susu kambing dapat menjadi salah satu susu alternatif selain susu sapi yang saat ini menjadi susu komersial. 

Beternak kambing perah mulai dilirik oleh masyarakat Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena permintaan pasar dan nilai ekonomi yang cukup tinggi di Sumatera Utara. Semoga dengan berkembangnya ternak kambing perah di Sumatera Utara dapat memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat serta manfaat kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. (Adil/INF)

EKSISTENSI PETERNAK KAMBING PERAH KABUPATEN ASAHAN

Para peternak yang tergabung dalam PDKTAh

Kambing perah merupakan ternak yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa keunggulan yang dimilikinya. Salah satu keunggulan dari susu kambing adalah manfaatnya yang sudah terbukti dalam menjaga kesehatan terutama dalam pemulihan penyakit.

Permintaan susu kambing pun tergolong cukup tinggi. Namun begitu, tingginya permintaan masih sulit terpenuhi oleh peternak kambing perah yang ada sekarang. Potensi ini kemudian dilihat oleh para peternak kambing sebagai prospek yang cerah untuk dikembangkan baik sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan.

Hal ini jugalah yang mengugah semangat para peternak milenial di Kabupaten Asahan. Para peternak yang tergabung dalam sebuah perkumpulan yang bernama Peternak Domba Kambing Tanjungbalai Asahan (PDKTAh) ini rutin melakukan kongkow sembari berdiskusi terkait perkembangan peternakan domba dan kambing di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumatera Utara.

Minggu, 5 Juli 2020, di salah satu peternakan milik anggota PDKTAh di Air Joman, mereka melakukan diskusi rutin. Diskusi yang dilakukan di kandang Jack Farm ini membahas tentang potensi ternak kambing perah. Kegiatan tersebut juga membahas tentang strategi pengembangan ternak kambing perah dan pemasaran susu kambing perah.

“Beternak ini sebenarnya pekerjaan yang harus kita jiwai. Dalam beternak ini, yang kita urus adalah benda hidup yang punya nyawa,” ungkap Zulhendra membuka diskusi.

Zulhendra merupakan salah satu peternak kambing perah senior di Kabupaten Asahan. Zulhendra selalu mendukung dan menyemangati para peternak yang berusia muda di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan.

“Saya yakin ternak kambing perah dalam 2 (dua) tahun kedepan akan meriah. Minat masyarakat semakin tinggi untuk mengkonsumsi susu kambing perah. Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkan potensi yang ada di depan mata kita,” tambah Zulhendra.

“Beternak kambing perah bisa dibilang cukup sulit tetapi juga cukup mudah. Cukup sulit karena kita harus selalu memperhatikan kesehatan ternak kambing. Cukup mudah karena program-program untuk menjaga kesehatan ternak bisa diterapkan dengan mudah,” ungkap drh. Adil Harahap.

“Susu kambing yang dihasilkan seyogianya harus memenugi standar yang berlaku dan yang terpenting aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH),” tambah drh. Adil Harahap.

“Susu yang aman artinya susu tidak mengandung cemaran atau bahan yang merugikan kesehatan. Susu yang sehat artinya susu memberikan nutrisi sehingga memberikan manfaat bagi kesehatan. Susu yang utuh artinya susu tersebut tidak dicampur atau ditambahkan dengan bahan lain. Susu yang halal artinya susu tersebut halal dikonsumsi sesuai syariat agama Islam,” tambah dokter hewan yang setia memberikan arahan-arahan terkait kesehatan hewan kepada peternak. 

Sebagai informasi, PDKTAh merupakan sebuah perkumpulan peternak domba dan kambing yang berdomisili di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan. PDKTAh ini dibentuk oleh peternak-peternak muda di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan sebagai wahana sharing dan diskusi yang tentunya bermanfaat. Harapan dari para peternak yang tergabung dalam PDKTAh yakni  Kabupaten Asahan bisa menjadi sentra pengembangan kambing perah di Sumatera Utara. (INF)

GERAKAN #SAVEBABI MEREBAK DI SUMATERA UTARA

Suasana Aksi #SaveBabi di Medan (Dokumentasi Kompas.com)

Babi bisa dibilang tidak dapat terpisahkan dari adat suku Batak. Berbagai acara adat semisal upacara pernikahan kurang nampol rasanya tanpa kehadiran si ekor melingkar tersebut. Terlebih lagi Sumatera Utara, beberapa waktu yang lalu sempat dihebohkan dengan kematian ribuan ekor babi akibat ASF dan Hog Cholera. Tentunya kekhawatiran akan kekurangan suplai daging babi terus menghantui masyarakat di sana.

Atas dasar kekhawatiran tersebut ratusan warga di Sumatera Utara yang terdiri dari kalangan peternak babi, pengusaha rumah makan, penjual daging, penjual pakan ternak, dan penikmat daging babi melakukan aksi protes. Mereka memulai aksi damai tersebut dengan nama #SaveBabi. Aksi tersebut dilakukan pada Selasa (21/1) di Wisma Mahena, Medan.

Dalam aksi tersebut, ketua gerakan #SaveBabi Boassa Simanjutak mengungkapkan kekecewaan masyarakat terhadap langkah yang akan diambil oleh Pemprov Sumatera Utara terkait pemusnahan babi secara massal setelah merebaknya ASF. Ia juga menilai bahwa pemerintah telah lalai dalam menjalankan tugasnya terkait penetapan status ASF.

"Pemerintah lalai, selalu menganggap sepele tidak melakukan penelitian yang mendalam sehingga masyarakat bingung. Padahal babi itu komoditas penting bagi orang Batak," tutur dia.

Dalam pertemuan tersebut, kalangan peternak babi juga mengeluhkan kerugian ekonomi yang diderita akibat kematian massal ternak babinya. Mereka juga menolak pemusnahan massal yang hendak dilakukan Pemprov, karena hanya akan menambah kerugian.

Sekretaris panitia, Hasudungan Siahaan mengatakan bahwa aksi ini hanya awal. Nantinya ia menyebut bahwa aksi serupa akan digelar pada tanggal 3 Maret mendatang di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara. 

"Selain aksi, kami juga akan membentuk tim pengacara yang akan menjalankan upaya hukum melalui class action. Jalur hukum ditempuh untuk meminta ganti rugi kepada pemerintah terkait babi yang mati," tutur Hasudungan.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Azhar Harahap menegaskan bahwa tidak akan ada pemusnahan babi massal terkait penyakit Hog Cholera dan ASF. 

"Ada yang menebar isu bahwasanya Pak Gubernur hendak memusnahkan ternak babi secara massal. Padahal statement itu tidak pernah ada, selama saya dampingi ternak babi di Sumatera Utara tidak akan dimusnahkan," Kata Azhar. (CR)

PEMPROV SUMATERA UTARA SIAPKAN “HADIAH” BAGI PEMBUANG BANGKAI BABI DI SUNGAI


Bangkai babi di sungai, dikhawatirkan menyebabkan pencemaran sumber air (Sumber : Merdeka.com)

Warga atau kelompok masyarakat yang kedapatan sengaja membuang bangkai babi ke sungai akan dikenakan sanksi pidana. Penegasan ini disampaikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, mengingat kian massifnya pembuangan bangkai hewan kaki empat tersebut ke sungai.

“Kita akan menerapkan sanksi kepada masyarakat yang ketahuan membuang bangkai babi. Sanksinya pidana,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut bersama instansi terkait lain sudah melakukan upaya dan langkah-langkah menyikapi insiden pembuangan babi ke sungai. Baik yang terjadi di Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, kawasan Danau Siombak dan Sungai Bedagai, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdangbedagai.

Azhar mengutarakan, atas insiden ini Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sudah mengeluarkan surat edaran ke seluruh bupati dan wali kota supaya melarang kelompok masyarakat yang melakukan pembuangan bangkai babi ke sungai. “Beberapa kabupaten sudah melaksanakan itu, namun tetap saja namanya masyarakat tidak terkendali. Makanya kita putuskan memberi sanksi pidana,” tutur Azhar.

Upaya dan langkah-langkah strategis itu dikoordinasikan pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Lingkungan Hidup dan OPD terkait lain.“Besok (hari ini) kita akan mengambil langkah-langkah terhadap ternak yang di kawasan Danau Siombak dengan Kota Medan dengan melakukan penguburan, sehingga tidak mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat,” imbuh Azhar.

Sebelumnya diketahui bahwa 5.800 ekor ternak babi mati akibat hog cholera di Provinsi Sumatera Utara, akibat banyaknya babi yang mati masyarakat membuang bangkai babi ke sungai. Belum selesai penanganan wabah, kini Pemprov Sumatera Utara kembali harus menghadapi masalah baru yakni kemungkinan tercemarnya sungai dan danau. (CR)



BANGKAI BABI CEMARI SUNGAI DI SUMATERA UTARA


Bangkai babi yang dibuang ke sungai oleh masyarakat (sumber : okezone.com)


Penyakit hog cholera mewabah di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut). Sampai saat ini 4.682 ekor babi menjadi hog cholera, dari jumlah populasi babi di Sumut sebanyak 1,2 juta ekor.Ada 11 kabupaten/kota yang ditemukan ternak babi mati karena hog cholera, yakni di Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
 
Bahkan ratusan bangkai babi beberapa hari terakhir ditemukan di sejumlah sungai di Kota Medan misalnya saja di Sungai Bedera. Bangkai babi yang dibuang ke sungai telah menimbulkan bau busuk.Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengimbau para bupati/wali kota untuk cepat tanggap mengantisipasi penyebaran virus hog cholera tersebut serta melaporkan temuan kasus ke Posko Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut.
 
"Para bupati/wali kota kami mengimbau untuk cepat tanggap menyikapi kasus ini, dan segera melaporkannya jika ditemukan kasus hog cholera di daerahnya masing-masing," ujar Edy. Dirinya mengingatkan warga agar tidak membuang ternak babi yang mati ke aliran sungai, karena itu melanggar Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
 
"Dilarang membuang ternak babi yang mati ke sungai atau ke hutan dan segera menguburnya. PPNS kita akan bekerja sama dengan kepolisian siap menindak siapa saja yang melanggarnya," ujar Gubernur.Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap mengatakan Tim Unit Reaksi Cepat Pencegahan dan Penanganan Peredaran Virus Hog Cholera Babi telah turun ke lapangan dan melakukan sejumlah pengujian.

"Kesimpulannya, virus ini hanya menyerang babi, dan belum ditemukan menginfeksi manusia. Namun, ternak yang terinfeksi virus hog cholera tidak bisa diobati. Kita hanya bisa melakukan upaya pencegahan virus dengan melakukan sanitasi terhadap kandang, dan pemberian vitamin, serta vaksin pada ternak yang sehat," paparnya.
 
Azhar menjelaskan, bahwa virus ini pertama kali ditemukan 25 September 2019, lewat surat yang disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Dairi. "Kami pun langsung menyikapi serius laporan tersebut dengan melakukan pengambilan sampel darah babi, di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Deliserdang, dan hasil dari laboratorium mengatakan itu positif hog cholera," paparnya.

Untuk penanganan bangkai babi yang terinfeksi virus hog cholera, Azhar mengimbau jangan menunda untuk menguburkan. "Untuk ternak yang telah mati, harus segera dilakukan pemusnahan ternak babi yang telah mati, lakukan penguburan dan pemusnahan dengan dibakar, jangan dibuang ke sungai atau pun di buang ke hutan," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahid juga menegaskan bahwa virus hog cholera hanya menular dari babi ke babi, tidak ada kasus virus tersebut menular pada ternak lain ataupun manusia."Sampai saat ini virus tersebut hanya dari babi ke babi, belum ada laporan bisa menginfeksi ternak lain, namun dengan adanya pembuangan bangkai babi ke sungai maka akan terjadi pencemaran air, yang bisa menimbulkan penyakit diare, namun saat ini juga belum ditemukan kasus karena pencemaran air tersebut," tambahnya.

Ia juga mengharapkan agar bangkai yang telah dibuang ke sungai atau pun hutan agar segera dievakuasi."Kami pun berharap agar bangkai babi ini segera dievakuasi dari sungai sehingga air aliran sungai tidak tercemari lagi, dan kemudian mengubur bangkai tersebut, sehingga wabahnya tidak menimbulkan penyakit lain," tambahnya.(CNN/CR)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer