Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Mobile Corn Dryer | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KEMENTAN JEMBATANI KERJASAMA PETANI JAGUNG DAN PETERNAK AYAM

Dirjen PKH ketika meninjau unit pengering jagung, 3 Agustus 2018 lalu. (Foto: Infovet/Ridwan)

Panen raya jagung di Kabupaten Blora, Selasa (19/2/2019) dibarengi dengan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara petani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan perusahaan pabrik pakan (feedmill), peternak ayam petelur mandiri disaksikan oleh Satgas Pangan dan Bulog Divre Jawa Tengah.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita bersama Bupati Blora menghadiri acara panen raya jagung tersebut di Lokasi Hutan Perhutani RPH Kalisari Jati Gong Desa Jatiklampok, Kecamatan Banjarejo.

Peran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menjembatani kerjasama pemanfaatan jagung hasil panen raya petani oleh peternak ayam, melalui peran Bulog. "Petani yang harus kita bina di sini ada dua, yaitu petani jagung dan peternak ayam, sedangkan kami pemerintah ini di tengah-tengah mereka yang harus mengayomi keduanya" ujar Ketut.

Kementan mempertemukan petani dan peternak ayam mandiri Solo untuk membuat kesepakatan kerjasama penyerapan jagung. “Kesepakatan pembelian jagung petani oleh peternak, dengan Bulog berada di tengahnya, mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari Blora ke Solo,” ungkapnya.

Kerjasama ini diharapkan membuat harga jagung saat panen raya tetap terjaga, sehingga petani untung dan peternak memperoleh harga yang wajar.

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani Dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, disebutkan harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15 persen sebesar Rp. 3.150/kg. Harga acuan penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak) Rp 4.000/kg.

Perkenalkan Mobile Corn Dryer ke Petani Jagung Blora 

Laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora menyebutkan luas panen pada awal tahun ini (Januari-Maret) 26.977 hektar. Tahun lalu total luas panen jagung di Kabupaten Blora 70.319 hektar dengan rata-rata produktivitas 5,8 ton per hektar.

Menurut Dirjen PKH permasalahan jagung saat ini adalah di pasca panen. Salah satu solusi yang menjadi pilihan adalah penggunaan mesin pengering jagung yang bersifat mobile di sentra produksi jagung yang relatif jauh dari pabrik pakan.

Mobile Corn Dryer.

Kementan bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia memperkenalkan penggunaan Mobile Corn Dryer, yaitu peralatan pengeringan jagung yang dapat dipindahkan dengan mudah.

Ketut berharap, Mobile Corn Dryer yang merupakan hasil karya anak bangsa ini dapat menjadi sebuah potensi solusi dalam mengatasi masalah pasca panen jagung. “Kita berharap apabila petani makmur dan sejahtera, peternak pun akan menjadi lebih makmur dan sejahtera, untuk Indonesia yang lebih baik”, tambahnya.

Sementara itu, Eka Budiman PT Charoen Phokphand Jawa Tengah menyampaikan, telah menyediakan dua Mobile Corn Dryer untuk membantu petani mengeringkan jagungnya.

Penggunaan Mobile Corn Dryer dapat meningkatkan waktu simpan setelah jagung dikeringkan, melancarkan tata niaga, mendapatkan kualitas lebih baik dan pada akhirnya petani dapat menikmati harga yang lebih baik dari jagung berkadar air lebih rendah.

"Jika ada petani yang kesulitan menjual hasil panennya, dapat langsung menghubungi kami, kami akan bantu menyerapnya. Kami akan bantu menjembatani", tandasnya.

Lebih lanjut Ketut menjelaskan, jagung berkontribusi sekitar 40-50 persen dalam industri pakan ternak, sehingga ketersediaan jagung sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha peternakan. Berdasarkan data prognosa jagung 2018 dari Badan Ketahanan Pangan, total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton. Sekitar 66,1 persen atau 10,3 juta ton di antaranya untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak ayam petelur mandiri.

Jika produksi pakan 2018 sekitar 19,4 juta ton, maka setidaknya dibutuhkan jagung 7,8 juta ton untuk industri pakan ditambah 2,5 juta ton untuk peternak mandiri. Sementara pada 2019 ini, industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton.

Panen di Blora yang merupakan sentra jagung kedua terbesar kedua di Jawa Tengah diharapkan mampu menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak di Blora dan sekitarnya. Ketut berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung saat ini, melalui mekanisme distribusi dan tata niaga yang baik. (Berbagai sumber)

Mobile Corn Dryer Siap Bantu Petani Jagung

Dirjen PKH Ketut Diarmita dan Presiden Komisaris CPI T. Hadi Gunawan, saat menyaksikan MoU Mobile Corn Dryer. (Foto: Ridwan)

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) resmi melakukan pelepasan perdana sekaligus menandatangani nota kesepahaman Mobile Corn Dryer (unit pengering jagung) bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia, yang di klaim mampu membantu petani jagung saat pasca panen. 

“Unit pengering jagung ini untuk membantu dan mempermudah petani jagung pada saat pasca panen. Dengan dukungan Kementan lahirlah unit ini yang sudah dikembangkan fungsi dan kapasitasnya. Ini kreasi anak bangsa,” ujar Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, saat acara pelepasan perdana unit pengering jagung di Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Kementan, (3/8).

Ia menambahkan, dengan kapasitas 1 ton perjam, kehadiran Mobile Corn Dryer disebut sebagai sistem jemput bola yang diharapkan menjadi solusi masalah jagung, khususnya saat pasca panen yang sering mengalami kendala. “Semoga dengan kerjasama ini manfaatnya besar untuk petani dan sektor peternakan Indonesia,” tambahnya.

Adapun mekanisme yang akan berjalan, kata Hadi, unit tersebut menjadi hak penuh Kementan dalam memodifikasi dan memperbanyak unit yang nantinya berkonsentrasi di sentra-sentra jagung seluruh Indonesia secara mobile. “Jika ada kelebihan jagung kita siap bantu untuk penyerapannya, semoga petani lebih makmur tidak khawatir lagi kualitas jagung buruk dan gagal saat pasca panen,” ucap dia.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengungkapkan, keluhan petani saat musim hujan merugi karena kadar air dalam jagung tinggi kini sudah mendapat solusinya. Pihaknya pun siap mengucurkan anggaran dalam pengembangan unit hasil kreasi anak bangsa itu. “Kami revisi anggaran 1 triliun rupiah bagi petani jagung. Dengan target 1.000 unit dryer untuk daerah sentra produksi jagung di Indonesia,” kata Amran.

Dirjen PKH Ketut Diarmita saat meninjau
unit pengering jagung. (Foto: Ridwan)
Sementara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, yang turut menyaksikan pelepasan perdana menyatakan kebanggaannya. “Ini bentuk eksekusi nyata yang dibuat oleh anak bangsa untuk membantu petani jagung. Sehingga ini ada jaminan pasar dan harga yang pasti, jadi ketika ada jagung lebih bisa kita ekspor,” kata Ketut.

Ia menyatakan, jagung merupakan komponen penting pada pakan unggas yang berkontribusi sebanyak 40%, hal ini merupakan pasar yang besar dan potensial. Tahun ini gambaran kebutuhan jagung mencapai 7,8 juta ton untuk pakan unggas.

Data yang ia himpun dari GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), industri pakan mengalami pertumbuhan positif dari aspek produksi. Pada 2017, produksi pakan mencapai 18,2 juta ton, meningkat 1 juta ton dibanding produksi 2016 yang hanya 17,2 juta ton.

Tahun ini produksi pakan diprediksi akan mengalami peningkatan. Prognosa produksi pakan 2018 mencapai 19,4 juta ton, mengalami pertumbuhan 6,6% dibanding produksi 2017. Dari total produksi pakan, sekitar 90% produksi untuk pakan unggas (broiler dan layer), 10% sisanya untuk jenis ternak lain dan pembibitan. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer