Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Mini Closed House | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

RAMADHANA DWI PUTRA MANDIRI: PETERNAK GENERASI KEDUA, FOKUS KEMBANGKAN MINI CLOSED HOUSE

Ramadhana Dwi Putra (Foto: Dok. Pribadi)


Kandang closed house, sudah pasti telinga kita tidak asing lagi dengan model kandang tertutup ini. Lalu bagaimana jika dengan mini closed house?

Kamis, 21 November 2019, Infovet berkesempatan mewawancarai sosok dibalik pengembang sistem kandang mini closed house. Dia adalah Ramadhana Dwi Putra Mandiri, peternak generasi kedua yang mengembangkan farm mini closed house di Tajurhalang dan Ciampea, Bogor.

Tepatnya di 2017, Rama begitu sapaan akrabnya, memulai terjun mengelola peternakan ayam broiler secara totalitas. Dua tahun sebelumnya, putra kedua dari Tri Hardiyanto, mantan Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) ini mengaku masih fase beradaptasi dalam menggeluti bisnis perunggasan. Pada 2016, Rama juga turut mempelajari manajemen dalam mengelola usaha Rumah Pemotongan Ayam (RPA) milik sang ayah.

Inisiatif muncul dari diri sendiri ditambah dengan suntikan semangat dari orang tua, pria kelahiran 14 Maret 1992 ini mantap untuk fokus dan totalitas menggeluti bisnis ternak ayam. Segala kendala yang dia jumpai di kandang, justru semakin membuatnya giat mencari solusi dalam memecahkan permasalahan.

Membangun peternakan dengan sistem kandang mini closed house merupakan salah satu ide yang dia cetuskan di fase sulitnya. “Peternakan mini closed house yang sudah berjalan empat periode ada di Kampung Tajurhalang, Bogor. Saat ini, sedang dalam proses pembangunan di Ciampea,” ungkap sarjana lulusan Teknik Industri Universitas Indonesia ini.

Sistem pakan pada peternakan mini closed house di Ciampea (Foto: Dok. Pribadi)

Kepada Infovet, Rama menjelaskan bahwa setiap kandang mini closed house mampu menampung maksimal 8 ribu ekor. “Idealnya satu kandang mini closed house menampung 7.500 ekor. Kapasitar 8 ribu ekor paling maksimal,” imbuh Rama yang sekarang ini menjabat sebagai Direktur PT Tri Satya Mandiri.

Suami dari Sarah Hayati Ardanti ini menambahkan, peternakan yang sedang dalam proses pembangunan di Ciampea merupakan penyempurnaan dari peternakan yang sudah berjalan.

“Model bangunan kami rekonstruksi ulang kemudian dari segi peralatan ditingkatkan, seperti tempat pakan yang sebelumnya manual dimodifikasi menjadi automatic line feeder. Cara kerjanya, pakan dijatuhkan memanfaatkan gaya gravitasi, sehingga seakan-akan feeder menjadi otomatis,” terang Rama.

Mini closed house menerapkan modifikasi buangan kipas dengan inovasi teknologi chamber yang baru diriset bersama tim Teknik Aerodinamika. Mengingat lokasi peternakannya yang sekarang ini dekat dengan pemukiman warga, bau sering menjadi masalah yang dikomplain masyarakat sekitar.

“Karena itu udara yang menimbulkan debu dan amoniak yang berasal dari kandang dibuang ke arah atas, agar tidak mengganggu lingkungan sekitar. Teknologi yang kami gunakan untuk exhaust system ini menggunakan material impor dan dikombinasi dengan produk lokal,” jelas dia.

Praktis dan Hemat Biaya

Keunggulan lainnya dari model kandang mini closed house yaitu sudah pasti lebih praktis, hemat waktu pemasangan dan hemat biaya. “Jika membangun kandang biasa kan material dibeli dulu kemudian diukur, harus dipotong dan dipasang.

Hal itu sangat memakan waktu, belum lagi uji struktur dan ketepatan yang tidak dilakukan,” ujarnya.

Rama mengatakan, kandang mini closed house telah melalui uji struktur. “Kami sudah menemukan blue print yang tepat, sehingga bisa diproduksi berkali-kali dengan kualitas yang konsisten,” urai pria yang punya hobi otomotif ini.

Saat ini model kandang mini closed house terus dikembangkan Rama bersama timnya di PT Tri Satya Mandiri. Secara teknologi terus ditingkatkan dengan sistem komputerisasi serta menerapkan teknologi mobile system.

“Sejauh ini sudah kami upgrade pada peralatan seperti adaptive climate V tunnel door, lengkapi juga dengan hydrant pemadam kebakaran, kotak P3K, real time temperature monitoring, alat pemantau bobot ayam yang terkoneksi ke komputer dan apps,” jelas Rama.

Menurut dia, biaya pembuatan mini closed house paling tinggi dihabiskan untuk peralatan. Disusul dengan pembiayaan struktur, material, listrik, hingga sistem komputerisasi.

Kendati demikian, kandang model mini closed house ini juga terbilang hemat SDM karena hanya membutuhkan satu karyawan untuk mengelola 7.500 ekor populasi.

Selain itu, lahan yang dibutuhkan juga tidak harus luas. Ditunjang dengan kemudahan syarat dan pra syarat secara regulasi, return of investment pun cenderung cepat. “Satu flock membutuhkan kandang dengan ukuran panjang 65 meter dan lebar 8 meter,” imbuhnya (NDV)

*Artikel selengkapnya di Majalah Infovet cetak edisi 305 – Desember 2019

KANDANG RAKYAT DIGITAL (MINI CLOSED HOUSE)

Protoype kandang rakyat digital menganut prinsip dasar kandang closed house. (Foto: Dok. Rama)

Industri perunggasan diketahui terus bertransformasi. Demikian pula dengan modernisasi perkandangan budidaya unggas.

Perkembangan peternak yang beralih ke sistem kandang full closed house maupun semi closed house semakin hari juga bertambah. Sistem kandang closed house dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam usaha perunggasan. 

Terlepas dari mereka yang lebih dulu meng-upgrade kandangnya menjadi closed house, kegalauan masih melanda sebagian peternak yang mempertimbangkan tingginya biaya investasi untuk beralih dari kandang yang semula open house menjadi closed house
Terobosan baru kandang mini closed house atau disebut juga dengan prototype “kandang rakyat digital” ini, barangkali dapat mengubah pikiran peternak. 

Kandang rakyat digital ini dikembangkan oleh peternak milenial, Ramadhana Dwi Putra Mandiri (Rama). Dalam sebuah seminar yang digelar Desember 2019 lalu, pria kelahiran 1992 ini menjabarkan konsep kandang rakyat digital yang menawarkan berbagai kemudahan.

Bukan saja soal biaya yang lebih terjangkau, model kandang mini closed house ini sangat efisien, ekonomis, ramah lingkungan, portabel dan berteknologi, serta berpeluang untuk bersaing dengan model kandang skala Industri.

Rama menjelaskan, modernisasi perkandangan budidaya unggas dengan mengadopsi sistem closed house, namun peralatan manual atau disebut kandang dengan tunnel house system (semi closed house).

Cost 
Berapa kira-kira biaya untuk mengubah kandang dari open house ke tunnel house system hingga ke full closed house

Adapun biaya upgrade kandang dari open house ke tunnel yaitu Rp 15.000-20.000/ekor. Sementara biaya peralihan dari kandang tunnel ke sistem closed house yakni Rp 30.000-40.000/ekor. Membangun kandang tunnel dari awal membutuhkan biaya Rp 40.000-50.000/ekor. Sementara biaya pembuatan closed house Rp 60.000-70.000/ekor. 

Modernisasi kandang sebagai salah satu syarat untuk keberlangsungan usaha yang semakin kompetitif di era milenial dengan tantangan pasar global. Hasil dari modernisasi perkandangan ini pun dirasakan banyak membawa manfaat positif bagi peternak.

Hasil modernisasi dari sisi cost/HPP mengalami penurunan, karena ada perbaikan perfoma yang didapatkan. Selain itu, kematian sedikit dan FCR (feed convertion ration) terkoreksi baik, bobot rata-rata dicapai meningkat, perfoma yang tercapai sesuai standar hingga pencapaian efisiensi. 

Menurut Rama, kandang rakyat digital ini merupakan kandang zaman now yang beradaptasi dengan tantangan ketika harus memindahkan lokasi peternakan dari area hijau luas yang padat penduduk untuk meminimalisir risiko.

“Kandang rakyat digital atau mini closed house ini bangunannya portabel. Bisa pindah kapan saja dan pemasangannya pun mudah, karena sudah ada skrup-skrup dan nomornya,” jelas Rama. 

Untuk memproduksi material bangunan kandang ini membutuhkan waktu 2-3 minggu. Sementara untuk waktu pemasangan maksimal tiga minggu untuk finishing atau running kandang tersebut. Ini merupakan terobosan baru mengingat waktu sempit serta sulitnya membangun kandang closed house yang besar.

Mini closed house mempunyai kapasitas populasi 7.500-15.000 ekor ayam. Prototype kandang rakyat digital ini menganut prinsip dasar kandang closed house

Selain sudah menerapkan tunnel system, kandang ini juga telah menerapkan sistem integrasi, dimana peternak bisa langsung melihat laporan produksi akunting, tata laksana, sistem operator di kandang dan kelengkapan SOP (standar operasional prosedur), serta dilengkapi juga dengan fasilitas early warning system.

“Kami telah mengembangkan kandang model mini closed house ini di daerah Tajur Halang. Periode tiga sudah jalan dan saat ini menuju periode keempat,” kata Rama.

Pengembangan prototype dengan prinsip perkandangan yang baik, manajemen sistem yang baik pula dan pemeliharaan SOP yan apik bisa menembus performance ideal ayam broiler modern. “Sistem sudah komputerisasi sekaligus tersambung pada aplikasi di handphone. Kita dapat melihat informasi perubahan ayam dari hari ke hari, bahkan jam berapa ada, sangat detail. Ditambah sistem sensor untuk menghitung bobot ayam,” urainya.

Guna Meningkatkan Performa
Merujuk pada pemaparan Rama dalam presentasinya, diuraikan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang guna meningkatkan performa ayam. 

Dijelaskan, dasar dalam pembuatan kandang ayam terdapat tiga hal utama yang menjadi pondasi keberhasilan produksi.

“Tiga hal utama dalam membangun kandang ayam yang penting diperhatikan. Pertama, topografi perkandangan. Topografi perkandangan maksudnya apakah dibangun di lokasi Utara atau Selatan, atau di pegunungan dan pantai. Kita mempertimbangkan tantangan cuaca maupun kelembapan yang berbeda, karena poin ini menjadi faktor utama keberhasilan produksi broiler,” terang Rama.

Kedua, adalah sisi bangunan kandang yang akan dibuat untuk dioperasikan. Ketiga yang tak kalah penting yaitu menyusun performa produksi ayam yakni manajemen. 

Rama menambahkan, sisi topografi dan bangunan kandang merupajan hal yang sudah berlaku dan untuk memodifikasi kandang memang memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. “Poin ketiga pada manajemen ini yang dapat kita maksimalkan dengan inovasi dan masih bisa kita tingkatkan lagi,” sambungnya.

Membuat kandang ayam juga penting memperhatikan apakah di kawasan tersebut ketersediaan airnya memadai, kemudian juga memperhatikan kondisi/karakter tanah. “Karakter tanah ini apakah termasuk kondisi tanah sawah atau tanah merah,” ujarnya.

Perkandangan ideal kuncinya terletak pada floor plan, daya topang, serta pembiayaan. Pada poin houses building meliputi instalasi atap, sirkulasi kipas, tunnel door design, evaporative pad design, fogging system dan peralatan.

Indikator standar dalam membuat perkandangan fasilitas broiler antara lain tahap manajemen yang meliputi fase sebelum ayam datang, pemasukan ayam, pembesaran, pengaturan ventilasi, ketersediaan air, manajemen nutrisi, biosekuriti dan sanitasi, serta dokumentasi data performa (record track performance). (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer