Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini WBA | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

WORK BASED ACADEMY, PROGRAM MAGANG TINGKATKAN KETERAMPILAN SARJANA PETERNAKAN

Yesakh Ryan saat magang pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Mencari pengalaman sebelum bekerja menjadi hal penting bagi sebagian besar manusia. Banyak cara untuk mendapatkan pengalaman, salah satunya melalui magang. Begitu pula dengan Yesakh Ryan, lulusan Universitas Palangka Raya program studi (prodi) Peternakan yang menjadi salah satu peserta Work Based Academy (WBA) batch 2.

WBA merupakan program kerja sama antara Fakultas Peternakan UGM dengan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Yesakh Ryan sendiri saat ini ditempatkan pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah.

Ia bercerita sempat pesimis saat mendaftar program WBA. Hal ini karena banyak pendaftar lain yang berasal dari universitas ternama di Indonesia.

“Tetapi keinginan saya yang besar untuk berkarir di dunia perunggasan membuat saya semangat dan tetap maju. Saya berpikir, meskipun akhirnya tidak lolos, setidaknya saya pernah mencoba,” ucap Yesakh Ryan, saat sesi monitoring evaluasi rutin WBA yang dilakukan melalui daring, Jumat (15/1/2021).

Berkat usaha dan tekad yang besar, Yesakh dinyatakan lolos menjadi bagian WBA batch 2. Banyak hal yang sudah ia didapatkan, terutama pada materi yang kemudian diterapkan saat magang di lapangan. Pemahaman akan situasi lapangan dan cara mengatasi permasalahan menjadi pembelajaran yang didapatkan. Disana, ia juga mendapat bimbingan langsung oleh mentor berpengalaman di bidang perunggasan.

“Sebagian peternak belum semua mengetahui mengenai manajemen pemeliharaan kandang closed house yang sesuai dengan standar perusahaan. Hal ini mengakibatkan saat proses pemeliharaan kurang maksimal. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan mendiskusikan segala permasalahan dengan tim atau mentor saat di lapangan,” ucapnya.

Tentunya dengan pengalaman yang diperoleh saat magang, menjadikan Yesakh lebih unggul dan siap menghadapi dunia pekerjaan serta mampu bersaing dengan SDM dari dalam maupun luar negeri.

“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan luar biasa ini dan menjadikan saya tidak menyesal telah terjun di bidang peternakan,” ungkap Yesakh.

General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Ir M. Syafri Afriansyah, memaparkan bahwa setiap peserta WBA mendapatkan pendampingan dari mentor atau senior selama magang enam bulan.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dalam budi daya broiler menggunakan sistem closed house. Sehingga setiap peserta benar-benar mengetahui bagaimana business process dalam peternakan broiler yang dijalankan secara efisien,” tutur Syafri.

Sementara Dekan Fakultas Peternakan UGM sekaligus penggagas program WBA, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, menjelaskan bahwa lulusan program studi peternakan harus mampu menjawab tantangan perkembangan industri 4.0 atau disruption era.

“Adaptasi dengan adanya perubahan pola tersebut harus mampu dihadapi dengan bijaksana, yakni dengan meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan saat ini. Complex problem solving menjadi target keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta program WBA,” kata Prof Ali. (IN)

PENUTUPAN PROGRAM WBA BATCH #1: MENYIAPKAN SDM UNGGUL PERUNGGASAN

Webinar penutupan program WBA batch #1, Senin (10/8/2020). (Foto: Dok. Infovet)

Sehubungan berakhirnya program “Work Based Academy” (WBA) batch #1 atas kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), dilaksanakan webinar penutup sekaligus presentasi dari beberapa peserta pada Senin (10/8/2020).

“Program ini menjadi terobosan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mengelola closed house di industri perunggasan. Program ini merupakan kolaborasi yang apik, karena tantangan ke depan adalah menyiapkan industri perunggasan secara efisien dan peran SDM sangat penting untuk menjawab tantangan itu,” ujar Koordinator WBA, Muhsin Al Anas dalam webinar penutupan WBA batch #1.

Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur CPI, Dr Thomas Effendy, mengapresiasi suksesnya program WBA tersebut. “Program ini sangat luar biasa, karena industri perunggasan kalau ingin maju, arahnya sudah harus ke closed house untuk bersaing. Namun SDM kita masih sangat minim mengenai closed house, untuk itu dengan adanya program ini kita harap peserta mendapat pengalaman, serta menjadi SDM peternakan unggul dan bisa berkarya di bidang perunggasan khususnya closed house,” ujar Thomas.

Hal senada juga disampaikan Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, yang turut hadir. Menurutnya program WBA ini merupakan sumbangsih insan peternakan untuk menyiapkan SDM perunggasan yang profesional.

“Di sini peserta mendapat banyak pengalaman untuk meningkatkan keterampilan, kompetensi dan kesiapan mereka mengenai budi daya ayam broiler pada kandang closed house. Dengan program ini kita turut membantu menyiapkan SDM unggul perunggasan dengan harapan mampu menghadapi persaingan global,” kata Prof Ali.

Adapun tiga peserta dari 20 peserta WBA terpilih turut memberikan presentasi mini project hasil dari program tersebut, diantaranya M. Tanifal alumni Fapet Andalas mengenai “Simulasi Analisa Hasil Produksi Peternakan,” kemudian Aryo Pujo Sakti alumni Fapet UGM soal “Manajemen Sexing dan Penjarangan Sesuai Kapasitas Kandang dan Planning Panen” dan Muhammad Yaser dari Institut Pertanian Bogor mengenai “Penggunaan Air Deflector untuk Meningkatkan Kecepatan Angin di Kandang.”

Program WBA sendiri memiliki tujuan mengisi kesenjangan kebutuhan industri peternakan ayam broiler terhadap profesional/tenaga kerja yang siap pakai, khususnya terkait budi daya closed house. Program juga memberikan pembekalan kepada peserta yang tidak didapatkan dalam bangku perguruan tinggi terkait praktik lapangan guna meningkatkan potensi alumni peternakan untuk tumbuh berkarir di industri yang terus berkembang ini.

Adapun materi pelatihan in class training WBA batch #1 mengenai manajemen closed house overview, bisnis broiler dan kemitraan, MKE (mekanik, kelistrikan dan energi), SHE (safety, health and environment), animal welfare, nutrisi dan manajemen pakan, pengenalan teknis dan sistem closed house, manajemen produksi, ventilasi, manajemen kasus, technical service, kepemimpinan, continues improvement dan lain sebagainya. Kemudian kegiatan on the job training dilakukan ke beberapa farm perusahaan, mitra maupun cabang.

Kesuksesan program kerja sama WBA ini akan terus dilanjutkan. Program WBA batch #2 masih akan digodok lebih lanjut dengan tetap fokus pada peningkatan SDM bidang peternakan.

“Kita akan godok lagi bersama Prof Ali Agus dan masukan dari peserta. Kita tetap fokuskan kepada peningkatan SDM unggul perunggasan. Semoga bisa ditingkatkan lagi khususnya jumlah peserta atau yang lainnya,” pungkas Thomas. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer