Diskusi dan ramah tamah stakeholder perunggaan |
Selasa
(1/9) yang lalu Kementerian Pertanian mengundang para perwakilan perusahaan
integrator untuk melangsungkan rapat bertajuk rapat evaluasi stabilisasi supply dan
harga live bird di tingkat peternak. Ini merupakan tindak
lanjut dari rapat koordinasi tanggal 28 Agustus 2020 yang lalu.
Rencananya
rapat akan membahas dan mengevaluasi SE Dirjen No. 09246/SE/PK.230/F/08/2020
tentang pengurangan DOC FS ayam ras pedaging melalui Cutting HE, penyesuaian
setting HE dan afkir dini PS tahun 2020.
Restoran
Omah Pawon di yang berlokasi di Jalan Ampera menjadi tempat digelarnya rapat
tersebut. Sejumlah perwakilan perusahaan integrator, organisasi peternak
(GOPAN) hadir memenuhi undangan tersebut, namun tidak terlihat perwakilan
kementan sekelas pejabat eselon di tempat tersebut.
Pada
dasarnya perusahaan integrator menyetujui usulan yang diberikan pada rapat
sebelumnya seperti kebijakan on - off berjualan live
bird. Beberapa diantara mereka juga mengatakan bahwa telah memaksimalkan
penggunaan fasilitas cold storage-nya dalam penerapan kebijakan
ini.
Bisa
dibilang harga live bird sendiri pun minggu ini sudah naik
ketimbang minggu lalu, terutama di daerah Sukabumi, Jabodetabek, dan Banten.
Namun begitu harga yang berlaku memang masih belum harga yang diidamkan atau
diinginkan oleh peternak.
Ketua Dewan Pembina
GOPAN, Tri Hardiyanto dalam acara tersebut mengatakan dengan
diberlakukannya sistem on-off (sehari menjual sehari tidak),
para perusahaan besar otomatis merelakan lapaknya digeser untuk sementara.
"Untuk peternak,
sehingga kalau ini dipatuhi live bird milik peternak dapat
terserap oleh pasar, untuk para integrator memang harus masuk cold
storage dulu, minimal 40% lah, kalau bisa lebih. Ini akan membantu
mendongkrak harga," tutur Tri.
"2019 kita memang setelah cutting, afkir dan lain - lain harga bagus. Tapi dominonya apa?, harga DOC naik gila-gilaan, semua kesulitan DOC. Repot lagi setting ulang. Setelah kandang isi penuh barenga -bareng, harga jual enggak masuk. Bangkrut lagi, makanya ini harus diperhatikan, dan benar - benar diperhitungkan matang - matang," pungkas Tri.
Selain itu dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai kelihaian broker dalam mencari celah. Seorang perwakilan PT Ciomas Adisatwa mengatakan bahwa di daerah Jawa Barat, khususnya Bogor, ada dua broker besar yang dapat mengontrol harga, oleh karenanya baik peternak mandiri, kemitraan dan lainnya harus bisa menahan diri dan tidak kalah oleh broker. (CR)