Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Politeknik Pembangunan Pertanian | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MAHASISWA POLBANGTAN DIDORONG JADI PENYULUH HANDAL

Dirjen PKH, I Ketut Diarmita berfoto bersama para mahasiswa Polbangtan (Foto: spotnews.id)

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita menjadi narasumber utama dalam Kuliah Umum mahasiswa Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) di Magelang, Jumat (1/3). 

Pada kesempatan tersebut, Ketut mengatakan bahwa mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan kedepannya mampu ikut serta membangun bangsa dan negara untuk lebih sukses lagi menjadi bangsa yang mandiri dalam hal ketersediaan protein hewani. "Tugas kalian nantinya sebagai penyuluh handal, bagikan ilmu kalian ke peternak,” imbaunya.

Seperti dirangkum dari industry.co.id, Kementan mendorong mahasiswa Polbangtan nantinya setelah lulus kuliah menjadi penyuluh andalan yang dapat mencerdaskan peternak di Indonesia.

Lebih lanjut Ketut menjelaskan bahwa keanekaragaman protein hewani tidak hanya berasal dari daging sapi saja tetapi juga berasal dari produk peternakan lainnya seperti daging ayam, daging kambing, telur, susu dan hasil ternak lainnya.

Ia tambahkan bahwa persoalan pangan kedepan menjadi nomor 1 yang dibutuhkan oleh semua masyarakat di dunia. Ketut mengatakan bahwa Indonesia mempunyai mimpi menjadi Lumbung Pangan Asia untuk Daging Sapi pada tahun 2045. “Guna mempersiapkannnya mau tidak mau kita harus kerja keras,” tegasnya.

"Generasi muda harus mempunyai tekat yang kuat dan tangguh untuk memajukan peternakan, terutama mahasiswa Polbangtan jurusan peternakan yang sudah diamanahkan untuk ikut serta bermain dalam mensukseskan pembangunan peternakan, sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia dapat terwujud,” tukasnya.

Ketut mengimbau mahasiswa Polbangtan pada saat bekerja nanti harus menerapkan kedisiplinan dan membangun networking. "Dengan kerja keras dan komunikasi yang baik, maka kita akan lebih maju. Selain itu juga harus mempunyai integriti dan komitmen, sehingga ada kepercayaan (trust) dari orang lain,” ungkapnya.

Terkait dengan penyediaan protein hewani di Indonesia, I Ketut Diarmita mengatakan bahwa pemerintah telah membuat program terobosan, yaitu: 1). Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab); 2). Penambahan sapi indukan impor; 3). Peningkatan status kesehatan hewan melalui pengendaluan penyakit; 4). Penjaminan keamanan pangan asal ternak.

Sementara program pendukung: 1). Skim pembiayaan, investasi dan asuransi ternak; dan 2). Peningkatan kualitas bibit ternak melalui introduksi pengembangan sapi Belgian Blue, Galacian Blonde dan Sapi Wagyu.

Untuk UPSUS SIWAB, Ketut menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada bulan Oktober 2016 oleh Menteri Pertanian hingga saat ini capaian kinerjanya sangat fantastis. Hal ini terlihat dari pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dari Januari 2017 hingga 31 Desember 2018 telah terealisasi 7.964.131 ekor. Kelahiran pedet mencapai 2.743.902 ekor atau setara Rp 21,95 Triliun dengan asumsi harga satu pedet lepas sapih sebesar Rp 8 juta per ekor. Nilai yang sangat fantastis mengingat investasi program Upsus Siwab pada 2017 sebesar Rp 1,41 triliun, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak sebesar Rp 20,54 Triliun.

"Esensi Upsus Siwab mampu mengubah pola pikir petani/peternak yang cara beternaknya selama ini masih bersifat sambilan diarahkan ke praktik beternak yang menuju ke arah profit dan menguntungkan bagi peternak”, katanya.

Selain itu, Upsus Siwab juga berdampak terhadap penurunan pemotongan betina produktif melalui kerja sama dengan Baharkam Polri, sehingga mampu menekan angka pemotongan betina produktif mencapai 12.209 ekor pada tahun 2018 secara nasional atau mencapai 47,10% penurunan jika dibandingkan dengan pemotongan tahun 2017.

"Peternak kita harus dikenalkan dengan teknologi IB, tugas kalian semua nantinya setelah lulus sebagai penyuluh harus memberikan pengertian kepada peternak agar mereka mau membiakkan sapinya melalui teknologi IB, sehingga sapi-sapi milik peternak terus bertambah,” imbaunya dihadapan seluruh mahasiswa peternakan Polbangtan.

Mahasiswa Polbangtan juga diharapkan nantinya dapat menjelaskan tentang manfaat IB kepada peternak. Selain meningkatkan populasi, IB juga dapat memperbaiki mutu genetik ternak karena dapat menghindari in breeding (kawin sedarah).

Pada kesempatan tersebut, Ketut mengunjungi sapi Belgian Blue yang saat ini dikembangkan Polbangtan Magelang. Berat sapi tersebut kini telah mencapai 140 kg, meskipun umurnya baru 4 bulan. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer