Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ternak Petelur | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

GAMAVET GELAR WEBINAR DALAM RANGKA LUSTRUM KE-15 FKH UGM

Webinar Gamavet soal update manajemen dan penyakit ternak layer terkini. (Sumber: Istimewa)

Sabtu, 3 April 2021. Para alumni Gadjah Mada Veterinarian (Gamavet) menggelar webinar yang dihadiri 184 peserta dari seluruh pelosok Tanah Air dengan topik “Diskusi Update Manajemen Layer dan Kasus Penyakit pada Layer” dalam rangka menyambut Lustrum ke-15 Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM).

Bertindak sebagai moderator, Ketua III Gamavet, Drh Andi Wijanarko dan dibuka oleh Wadek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKH UGM, Drh Agung Budiyanto, yang mengharapkan webinar ini menjadi penyegaran keilmuan di bidang kesehatan layer dan agar para alumnus di Gamavet maupun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) berkontribusi maksimal dalam kesehatan ternak layer.

Sementara Ketua Umum PDHI Drh M. Munawaroh, yang juga Sekretaris Jenderal Gamavet, menyampaikan bahwa produk layer berupa telur konsumsi saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, namun tetap perlu dipertahankan dengan manajemen dan kiat pencegahan penyakit terkini.

Hadir sebagai narasumber, vetenarian PT Kerta Mulya Sejahtera-Jakarta, Drh Roniyus H. Teopilus, membahas tentang seluk beluk manajemen layer, dimana dijelaskan periode umur 1-16 minggu adalah masa sulit dan sangat menentukan hasil produksi telur di masa depan.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu diperhatikan secara serius menyangkut seleksi dan culling (saat DOC-in), feed intake, bobot badan, keseragaman dan penyusutan. Pada kandang close house perlu perhatian khusus terhadap kerja dari alarm AC/DC dan kerja genset, karena bila tidak terkontrol sangat membahayakan keselamatan ayam. Juga lighting system dengan menggunakan lampu LED 14 watt perlu beroperasi sesuai SOP, karena berpengaruh pada feed intake ayam. Selain perhatian pada kualitas air minum, kebersihan silo, cooling fan dan rodent control.

Sementara mengenai penyakit dibahas Drh Wintolo, yang merupakan alumnus ’92 FKH UGM. Ia mengemukakan bahwa dari hasil pengamatan di lapangan ternyata terdapat 13 jenis penyakit viral yang selalu mengancam ternak layer.

Sedangkan dikatakan Drh Junaedi seorang praktisi layer yang membahas update penyakit mengungkapkan, berdasarkan pengamatan enam bulan terakhir ditemukan bahwa beberapa penyakit masih mengancam ternak layer, yakni Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI), Necrotic Enteritis (NE), Kolibasilosis, Aspergilosis, Mikotoksin, Leucocytozoon dan parasit gurem. Namun kasus yang paling menonjol periode November 2020 sampai Februari 2021 ialah penyakit Coryza.

“Dengan pemicu munculnya penyakit-penyakit tersebut antara lain musim penghujan, tata laksana yang buruk dan kualitas bahan baku pakan yang menurun,” katanya. Adapun tindakan yang perlu dilaksanakan ialah identifikasi kasus, isolasi/disinfeksi/penurunan mobilitas, terapeutik-suportif, koleksi sampel dan organ, booster vaksin dan nutrisi. Sedangkan recovery kasus menyangkut monitoring bobot badan, seleksi, nutrisi, suportif, penegakkan diagnosis dan traceability berkaitan dengan audit feedmill.

Hal senada juga disampaikan Guru Besar Mikrobiologi FKH UGM, Prof Michael Hariyadi Wibowo, yang melengkapi temuan lapangan dari sudut ilmu mikrobiologi. Kesimpulan dari pembahasan tersebut bahwa kasus penyakit masih didominasi oleh penyakit imunosupresi dan pengaruh musim penghujan. (SA)

COVID-19 MELANDA, USAHA “MINI LAYER URBAN FARMING” BOLEH DICOBA

Mini Layer Urban Farming, budi daya ayam petelur yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. (Foto: Dok. Handris)

Awal 2020 ini dunia sedang dilanda pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara-negara di dunia. Roda perekonomian pun turun drastis pada titik terendah, yang mengakibatkan banyak sekali perusahaan dan usaha kecil menengah tidak bisa bertahan oleh terpaan krisis ekonomi yang kencang ini.

Banyak cara dilakukan berbagai perusahaan agar tetap bisa bertahan menghadapi gelombang krisis ini. Mulai dari mengurangi skala produksi serta mengatur jadwal masuk kerja dari karyawan aktifnya. Dampak ini sungguh terasa pada perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi, hiburan, perhotelan, wisata kuliner dan terutama pariwisata.

Dalam kondisi sulit dan kritis seperti ini perlu mengasah insting bisnis dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam rangka menghadapi badai krisis yang belum diketahui sampai kapan akan berakhir dan seberapa parah dampaknya.

Salah satu ide kreatif dan imajinatif adalah diciptakannya model beternak ayam petelur mini atau skala kecil yang dinamakan “Mini Layer Urban Farming” oleh Koperasi Makmur Sidoarjo,  Jawa Timur. Selama ini masyarakat hanya tahu bahwa telur ayam ras yang dikonsumsi setiap hari adalah dari hasil produksi peternakan ayam petelur (layer) intensif berskala besar. Padahal model, bentuk dan cara beternak ayam petelur itu sendiri masyarakat awam masih banyak yang belum tahu.

Kendati demikian, dengan adanya Mini Layer Urban Farming ini masyarakat jadi bisa mengetahui bagaimana model, bentuk dan cara melakukan budi daya ayam petelur dalam skala kecil. Masyarakat bisa mempraktikkan sendiri bagaimana cara beternak ayam petelur yang baik dan benar. Hal yang dulu mungkin hanya sebuah impian, sekarang bisa direalisasikan menjadi kenyataan yang bisa setiap hari mereka kerjakan di rumah atau disela-sela waktu luang sebelum dan setelah jam kerja utama.

Seperti namanya, Mini Layer Urban Farming adalah kegiatan beternak ayam petelur skala kecil yang bisa dilakukan oleh masyarakat urban, yaitu masyarakat perkotaan yang tidak mempunyai lahan yang luas. Kegiatan usaha ini termasuk kategori kegiatan yang multi-purpose, yang mempunyai banyak fungsi sebagai kegiatan usaha beternak, sekaligus mengisi waktu luang, refreshing, maupun edukasi dan pelatihan bisnis pada anak-anak maupun lembaga pendidikan.

Mini Layer Urban Farming adalah konsep beternak ayam petelur dalam kandang baterai yang hanya berjumlah delapan ekor. Paket ternak ini terdiri dari kandang dan ayam dara siap bertelur. Namun, paket kandang dan ayam baru bisa direalisasi untuk wilayah Jawa Timur saja, untuk wilayah di luar Jawa timur hanya berlaku penjualan kandang saja karena terkendala pengiriman ayamnya. Kendati begitu, kandang bisa diisi tak hanya untuk ayam petelur, melainkan ayam kampung ataupun ayam arab.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada budi daya Mini Layer Urban Farming ini adalah sebagai berikut: 
• Siapkan tempat dengan luas tanah 2 x 3 meter.
• Pastikan tempat tersebut mendapat sirkulasi udara yang baik dan cukup, serta teduh.
• Buatlah lantai semen di bawahnya agar tidak becek dan mudah dibersihkan.
• Tempatkan kandang mini di atas lantai semen tersebut.
• Bersihkan tempat minum dan isi penuh dengan air bersih setiap pagi (air minum harus selalu tersedia).
• Pemberian pakan layer komplit (pakan jadi) bisa dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore. Pakan bisa dibeli di poultry shop wilayah masing-masing atau dengan mencampur sendiri (konsentrat layer : jagung : katul = 35% : 50% : 15%).
• Jatah pakan adalah 120 gram/ekor/hari. Pagi hari diberikan 60 gram dikalikan jumlah ayam, begitu juga pada pemberian pakan sore harinya. 
• Bersihkan kotoran setiap hari agar tidak menumpuk dan menimbulkan bau. Hal ini juga sebagai pencegah penyebaran penyakit pada ayam.
• Lakukan penyemprotan dengan disinfektan sesuai dosis pada label setiap hari untuk membunuh bakteri dan virus yang ada di kandang.
• Berikan penerangan lampu mulai pada pukul 18:00-22:00, setelah itu lampu dimatikan sampai pagi hari.
• Setelah itu baru bisa dilakukan pemungutan telur.
• Untuk mencegah bau kotoran, bisa diberikan probiotik melalui pakan.

Melihat aktivitas kegiatan dan cara budi daya Mini Layer Urban Farming, sangat memungkinkan usaha ini bisa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di perdesaan maupun perkotaan dengan lahan terbatas. Lahan yang sempit serta modal yang besar sudah bukan manjadi masalah lagi. Dari memulai berbisnis mini layer ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi usaha peternakan ayam petelur yang lebih besar lagi. Untuk itu perlu belajar, praktek, mendalami, mencermati, serta mengevaluasi agar usaha budi daya bisa menjadi berkembang dan membawa manfaat bagi banyak orang, khususnya di era pandemi COVID-19 ini.

Konseptor Mini Layer Urban Farming, Drh Handris Nugraha (kiri) dan Drh Andy Siswanto. (Foto: Dok. Handris)

Diharapkan dengan hadirnya budi daya mini layer ini masyarakat masih bisa beraktivitas serta melakukan kegiatan usaha dengan konsep urban farming yang tentunya sangat bermanfaat. Konsep Mini Layer Urban Farming juga sangat cocok sebagai salah satu pilihan program bina lingkungan, desa dan kampung tangguh, kemandirian gizi dan ekonomi, serta program CSR (Corporate Social Responsibility) oleh perusahaan-perusahaan yang mudah dilakukan dengan biaya yang murah, serta mudah dikontrol dan dievaluasi keberhasilan maupun kendalanya.

Untuk masyarakat yang kurang beruntung, dengan mendapatkan project mini layer farm ini, mereka bisa mempunyai tambahan lapangan kerja baru, kemandirian gizi dan ekonominya.  Hasil produksi telur selain bisa dikonsumsi sendiri, juga bisa untuk dijual kepada masyarakat.

Analisis usaha Mini Layer Urban Farming

 

Investasi

Biaya

Pendapatan

Perbulan

Kandang

1.200.000

5.000

Ayam pullet

800.000

18.333

Pakan

158.400

Penjualan telur (Rp/bulan)

278.400

Total

2.000.000

181.733

278.400

 

 

 

 

Keuntungan bersih (Rp/bulan)

95.000

ROI (bulan)

21


Catatan:
• Jumlah ayam/pullet (ekor) : 8 (delapan)
• Asumsi produksi (80-90%) : 0.80
• Memproduksi telur         : 7 (tujuh) butir/hari (90% x 8 ekor)
• Produksi satu bulan (butir) : 192
• Harga pakan (Rp/kg)         : 5.500
Feed konsumsi (120 gram/ekor/hari) : 0.12
• Biaya pakan (Rp/bulan) : 158.400
Life time kandang (tahun) : 20
• Beban biaya kandang (Rp/perbulan) : 5.000 
• Beban biaya pullet (Rp/perbulan) : 18.333
• Asumsi pemeliharaan         : s/d 24 bulan
• Asumsi harga telur (Rp/butir) : 1.450
• Asumsi harga ayam afkir 8 ekor (Rp) : 360.000 
• Harga sapronak tergantung wilayah dan bisa berubah setiap saat. ***

Ditulis oleh:
Drh Handris Nugraha (Praktisi perunggasan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer