Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Stres Pada Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

CURIGA AYAM STRES? BEGINI INDIKATORNYA

Faktor performa produksi dan pertumbuhan ayam akan sangat baik jika ayam merasa nyaman dan terhindar dari stres. (Foto: Dok. Infovet)

Layaknya manusia, hewan ternak khususnya ayam juga dapat mengalami stres. Bahkan beberapa pakar menyatakan bahwa ayam ras kekinian, meskipun memiliki performa produksi yang tinggi, juga memiliki kecenderungan lebih mudah stres.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, dunia pembibitan ayam ras pun ikut berkembang. Bayangkan pada 1970-1980-an, ayam broiler ras mencapai bobot badan 1 kg setelah melalui sekitar 70-80 hari pemeliharaan. Namun kini, ayam broiler dapat mencapai bobot yang sama bahkan lebih hanya dalam kurun waktu 30 hari.

Namun begitu diakui bahwasanya tendensi ayam broiler kekinian terhadap cekaman dan stres cenderung tinggi. Kondisi stres merupakan hal penting yang harus diketahui oleh dokter hewan, hal ini karena stres dapat melemahkan sistem imun ayam dan akan berimbas panjang ke depannya. Oleh karena itu, faktor performa produksi dan pertumbuhan ayam akan sangat baik jika ayam merasa nyaman dan terhindar dari stres.

Sebagaimana diketahui bersama, banyak sekali faktor penyebab stres, antara lain fisiologis, nutrisi, lingkungan, suhu dan iklim, sosial, fisik, serta tekanan psikologis. Secara teknis, hormon kortikosteron dilepaskan oleh kelenjar adrenal ketika ayam menghadapi stres.

Hal ini sebenarnya membantu ayam mengatasi stres, tetapi pada saat yang sama menyebabkan efek yang tanpa disadari mempengaruhi tubuh ayam. Setiap kali ayam berada dalam kondisi stres, ada pelepasan glukosa yang cepat ke dalam darah yang mengakibatkan penipisan glikogen atau cadangan gula yang tersimpan di hati dan otot, kemudian terjadi peningkatan pernapasan, perubahan sistem hormon yang menyebabkan perubahan kimia seperti perubahan tingkat pH di usus yang pada gilirannya mengganggu keseimbangan mikroflora di usus, sehingga menyediakan lingkungan yang cocok untuk beberapa jenis mikroba yang berpotensi mengakibatkan penyakit.

Peningkatan hormon stres juga mendorong pembentukan dan peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas bereaksi dengan oksigen sehingga suplai oksigen dalam tubuh terganggu, tentunya ini sangat merugikan. Walau banyak yang mengetahui hal ini, namun masih tak sedikit yang kebingungan bagaimana mengidentifikasi stres berdasarkan kondisi fisik ayam.

Mengenali Tanda Stres
Secara umum kondisi visual yang terjadi pada ayam stres yakni terjadi perubahan pada bulu sayap dan bentuk kotoran. Sangat penting bagi peternak dan dokter hewan untuk dapat mengenali tanda stres dalam mengevaluasi tata cara pemeliharaan apakah sudah cukup nyaman bagi ayam.

Mengapa perubahan bulu bisa dijadikan indikator kondisi ayam sedang mengalami stres?

• Pertumbuhan bulu berlangsung sangat cepat dan mudah dilihat (bulu sayap).

• Komponen bulu sebagian besar adalah protein (β-keratin).

• Perubahan fisik bulu yang abnormal menggambarkan alokasi nutrisi protein dalam keadaan tertentu (kondisi stres). Tentunya stres akan menimbulkan “cost” nutrien tertentu. Dalam hal ini alokasi protein yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan bulu akan dialokasikan untuk hal lain seperti sistem imun ayam, terlebih bila saat muncul cekaman/stres.

Karakteristik bulu sayap pada ayam yang normal sehat tanpa mengalami stres akan terlihat rapih dengan struktur bulu yang utuh, tanpa kerusakan, bersifat kedap air dan tidak pecah. Setiap kali ayam yang mengalami kondisi stres berat, akan terlihat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2021.

Oleh: Drh Jumintarto Oyiem, Praktisi Perunggasan
Edited by: CR

CARA TEPAT MENGELOLA STRES PADA BROILER DAN LAYER MODERN

Kepadatan kandang perlu dijaga untuk menghindadi stres. (Foto: Istimewa)

Perkembangan yang terjadi pada ayam ras baik broiler maupun layer modern dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini sangat luar biasa, baik secara genetik, pola pemeliharaan dan hasil performa produksinya.

Ayam broiler modern mempunyai daya tumbuh yang sangat pesat dengan tingkat konversi pakan yang efisien dan deplesi yang rendah. Dari data yang diperoleh melalui peternak, saat ini ayam broiler pada umur 28 hari dapat mencapai berat rata-rata 2,0-2,2 kg/ekor dengan nilai konversi pakan 1,48-1,52 dan deplesi kurang dari 3%.

Sedangkan ayam layer modern mulai bertelur pada umur kurang lebih 19 minggu dan mencapai puncak produksi (90%) di umur 25 minggu. Hingga umur 80 minggu, total telur yang dihasilkan mencapai 340 butir atau 21 kg/ekor dengan deplesi 10%.

Dengan percepatan pertumbuhan tersebut, ancaman dan dampak stres menjadi salah satu tantangan terbesar bagi industri peternakan ayam ras modern. Untuk itu, penting kiranya agar dapat  mengidentifikasi gejala-gejala stres unggas sedini mungkin.

Klasifikasi jenis penyebab stres:
1. Lingkungan: Ventilasi kandang yang buruk, tingginya gas amonia, polutan, litter basah, lampu dengan intensitas tinggi.
2. Iklim: Kelembapan, suhu panas atau dingin yang ekstrem.
3. Fisiologis dan genetik: Pertumbuhan yang sangat cepat pada broiler modern, periode puncak produksi pada layer modern, proses pematangan seksual dan moulting.
4. Nutrisi: Kekurangan nutrisi, feed intake bermasalah, perubahan pakan dan adanya toksin dalam pakan.
5. Fisik: Penangkapan, pemindahan, transportasi dan vaksinasi.
6. Sosial: Kepadatan kandang dan kondisi tubuh yang buruk.
7. Psikologis: Ayam mengalami ketakutan, perubahan pekerja kandang, perlakuan kasar dari pekerja.

Dampak Stres pada Tubuh Ayam
Reaksi stres merupakan reaksi alami tubuh terhadap stresor. Stresor dapat berupa agen penyakit, perubahan temperatur ekstrem, kepadatan ternak, obat-obatan, vaksinasi, polutan dan bahkan pakan. Efek dari stresor dipengaruhi oleh jumlah, durasi, variasi genetik dan status kekebalan ayam. Terdapat dua tipe stres, yakni stres akut dan stres kronis.

Pada stres akut, stresor bekerja dengan waktu singkat dan hanya sedikit mempengaruhi ayam. Penyebabnya antara lain perubahan suhu secara mendadak, pergantian pakan, vaksinasi, pengobatan, kerusakan sementara peralatan perkandangan, perubahan jadwal pakan, kosongnya saluran air minum. Stresor mengaktifkan symphatethic adrenomedullary system, sehingga hormon adrenalin lebih banyak bekerja mengakibatkan peningkatan aktivitas metabolisme. Gejala yang tampak, ayam lebih aktif. Efek terhadap kekebalan hampir tidak ada.

Untuk stres kronis, stresor bekerja dengan waktu relatif lebih lama dan simultan. Hal ini sangat mempengaruhi… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020)

Drh Yuni
PT ROMINDO PRIMAVETCOM

STRES PADA AYAM: PENYEBAB DAN SOLUSINYA

Dengan mengenali faktor-faktor dan cara mengatasi stres pada budidaya unggas, maka pemeliharaan akan lebih terarah dan produktivitas bisa optimal. (Sumber: ayamkita.com)

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan yang terjadi, dimana terjadi ketegangan baik secara fisik ataupun psikologis. Stres sebenarnya wajar terjadi dalam suatu kehidupan, dimana tuntutannya adalah makhluk hidup harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.

Bagaimana gambaran umum ayam yang mengalami stres? Berikut gambaran ayam yang mengalami stres seperti ayam terlihat gelisah di dalam kandang, sering membentangkan sayap, lebih banyak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya, nafsu makannya menurun yang akan menghambat pertumbuhan atau produktivitasnya, serta bertambahnya kecepatan respirasi.

Apakah faktor-faktor yang menyebabkan ayam mengalami stres? Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ayam stres, diantaranya perubahan cuaca secara tiba-tiba, ayam mengalami kelelahan atau sedang sakit, ventilasi dan kecukupan cahaya di kandang tidak memadai, seringnya keluar-masuk orang tidak dikenal, adanya suara kegaduhan atau kebisingan di sekitar lokasi peternakan, perawatan yang salah, perubahan ransum/air minum secara tiba-tiba dan luas kandang dengan jumlah unggas yang dipelihara tidak seimbang.

Namun tak perlu khawatir, dalam tulisan kali ini akan dibahas satu-persatu faktor penyebab stres dan cara penangannya pada ternak ayam:

1. Stres karena Lokasi 
Lokasi tempat peternakan yang bising atau suasana peternakan yang sering berganti juga dapat menimbulkan stres, sebab ayam harus beradaptasi terhadap suasana yang baru secara berulang kali. Cara mengatasinya adalah memilih lokasi peternakan yang jauh dari sumber kebisingan dengan suasana yang stabil tetapi masih memadai, cukup tersedia sumber mata air dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat. Lokasi peternakan dengan tingkat kepadatan populasi yang tinggi juga akan membawa ayam kepada kondisi yang perlu beradaptasi tinggi, disamping rumitnya menerapkan pola pemeliharaan ayam yang harus dijalankan.

2. Stres karena Bibit/DOC
Jika induk dan bibit ayam yang dibeli kurang baik kualitasnya, biasanya akan menghasilkan keturunan yang cenderung mudah stres. Untuk mencegahnya adalah dengan membeli anak ayam (DOC) dari penjual yang terpercaya dan mencari keterangan dari yang sudah memelihara bibit tersebut atas kelebihan dan kekurangannya. Walaupun pada dasarnya semua produk bibit yang beredar tersebut adalah bibit unggulan dari segi produktivitasnya, namun ada beberapa perbedaan dalam karakter yang menjadi mudah atau sukar dalam hal pemeliharaanya. Hal inilah yang penting untuk diketahui para peternak.

3. Stres karena Kandang 
Keadaan kandang yang tidak sehat dapat menyebabkan ayam tidak nyaman, sehingga dapat mengakibatkan stres. Guna mencegahnya adalah… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020) (AHD-MAS)

TAK PERLU STRES MENANGANI STRES PADA AYAM

Pemberian nutrisi yang sesuai kebutuhan juga dapat membantu menekan stres yang terjadi pada ayam. (Foto: Dok. Infovet)

Menghadapi stres pada ayam memang susah-susah gampang. Karena terkendala komunikasi, tentunya peternak tidak bisa berbicara dengan hewan. Tetapi jangan sampai peternak juga ikutan stres dalam menghadapi ayam stres.

Walaupun sudah mengetahui beberapa gejala klinis atau tanda-tanda ayam yang stres, bukan berarti mengetahui ayam stres itu mudah. Pastinya yang ada dipikiran peternak atau dokter hewan di farm sudah mengarah kepada penyakit apabila ada terjadi penurunan performa, kematian mendadak dan lain sebagainya.

Hal ini diakui oleh Juwarno peternak broiler asal Klaten, Jawa Tengah. Walaupun sudah berpengalaman kurang lebih 10 tahun menjadi peternak, ia mengaku pernah dibuat stres menghadapi ayam-ayamnya yang ternyata juga terserang stres.

“Pernah baru chick-in sehari kandang saya besoknya mati mendadak, pernah juga sudah umur dua minggu tapi itu ayam kerdil, sudah gitu rata pula kerdilnya. Padahal sudah diperiksa dokter, sudah nekropsi cari penyebabnya, sampai akhirnya tahu kalau ternyata faktor stres,” ujar Juwarno.

Ia juga pernah suatu waktu karena mengejar dan memperhitungkan hari raya, ia mengisi kandang melebihi kapasitas. Ternyata bukan berbuah manis, namun pil pahit yang ia terima karena ayam-ayamnya banyak yang mati dan pertumbuhannya terhambat.

“Waktu itu deplesinya hampir 10%, saya ngejar momen munggah itu sudah saya hitung- hitung bakal untung berapa, tapi ternyata malah buntung, apes deh,” papar Juwarno.

Jangan Biarkan Ayam Stres
Sedikit berkelakar, masalah utama stres sebenarnya karena manusia tidak bisa mengetahui isi hati dan perasaan ayam, begitu juga sebaliknya. Namun peternak dapat mempelajari tingkah laku dan kebiasaan hidup ternak, baik dari buku, sharing dengan sesama peternak dan dokter hewan (TS), bahkan di media online pun dengan mudahnya dapat belajar cara beternak yang baik. Masalahnya, adalah pada niat, apakah dalam beternak hanya sekedar beternak atau memang beternak merupakan passion? Mungkin beberapa… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020) (CR)

AYAM JUGA BISA STRES

Kepadatan kandang, salah satu faktor pemicu stres. (Sumber: Istimewa)

Serupa dengan manusia, hewan juga mengalami stres. Namun tentu saja parameter penyebab stresnya berbeda. Yang esensial tentu saja stres dapat menyebabkan imunosupresi dan memudahkan penyakit menyerang, performa pun bisa berantakan akibat stres.

Dalam KBBI, stres didefinisikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional akibat faktor luar. Dari sini dapat dinalar bahwasanya stres ini berkaitan dengan lingkungan (termasuk iklim dan suhu) serta manajemen pemeliharaan.

Fisiologi Stres
Secara fisiologis, ketika ayam mengalami stres jangka panjang akibat faktor apapun, akan terjadi peningkatan sekresi hormon ACTH (Adrenocorticotropic) oleh kelenjar pituitari di otak. Tingginya kadar hormon ACTH akan menurunkan fungsi metabolisme secara umum, tanpa terkecuali penyerapan kuning telur pada masa day old chick (DOC).

Gangguan penyerapan kuning telur pada masa DOC tentunya akan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Apalagi jika sisa kuning telur yang lambat terserap tadi terkontaminasi dan terinfeksi oleh mikroorganisme misalnya E. coli, tentunya omphalitis akan terjadi.

Hal lain yang juga lebih mengerikan dan pasti terjadi adalah terlambatnya penyerapan zat kebal yang ada pada kuning telur. Tentu saja jika ini terjadi, ayam akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit akibat daya tahan tubuh menurun. Itulah mengapa stres juga dapat berujung pada imunosupresi.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Prof Agik Suprayogi, ada beberapa ciri-ciri stres pada hewan ternak. Pada ayam perubahan perilaku yang dapat dilihat misalnya ayam tampak gelisah di dalam kandang, sering kali membentangkan dan mengepakkan sayap, lebih banyak minum ketimbang makan, nafsu makan menurun, terlihat megap-megap (panting).

“Kita mikirnya udah macam-macam aja kalau melihat perubahan perilaku, ya wis ngalor-ngidul kepikiran penyakit ini-itu, padahal ayam itu enggak nyaman. Ini yang perlu kita sadari, makanya memang sulit mendeteksi stres juga,” tutur pria asal Malang tersebut.

Agik juga menyebut bahwa dampak stres pada hewan ternak yang ditakutkan bukanlah kematian, tetapi penurunan produksi. “Kalau mati atau setengah hidup, kita langsung potong, dagingnya masih bisa dijual. Tapi kalau produksi turun, akan rugi. Kasih pakan rutin tapi profit enggak, ya toh?,” katanya.

Kenali Faktor Penyebab Stres
Prof Lenny Van Erp dari HAS University Belanda dalam suatu presentasi pernah mengatakan bahwa kebanyakan ayam modern mengalami stres akibat… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020 (CR)

MEMBEDAH PENYEBAB STRES PADA AYAM

Kepadatan kandang yang tinggi akan menyebabkan kanibalisme pada ayam, tidak meratanya konsumsi ransum, polusi udara, kualitas litter menurun dan lain-lain, yang berbuntut ayam menjadi stres bahkan berujung kematian. (Sumber: Istimewa)

Dalam pemeliharaan ayam, baik ayam pedaging (broiler), ayam petelur (layer) maupun ayam pembibit (breeder) susah-susah gampang karena berbagai faktor akan menghambat keberhasilan selama perjalanan hidupnya, antara lain salah satunya terpaan stres yang disebabkan berbagai hal. Seringkali peternak menganggap enteng masalah tersebut padahal  fenomena tersebut nyata terlihat secara kasat mata.

Stres adalah sebuah kondisi atau keadaan dimana terjadi ketegangan secara fisik atau psikologis dan stres itu wajar terjadi pada kehidupan, dimana tuntutannya harus menyesuaikan pada situasi/kondisi yang terjadi. Stres ternyata tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi sering juga terjadi pada unggas yang kemudian berdampak pada lambatnya pertumbuhan dan penurunan produksi, bahkan kematian. Biasanya stres dibarengi dengan adanya perubahan fisiologis di dalam tubuh ayam, seperti perubahan detak jantung, peredaran darah menjadi lebih cepat, kehausan dan hilangnya rasa lapar.

Ciri dan Cara mengatasi Stres pada Ayam
Ada beberapa ciri-ciri stres pada ayam yang dapat dilihat secara kasat mata oleh peternak, yaitu ayam tampak gelisah di dalam kandang, seringkali membentangkan sayap, lebih banyak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya, nafsu makan menurun, kecepatan bernapas lebih tinggi (terlihat megap-megap). Jika ayam menunjukkan hal tersebut, maka perlu segera melakukan penanganan untuk menghindari sesuatu yang tidak diharapkan.

Stres yang terjadi pada ayam dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya tekanan eksternal dan internal, seperti perubahan cuaca/musim secara tiba-tiba, kelelahan, sakit, kegaduhan, transportasi, pemeliharaan rutin, perkandangan, kepadatan ayam, luas kandang, tingkat produksi, perubahan air minum dan pakan secara mendadak. Apabila lambat atau tidak segera ditangani peternak maka stres akan mengundang kerugian.

Sebelum melakukan penanganan terhadap terjadinya stres, peternak harus terlebih dahulu mencari/mendiagnosis penyebab stres yang sebenarnya, baru kemudian melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan penyebabnya, sehingga tepat sasaran dan tidak mubazir. Beberapa penyebab stres pada ayam dan cara menanganinya sebagai berikut: (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2020) (SA)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer