Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Kesehatan Hewa | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DONGKRAK PERFORMA MELALUI KINERJA SALURAN CERNA

Masalah pada pakan (cangkang sawit) dan saluran pencernaan yang bermasalah. (Foto: Istimewa)

Kesehatan usus sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi, karenanya merupakan faktor kunci dalam menentukan performa unggas. Masalah kesehatan usus sangat umum terjadi pada unggas dengan performa tinggi akibat tingginya asupan pakan, yang memberikan tekanan pada fisiologi sistem pencernaan.

Kelebihan nutrisi yang tidak tercerna dan terserap di usus halus dapat memicu disbiosis, yaitu perubahan komposisi mikrobiota di saluran usus. Disbiosis serta penyebab stres lainnya menimbulkan respons inflamasi dan hilangnya integritas antara sel-sel epitel, yang menyebabkan kebocoran usus (Richard et al., 2023 ).

Perkembangan Mikroba Usus
Sel epitel usus, mikroba, dan sistem kekebalan merupakan komponen ekosistem usus. Sebelum adanya penetasan telur skala besar di inkubator, penetasan metode alami membuat telur-telur tersebut bersentuhan dengan sarang atau ayam selama masa inkubasi dan dengan demikian memastikan transmisi vertikal mikrobiota induk ke anak ayam.

Namun di tempat penetasan komersial, anak ayam ditetaskan di lingkungan yang bersih dan tidak ada kontak dengan ayam betina. Oleh karena itu, mikrobiota usus anak ayam yang baru menetas sepenuhnya bergantung pada sumber lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman mikroba dan peningkatan kolonisasi patogen bawaan dari makanan yang berada di usus.

Anak ayam dapat memperoleh mikrobiota pada tahap embrio selama pembentukan telur di saluran telur dan selama pengangkutan melalui saluran reproduksi. Perolehan mikroba pasca penetasan bergantung pada berbagai faktor, seperti praktik produksi, pola makan, dan lingkungan. Dengan adanya modernisasi produksi ayam di tempat penetasan skala besar, transmisi vertikal alami mikrobiota dari ayam menjadi sangat berkurang.

Spesies pertama yang menghuni saluran pencernaan ayam adalah kelompok bakteri Coliform dan Sterptococcus fecal, yang melimpah pada hari ketiga setelah menetas. Mikrobiota usus kecil terbentuk pada usia sekitar dua minggu. Pada hari ke-40, Lactobacillus mendominasi mikroflora usus kecil. Mikrobiota cecal terbentuk dalam waktu 6-7 minggu dan didominasi oleh mikroba anaerobik fakultatif dan obligat, yang terdiri dari Clostridia, Enterobacteria, Streptococci fecal, Pediococci, dan Pseudomonas aeruginosa. Peningkatan komposisi dan kompleksitas mikroba pada saluran pencernaan bagian distal menyebabkan fluktuasi komposisi mikroba fecal.

Mikrobiota di Crop
Tembolok menampung komunitas bakteri besar yang terdiri dari sel bakteri dengan urutan 1 × 108 hingga 1 × 109 CFU g−1. Tembolok ini didominasi oleh bakteri gram positif seperti Lactobacillus spp. Spesies bakteria lain yang dikoleksi dari tembolok termasuk Bifidobacterium, Klebsiella pneumoniae, K. ozaenae, Escherichia coli, E. fergusonii, Enterobacter aerogenes, Eubacterium spp., Pseudomonas aeruginosa, Micrococcus luteus, Staphylococcus lentus, dan Sarcina spp.

Mikrobiota tembolok memfermentasi serat makanan menjadi asam lemak rantai pendek atau Short Chain Fatty Acid (SCFA). Asetat adalah SCFA utama dalam tanaman. SCFA menurunkan pH tanaman untuk menghambat pertumbuhan patogen yang berkoloni dan berkembang biak pada pH netral atau sedikit basa.

Mikrobiota di Proventrikulus dan Gizzard
Proventrikulus dan gizzard memiliki pH asam yang tidak ideal untuk kolonisasi mikroba. Asam lambung dapat menembus membran sel mikroba sehingga mengakibatkan penurunan pH intraseluler dan terganggunya gaya gerak proton trans-membran. Demikian pula asam laktat dan asam asetat mencegah kolonisasi patogen yang sensitif terhadap pH asam.

Lactobacilli merupakan spesies dominan pada proventrikulus dan gizzard. Enterobacteria laktosa-negatif, Enterococci, dan bakteri Coliform juga banyak ditemukan di proventrikulus dan gizzard. Konsentrasi bakteri dalam gizzard sama dengan tembolok, namun fermentasi bakteri terhambat oleh pH asam yang mengakibatkan penurunan konsentrasi asetat dan laktat dalam gizzard.

Mikrobiota di Usus Halus
Konsentrasi bakteri di usus kecil kira-kira... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

KORELASI ANTARA MUSIM PENGHUJAN DENGAN PENYAKIT PENCERNAAN

Masa brooding, bila perlu diperpanjang. (Foto: Istimewa)

Beberapa waktu belakangan cuaca cenderung sulit diprediksi dan berubah-ubah. Misalnya saja kemarau panjang yang terjadi akibat El-Nino beberapa waktu lalu, tentu sangat memengaruhi manajemen pemeliharaan dan membawa dampak terhadap penurunan performa produksi ayam broiler. Bulan berganti begitupun musim, dari kemarau panjang yang menerpa, kini curah hujan mulai meninggi di awal tahun.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada Januari dan Februari 2024. Untuk persebarannya yaitu sebanyak 385 Zona Musim (ZOM) atau sebesar 55,08% wilayah yang mengalaminya.

Di sisi lain, genetik ayam pedaging modern saat ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap suhu lingkungan dan DOC baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal pada umur minggu kedua. Oleh karena itu, DOC umur pemeliharaan minggu pertama hingga minggu kedua, peran brooder (pemanas) dan manajemen yang optimal sangat memengaruhi dalam upaya menjaga suhu kandang tetap dalam zona nyaman hingga diakhir periode mampu mencapai produksi yang optimal.

Akhir November sampai awal Desember 2023, merupakan awal perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan. Banyak peternak yang terlambat menyadari untuk merubah tipe manajemen kandang. Kebanyakan dari mereka masih berpatokan dengan manajemen musim panas yang menitikberatkan pada sirkulasi udara yang lancar dengan cara membuka lebar tirai kandang (untuk menghindari heat stress). Sehingga ketika musim hujan tiba-tiba datang, angin yang berhembus kencang disertai air hujan akan masuk ke dalam kandang dan langsung mengenai ayam.

Kondisi tersebut menjadi pemicu awal terjadinya penyakit. Karena perubahan suhu lingkungan yang berubah secara ekstrem akan menyebabkan penurunan kerja sistem imun tubuh. Secara fisiologis tubuh ayam akan merespon perubahan suhu yang ekstrem dengan membangkitkan mekanisme sistem imun.

Mewaspadai Peralihan Musim
Hal utama yang menjadi kendala saat musim peralihan dari kemarau ke penghujan adalah penurunan suhu menjadi lebih rendah. Suhu rendah memicu perlu dilakukannya pemanjangan masa brooding. Masa brooding yang dilakukan pada musim hujan seharusnya dilakukan hampir sepanjang hari (siang dan malam) dan bahkan akan melebihi dari dua minggu (> 14 hari).

Jika tidak dilakukan pemanasan ekstra pada siang hari, DOC tidak mendapat suhu ideal untuk pertumbuhannya dan akan kedinginan. Dampak lebih lanjut, pertumbuhan DOC tidak akan seragam sehingga performanya menjadi buruk (bad uniformity). Keseragaman yang buruk merupakan indikasi lanjutan bahwa penyerapan nutrisi di dalam tubuh ayam tidak berjalan optimal, yang berimbas pada buruknya efisiensi pakan yang menjadi daging (FCR tinggi).

Kemudian pergantian dari musim kemarau ke penghujan biasanya akan diikuti dengan munculnya angin kencang dari arah yang tidak menentu. Kecepatan angin yang tinggi dan mengenai ayam secara langsung dapat membuat ayam terkena... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024.

Ditulis oleh:
Drh Rizqy Arif Ginanjar
Technical Support PT Gold Coin Indonesia

CEGAH KOLIBASILOSIS SEBELUM MERUGI

Omphalitis pada DOC, salah satu indikasi infeksi coli. (Foto: Istimewa)

Sebagai penyakit dengan tingkat kejadian paling sering kedua, pastinya peternak tidak boleh kecolongan lagi. Pasalnya, kerugian yang ditimbulkan juga bukan main-main, selain itu terdapat potensi lain yang mungkin dapat menimbulkan petaka bagi manusia di kemudian hari.

Menular Terus, Terus Menular
Kebanyakan E. coli hidup di lingkungan kandang melalui kontaminasi feses. Permulaan infeksi dari bakteri ini mungkin juga terjadi di hatchery, dari infeksi atau telur yang terkontaminasi. Meskipun begitu, infeksi sistemik biasanya membutuhkan bantuan lingkungan atau predisposisi lainnya.

Kolibasilosis kebanyakan terjadi melalui kontak langsung dengan lingkungan tempat tinggal ayam yang basah, lembap dan kotor, bukan dari ayam ke ayam seperti yang selama ini sering diduga peternak. Berdasarkan penelitian Mc Mullin (2004), disebutkan bahwa kolibasilosis terjadi baik melalui peroral atau inhalasi, lewat membran sel/yolk/tali pusar, air, muntahan, dengan masa inkubasi 3-5 hari.

Kualitas udara yang buruk dan stres yang berasal dari lingkungan juga menjadi faktor predisposisi infeksi E. coli. Selain itu, timbulnya kolibasilosis juga tidak lepas dari sanitasi yang kurang optimal, sumber air minum yang tercemar bakteri, sistem perkandangan dan peralatan kandang yang kurang memadai dan adanya berbagai penyakit yang bersifat imunosupresif.

Untuk faktor manajemen, peternak sudah sering mendapat penyuluhan, pelatihan dan lain sebagainya, namun sayang tidak adanya perubahan manajemen ke arah yang lebih baik dalam suatu peternakan menjadi kesan bahwa terjadi “pembiaran” akan infeksi dari bakteri E. coli.

Lingkup Infeksi yang Luas
Tidak hanya antibiotik yang memiliki lingkup luas, bakteri E. coli ternyata juga dapat menyebabkan infeksi dengan lingkup yang luas secara lokal maupun sistemik, bukan hanya pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan saja. Bentuk infeksi sistemik E. coli biasa disebut... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023. (CR)

HEPATITIS VIRAL MENULAR PADA BROILER

Gejala klinis awal ditemukan pada broiler tinja encer, putih kekuningan sedikit kehijauan. (Sumber: Istimewa)

Kerusakan organ hati merupakan salah satu akibat serangan penyakit viral yang cepat menular dan mematikan pada unggas. Selain hati, kerusakan jaringan juga terjadi pada organ penting lainnya seperti ginjal dan jantung. Kematian yang bersifat epidemik akan terjadi dengan cepat pada kawanan ayam terutama broiler. Penyakit ini menyebar cepat ke seluruh dunia dan banyak dilaporkan terjadi oleh para peneliti.

Kondabatulla G. (2000), menyampaikan bahwa penyakit dengan perubahan patologi berupa hepatitis pada ayam telah terjadi mulai 1994 dengan istilah lokal “Angara Disease”, di India dikenal dengan sebutan “Leechy Disease” (Govida dan Satyanarayana, 1994).

Pada wabah yang terjadi di Brasil, Mettifogo (2014), mengidentifikasi dengan PCR bahwa penyebabnya adalah Fowl Adenovirus (FAdV) grup I dan penyebab serangkaian wabah pada broiler di Brasil, yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan kekuningan pada hati ayam serta penumpukan cairan pada perikardium. FAdV grup I menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut dengan Inclusion Body Hepatitis (IBH) yang juga menyebabkan Hidropericardium Syndrome (HPS).

Munuswamy P. et al., (2014), melaporkan wabah HPS oleh FAdV pada broiler di Ultar Pradesh dan Srinagar, India, dengan kematian 10-15% pada broiler umur 3-5 minggu. Panigrahi S. et al., (2016), melaporkan bahwa kematian bisa mencapai kisaran 20-80% pada broiler. Kasus di Libanon pada broiler juga dilaporkan oleh Shaib H. et al., (2017), dengan mortalitas 53,3% dan hasil identifikasi serta analisa filogenik ternyata penyebab virusnya FAdV strain D dan serotipe 11 dan memiliki kemiripan 100% dengan virus di Iran.

Gejala klinis
Performa broiler yang terinfeksi biasanya akan tampak jelek, banyak yang kecil dan kematian yang memuncak tiap harinya, terjadi kondisi epidemik. Seringkali penyakit ini tidak berdiri sendiri, pada broiler yang terserang FAdV bisa juga adanya infeksi virus lainnya seperti Chicken Anemia Virus (CAV) atau Infectious Bursal Disease (IBD). Klinis oleh agen virus lain bisa muncul di kandang. Adanya infeksi CAV, penyebab kekerdilan pada ayam serta anemia telah dilaporkan oleh Revajova V. et al., pada 2017.

Gejala klinis yang bisa dikenali pada ayam di kandang yang terserang FAdV berupa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021.

Ditulis oleh:
Sulaxono Hadi (Medik Veteriner Ahli Madya) &
Ratna Loventa Sulaxono (Medik Veteriner Ahli Pertama)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer