Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Nutrisi Ternak | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

NSM GANDENG USSEC SEMINAR TENTANG BUNGKIL KEDELAI

INFOVET: Jakarta, 23/2/23. Northern Soy Marketing (NSM), sebuah perkumpulan yang dibentuk oleh petani kedelai dari Minnesota, Nebraska, South Dakota, North Dakota dan Wisconsin, menggelar Seminar bertajuk “Essential Amino Acids in Soybean Meal” dengan menggandeng U.S. Soybean Export Council (USSEC). 

Seminar ini menghadirkan dua ahli Nutrisi Ternak dan Agronomi Kedelai yaitu Dr. Robert Swick dari dan Dr. Seth Naeve. Berlangsung pada Kamis, 23 Februari 2023ini digelar di Sheraton Grand Gandaria City Hotel. DR Alfred Kompudu dari FAO Indonesia bertindak sebagai penerjemah.. 

Hasil uji dari sampel kedele berbagai Negara oleh Dr. Seth Naeve menyimpulkan bahwa bungkil kedele dari AS bekerja lebih baik dari yang diharapkan berdasarkan tingkat proteinnya. Sedangkan Dr. Robert Swick yang lebih menekankan pada bahasan “Cara Memilih Sumber Protein untuk Unggas” menyampaikan bahwa bungkil kedele (SBM) memasok 25% energy pada pakan Broiler dimana SBM memasok Asam Amino dan Sukrosa yang lebih tinggi disbanding dari sumber bijian yang lain. “Dan SBM dari AS memiliki Sukrosa yang lebih tinggi disbanding dari Brasil dan Argentina.” Jelas Swick, pakar asal Austrailia itu.. 

Seminar dihadiri undangan terbatas dari kalang industri peternakan, khususnya peternakan unggas, feed miller, dan beberapa lembaga pilar peternakan terkait.***(DS)

ISAINI KE-6 DIIKUTI PARA AHLI NUTRISI DAN PAKAN KELAS DUNIA

Kegiatan ISAINI ke-6 yang dilaksanakan secara daring. (Foto: Istimewa)

Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) bekerja sama dengan Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tuan rumah menyelenggarakan The 6th International Seminar of Animal Nutrition and Feed Science (ISAINI), 7-8 Juli 2021, melalui daring. Seminar internasional tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan AINI setiap dua tahun sekali.

ISAINI kali ini mengangkat tema “Sistem Produksi Ternak Tropis dan Kesejahteraan Ternak untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan.” Sebagaimana dilaporkan ketua Panitia ISAINI ke-6, Bambang Suwignyo, peserta ISAINI berasal dari delapan negara yang meliputi Indonesia, Australia, Netherlands, Malaysia, Perancis, Filipina, Timor Leste dan Tiongkok. Para peserta mempresentasikan hasil riset mereka sesuai dengan tema yang diangkat.

Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr Ika Dewi Ana, menyampaikan apresiasinya dan sangat mendukung adanya kegiatan ISAINI ini.

“Seminar internasional turut mendukung capaian UGM tidak hanya dalam menghasilkan publikasi berkualitas (publisher terindex), namun juga adanya suplai ide-ide segar yang dihasilkan dari riset yang telah di jalankan oleh para peneliti,” kata Ika.

Sementara Deputi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Ismunandar, yang turut hadir menyinggung salah satu tema penelitian “Transition to Circular-Bio Economy” sebagai salah satu upaya mendayagunakan hasil samping atau by product pertanian khususnya hasil samping peternakan. Peternakan memiliki peran penting dalam pergerakan perekonomian mulai dari hulu hingga hilir, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan pendekatan teknologi untuk mengoptimalkan hasilnya.

“Seminar ini menjadi sarana bagi UGM dan seluruh pihak terkait dalam membantu Indonesia mengembangkan peternakan di daerah tropis dengan riset terbarukan. Harapannya peternakan di Indonesia bisa menjadi lebih maju dan menjadi terdepan,” kata Ismunandar.

Selain mengundang BRIN, turut hadir pula para pembicara ahli yang berasal dari empat negara, diantaranya Prof Dr Ali Agus sebagai perwakilan akademisi di Indonesia, Marlina dan Ferdy selaku perwakilan industri pakan di Indonesia, Prof Dr Yutaka Uyeno (Jepang), Dr Karen Harper (Australia) dan Dr Chung Ki Yong (Korea). (IN)

PELANTIKAN DPP AINI PERIODE 2021-2024 SECARA DARING

Pelantikan DPP AINI secara daring. (Foto: Dok. AINI)

Karena masih dalam pandemi COVID-19, pelantikan Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (DPP AINI) periode 2021-2024, Jumat (11/6), dilaksanakan melalui daring.

Dipimpin langsung oleh Ketua Umum Dr Ir Osfar Sjofjan MSc IPU ASEAN Eng dan Sekjen Dr Ir Bambang Suwignyo MP IPM ASEAN Eng, pelantikan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil Kongres AINI yang dilakukan secara daring pada Sabtu, 6 Februari 2021.

DPP AINI yang telah dilantik tersebut akan bertugas untuk empat tahun mendatang dengan program kerja yang disepakati bersama antar pengurus. Dalam acara yang penuh keakraban tersebut, dilangsungkan juga acara halal bi halal (syawalan) dan siraman rohani dari ustaz Nanung Danardono PhD, Dosen Fakultas Peternakan UGM dengan mengangkat topik “Meningkatkan Amal, Meningkatkan Kualitas Insan.”

Osfar menegaskan tentang kesiapannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan para anggota AINI dari wilayah di ujung barat hingga ujung timur, untuk turut memajukan ilmu dan teknologi pakan di Indonesia.

“Diharapkan terjalin kerja sama yang baik antara semua anggota dengan berbagai sektor, baik antar asosiasi maupun dengan lembaga pemerintah untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada,” ujar Osfar.

Dalam struktur DPP AINI tersebut, terdapat berbagai profesi, baik akademisi, pengusaha maupun birokrasi. Formasi dan komposisi seperti itu dimaksudkan agar terjadi kerja sama sinergis untuk kemajuan sektor nutrisi pakan di Indonesia. AINI juga diharapkan dapat menjadi jembatan untuk bisa memecahkan setiap permasalahan yang ada terkait nutrisi dan pakan, yang nantinya bisa teruskan ke pemerintah sebagai pemegang kebijakan. (IN)

MEMBERI NILAI TAMBAH PADA PALM KERNEL MEAL SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERNAK

PKM, jika di handling dengan benar dapat menjadi substituen bungkil kedelai dan jagung

Pandemi Covid-19 nyatanya juga berpengaruh terhadap kenaikan harga bahan baku pakan ternak. Terhambatnya suplai dan menumpuknya cargo akibat pandemi menyebabkan kenaikan harga bahan baku pakan impor semisal bungkil kedelai dan jagung. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Drh Makmun dalam sebuah acara launching bahan baku pakan berbasis bungkil inti sawit (Palm Kernel Meal / PKM) di Bogor, Senin (26/4) yang lalu.

"Peternak butuh solusi alternatif bahan baku pakan terutama sumber energi dan protein yang harganya terjangkau dan kontinuitasnya panjang. Nah Indonesia sebagai penghasil sawit nomor wahid di dunia seharusnya lebih bisa memanfaatkan PKM untuk kepentingan ini," tutur Makmun.

Mengamini pernyataan Makmun, perwakilan GPMT Sri Subekti juga memaparkan beberapa kendala mengapa hingga saat ini PKM belum menjadi primadona dalam komponen penyusunan ransum ternak, terutama unggas di Indonesia.

"Permasalahan utamanya itu pada cangkangnya, banyak rumor beredar bahwa kandungan cangkang PKM ini menyebabkan luka pada usus ayam. Selain itu kecernaan dari PKM juga masih diperdebatkan karena kandungan serat kasarnya yang tinggi. Yang tidak kalah penting adalah perubahan warna pada pakan yang menjadi kehitaman apabila menggunakan PKM, ini juga menyangkut selera dari orang Indonesia," tutur Sri.

Memanfaatkan Teknologi

Nyatanya memang butuh perlakuan khusus agar PKM benar - benar dapat digunakan dan memberi manfaat pada suatu ransum pakan ternak untuk unggas. Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University Prof. Nahrowi menyatakan bahwa proses hidrolisis pada PKM merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan nilai tambah pada PKM.

Dengan label Palmofeed, Nahrowi menjabarkan beberapa keunggulan produk yang diluncurkan pada hari itu. Beberapa keunggulan Palmofeed dibanding PKM biasa adalah : 1. Kandungan cangkang lebih rendah, 2. Warna lebih cerah, 3. protein dan energi lebih tinggi, dan 4. serat kasar lebih rendah.

"Dengan menambahkan proses hidrolisis, kami memberi nilai tambah pada PKM ini. Trial pun sudah dilakukan di ayam petelur komersil, dan hasilnya pun tidak mengecewakan. Meskipun begitu kami baru akan mengnajurkan pemakaian PKM ini pada fase grower dan finisher saja. Dari segi cost pun ini masih affordable dan menguntungkan," papar Nahrowi.

Nahrowi menghimbau kepada para peternak, feedmill, dan nutrisionis agar mau dan berani menggunakan PKM sebagai bahan baku pakan. Karena menurutnya ini adalah sebuah keniscayaan bahwa ketika suatu bahan baku pakan sulit didapatkan atau harganya melangit, maka bahan baku alternatif merupakan suatu solusi.

"Saya mengajak kepada saudara - saudara sekalian, ayo kita pakai PKM, enggak harus palmofeed enggak apa - apa. Yang penting kita manfaatkan ini, hasil bumi kita sendiri, supaya kita enggak tergantung lagi dari bahan baku pakan impor," tutup Nahrowi. (CR) 



WEB TALK SERIES STUDI META-ANALISIS ILMU NUTRISI TERNAK

Web Talk Series mengenai studi meta-analisis dalam ilmu nutrisi ternak. (Foto: Infovet/Sadarman)

Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau bekerjasama dengan AFENUE Research Group Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB sukses menyelenggarakan Web Talk Series dengan tema "Pengenalan Studi Meta-Analisis dalam Ilmu Nutrisi Ternak". Kegiatan ini dilaksanakan pada 24 Oktober dan 7 November 2020.

Dimoderatori oleh pewarta Infovet, Dr Sadarman, acara menghadirkan dua orang narasumber masing-masing dalam dua seri, diantaranya Yulianri Rizki Yanza (PhD Student of Animal Nutrition and Feed Management, Faculty of Veterinary Medicine and Animal Science, Poznan University of Life Sciences), Muhammad Miftahkhus Sholikin (PhD Student of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science, IPB), Rakhmad Perkasa Harahap (PhD Student of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science, IPB & Lecturer, Prodi Peternakan Universitas Tanjungpura Pontianak) dan Agung Irawan (Lecturer, Vocational School, Universitas Sebelas Maret, Surakarta).

Dekan FPP UIN Suska Riau, Dr Edi Erwan, menyambut kegiatan tersebut. “Ini merupakan capaian yang luar biasa, dari dua seri pelaksanaan, antusias peserta untuk memahami dan mempelajari meta-analisis patut diapresiasi, sehingga ke depan tidak hanya bincang-bincangnya saja, harus ada action dari para peserta hingga dihasilkannya artikel-artikel dari kajian meta-analisis ini,” kata Erwan.

Hal senada juga disampaikan pakar meta-analisis Indonesia, Dr Anuraga Jayanegara, yang juga menjabat sebagai Ketua AFENUE Research Group. Ia menyebut dengan meta-analisis, dosen, peneliti dan mahasiswa dapat menghasilkan artikel yang layak terbit di jurnal bereputasi tinggi. “Saya telah menggunakan kajian meta-analisis selama puluhan tahun dan hampir semua artikel saya diterima karena disukai para publisher,” kata Anuraga.

Ia mengemukakan sebagai studi dengan cara menganalisis data yang bersumber dari data primer, lalu dipakai sebagai dasar untuk menerima hipotesis, atau menolak hipotesis yang diajukan beberapa peneliti. Selanjutnya, kajian meta-analisis merupakan kajian yang terstruktur, dimulai dari pencarian sumber data dari beragam jurnal sesuai dengan topik yang diinginkan, lalu mengoleksi data, selanjutnya dianalisis bisa dengan menggunakan SAS, R-Statistika, Phyton dan lainnya. Terakhir hasil olahan data tersebut diinterpretasi hingga didapatkan artikel yang layak terbit.

“Sebetulnya sama halnya ketika kita melakukan penelitian, kita perlu pahami dulu hal yang melatarbelakangi penelitian kita, setelah tujuan dan hipotesisnya, dilanjutkan metodologinya hingga hasil dan diskusi, terakhir disimpulkan. Inilah yang dilakukan dalam aplikasi meta-analisis untuk ilmu nutrisi ternak tersebut,” kata Anuraga yang pernah dinobatkan sebagai dosen terbaik tingkat nasional tahun lalu.

Kesimpulan dari para narasumber, yakni meta-analisis dapat dijadikan tools untuk mendapatkan artikel baru dari beragam tahapan kerja, karena pada dasarnya meta-analisis adalah upaya merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data-data primer yang ada. Diharapkan dengan memperkenalkan studi meta-analisis kepada para dosen, peneliti dan mahasiswa, Indonesia bisa terdepan sebagai penyumbang jurnal bereputasi tinggi di bidang nutrisi dan pakan ternak. (Sadarman)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer