Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PT Zoetis Animalhealth Indonesia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ZOETIS UNDANG REKTOR IPB UNIVERSITY DALAM LEADERSHIP TRAINING

Prof Arif Satria Bersama Para Peserta ZEAL

Memiliki sumber daya manusia dengan kualitas dan kapabilitas kepemimpinan yang mumpuni tentunya jadi dambaan semua perusahaan. Berangkat dari situ PT Zoetis Animal Health Indonesia menginisiasi suatu program leadership training khusus internal bernama Zoetis Emerging & Aspiring Leader Program (ZEAL).

Hal tersebut dikemukakan oleh Drh Ulrich Erik Ginting General Manager PT Zoetis Animal Health Indonesia pada Selasa (30/8) lalu. Program tersebut menurut pria yang akrab disapa Erik merupakan inisiatif Zoetis Indonesia.

"Tentunya melalui program ini kami memfasilitasi para staff kami untuk mendapatkan pelatihan kepemimpinan. Harapannya nanti setelah mengikuti serangkaian program ini muncul calon pemimpin baru untuk berkualitas yang memiliki kapabilitas mumpuni. Yang perlu digaris bawahi  ini bukan ajang pencarian pemimpin baru Zoetis ya, hanya saja melatih soft skill para pesertanya terutama dalam bidang leadership," tutur Erik.

Erik juga menyebutkan bahwa pelatihan tersebut dapat diikuti oleh seluruh karyawan Zoetis dari berbagai divisi. Pesertanya pun tidak terbatas dari Indonesia saja, melainkan di seluruh kawasan operasional Zoetis di Asia Tenggara secara hybrid. Dirinya juga mengungkapkan program ZEAL tersebut sudah dimulai sejak awal tahu 2022 di bulan Januari, dan sudah sampai pada seri keempat di bulan Agustus 2022 ini.

"Rencananya kami hendak membuat program ini sampai seri ke-10, dan program ini didesain sebaik mungkin, narasumber yang kami hadirkan pun merupakan orang - orang yang sudah diakui berkompeten kepemimpinannya," tukas Erik.

Dalam seri keempat yang digelar pada Selasa (30/8) di Vimala Pullman Hotel & Resort lalu, narasumber yang dihadirkan yakni Rektor IPB University, Prof Arif  Satria. Dalam presentasinya Prof Arif mengambil tema "Critical Thinking, Problem Solving & Decision Making Toward Complexity and Uncertainity (Post Pandemic Covid-19)".

Ia memaparkan problema mega disrupsi yang kini dihadapi oleh dunia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, revolusi industri 4.0, pandemi covid-19, dan bahkan Konflik Rusia - Ukraina.

"Di zaman yang mengalami perubahan serba cepat seperti ini manusianya juga harus mau untuk berubah dan beradaptasi dengan zaman. Ini wajib, karena suatu yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri yang sekarang sedang kita hadapi bersama," tutur Prof Arif.

Prof Arif juga menyampaikan bahwa diera ini mindset dari manusianya juga harus berubah dari fixed mindset ke growth mindset.

"Kebanyakan manusia masih terpaku pada fixed mindset, sehingga potensi dirinya menjadi terbatas padahal attitude tersebut harus diubah, hambatan, rintangan, dan kegagalan semua bukanlah batas akhir dari kemampuan kita. Dari situ justru kita bisa belajar mengenali kelemahan kita, memperbaikinya, dan menjadi lebih baik sampai tujuan akhir yang kita inginkan bisa didapatkan," kata dia.

Mantan dekan termuda IPB University tersebut juga menyebutkan bahwa untuk menjadi sukses tidak melulu dibutuhkan kecerdasan, kerja keras, dan skill yang mumpuni. Justru menurut berbagai penelitian ia menyebutkan karakter dari seseoranglah yang memegang peran utama dari sebuah kesuksesan.

"IQ itu menurut penelitian berdada di posisi ke-23, apa yang nomor 1?, kejujuran. Yang kedua disiplin, kemudian mudah bergaul. Setidaknya ada 10 karakter utama yang dibutuhkan seseorang yang dapat mendukungnya hingga menjadi sukses, jadi jangan minder kalau IPK kita enggak sampai 4.0 atau hanya berkisar dua koma," pungkasnya. (CR)


POULTRY MASTERCLASS: BERIKAN RESEP ATASI PENYAKIT PERNAPASAN


Poultry Masterclass : Penuh Informasi, Sarat Edukasi

Penyakit pernapasan merupakan momok bagi para peternak ayam baik di masa lalu maupun di zaman now. Oleh karenanya dibutuhkan upaya yang serius dalam pencegahan penyakit pernapasan. Dalam rangka mengedukasi para customer-nya PT Zoetis Animal Health Indonesia mengadakan Seminar bertajuk "Poultry Masterclass: Respiratory Protection and Control for Poultry Health Solution" di Swiss - Belhotel Bogor pada Rabu (3/8) yang lalu.

Hadir sebagai pembicara yakni Prof Michael Haryadi Wibowo (Guru Besar FKH UGM), Dr Tony Unandar (Poultry Private Consultant), dan Drh Erry Setyawan (Technical Manager PT Zoetis Animal Health Indonesia).

Sebagai pemateri utama Prof Michael mengulik dan memberikan review lebih jauh mengenai penyakit pernapasan infeksius pada ayam yakni Coryza dan CRD (Chronic Respiratory Disease). Menurutnya kedua penyakit ini merupakan "langganan" penyakit yang sering terjadi di peternakan ayam Indonesia.

Selain karena faktor iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan agen infeksiusnya, faktor manajemen pemeliharaan dan biosekuriti yang buruk menjadi penyebab penyakit ini kerasan di lapangan. Selain itu lebih jauh Prof Michael mengingatkan bahwa CRD masih dianggap remeh oleh peternak di Indonesia.

"Jangan lupa CRD itu agennya bisa menyebabkan imunosupresi, selain itu Mycoplasma gallisepticum ini tidak berdinding sel, jadi jangan menggunakna sembarangan antimikroba yang bekerja pada dinding sel. Yang ada malah tidak efektif pengobatannya," tutur dia.

Sementara itu Tony Unandar secara terperinci menjabarkan temuan - temuannya di lapangan terkait kedua kasus tersebut. Yang menarik adalah faktanya Mycoplasma gallisepticum dapat menghasilkan metabolit berupa H2O2 alias Hidrogen Peroksida pada saluran pernapasan bagian atas.

"Ketika itu terjadi, sebagaimana kita ketahui, Hidrogen Peroksida itu sifatnya iritatif, sehingga dengan dilepaskannya metabolit tadi, semakin rusaklah saluran pernapasan ayam, ini yang memudahkan agen infeksius lain masuk ke dalam tubuh ayam,| kata Tony.

Dalam kesempatan yang sama Erry Setyawan menyampaikan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah kedua penyakit tersebut selain memperbaiki manejemen pemeliharaan dan biosekuriti adalah vaksinasi.

"Zoetis sendiri sangat serius dalam mengembangkan vaksin kedua penyakit ini, kami memiliki portofolio yang lengkap untuk mencegah kedua penyakit tersebut secara maksimal. Mulai dari MG BAC, Poulvac Myco F, dan Poulvac iC ABC-Oil siap untuk memberikan proteksi maksimal dari penyakit CRD dan Coryza dengan keunggulannya masing - masing," tutur Erry. (CR)

ZOETIS ANTIBIOTIC STEWARDSHIP SEMINAR

Foto bersama seluruh peserta dan panitia seminar Zoetis di Senayan, Jakarta. (Foto: Infovet/Ridwan)

Antimicrobial Resistance (AMR) atau resistensi antimikroba telah muncul sebagai salah satu tantangan kesehatan terbesar di berbagai belahan dunia. Persoalan tersebut terus menjadi isu hangat yang dibicarakan dan semakin menyita perhatian para pemangku kepentingan maupun industri yang bidang peternakan di seluruh dunia.

Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri,  virus, jamur dan parasit mengalami perubahan, sehingga obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan menjadi tidak efektif. Contoh dari resistensi antimikroba adalah penggunan antibiotika yang tidak bijak, di peternakan khususnya industri perunggasan salah satunya penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) yang saat ini sudah dilarang pemerintah awal 2018 kemarin.

PT Zoetis Animalhealth Indonesia yang merupakan perusahaan kesehatan hewan global, terus berkontribusi memberikan edukasi dan informasi terbaru dalam rangka meminimalisir adanya AMR di Indonesia dengan menggelar “Zoetis Responsible Use of Antibiotics Stewardship Seminar” secara maraton pada 17-18 Juli 2019.

“Topik AMR terus berkembang dan menjadi pembicaraan di berbagai tempat di dunia. Di Indonesia aturan mengenai AMR sudah diatur pemerintah awal 2018 kemarin, kita tentunya berusaha untuk mengimplementasikan peraturan tersebut,” ujar General Manager Zoetis Indonesia, Drh Ulrich Eriki Ginting, saat menyambut peserta seminar, Kamis (18/7/2019), di Mulia Hotel, Senayan, Jakarta.

Ia mengatakan, pihaknya terus memberikan komitmennya dalam membantu sektor perunggasan yang bijak dalam menggunakan antibiotik. “Zoetis berkomitmen untuk memberikan informasi baru yang relevan terkait AMR, sehingga efektivitas atau produktivitas di industri peternakan bisa dicapai. Kami juga terus berdiskusi bersama pemangku kebijakan, sebab komunikasi menjadi hal penting untuk membawa perubahan  yang lebih baik,” katanya.

Pada seminar tersebut menghadirkan tiga pembicara yang ahli dibidangnya, diantaranya Ben Santoso (Senior Analyst - Animal Protein Raboresearch Food & Agribusiness), Dr Jeffrey L. Watts, PhD (Research Director External Innovation - Anti-Infectives Zoetis Inc) dan Dr Choew Kong Mah DVM (Director International COE Outcomes Research Zoetis Inc), serta dimoderatori Prof Wayan T. Wibawan (Guru Besar FKH IPB).

Sehari sebelumnya, pada Rabu (17/7/2019), Zoetis Indonesia juga melaksanakan agenda serupa dengan mengundang instansi pemerintah yang bergerak di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Seminar digelar di Aston Hotel TB Simatupang. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer