Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini hari pangan sedunia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA : FAO & KEMENTAN TEGASKAN PENTINGNYA STANDAR PANGAN UNTUK MITIGASI AMR

Menteri Pertanian bersama FAO mengajak masyarakat mengonsumi produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dalam peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2023.
(Sumber : FAO 2023)

Dalam rangka memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).

Puncak peringatan Hari Keamanan Pangan Dunia atau World Food Safety Day (WFSD) 2023 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian pada Kamis (8/6) sangat meriah.  Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, serta Kementerian/Lembaga dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Pada kesempatan tersebut Mentan SYL menyampaikan, peringatan ini menjadi momentum dalam meningkatkan peran bersama untuk kita menjaga keamanan pangan.  “Pangan memiliki peran fundamental dalam keberlangsungan kehidupan manusia dan pangan yang aman merupakan hak setiap orang,” kata Mentan SYL. Sehingga menurutnya, segala upaya dalam memastikan pangan yang aman mutlak diperlukan.  

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menyampaikan, salah satu upaya pemerintah untuk menjamin keamanan pangan bagi masyarakat adalah melalui sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV), yang merupakan salah satu bentuk jaminan keamanan pangan untuk produk asal hewan. “Adanya standar memberikan panduan penanganan makanan yang higienis bagi peternak, termasuk batas residu pestisida dan obat hewan, untuk mengurangi risiko resistensi antimikroba (AMR),” jelasnya.

Sebagai informasi, sejak tahun 2006, Indonesia bekerjasama dengan FAO dan USAID, serta pemangku kepentingan terkait untuk memperkuat sistem pengawasan keamanan pangan dengan memastikan keamanan produk ternak di Indonesia, serta secara efektif mengendalikan ancaman AMR melalui anjuran penerapan biosekuriti 3-zona dan kebersihan-sanitasi di peternakan.

Sementara itu, Yohanes Baptista Satya Sananugraha, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Penduduk, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  menjelaskan pangan yang aman, sehat dan bergizi sangat diperlukan dalam setiap tahapan siklus hidup, mulai sejak dalam kandungan sampai usia lanjut. “Salah satu bahan pangan yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak dalam upaya pencegahan stunting adalah protein hewani,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, menyoroti pentingnya keamanan pangan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Rajendra menyatakan, “Dengan menegakkan standar keamanan pangan yang tinggi, kita dapat menyelamatkan nyawa dan memastikan rantai pasokan pangan yang lebih aman.”

 

Lebih lanjut, Rajendra menegaskan bahwa pangan yang tidak aman juga dapat dihasilkan dari kontaminasi organisme AMR yang berpotensi menimbulkan ‘silent pandemic’ atau pandemi senyap. Untuk itu  penggunaan antimikroba secara bijak dan bertanggung jawab pada semua sektor harus terus digencarkan. “Mari berkomitmen untuk menjunjung tinggi standar keamanan pangan dan bekerja secara kolaboratif untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (INF)

HARI PANGAN SEDUNIA 2021: AKSI BERSAMA MENDESAK UNTUK SISTEM PERTANIAN-PANGAN YANG LEBIH BAIK DI INDONESIA

Memperingati Hari Pangan Sedunia

Hari Pangan Sedunia (#WorldFoodDay) diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Untuk kedua kalinya Hari Pangan Sedunia diperingati saat pandemi COVID-19. Pandemi telah memicu resesi ekonomi yang hebat, menghambat akses pangan, dan mempengaruhi seluruh sistem pertanian - pangan. Namun bahkan sebelum pandemi, kelaparan terus berlangsung; Gizi buruk dan jumlah orang kelaparan meningkat di seluruh dunia.

Situasi ini mendorong Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Hari Pangan Sedunia tahun ini mengangkat tema: Tindakan kita, masa depan kita, untuk produksi, gizi, lingkungan dan kehidupan yang lebih baik (four betters). Tema ini menyoroti pentingnya sistem pertanian-pangan berkelanjutan untuk membangun dunia yang lebih tangguh dalam menghadapi masa depan.


Dunia mengalami kemunduran besar dalam perang melawan kelaparan. Saat ini, lebih dari tiga miliar orang (hampir 40% populasi dunia) tidak mempunyai akses terhadap makanan sehat. Sebanyak 811 juta orang kekurangan gizi di dunia dan sebaliknya, 2 miliar orang dewasa kelebihan berat badan atau obesitas karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.


Di Indonesia, jumlah orang dewasa yang obesitas meningkat dua kali lipat selama dua dekade terakhir. Seiring dengan itu, obesitas pada anak juga meningkat. Di sisi lain, 27,67% anak di Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami stunting, atau terlalu pendek untuk usia mereka. Angka stunting ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka rata-rata di kawasan Asia. 


Statistik yang kontras ini menunjukkan sistem pertanian pangan saat ini tidak setara dan tidak adil. Sistem yang mencakup perjalanan makanan dari lahan pertanian ke meja makan – termasuk saat ditanam, dipanen, diproses, dikemas, diangkut, didistribusikan, diperdagangkan, dibeli, disiapkan, dimakan, dan dibuang – mendesak untuk berubah menjadi sistem yang lebih berkelanjutan.


“Hidup kita bergantung pada sistem pertanian pangan. Setiap kali kita makan, kita berpartisipasi dalam sistem. Makanan yang kita pilih dan cara kita memproduksi, menyiapkan, memasak, dan menyimpannya menjadikan kita bagian yang tak terlepas dari sistem pertanian pangan", kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia.


Sistem pertanian pangan berkelanjutan adalah sebuah sistem di mana berbagai makanan yang  bergizi, seimbang, dan aman tersedia dengan harga yang terjangkau untuk semua orang.  Pada situasi itu tidak ada yang kelaparan atau menderita kekurangan gizi atau obesitas dalam bentuk apa pun.


Sistem yang berkelanjutan di semua sektor pangan


Sistem pertanian pangan mempekerjakan 1 miliar orang di seluruh dunia, lebih banyak dari sektor ekonomi lainnya. Namun sayangnya, cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan membuang makanan  mengorbankan banyak hal dalam planet kita. Sistem produksi pangan yang tidak berkelanjutan  menghancurkan habitat alami dan berkontribusi pada kepunahan spesies.


FAO telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan berkontribusi untuk memastikan pembangunan pertanian pangan berkelanjutan di Indonesia. Sejak 2019, FAO bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) untuk menganalisis sistem pertanian pangan nasional dan memberikan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan kapasitas sistem pertanian pangan nasional yang berkelanjutan. 


Dukungan terhadap berdirinya Badan Pangan Nasional yang mengoordinasikan masalah terkait sistem pertanian pangan serta peningkatan kapasitas terkait perencanaan sistem pertanian pangan merupakan bagian dari dukungan FAO kepada BAPPENAS.


Pada sektor peternakan dan kesehatan hewan, FAO telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) sejak tahun 2006 dengan dukungan USAID dan mitra internasional lainnya untuk mencegah, mendeteksi dan mengendalikan berbagai ancaman kesehatan global.  Ancaman kesehatan rseperti flu burung, rabies dan resistansi antimikroba dapat menular dari hewan kepada manusia melalui sistem pertanian pangan. Pertanian keluarga, desa organik, pertanian konservasi dan pertanian digital juga merupakan kerjasama FAO dengan Kementrian Pertanian yang menjadi sorotan beberapa tahun belakangan ini.


Pada produksi ikan di ekosistem laut dan perairan darat, FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendorong konservasi dan praktik perikanan berkelanjutan.


Terobosan dari upaya kolektif tersebut adalah IIFGIS (Integrated Inland Fisheries Geographic Information System) berbasis wilayah pengelolaan perikanan perairan darat (WPP-PD) Indonesia. Sistem ini mengintegrasikan sistem informasi geospasial dan data statistik untuk mendukung sistem pemantauan danpenilaian data perikanan darat, serta ketertelusuran.


Ketertelusuran selalu menjadi isu utama dalam sektor perikanan. FAO berkomitmen untuk bekerja sama dengan KKP dan memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan ketertelusuran di sektor perikanan. Hal ini berkontribusi pada fourbetter yang merupakan tema Hari Pangan Sedunia tahun ini.


FAO juga mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melestarikan hutan dan lahan gambut untuk mengatasi dampak perubahan iklim.


“Kita membutuhkan tindakan kolektif untuk mengubah sistem pertanian pangan kita. Setiap orang harus memahami bahwa perlakuan mereka terhadap makanan mempengaruhi sistem pangan. Transformasi global hanya bisa terjadi jika dimulai dari individu. Cara Anda memilih, memproduksi, mengonsumsi, dan membuang makanan Anda memengaruhi orang lain. Kita perlu bertindak, dan sekarang, Mari kita bersama-sama berusaha dalam kapasitas apa pun yang kita bisa”, tambah Rajendra. (INF)



FOOD HEROES DAY: PERKUAT INOVASI UNTUK PAHLAWAN PANGAN YANG SEMAKIN TANGGUH

Tampilan situs pahlawanpangan.com

Puncak acara dari serial kampanye FAO Indonesia untuk Hari Pangan Sedunia diadakan hari ini (31/10) melalui Webinar “Food Heroes Day” yang menghadirkan pahlawan pangan sepanjang rantai pangan mulai dari petani, nelayan sampai penggerak komunitas dari kaum muda yang disiarkan live oleh MNC Trijaya FM dan sosial media FAO. 

Krisis kesehatan global COVID-19 membuat kita merefleksikan hal-hal yang sangat kita hargai dan paling mendasar namun sering dianggap remeh: Pangan.  Kita harus mendukung para pahlawan pangan kita – petani, pekerja, penggerak komunitas di seluruh sistem pangan - yang memastikan bahwa pangan terus bergerak dari ladang, laut, tambak sampai ke meja makan di tengah pandemi COVID-19.

“Kami memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pahlawan pangan, khususnya para petani. Tantangannya memang tidak mudah, tapi kita harus terus bergerak memberikan pangan kepada lebih dari 200 juta orang di Indonesia, ”ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rekaman sambutannya untuk“ Food Heroes Day ”

Ketahanan yang melekat pada pahlawan pangan kita ditantang tidak hanya oleh situasi pandemi saat ini, tetapi juga oleh ketidakseimbangan sistem pangan. Kelaparan dan di sisi lain, obesitas, degradasi lingkungan, kehilangan dan pemborosan makanan, serta kurangnya keamanan bagi pekerja rantai makanan hanyalah sebagian dari masalah yang menggarisbawahi ketidakseimbangan ini.

Menurut Kementerian Kesehatan RI tingkat obesitas di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 14,8 persen pada tahun 2013 menjadi 21,8 persen pada tahun 2018. Sedangkan  sampah makanan seperti dilansir Economist Intelligence Unit tahun 2016, Indonesia merupakan negara pembuang makanan kedua di dunia yang menyia-nyiakan 300 makanan kg/orang setiap tahunnya. 

“Kami membutuhkan tindakan cerdas dan sistemik untuk menyampaikan pangan kepada mereka yang membutuhkan dan memastikan kualitas gizinya. Kami membutuhkan gerakan dari semua sektor untuk mengeluarkan kekuatan inovasi untuk memastikan setiap orang memiliki akses yang pangan bergizi, ”kata Victor Mol, Perwakilan FAO ad interim.

Hari Pangan Sedunia menyerukan solidaritas global untuk membantu semua populasi, dan terutama yang paling rentan untuk pulih dari krisis, dan untuk membuat sistem pangan lebih tangguh dan kuat.

Wakil Direktur Kesehatan  USAID Indonesia David Stanton mengatakan, “Pemerintah Amerika Serikat, melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), telah bermitra selama lebih dari 14 tahun untuk memajukan kemandirian Indonesia dalam pengendalian dan pencegahan penyakit, yang berkontribusi pada ketahanan pangan. Kami bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat kewaspadaan masyarakat dan kesehatan masyarakat sambil meningkatkan ketahanan terhadap wabah penyakit dan krisis ketahanan pangan — untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi generasi mendatang. ”

Diperlukan investasi dalam sistem pangan yang berkelanjutan dan tangguh. Hal Ini mensyaratkan peluang baru yang ditawarkan melalui digitalisasi dan e-commerce, dan juga praktik pertanian yang melestarikan sumber daya alam bumi, kesehatan kita, dan iklim.  

Kebun Kumara, sebuah penggerak komunitas untuk pertanian di  perkotaan yang terletak di pinggiran Jakarta, mendukung penduduk kota untuk terhubung kembali dengan alam dengan cara memperkuat pengetahuan tentang menanam makanan dari rumah.

“Bagi kami di Kebun Kumara, menanam pangan dari rumah adalah tindakan sederhana yang dapat membangkitkan kesadaran kolektif seputar pangan dan urgensi memelihara alam sebagai sumber kehidupan,”kata Sandra

Hari Pahlawan Pangan merupakan puncak dari kampanye Hari Pangan Sedunia 2020 untuk mengapresiasi pahlawan pangan di Indonesia. CEO Startup di bidang pangan dan pertanian, pemimpin komunitas perkotaan, serta selebriti termasuk di antara pembicara di festival virtual yang berlangung selama satu hari.

pahlawanpangan.com, sebuah pameran virtual untuk mengekspos kisah pahlawan makanan Indonesia juga diluncurkan pada acara tersebut. (FAO /CR)

RAYAKAN HPS KE-40, ILC BAHAS PROTEIN HEWANI YANG AMAN, HALAL DAN BERGIZI

ILC ke-12 bahas protein hewani yang aman, halal dan bergizi. (Foto: Istimewa)

Dalam menghasilkan generasi emas 2045 yang sehat, cerdas dan berdaya saing tinggi di tingkat global, sangat penting dalam menjamin ketersediaan pangan sumber protein hewani yang aman, halal dan bergizi.

Protein hewani juga berperan penting dalam pemberantasan stunting atau gagal tumbuh di Indonesia yang saat ini menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan lebih dari 20%. 

Hal itu menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia akibat kurangnya asupan protein hewani. Protein hewani merupakan makronutrien penting bagi tumbuh kembang anak. Beberapa fungsi protein hewani yang banyak terkandung asam amino esensial (tak tergantikan) yaitu membentuk jaringan baru dalam tubuh, memelihara jaringan tubuh, memperbaiki dan mengganti jaringan yang rusak atau mati, serta menyediakan asam amino yang diperlukan tubuh untuk membentuk enzim dan metabolisme. 

Hal itu dibahas dalam Indonesia Livestock Club (ILC) pada Sabtu (17/10/2020) dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Indonesia Livestock Alliance (ILA), Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI), Pinsar Indonesia, Pergizi Pangan Indonesia dan Majalah Poultry Indonesia, sekaligus menyambut perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-40.

ILC ke-12 kalinya tersebut menghadirkan narasumber penting, yakni Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM, Dra Dewi Prawitasari Apt MKes yang membahas tentang “Regulasi Seputar Produk Pangan Risiko Sedang pada Produk Hasil Ternak”, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Dr Hardinsyah yang membahas “Strategi Menjaga Manfaat & Nilai Gizi produk Pangan Hasil Ternak”, Wakil Ketua Umum Pinsar Indonesia Ir H. Eddy Wahyudin MBA membahas “Kiat Peternak dalam Menghasilkan Produk Hasil Ternak yang Aman, Halal dan Bergizi”, serta Technical Manager PT Elanco Animal Health Indonesia Drh Agus Prastowo yang membawakan materi “Pengendalian Salmomella Sejak dari Budi Daya untuk Hasilkan Produk Unggas yang aman dan Sehat”.

Dalam menghasilkan produk protein hewani baik telur maupun daging ayam, pihak produsen sejak di tingkat kandang, transprotasi, rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) hingga penyimpanan dan pengiriman ke konsumen, harus senantiasa menerapkan prinsip keamanan pangan dan kehalalan. Apalagi produk hasil ternak merupakan bahan baku pangan yang mudah rusak (perishable), sehingga penanganannya harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, agar dihasilkan produk olahan hasil ternak yang aman, halal dan terjaga status gizinya. (IN)

HARI KEAMANAN PANGAN SEDUNIA: SETIAP ORANG HARUS PASTIKAN TERSEDIANYA MAKANAN YANG AMAN

Susu, pangan asal hewan yang harus terjamin keamanannya
Tepat pada tanggal 7 Juni yang lalu, dunia memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia bersamaan dengan pandemi COVID-19, saat orang harus memberikan perhatian ekstra pada keamanan pangan mereka.  Pandemi telah meningkatkan kesadaran tentang perlunya kebersihan diri, seperti sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk menghindari penularan virus, juga mengingatkan semua orang bahwa praktik kebersihan yang baik selalu diperlukan dalam mempersiapkan makanan.

Selain itu, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menghimbau semua negara untuk bersungguh-sungguh melanjutkan upaya meningkatkan keamanan pangan di sepanjang sistem rantai pertanian dan pangan.

"Perayaan tahun ini didedikasikan untuk semua orang yang telah memastikan bahwa pandemi tidak mengganggu rantai pasokan pangan, sehingga pangan yang aman tetap tersedia. Untuk itu diperlukan partisipasi dari para pekerja atau petani di lahan pertanian hingga mereka yang ada di supermarket dan semua orang yang menyiapkan makanan untuk orang lain dan diri mereka sendiri.  Setiap orang memiliki peran besar untuk memastikan makanan yang kita konsumsi aman di sepanjang rantai pangan, dari lahan  sampai ke meja makan "kata Stephen Rudgard, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia.

Dengan tema "Keamanan Pangan, Tanggung Jawab Semua Orang", FAO dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mempromosikan kesadaran keamanan pangan global dan menyerukan kepada negara dan para pembuat keputusan, sektor swasta , masyarakat sipil, organisasi PBB, dan masyarakat umum untuk meningkatkan peran dalam memastikan keamanan pangan.

FAO akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keamanan pangan melalui  koordinasi yang lebih baik dengan otoritas yang bertanggung jawab atas keamanan pangan, mengembangkan kerangka kerja peraturan yang kuat, dan membantu dalam penerapan praktik yang baik di dalam rantai pangan, dari produsen hingga konsumen.

FAO bekerja dengan pemerintah, industri, petani, pelaku rantai pangan, dan LSM untuk memastikan makanan yang aman tersedia bagi konsumen dan meningkatkan perdagangan pada komoditas pertanian. (INF)

HARI PANGAN SEDUNIA 2019 : MARI PERBAIKI KUALITAS MAKANAN KITA

Peringatan Hari Pangan Sedunia 2019 : Mari Perbaiki Kualitas Makanan Kita

Hari Pangan Sedunia (World Food Day) diperingati setiap tanggal 16 Oktober dengan menyoroti perlunya upaya yang lebih keras untuk mengakhiri kelaparan dan bentuk-bentuk kekurangan gizi lainnya. Peringatan ini juga diadakan untuk memastikan keamanan pangan dan pola pangan sehat tersedia untuk semua orang. Tema Global Hari Pangan Sedunia tahun ini adalah “Tindakan kita adalah masa depan kita. Pola Pangan sehat, untuk  #Zerohunger ”

“Mencapai “Tanpa Kelaparan” (Zero Hunger) tidak hanya tentang mengatasi kelaparan, tetapi juga memelihara kesehatan manusia dan bumi. Tahun ini, Hari Pangan Sedunia menyerukan tindakan lintas sektor untuk membuat pola pangan yang sehat dan berkelanjutan dapat diakses dan terjangkau bagi semua orang. Kita mengajak semua orang untuk mulai berpikir tentang apa yang kita makan,” kata Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rudgard. Hari Pangan Sedunia dirayakan setiap tahun, tepat pada hari lahir FAO. Hari ini adalah salah satu hari terbesar dalam kalender PBB. Peringatan ini diadakan pada lebih dari 150 negara yang menyatukan pemerintah, sektor bisnis, LSM, media, komunitas  dan menyerukan aksi untuk mencapai SDG2 - Zero Hunger.

Dalam beberapa dekade terakhir, secara dramatis kita telah mengubah pola pangan sebagai akibat dari globalisasi, urbanisasi dan bertambahnya pendapatan. Kita telah beralih dari pangan musiman, terutama produk nabati yang kaya serat, pada makanan yang kaya akan pati, gula, lemak, garam, makanan olahan, daging dan produk hewani lainnya.  Waktu yang dihabiskan untuk menyiapkan makanan di rumah semakin sempit. Konsumen, terutama di daerah perkotaan, semakin bergantung pada supermarket, gerai makanan cepat saji, makanan kaki lima dan makanan pesan antar.

Kombinasi dari pola pangan yang tidak sehat serta gaya hidup yang kurang aktif telah menjadi faktor risiko pembunuh nomor satu di dunia. Kebiasaan ini telah membuat angka obesitas melonjak, tidak hanya di negara maju, tetapi juga di Negara - negara berpendapatan rendah,  di mana kekurangan dan kelebihan gizi sering terjadi bersamaan.  Saat ini, lebih dari 670 juta orang dewasa dan 120 juta anak perempuan dan laki-laki (5–19 tahun) mengalami obesitas, dan lebih dari 40 juta anak balita kelebihan berat badan, sementara lebih dari 800 juta orang menderita kelaparan. Di Indonesia, 30,8% anak tergolong stunting (kekerdilan), 10,2% anak-anak di bawah lima tahun kurus dan 8% mengalami obesitas.

Hari Pangan Sedunia 2019 menyerukan aksi untuk membuat pola pangan sehat dan berkelanjutan dapat diakses dan terjangkau bagi semua orang. Untuk ini, kemitraan adalah hal mendasar. Petani, pemerintah, peneliti, sektor swasta dan konsumen, semua memiliki peran untuk dimainkan,”kata Rudgard.

Kementan memberikan perhatian khusus soal ini dengan sebuah program untuk mendorong pemenuhan kebutuhan pangan nasional pada skala terkecil rumah tangga dengan nama Obor Pangan Lestari (Opal)”, tegas Kuntoro Boga Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian. Hal ini sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah stunting yang terjadi di Indonesia. Opal juga dirancang untuk meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat, meningkatkan pendapatan rumah tangga, meningkatkan akses pangan keluarga, konservasi sumberdaya genetik lokal dan mengurangi jejak karbon serta emisi gas pencemar udara.

Pola Pangan Sehat Harus Bisa Diakses Semua orang

Pola Pangan sehat adalah pola pangan yang memenuhi kebutuhan gizi individu dengan menyediakan makanan yang cukup, aman, bergizi, dan beragam untuk menjalani kehidupan yang aktif dan mengurangi risiko penyakit. Ini termasuk, antara lain, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan makanan yang rendah lemak (terutama lemak jenuh), gula dan garam. Makanan bergizi yang merupakan pola pangan sehat hampir tidak tersedia atau terjangkau bagi banyak orang.

Hampir satu dari tiga orang mengalami kekurangan atau kelebihan gizi . Berita baiknya adalah ada solusi yang terjangkau untuk mengurangi semua bentuk kekurangan dan kelebihan gizi tersebut, tetapi hal ini membutuhkan komitmen dan tindakan global yang lebih besar. Program Opal memiliki kerangka jangka panjang untuk meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA),” Boga menambahkan.

Opal dirancang sebagai salah satu langkah konkrit pemerintah dalam mengintensifkan peta ketahanan dan kerentanan pangan atau food security and vulnerability atlas (SFVA). FAO dengan badan-badan PBB lainnya dan kementerian terkait akan merayakan Hari Pangan Sedunia dalam serangkaian acara termasuk perayaan nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara yang dipimpin oleh Kementerian Pertanian dan Pemerintah Sulawesi Tenggara pada 2-5 November dan Festival Kaki Lima Jakarta “Pangan Sehat, siap santap” pada 10 November. Tema Nasional di Indonesia sendiri mengusung, Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045. (FAO/CR)

1.000 Itik Alabio Meriahkan HPS ke-38

Itik Alabio (Foto: Istimewa)


Pemandangan menawan terlihat ketika 1.000 ekor itik Alabio bergerombol menyusuri kolam di kawasan Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Itik Alabio ini rupanya tengah turut meramaikan momen Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38, Kamis (18/10/2018).

Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari, Gigih Tri Pambudi mengungkapkan penyebaran bibit itik Alabio sebanyak 1.000 ekor dibagikan untuk beberapa kelompok peternak.

Dalam keterangan resmi yang diterima Infovet, Gigih mengemukakan itik Alabio merupakan salah satu rumpun itik lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Kalimantan Selatan, dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2921/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.

Ciri khas Itik Alabio postur tubuh tegak membentuk sudut 70 derajat, paruh dan kaki berwarna kuning terang hingga jingga kemudian warna bulu kombinasi cokelat, abu-abu dan putih. Ciri khas yang paling nampak adalah adanya bulu putih membentuk garis seperti alis mulai dari pangkal paruh sampai ke bagian belakang kepala.

Hebatnya lagi itik Alabio tergolong jenis itik unggul, karena memiliki kemampuan bertelur 220-250 butir/ekor/tahun. Puncak produksi telur diatas 90 %, bobot telur berkisar 58-65 gram/butir dan kemampuan produksi sampai berumur 3 tahun serta memiliki kemampuan pertumbuhan cukup baik dengan bobot badan dewasa berkisar 1,6-1,7 kg.

Itik Alabio merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya, sehingga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Gigih berharap itik alabio dapat dilestarikan sehingga jauh dari ancaman kepunahan.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batola, Alfian Noor, menyatakan bahwa bibit itik alabio sebanyak 1.000 ekor  diterima oleh Kelompok Tani Maju Bersama untuk 20 kepala keluarga. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer