Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PB PDHI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KEMERIAHAN PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PDHI KE-71

Prosesi Pemotongan Tumpeng Pada HUT PDHI Ke-71


Dalam menyambut hari jadi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) ke-71 yang jatuh pada 9 Januari 2024 yang lalu, Pengurus Besar PDHI melangsungkan acara peringatan HUT PDHI pada Minggu, 28 Januari 2024, di Hotel Grand Whiz, Jakarta. 

Acara tersebut juga menjadi penutup rangkaian acara Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) mereka yang berlangsung sejak 26 - 27 Januari 2024. Sekitar 51 PDHI cabang dari berbagai penjuru Indonesia mengikuti pumcak tersebut. Beberapa perwakilan pemerintah dari berbagai instansi juga terlihat pada acara tersebut. 

Dalam sambutannya, Ketua Umum PDHI Drh Muhammad Munawaroh mengucapkan rasa syukurnya atas kesuksesan digelarnya acara ini sejak MUKERNAS hingga acara puncak. Ia mengapresiasi para anggota yang telah bekerja keras untuk organisasi hingga titik ini. 

"Kami menginginkan PDHI agar selalu menjadi profesional, maju, transparan, akuntabel, dan modern. Alhamdulillah semua itu kini sudah terwujud berkat kerjasama dari seluruh anggota dan pengurus," tutur dia. 

Ia juga menyebut beberapa keberhasilan yang telah diraih oleh PDHI pada acara tersebut. Salah satunya PDHI merupakan Organisasi profesi yang telah settle dan mandiri secara finansial. Hal tersebut dibuktikan dengan aset yang dimiliki oleh PDHI yang mencapai angka 2,8 Milyar rupiah. 

PDHI juga sudah memiliki aplikasi bagi pengguna smart phone bernama MyPDHI. Aplikasi tersbut dapat memudahkan dokter hewan untuk mendaftar keanggotaan, berkomunikasi antar anggota, dan mengakses konten dan info tertentu yang berhubungan dengan keprofesian. 

Selain aplikasi MyPDHI, mereka juga telah memiliki rencana untuk merilis aplikasi market place bernama Evet di bulan Februari 2024. Aplikasi tersebut hanya dapat diakses oleh dokter hewan anggota PDHI dimana di dalamnya dokter hewan dapat berbelanja kebutuhan mereka tanpa kekhawatiran apapun. 

Program lain yang disebutkan oleh Munawaroh yakni Koperasi Dokter Hewan Indonesia. Program ini nantinya bertujuan untuk saling membantu dan mendukung sesama anggota seprofesi. Munawaroh menerangkan bahwa nantinya anggota yang memiliki kekuatan finansial yang lebih mapan dapat membantu yang kurang mapan. 

Selain itu kata Munawaroh, kedepannya PDHI akan terus berkontribusi dalam kemajuan di setiap sektor. Misalnya saja dalam sektor upgrading skill anggota, PDHI terus berkolaborasi melakukan seminar, pelatihan, dan workshop yang rutin digelar. PDHI juga gencar mendukung standarisasi pelayanan kesehatan hewan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Terkait Undang - Undang Kedokteran Hewan, Munawaroh menjelaskan sampai saat ini drafnya sudah sampai di DPR, namun begitu pembahasan lebih lanjut masih menunggu antrean yang cukup panjang, sehingga belum kunjung terwujud. 

Ketum PDHI juga menyebut bahwa mereka memiliki target akan terwujudnya 20 Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia. Dimana Munawaroh merasakan bahwa 13 FKH yang ada di Indonesia pada saat ini masih kurang. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan tenaga medis di bidang kesehatan hewan dibutuhkan dokter hewan lebih banyak.

"Kami sudah mendorong Universitas Andalas, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Mulawarman. Tapi mungkin yang paling cepat di Jawa Timur lagi tepatnya di Universitas Jember. Semoga target kami di semua bidang dapat tercapai," tutup Munawaroh. (CR)

PELANTIKAN PENGURUS PDHI 2022-2026 BERLANGSUNG MERIAH

Foto Bersama Pengurus PB PDHI Periode 2022-2026


Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) melaksanakan pelantikan kepengurusan periode 2022-2026 di Hotel Borobudur pada Sabtu (3/12) yang lalu. Sejak terpilih kembali pada kongres yang berlangsung di Makassar di bulan Oktober yang lalu, Ketum PDHI Drh Muhammad Munawaroh mengambil langkah cepat agar PDHI dapat bekerja lebih maksimal.Mengusung tema “PDHI Menuju Organisasi Profsional, Transparan, dan Akuntabel”, diharapkan kepengurusan baru dapat bekerja dengan lebih maksimal dari yang sebelumnya. 

Drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya menjelaskan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menanti organisasi di tahun - tahun kedepan. Mulai dari isu di penyakit hewan menular, resistensi antimikroba, peran profesi, hingga isu otoritas dan undang - undang kedokteran hewan dibahas oleh beliau. 

"Saya berharap kita dapat berkontribusi bagi profesi kita dan masyarakat. Kami juga berharap feedback dari para stakeholder lainnya dalam bentuk, saran, kritik, maupun ide yang membangun agar organisasi ini dapat menjadi semakin baik," tutur Munawaroh.

Ia juga meminta komitmen dari tiap pengurus dalam menjalankan organisasi, dimana para pengurus harus siap untuk di re-shuffle apabila kinerja dan kontribusinya dinilai belum maksimal untuk organisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesmavet Drh Syamsul Ma'arif yang mewakili Dirjen PKH mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang tepat bagi dokter hewan Indonesia untuk menunjukkan eksistensi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

"Kita diuji dengan penyakit hewan menular, serta isu lain yang merujuk pada one health. Oleh karena itu kita harus bisa lebih berkontribusi, bukan berarti kemarin - kemarin tidak ada kontribusinya," kata dia.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Prof Drh Wiku Adisasmito Guru Besar UI sekaligus juru bicara pemerintah dalam penanggulangan PMK. Beliau menyebut bahwa kinerja dokter hewan Indonesia sudah baik dalam penanganan PMK, sehingga hingga kini wabah PMK cukup terkendali.

Namun begitu, Wiku masih menyayangkan akan kurangnya SDM dokter hewan di berbagai daerah, terutama ketika dalam kondisi wabah yang kini melanda peternakan Indonesia. 

"Kami sempat diprotes, kenapa menggunakan TNI - Polri dalam vaksinasi PMK kemarin, padahal kami juga sudah mengajak para kolega untuk berkontrbusi. Namun nyatanya memang tidak ada sistem dimana dokter hewan dari berbagai daerah untuk migrasi membantu penanganan wabah. Jadi kita hanya memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah itu saja, mudah - mudahan nanti kita punya semacam peraturan yang bisa membuat itu terjadi, sehingga wabah ini segera berakhir," tutur Wiku.

Ia juga sedikit menyayangkan bahwa dokter hewan Indonesia masih dinilai mementingkan ego sektoral oleh sebagian kalangan, terutama pemerintah pusat. Oleh karenanya ia berharap di kepengurusan berikutnya, PDHI harus lebih "extrovert" lagi kepada jajaran pemerintah pusat agar tetap eksis.(CR)

SUSUNAN PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA MASA BHAKTI 2022 – 2026
Pembina :
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D.
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepsSc, Ph.D
Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU., M.Sc
Prof. drh. Bambang Purwantara, M.Sc.Ph.D
Prof. Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti, Msi
Prof. drh. Aris Junaidi, PhD
Dr. drh. Teuku Sahir Sahali, MM, M.Ak
Dr. drh. Rohidin Mersyah, MMA
Penasihat :
drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil., PhD
drh. Lukas Agus Sudibyo
drh. Sujarwanto
drh. FX. Sudirman
drh. Makmun, M.Si
Dr. drh. Nuryani Zaenudin, M.Si
drh. Syamsul Ma’arif, M.Si
drh. Indra Exploitasia Semiawan, M.Si
drh. Enny Pudjiwati, MM
Ketua Umum : Dr. drh. Muhammad Munawaroh, MM
Ketua I : drh. Bonifasius Suli Teruli Sitepu
Ketua II : Dr. drh. Agustin Indrawati, M.Biomed
Ketua III : drh. Ady Sasmita CPBC., CPPC
Ketua IV : drh. Siti Komariah
Sekretaris Jenderal : drh. Andi Wijanarko
Wakil Sekretaris Jenderal I : drh. Sariyanti, M.Si
Wakil Sekretaris Jenderal II : drh. Sugiyono
Bendahara Umum : drh. Suhartono, MM., M.Vet., CAT., CSA
Wakil Bendahara I : drh. Ani Juwita Handayani
Wakil Bendahara II : drh. Mirjawal
Ketua I Bidang Organisasi dan Keanggotaan, Advokasi dan Perlindungan Hukum Bidang Organisasi dan Keanggotaan
Koordinator : drh. Bayu Sulistya
Anggota :
drh. Moch. Nova Raditya, M.Sc
drh. Ramzi CA
drh. Denni Kurnia
Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum
Koordinator : Kol. Kes. drh. Martha Mangapulina, SH, MH
Anggota :
drh. Bilqisthi Ari Putra, M.Si
drh. Kemaz Aditya Dewangga, SH., M.Kn
Ketua II Bidang Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Profesi, Kepemimpinan Veteriner Bidang Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Profesi
Koordinator : drh. Vivin Aulia Rahmi
Anggota :
drh. RR Susthira Astasari
Dr. drh. Ambar Retnowati, M.Si
Bidang Kepemimpinan Veteriner
Koordinator : Drh. Agung Budiyanto, MP., PhD
Anggota :
Dr. Med. Vet. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si
drh. Joko Daryono
Ketua III Bidang Usaha Dana dan Kesejahteraan Anggota, Pembinaan Cabang dan UPNT Bidang Usaha Dana dan Kesejahteraan Anggota
Koordinator : drh. Ismanto
Anggota :
drh. Erry Setyawan, MM., PCAH., MAHM
drh. Vici Imshar
Bidang Pembinaan Cabang dan UPNT
Koordinator : drh. Puput Ridjalu Widjaya
Anggota :
drh. Jeck Ruben Simatupang
drh. Vici Eko Handayani
drh. Eka Dewi Wulandari, LCPC
Ketua IV Bidang Antar Lembaga, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Luar Negeri Bidang Antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat
Koordinator : drh. Shinta Rizanti Binol
Anggota :
drh. Dwiana Hayati
drh. Eko Prasetio
Bidang Hubungan Luar Negeri
Koordinator : Dr. drh. Sophia Setyawati, MP
Anggota :
drh. Loisa, M.Si
drh. Wywy Goulda March

PENGHARGAAN WISUDAWAN PROGRAM DOKTOR TERBAIK DIRAIH KETUA UMUM PB PDHI

 

Dr Munawaroh bersama Prof Mirni Lamid (kiri) dan istri Drh Med Vet Istiani MM (kanan)

Rasa syukur dan bahagia menyelimuti hati Ketua Umum PB PDHI, Dr drh Muhammad Munawaroh MM. Pada Minggu (7/3/2021), pria kelahiran Yogyakarta 17 Mei 1965 ini memperoleh penghargaan sebagai wisudawan terbaik Program Doktor Sains Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair)

Acara wisuda dan pemberian penghargaan ini diselenggarakan di Ruang Garuda Mukti, Gedung Kantor Manajemen Unair.

Megantongi IPK sempurna 4.0, Munawaroh mendapat penghargaan dan ucapan selamat dari Rektor beserta jajaran pimpinan Unair.

Ujian Tahap Akhir atau Ujian Tahap II (Terbuka) Munawaroh telah dilaksanakan secara online pada Kamis, 21 Januari 2021 lalu. Sebagai ketua sidang adalah Prof Dr drh Mirni Lamid MP yang menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair.

Munawaroh menyelesaikan pendidikan S3 di Fakultas Kedokteran Hewan Unair dengan desertasinya berjudul “Karakterisasi Fragmen Gen VP1 Pada Feline Panleukopenia Virus (FPV)” dibawah bimbingan promotor Prof Dr drh Fedik Abdul Rantam dan Ko-Promotor Prof Dr drh Aulianni’am DES. (INF)

“HUT PDHI KE-68” MENGUPAS MAKNA SIMBOL DOKTER HEWAN INDONESIA

M. Chairul Arifin
Kado ulang tahun Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) tahun ini sangat berkesan sekali, yaitu bersamaan dengan peresmian Grha Dokter Hewan suatu tempat aktivitas dokter hewan Indonesia direncanakan, disiapkan, dilaksanakan dan dievaluasi.

Sebenarnya impian memiliki Grha Dokter Hewan ini sudah sejak lama, yaitu sejak 2005 dengan dibentuknya Pantya Persiapan Pembangunan Gedung Veterinary Center yg diketuai oleh  Drh A. Bolly A. Prabantara yang pembentukannya dilakukan dengan akte notaris dan disahkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 9 Maret 2006 dengan nama PT Sentra Veta Bhakti Mulia. Modal dasar saat itu Rp 500 juta dan dari para pendiri perorangan maupun saham dari para keluarga dokter hewan yang dihimpun melalui Yayasan Hemera Zoa sebesar Rp 125 juta.

Selanjutnya tanah seluas 800 m² di daerah Tajur Bogor yang berasal dari hibah Drs Mas'hud Wisnusaputra direncanakan menjadi gedung Veterinary Centre tersebut. Pada 26 Januari 2009, dirancang untuk acara penyerahan tanah wakaf dari Drs Mas'hud di Jl. Raya Tajur 170 Bogor kepada Yayasan Hemera Zoa yang sedianya bertindak atas nama organisasi. Tetapi kemudian Drs Mas'hud Wisnusaputra dipanggil Allah SWT pada 20 November 2008. Drs Mas'hud telah wafat mendahuluinya dan penyerahan tanah wakafnya tidak dapat terlaksana. Pada zaman tersebut PB PDHI baru menyelesaikan Kongres ke-15 yang memilih Drh Wiwiek Bagja selaku Ketua Umum masa bakti 2006-2010.

Estafet kepemimpinan PB PDHI yang terus terjadi hingga pada kepemimpinan Drh M. Munawaroh MM saat ini barulah terwujud rumah dokter hewan Indonesia di hari ulang tahun PDHI ke-68, pada 9 Januari 2021, sekaligus diresmikannya Grha Dokter Hewan dilengkapi motto dokter hewan yang terkenal “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang berarti Mengabdi Kemanusiaan Melalui Dunia Hewan.

Simbol Dokter Hewan Indonesia
Kalaulah Grha Dokter Hewan ini dianggap simbol eksistensi dan pengembangan organisasi profesi agar dapat lebih terfokus menghadapi tantangan global, regional dan nasional, serta memanfaatkan peluang dan menghindari hambatan dalam mengembangkan organisasi, maka ada lagi simbol yang jadi kebanggaan para dokter hewan Indonesia, yaitu yang berupa logo menarik yang menggambarkan lambang tentang kedokteran hewan.

Tentu setiap dokter hewan di Indonesia akan bangga menyematkan lambang tersebut pada setiap kesempatan untuk menunjukkan profesinya. Tetapi tahukah para dokter hewan bahwa lambang tersebut sebenarnya dari hasil kongres ke-6 yang diselenggarakan di Kota Pahlawan Surabaya, 22 September 1973. Jadi lambang tersebut telah berumur 48 tahun. Pada kesempatan kongres tersebut telah ditetapkan selain simbol/lambang tetapi juga tentang perbaikan sumpah dan kode etik dokter hewan.

Akan halnya simbol dokter hewan yang digambarkan sebagai “Aesculapius” yaitu sebagai (ular yang melingkar di tongkat) merupakan simbol universal para dokter manusia, dokter hewan, dokter gigi dan apoteker. Ular digambarkan untuk pengobatan, karena obat itu sebenarnya mirip dengan bisa ular yang beracun sehingga obat selain memiliki efek kuratif juga memiliki efek samping.

Dalam simbol PDHI, tongkat berarti eksistensi instrumen dokter hewan sebagai ahli dalam aspek preventif, kuratif, promotif dan rehabilatatif, serta ularnya melingkar pada tongkat yang bermahkota tiga. Mahkota pertama melambangkan pendidikan dokter hewan yang saat ini dihasilkan oleh 11 Fakultas Kedokteran Hewan. Mahkota kedua berarti dokter hewan dan organisasi profesinya dan mahkota ketiga menggambarkan dokter hewan yang selalu berkiprah di masyarakat sesuai dengan standar kompetensi yang dimilikinya.

Huruf “V” melambangkan kata Veteriner dengan latar belakang warna ungu yang merupakan simbol dari perguruan tinggi kedokteran hewan dunia atau dapat diartikan keagungan dan keluhuran profesi dokter hewan. Dokter hewan adalah profesi yang berpijak pada dua kaki. Kaki pertama berpijak pada aspek terkait produksi dan reproduksi (warna hijau) sedangkan kaki yang lain berhubungan dengan aspek kesehatan dan kesejahteraan (warna merah). Melalui dunia hewan, dokter hewan berkiprah untuk kesejahteraan umat manusia (Manusya Mriga Satwa Sewaka).

Tetapi semua simbol ini hendaknya dapat terealisasi. Saat ini profesi dokter hewan benar-benar diuji ketahanan kompetensinya di zaman pandemi COVID-19 yang kita tidak tahu kapan akan berakhir. Semua lini kekuatan dokter hewan dikerahkan, baik itu dokter hewan sebagai aparatur pemerintah, di kemiliteran dan sipil dosen, peneliti, dokter hewan swasta, hingga para praktisi. Karena sejatinya profesi ini tidak dapat diremehkan dan justru berperan sentral dalam setiap kejadian wabah penyakit menular. Selamat HUT PDHI ke-68. ***

Oleh: M. Chairul Arifin (Dari berbagai sumber)
Pegawai Kementan (1979-2006)
Staf Perencanaan (1983-2005)
Tenaga Ahli PSDS (2005-2009)

MENGAWALI 2021 PB PDHI SEGERA TEMPATI RUMAH BARU

Sabtu, 14 November 2020, Drh Munawaroh, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), dalam sambutan acara webinar bertajuk "Gumboro, ND dan AI pada Layer di Peternakan Unggas Komersial Mandiri", menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan kegembiraanya karena sejak ia memangku amanah menahkodai PDHI telah didukung oleh para pengurus yang luar biasa untuk ikhlas mengabdi pada negeri di bidang profesi mulia kedokteran hewan dengan terlibat aktif di PDHI.

Pak Mun-sapaan akrabnya, juga menyampaikan akan selalu lebih menjalin komunikasi intens dengan anggota, baik para junior maupun senior-senior sejawatnya. "Saat ini PB PDHI telah menerbitkan 10.100 Kartu Anggota yang berlaku untuk seumur hidup bagi anggotanya" kata dia.

Dalam keterangan yang dirilis oleh laman: http://portal.pdhi.or.id, Munawarah menyampikan bahwa sejak berdiri PDHI 9 Januari 1953, PDHI belum memiliki tempat permanen sebagai kantor tetap PBPDHI. Namun, sejak kepengurusan baru 2018-2022 telah dicanangkan untuk mengumpulkan dana iuran bagi seluruh dokter hewan untuk memberikan sumbangan pembelian rumah PDHI untuk setiap dokter hewan wajib memberikan dana sebesar Rp 100.000 setiap tahun selama empat tahun, serta (ada sebagaian-red) sumbangan dari anggota PIDHI MVI.

"Terkumpul Rp 1,5 miliar dan Rp 500 juta dari para donatur, untuk kemudian dapat membeli kantor mandiri. Jadi inilah Rumah Baru PB PDHI," tambahnya.

Dan gedung baru di Jl. Joe No. 8A, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itupun telah bernama "Grha Dokter Hewan" yang selain PB PDHI, Perhimpunan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) serta PT VIS (Veteriner Indonesia Sejahtera) dan VETNESIA (Media Komunikasi Dokter Hewan Indonesia) bermarkas.

Webinar PDHI yang kesekian kalinya itu diikuti 84 peserta yang menghadirkan dua narasumber ahli, yakni Drh Budi Tri Akoso MSc PhD dan Drh Baskoro Tri Caroko. (DS)

PELAYANAN MEDIS DOKTER HEWAN VIA DARING, MEMANG BISA?

Webinar ini merupakan rangkaian acara menuju Indo Vet 2021

Wabah Covid-19 nyatanya juga berimbas kepada bisnis pelayanan kesehatan hewan. Hal tersebut disampaikan oleh Drh Muhammad Munawaroh dalam webinar  dengan tema “Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pelayanan Kesehatan Hewan” (19/10) yang lalu.

Dalam webinar yang dihelat via daring tersebut, Munawaroh juga menjabarkan data survey yang dilakukan oleh PB PDHI kepada dokter hewan praktisi di Indonesia. Sebanyak 300 dokter hewan praktisi hewan kecil yang disurvey mengakui bahwa bisninya terdampak oleh wabah covid-19.

"Mereka mengalami penurunan kunjungan oleh kliennya, bahkan ada yang sampai 75%. Selama pandemi 64%  dokter hewan praktisi hewan kecil melakukan konsultasi online melalui daring atau media sosial," tutur Munawaroh.

Hal tersebut juga diamini oleh Drh Ni Made Restriatri praktisi hewan kecil sekaligus pemilik Bali Vet Clinic. Menurutnya semenjak pandemi Covid-19 dirinya terus memutar otak agar bisnisnya bisa terus survive ditengah cekaman pandemi.

"Kami memang tidak tutup 100%, kami memberlakukan PSBB, konsultasi via daring, dan tentu saja jika hendak berkunjung pemilik hewan diwajibkan untuk membuat appointment terlebih dahulu via telepon," tukasnya.

Sementara itu Dr Shane Ryan selaku mantan Ketua Umum Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Seluruh Dunia (WSAVA) yang juga menjadi pemateri mengatakan bahwa sah - sah saja melakukan konsultasi memanfaatkan media sosial dan daring.

"Hal ini juga sudah kami lakukan sejak Covid-19 belum merebak, tetapi makin marak ketika pandemi berlangsung, dan memang kita tidak boleh mengesampingkan sisi keselamatan baik untuk klien dan kita sendiri," tukas Shane.

Kedepannya PB PDHI sedang membangun jejaring media sosial agar klien dapat melakukan konsultasi secara daring kepada dokter hewan apabila hewan peliharaannya mengalami hal yang tidak normal atau gejala sakit.

"Saat ini kami sudah ada aplikasi HaloVet, dari situ bisa dimanfaatkan apabila klien hendak bertanya dan konsultasi. Mereka juga bisa memilih dengan dokter siapa konsultasinya, dan bila hewan masih sakit maka akan langsung ditunjukkan lokasi terdekat praktik dokter hewan agar dapat membawanya," tutur Munawaroh.

Namun begitu Munawaroh mengakui bahwa pelayanan via daring yang dilakukan hanya sekedar konsultasi dan pertolongan pertama.

"Kita enggak bisa memberi diagnosis secara online, tetap nantinya kalau si hewan masih sakit akan kita arahkan agar menemui dokter hewan. Mendiagnosis itu harus melihat dan mengetahui langsung kondisi si hewan, kita ini dokter hewan, bukan dokter hewan. Jadi tetap punya kode etik, salah satunya itu," pungkasnya.

Webinar tadi merupakan rangkaian acara Indo Vet yang akan diselenggarakan oleh PT Napindo Media Ashatama yang akan dilangsungkan pada tahun 2021. Indo Vet merupakan pameran yang akan memamerkan perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, peralatan, dan semua terkait aspek kedokteran hewan di Indonesia. Nantinya Indo Vet juga akan dihelat berbarengan dengan pameran sejenis yaitu Indo Livestock, Indo Beef, Indo Dairy, Indo Agritech, dan Indo Fisheries. (CR)


APARVI ADAKAN WEBINAR NASIONAL PARASITOLOGI

Webinar APARVI menggandeng HaloVet 



Asosiasi Parasitologi Veteriner Indonesia (APARVI) mengadakan Webinar Nasional Parasitologi yang terbagi dalam dua sesi. Hari pertama berlangsung pada Kamis (9/7/2020) dan hari kedua, Jumat (10/7/2020).

Sesi pertama mengusung topik “Zoonosis Parasitik”  dan sesi kedua mengupas “Parasit Penting pada Hewan Domestik”. Dalam webinar ini, APARVI juga turut menggandeng HaloVet.

Ketua APARVI Dr Drh R Wisnu Nurcahyo dalam sambutannya berharap materi yang akan disampaikan dalam webinar ini dapat memberi manfaat bagi para dokter hewan praktisi ataupun pengambil kebijakan akan pentingnya dunia parasitologi.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Drh H M Munawaroh MM menyambut baik webinar nasional ini.



“Saya mengucapkan terima kasih pada Ketua APARVI, Dr Wisnu Nurcahyo yang mempunyai gagasan untuk menggelar kegiatan seminar selama pandemi COVID-19 ini. PDHI sangat bangga dan kami memberikan apresiasi yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Munawaroh mengemukakan dalam beberapa bulan lalu, WHO telah memberikan pernyataan tentang penyakit Zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia dan kurang lebih hampir 75% penyakit manusia ini berasal dari hewan.

Salah satu hal yang berkaitan dengan penyakit Zoonosis, lanjut Munawaroh, salah satunya bisa disebabkan oleh parasit yang menular pada manusia. “Oleh karena itu, sudah saatnya kita memberikan satu pencerahan untuk kolega kita para dokter hewan untuk selanjutnya dapat berkesinambungan melakukan sosialisasi tentang Zoonosis kepada masyarakat,” tandasnya.

Webinar ini banyak menghadirkan narasumber yang sudah dikenal ahli dalam bidang Parasitologi. Seperti Drh Fadjar Satrija MSc PhD, Prof drh Upik K Hadi MS PhD, April H Wardhana MSi PhD, Prof Drh Umi Cahyaningsih MS PhD, dan sebagainya. (NDV)      




ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer