Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Majalah Infovet | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENGATASI NGOROK PADA BROILER


Pengendalian penyakit dengan pola holistik melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk memperhatikan faktor manusia, hewan, lingkungan yang mengganggu kesejahteraan unggas sehingga muncul penyakit.

Seorang peternak bercerita, ayam broiler dikandangnya pada umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernapasan. setelah dilakukan vaksinasi IBD gejala semakin parah, kenapa bisa terjadi, bagaimana cara mengatasi agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Dengan investigasi pola holistik, bisa dilacak bahwa kejadian ayam ngorok pada ayam broiler umur 12 hari tersebut adalah manifestasi kasus yang terlampau dini, menjadi petunjuk bahwa pada minggu pertama sudah terjadi akumulasi kotoran yang melebihi batas kemampuan litter menyerap cairan, mengakibatkan litter mengalami kejenuhan hebat dalam waktu lebih cepat.
Solusi upgrade manajemen pola holistik, sebagai berikut:

• Kapasitas kandang harus diperhatikan. Kandang panggung tipe open house maksimal 12 kg per meter persegi ayam hidup bobot panen. Jika menggunakan kandang tipe postal atau pada lokasi sirkulasi udara terbatas, kapasitas dikurangi menyesuaikan.

• Pelebaran luas lantai brooding dimulai… Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=09DaEnuUa3I


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos  
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

KUALITAS DOC PADA MUSIM PANCAROBA


DOC merupakan salah satu faktor penting yang diperhatikan dalam pemeliharaan unggas komersial dengan pola holistik.

Fakta investigasi pola holistik. Pada musim pancaroba, di setiap pergantian musim pada perubahan cuaca ektrem sering ditemukan DOC dengan kondisi yang tidak merata, kecil, lemah, dan kurang stabil.

Apabila dibiarkan bercampur dengan lainnya, terjadi kompetisi, akibatnya DOC yang kecil, lemah, dan kurang stabil tersebut kondisinya semakin memburuk, saat divaksinasi tidak memberikan respon yang baik, hasil vaksinasi tidak optimal, berisiko mudah sakit dan berpotensi menjadi agen penyebar penyakit.

Solusi pola holistik dengan upgrade manajemen sebagai berikut: 
• Sebelum masuk DOC disediakan brooding khusus sebut saja brooding ICU (Intensive Care Unit) dengan kapasitas 10% dari populasi pada setiap kandang, komplet dengan pemanas, tempat pakan, dan tempat minum. (Misal 1 kandang isi 6.000 ekor (buat 4 brooding standar @1.500 + 1 brooding ICU kapasitas 600 ekor)

• Ketika DOC datang... Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=56jq9lguFes 


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos 
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

JURUS MENANGKAL SERANGAN PENYAKIT UNGGAS IMBAS PERUBAHAN CUACA EKSTREM


Terjadinya pergeseran musim dan perubahan cuaca ektrem menyebabkan lingkungan peternakan menjadi kurang kondusif, akibatnya daya tahan tubuh unggas melemah dan membuka peluang masuknya berbagai macam penyakit, terjadi emerging disease, serta re-emerging disease dengan manifestasi penyakit yang bervariasi dan kompleks.

Budi daya unggas komersial adalah bisnis, berbeda dengan memelihara hewan kesayangan, penelitian, atau kegiatan sosial. Setiap rencana harus diperhitungkan, karena memiliki konsekuensi bisnis, dengan pertimbangan menguntungkan atau merugikan, apakah risiko bisa dikendalikan.

“Jika unggas terlanjur sakit, pertumbuhan pasti terganggu, bobot ayam tidak merata, dan berisiko terjadi kematian sehingga sangat merugikan,” ujar Baskoro.

Pengobatan terhadap unggas yang sakit adalah tindakan logis untuk meminimalisir kerugian, tetapi meskipun sembuh pertambahan bobotnya tidak cukup menutup biaya pengobatan yang dikeluarkan dan kerugian konversi pakan. Fakta di lapangan kasus penyakit unggas sering muncul bersamaan sebagai infeksi kompleks, sehingga hasil pengobatan tidak memuaskan dan berisiko terjadi residu antibiotik.

Hasil investigasi pola holistik membuktikan bahwa… Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=r4HTdBjVYj8


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

REKOMENDASI LOKASI KANDANG UNGGAS BAGI PETERNAK PEMULA


Lokasi kandang merupakan salah satu faktor yang wajib diperhatikan terutama bagi peternak unggas pemula agar memiliki pengetahuan yang lengkap sebelum memulai kegiatan budi daya unggas komersial.

Pada musim kemarau, kandang di dataran tinggi kerap kekurangan air dan pada musim penghujan kandang di dataran rendah sering terkena banjir. "Apabila berada di lokasi tanah miring atau tepi tebing, berisiko terjadi tanah longsor," jelas Baskoro.

Lingkungan kandang yang berlokasi di dataran tinggi atau pegunungan memiliki kadar oksigen lebih rendah dengan suhu lebih sejuk, kendati demikian memiliki kelembapan udara lebih tinggi dibandingkan dataran rendah atau pesisir.

Adapun kendala lain jika akses jalan terlalu sempit atau tidak menyambung sampai lokasi peternakan dapat berakibat truk DOC dan pakan tak bisa melakukan bongkar muat. Investigasi pola holistik dengan memperhatikan faktor (manusia, hewan, lingkungan, dan interaksi di antara ketiganya) sebagai berikut:... Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Likedan ShareAnda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

WEBINAR NASIONAL DAN LAUNCHING BUKU SEMARAKAN MILAD INFOVET KE-29 TAHUN

Milad Infovet ke-29 tahun yang disemarakan dengan webinar nasional dan launching buku, Rabu (5/5/2021). (Foto: Infovet/Ridwan)

Webinar Nasional dan launching buku berjudul Kumpulan Perkembangan Penyakit Unggas Aktual terbitan GITA Pustaka, menjadi rangkaian semarak ulang tahun Majalah Infovet ke-29 tahun yang jatuh pada 2 Mei 2021.

Direktur Utama PT Gallus Indonesia Utama (GITA), Ir Bambang Suharno, yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, mengungkapkan dengan menginjak usia kepala dua ini, Infovet semakin berkembang sejak terbitan pertamanya tahun 1992 silam.

Direktur Utama PT GITA, Ir Bambang Suharno, saat memberikan sambutan. (Foto: Infovet/Ridwan)

“Dalam perkembangannya, Infovet dalam wadah PT Gallus terus mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi,” kata Bambang dalam sambutannya, Rabu (5/5/2021).

Apresiasi juga datang dari Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Drh Irawati Fari. Dirinya menyebut bahwa dalam rangka milad Infovet, pelaksanaan webinar dan launching buku mengenai kesehatan hewan menjadi hal yang sangat tepat.

“Kegiatan yang sangat bagus dan tepat sekali, dimana kita ke depan dapat menyongsong alternatif pengobatan dan bagaimana kita bisa meningkatkan produksi ternak. Saya sangat apresiasi Infovet yang sudah 29 tahun terus berjaya dan bisa bertahan dengan persaingan industri yang semakin ketat, serta mampu bertahan dikala pandemi COVID-19 melanda,” tutur Irawati.

Sambutan sekaligus pembukaan oleh Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari. (Foto: Infovet/Ridwan)

Terus konsisten menyajikan informasi, Ira menambahkan, era digitalisasi saat ini harus bisa dimanfaatkan untuk membuat terobosan dan inovasi dalam memberikan kontribusi di industri peternakan dan kesehatan hewan.

“Ini menjadi tantangan kita ke depan untuk bagaimana Infovet bisa tetap dinikmati oleh pembaca saat ini, khususnya para milenial dengan menyajikan informasi yang bermanfaat, seperti bagaimana peningkatan produksi maupun manajemen yang baik pada ternak,” pungkasnya.

Usai mendengarkan sambutan, kegiatan menampilkan Poultry Technical Consultant, Drh Baskoro Tri Caroko yang didapuk menjadi narasumber Webinar Nasional dengan tajuk “Mengatasi Drop Produksi Telur dengan Manajemen Holistik.”

Drh Baskoro Tri Caroko menjadi pembicara webinar. (Foto: Infovet/Ridwan)

Secara gamblang, Baskoro mengemukakan bahwa penelitian penyakit drop produksi telur masih sangat minim, padahal apabila ayam mengalami hal tersebut yang melibatkan penyakit infeksius akan menyebabkan kerusakan pada ovarium, tentunya kasus akan menjadi lebih rumit dan merugikan peternak.

“Pengobatan hanya meminimalisir kerugian saja. Meskipun sembuh, telur yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga diperlukan cara baru yang lebih komplit, praktis, efektif dan efisien dalam menangani kasus. Dengan pola manajemen holistik, urusan penyakit menjadi lebih mudah,” kata Baskoro.

Lebih lanjut dijelaskan, manajemen holistik sangat praktis karena mudah dikerjakan oleh manusia yang ada di suatu peternakan. Kemudian, efektif karena pengendalian kasus langsung pada sumber penularan dengan memperhatikan pengaruh interaksi antar manusia, hewan dan lingkungan.

“Serta efisien dengan upgrade manajemen, kualitas pakan, kesejahteraan ayam, menekan sumber penularan, mencegah penyebaran dan upaya pengebalan ayam terhadap serangan penyakit,” tandasnya. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer