Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Kandang | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

VENTILASI KANDANG UNTUK SAPI PERAH DEWASA

Dalam mendesain ventilasi kandang sapi ada beberapa prioritas yang harus diperhatikan. (Foto: Istimewa)

Sapi perah dewasa menghasilkan banyak panas. Terutama yang berproduksi tinggi sangat sensitif terhadap heat stress.

“Kandang berventilasi alami berkinerja cukup baik ketika sapi berproduksi rendah,” kata Nigel B. Cook, MRCVS, University of Wisconsin-Madison dalam webinar yang diselenggarakan oleh Artex Barn Solutions.

“Tapi ketika sapi menghasilkan lebih banyak susu mereka akan menghasilkan banyak panas di kandang dan ventilasi alami sistem lama menjadi tidak memadai.”

Heat stress sendiri dapat berpengaruh pada fungsi rumen, sitem pencernaan dan imunitas. Juga meningkatkan risiko acidosis, mengurangi kesuburan, menimbulkan masalah kesehatan seperti kepincangan dan pneumonia, meningkatkan risiko mastitis, serta menurunnya produksi susu.

Selain itu heat stress juga mengurangi waktu berbaring sapi sekitar tiga jam per hari. Karena ketika temperatur naik sapi mengakumulasi panas ketika berbaring, sehingga harus berdiri untuk menghilangkan panas.

Sapi juga akan cenderung berkumpul di tempat gelap yang lebih dingin. Atau di tengah kandang menjauh dari dinding kandang. Ventilasi kandang penting untuk heat control dan memanajemen heat stress. Dalam mendesain ventilasi ada beberapa prioritas yang harus diperhatikan.

Target kecepatan udara di resting area sapi. Pertukaran udara yang cukup untuk menghilangkan panas, gas berbahaya, kelembapan dan patogen dari kandang. Sistem harus bekerja dengan baik di semua musim. Hemat biaya instalasi dan operasional. Juga mempertimbangkan iklim, layout kandang, siap merawat dan membersihkan kipas-kipas.

Terakhir adalah preferensi konsumen atau kontrak dengan perusahaan, apakah mereka tidak keberatan sapi di kandang terus, atau menghendaki sapi sesekali di keluarkan dari kandang.

Ventilasi Alami dengan Kipas di Atas Stall
Ventilasi alami masih menjadi pilihan di banyak situasi dan terhitung ekonomis untuk berbagai kondisi iklim. Dalam kandang dipasang deretan kipas di setiap baris stall. Kipas umumnya terpisah sekitar 6-7 meter, sudutnya miring tajam di atas sapi. Jika lokasinya tepat akan dapat membangun kandang berventilasi alami yang dapat beroperasi dengan baik di iklim yang bervariasi.

Ventilasi alami cocok untuk iklim bervariasi sepanjang tahun, namun tidak terlalu panas dan terlalu lembap. Kandang hanya ada satu, atau ada beberapa kandang dengan jarak antar kandang yang optimal minimal 30 meter. Cocok untuk kandang yang lebarnya sempit dengan maksimal enam baris stall.

Lokasi yang ideal adalah yang mendapatkan angin dengan baik, perlu dipertimbangkan juga arah angin agar kandang mendapatkan aliran udara yang memadai.

Ventilasi alami cocok untuk daerah yang biaya listriknya tinggi. Nigel mengatakan, “Ada banyak bagian Eropa dimana biaya listriknya tinggi dan ini adalah jenis ventilasi yang dominan di sana.” Ventilasi alami bisa dipilih jika pasar lebih menyukai sapi yang rutin di keluarkan dari kandang.

Ventilasi Positive Pressure Tube
Sistem ventilasi ini menggunakan tabung vinil untuk membawa udara segar yang bergerak cepat ke dalam kandang. Beroperasi dengan baik dalam jarak yang relatif pendek.

Cocok untuk iklim bervariasi, tapi tidak terlalu panas dan lembap. Kandang kecil dengan kapasitas 100 ekor atau kurang, dengan dinding samping yang tertutup dan langit-langit rendah.

Bisa diterapkan untuk daerah dengan biaya listrik tinggi dan dimana pasar menyukai sapi rutin di keluarkan dari kandang. Letak pintu kandang fleksibel dengan ventilasi model ini. Karena udara dipaksa masuk ke dalam kandang menggunakan tabung vinil.

Ventilasi Positive Pressure Hybrid
Kipas dipasang tidak di atas stall, tapi di sepanjang kedua dinding samping kandang untuk mendorong udara dari samping ke arah sapi-sapi. Pada musim panas tirai ditutup dan kipas dinyalakan. Pada musim dingin tirai dibuka sehingga pada dasarnya menggunakan ventilasi alami.

Sistem ini cocok untuk daerah dengan iklim bervariasi yang tidak terlalu panas dan lembap. Untuk kandang sempit panjang dengan tata letak empat baris head to head dan feed lane ada di tengah.

Wilayah yang biaya listriknya tinggi bisa menerapkan ventilasi ini, karena tipe ini cukup rendah listrik meskipun membutuhkan banyak kipas. Namun biaya instalasi kipas bisa tinggi. Cocok untuk pasar yang menghendaki sapi mempunyai akses keluar kandang.

Ventilasi Low Roof Tunnel
Ventilasi low roof tunnel dengan dinding samping polycarbonate cocok untuk iklim panas, namun tidak bagus untuk wilayah yang mempunyai musim dingin.

Jadi sistem ini cocok untuk daerah dengan iklim panas sepanjang tahun. Kandang yang ideal yaitu dengan tiga feed lane dan delapan baris stall, sebaiknya panjangnya kurang dari 150 meter.

Karena membutuhkan listrik cukup tinggi maka ideal untuk daerah dimana biaya listriknya rendah. Juga jika pasar tidak masalah jika sapi di kandang terus-menerus, karena kandang dengan ventilasi seperti ini harus tertutup terus.

Ventilasi Hybrid Tunnel
Vetilasi tipe ini menggunakan kipas-kipas kubah untuk menarik udara dari dinding samping, lalu di keluarkan melalui tengah-tengah atap. Kipas ditaruh di bagian tengah atap untuk membantu aliran udara agar udara terjaga dekat dengan sapi.

Tidak cocok untuk daerah yang panas sepanjang tahun. Cocok untuk daerah dimana musim panasnya lebih panas dan lebih dingin di musim dingin. Tunnel digunakan saat musim panas dan ventilasi alami digunakan di musim dingin.

Kandang yang ideal adalah dengan tiga feed lane dan delapan baris stall dan panjangnya kurang dari 150 meter. Membutuhkan banyak kipas sehingga bagus untuk daerah yang biaya listriknya murah. Pada ventilasi tipe ini sapi bisa rutin sesekali di keluarkan dari kandang ke padang rumput.

Ventilasi Cross dengan Penyekat
Penyekat digunakan untuk menciptakan kecepatan udara dan mengarahkan udara yang diperlukan di resting area sapi. Penyekat harus dapat ditarik atau dibuka di musim dingin. Harus hati-hati karena penumpukan suhu dan akumulasi panas di dalam kandang adalah masalah dengan desain ventilasi ini. Sebaiknya menggunakan evaporative cooling.

Cocok untuk daerah dengan iklim bervariasi. Kandang lebar dengan beberapa feed lane dan hingga 10 baris stall. Hemat listrik, sapi di kandang terus-menerus.

Ventilasi Croos Tanpa Penyekat
Ventilasi tipe ini menggunakan kipas untuk menciptakan kecepatan udara di stall. Kipas dipasang menyilang di atas stall, sehingga didapat udara yang bergerak cepat di tempat sapi beristirahat. Pendinginnya menggunakan evaporative cooling.

Biaya instalasi dan pengoperasian lebih mahal dibanding yang memakai penyekat karena lebih banyak kipas yang dipasang. Cocok untuk daerah yang iklimnya bervariasi. Kandang lebar dengan beberapa feed lane dan stall lebih dari 10 baris. Ideal ketika biaya listrik di daerah tersebut rendah dan pasar tidak masalah jika sapi di kandang terus-menerus.

Ventilasi Cross ‘Big Box’ dengan Langit-langit Rendah
Pada tingkat maksimum mampu menciptakan kecepatan udara yang memadai di tempat sapi beristirahat. Kandang mempunyai langit-langit rendah sekitar 5-5,5 m tingginya. Kotak udara ditaruh di langit-langit untuk mengarahkan udara ke sapi dan sekitarnya. Kipas masih digunakan tapi hanya sedikit, menggunakan evaporative cooling.

Cocok untuk daerah dengan iklim panas sepanjang tahun dan kandang lebar dengan beberapa feed lane dan kurang dari 10 baris stall. Membutuhkan banyak listrik dan sapi di kandang terus-menerus. (NDV)

MENJAGA SALURAN PERNAPASAN

Brooding sukses, pernapasan beres. (Istimewa)

Penyakit pada sistem pernapasan unggas bisa dibilang ngeri-ngeri sedap. Selain menunjukkan gejala klinis yang serupa dan kadang tidak spesifik, daya bunuhnya juga luar biasa. Jangan lupakan juga penyakit zoonotik seperti AI (Avian Influenza) yang juga menyerang sistem pernapasan.

Ayam modern memang banyak memiliki kelebihan, terutama dari segi performa produksi dan kecepatan pertumbuhan. Namun begitu, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ayam modern cenderung lebih mudah stres yang berdampak pada turunnya performa, bahkan berujung kematian.

Bicara saluran pernapasan, sistem ini merupakan sistem terbuka yang berhubungan langsung dengan dunia luar layaknya saluran pencernaan. Jadi, sistem pernapasan juga merupakan pintu masuk bagi agen-agen penyakit dari luar tubuh ayam. 

Kenyamanan Ayam
Fokus dalam menanggulangi dan mencegah penyakit pada saluran pernapasan utamanya adalah menciptakan supply kualitas udara yang baik dan berkelanjutan. Oleh karenanya, beberapa titik kritis harus diperhatikan agar sistem ventilasi di kandang maksimal dan membuat ayam nyaman di dalamnya.

Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni konstruksi kandang. Kandang yang apik dengan kualitas udara yang baik akan membuat penghuninya bernapas dengan nyaman. Di masa kini, bisa dibilang kandang closed house adalah sebuah keniscayaan, namun karena berbagai macam alasan, mayoritas peternak Indonesia masih mengadopsi “madzhab” kandang terbuka (open house) dengan tipe postal maupun panggung. 

Kedua tipe kandang terbuka tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun begitu konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Prinsip pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan dapat memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam pembuatan kandang karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Oleh karena itu, konstruksi kandang tidak boleh sembrono dan “setengah-setengah”.

Kandang harus kuat terhadap terpaan angin dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu, perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, tetapi bukan murahan. Artinya, membangun kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat tanpa mengurangi kekuatan kandang.

Sales Representative PT Big Dutchman Indonesia, Arfiyan Sudarjat, mengatakan, memang perubahan iklim dan cuaca sekarang sangat ekstrem, apalagi di negara-negara tropis seperti Indonesia, keadaan ini akan menyebabkan ayam menjadi stres, karenanya closed house menjadi sebuah solusi dalam menjaga kualitas udara dalam kandang.

“Kenyataannya memang seperti itu, namun karena faktor biaya (utamanya) orang jadi enggan bikin closed house, padahal closed house adalah investasi yang menjanjikan dan dapat digunakan jangka panjang. Kalau murah atau mahalnya itu tergantung peternak mau yang sederhana atau yang kompleks,” kata Arfiyan.

Ia tidak menyalahkan mindset masyarakat dan peternak yang masih menganut sistem kandang terbuka, tetapi lebih menyarankan kepada mereka agar lebih ketat dalam manajemen pemeliharaan, utamanya biosekuriti, selain juga memperhatikan... (CR)


Selengkapnya baca di Majalah infovet edisi Juni 2019.

PERSOALAN SEKAM DAN PENYAKIT PERNAPASAN AYAM, INI SOLUSINYA

Sekam yang diolah dengan baik dapat dimanfaatkan berulang kali, khususnya untuk kandang closed house. (Foto: Dok. Infovet)

Sekam lantai kandang pada ayam broiler, merupakan upaya untuk menjaga kesehatan dan mendongkrak produktivitas. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang kotor dan mengandung aneka gas buang yang berasal dari kotoran (feses), tumpahan pakan yang bercampur dengan air, harus semaksimal mungkin bisa ditekan.

Untuk meminimalisir hal tersebut pada kenyataannya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Menurut konsultan perunggasan, Dhanang Purwantoro, feses cenderung terkumpul dan menumpuk, yang pada akhirnya menimbulkan persoalan.

“Hal itulah yang menyebabkan ayam rentan menderita gangguan kesehatan, terutama penyakit pernapasan,” katanya kepada Infovet saat ditemui pada suatu acara pertemuan peternak broiler closed house di Malang, April lalu.

Dhanang menjelaskan, persoalan sekam pada ayam potong saat ini semakin serius dan harus segera dicarikan solusinya. Apalagi sekarang harga sekam semakin mahal dan kadang sulit didapat. Belum lagi ongkos bongkar dan pembuangan pasca panennya. Untuk itu, kata dia, diupayakan mengelola sekam menjadi lebih baik dan sehat, khususnya kandang closed house.

Sebab, sekam yang kotor merupakan sumber utama agen penyakit untuk berkembang biak dan menyebar, selain menyebabkan bau tak sedap dan mencemari lingkungan sekitar kandang. Lebih lanjut, ada beberapa jenis gas yang muncul dan bersifat destruktif terhadap kesehatan ayam, seperti amonia (NH3), asam sulfida (H2S) dan jenis gas lainnya, serta aneka mikroorganisme patogen.

“Gas buang itu semakin meningkat volumenya seiring dengan bertambahnya umur ayam. Ini menjadi pemantik awal terdegradasinya stamina ayam. Apabila peternak lalai dan membiarkan lantai sekam kotor, muncul potensi aneka gangguan kesehatan dan berbagai sergapan penyakit,” jelasnya.

“Berbeda jika peternak mau mengelola dan mengolah sekam dengan baik, umumnya ayam akan tumbuh sehat dan performanya relatif lebih baik.”

Mengolah Sekam
Mengolah dan mengelola sekam kini menjadi tren yang tengah dikembangkan tim Agrikencana Perkasa Klaten, Jawa Tengah. Dari beberapa keluhan peternak, dilakukan kajian mendalam mengenai pengolahan sekam. Hasilnya terbukti sekam dapat digunakan lebih dari 10 kali periode pemeliharaan ayam.

Menurut Dhanang, peternak hanya perlu melakukan penyemprotan pada lantai sekam menggunakan probiotik yang berisi mikroorganisme tertentu. Hal itu dilakukan sejak chick in, masa pemeliharaan, hingga pasca panen. Maksud dari pengolahan sekam tersebut membantu... (iyo)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Juni 2019.

DAUR ULANG SEKAM DENGAN PROBIOTIK, AYAM TETAP SEHAT DAN PRODUKTIF

Suasana pertemuan pengelola closed house dengan PT Agrikencana Perkasa di Magelang, Rabu (24/4). (Foto: Infovet/Untung)

Sebuah kajian empiris dan praksis telah berhasil dilakukan oleh Ir Andreas Gunapradangga selaku Director PT Agrikencana Perkasa dan timnya, dalam menghadapi persoalan sekam pada lantai kandang ayam dengan sistem tertutup/closed house.

Selama ini problematika ketersediaan sekam dan lingkungan nyaris selalu menimbulkan masalah krusial bagi para peternak ayam. Salah satunya adalah persaingan pemanfaatan sekam untuk usaha kegiatan lain (non-perunggasan), sehingga hal itu saat ini membuat persoalan yang sangat serius.

Adapun upaya yang efisien dan efektif dalam pemakaian sekam untuk lantai kandang ayam, diungkapkan oleh Andreas dan timnya, diperkuat dengan pengalaman peternak yang sudah menerapkannya. Yaitu diperlukan suatu bahan aktif yang mampu mengurai material organik di dalam sekam menjadi material organik bentuk lainnya yang sehat dan segar.

Menurut Senior Microbiology PT Agrikencana Perkasa, Dr Untung Mugiarto, bahan yang dimaksud adalah probiotik. Ia menjelaskan, bahwa probiotik merupakan makhluk hidup mikro yang jika digunakan dalam jumlah relatif sedikit dan terukur mampu membawa manfaat besar dan membawa banyak keuntungan.

“Ukuran/dosis dan jenis mikroorganisme menjadi hal yang sangat penting. Sebab, kandungan dari probiotik tersebut mempunyai korelasi dengan potensi yang diharapkan,” kata Untung pada pertemuan dengan peternak ayam di Magelang, Rabu (24/4/2019).

Sementara menurut Andreas, dihadapan peserta yang hadir, dijelaskan bahwa hanya sedikit probiotik yang beredar dengan kandungan mikroorganisme yang bermanfaat pada perunggasan. Produk miliknya jika dimanfaatkan dengan benar dan sesuai formula pada sekam terbukti dapat menguraikan amonia dan material organik lainnya, sehingga lingkungan kandang menjadi lebih bersih dan sehat.

Salah satu pengelola closed house yang sudah merasakannya, Asep Safruddin, Manager Farm PT QL Subang, mengungkapkan bahwa elemen penting yang menjadi hal penting sering dilupakan, contohnya kesehatan kandang secara mikro, yaitu olah sekam untuk menekan gas amonia dan asam sulfida.

Pengalaman Asep, daur ulang sekam dengan aplikasi probiotik pada kandang closed house, mampu dilakukan selama 13 kali periode pemeliharaan ayam. “Hal ini jelas membuat ongkos pengeluaran produksi semakin irit, serta yang lebih utama adalah ayam masih tetap produktif dan sehat,” ucapnya. (Iyo)

Meninjau Kinerja Kipas dan Listrik di Kandang Closed House

Pembuatan kandang closed house. (Sumber: Istimewa)

“Betul, Pak. Gunakan kipas pabrik, jangan kipas rakitan seperti saya,” ujar Dina (bukan nama sebenarnya), seorang peternak dalam Focus Group Discussion lewat aplikasi Telegram yang diadakan oleh Asosiasi Peternak Ayam Indonesia (APAI).

Dina telah memulai usaha ayam broiler di Gorontalo. Awalnya, budidaya dilakukan dengan menggunakan kandang konvensional. Seiring dengan maraknya penggunaan closed house di kalangan peternak Indonesia, ia pun memberanikan diri untuk mengubah kandangnya, dari konvensional ke closed house. Sayang, usahanya di awal harus melewati ujian berat.

“Kendala saya di awal sudah banyak kematian ayamnya. Dari 15 ribu ekor yang dimasukkan, 12 ribu ekor mati dan yang terpanen hanya 3 ribu ekor. Pada panen kedua, ayam dipanen pada usia 26-30 hari. Masih ada hasil meskipun sedikit,” keluhnya.

Dari pengakuannya, Dina menggunakan kipas rakitan untuk menyuplai udara dalam kandang broiler dua lantainya yang berukuran 106 m x 8 m. Dengan daya listrik 16.500 watt, PLN mengaliri listrik ke kandang dengan kabel sepanjang 1.000 m. Karena jauh dari gardu listrik, kabel disangga menggunakan 25 tiang. “Dapat voltase 385. Namun, saat digunakan, voltasenya turun, listrik sering mati, sehingga blower tidak maksimal. Jadi merugi,” terangnya.

Namun, ada satu hal yang terus menggelayut dalam pikiran Dina. Dengan kemitraan yang berbeda, kandang closed house milik temannya lebih berhasil. Dari 5.300 ekor ayam, temannya mendapatkan bobot 10 ton atau rata-rata 1,8 kg per ekor. “Padahal menggunakan blower rakitan yang sama dan kecepatan anginnya tidak sampai dua,” bebernya.

Mengecek Kinerja Kipas
“Bila listrik di sekitar lokasi sering padam dan tidak ada pemberitahuan, hati-hati. Segera atasi dengan menyalakan genset yang sangat prima dan selalu siap untuk dihidupkan,” ujar Marsis, peternak ayam broiler dari Kediri.

Menurut Marsis, padamnya listrik akan berpengaruh pada alat kipas dan dinamo. Temptron pun bisa terbakar. Akibatnya, aktivitas buka-tutup tirai harus sering dilakukan dan menyebabkan stres pada ayam. Stres mengakibatkan turunnya ketahanan fisik ayam sehingga memudahkan peluang masuknya virus penyakit. Dampaknya, tingkat kematian tinggi, makan banyak tetapi bobot ayam tidak bisa naik, FCR tinggi, IP rendah dan pada akhirnya peternak merugi.

Cara mengetahui kecepatan kipas. (Sumber: Agus Yohani. S)

Sementara, Agus Yohani Slamet, mengatakan bahwa secara prinsip penggunaan kipas rakitan ataupun pabrikan bisa dilakukan. “Hal yang harus diperhatikan adalah daya kerja kipas tersebut. Berapa kemampuan daya hisapnya. Kalau kipas produksi pabrikan yang sudah SNI bisa diketahui daya hisapnya,” ujarnya.

Pemilik Tembalang Poultry Equipment itu menambahkan, bahwa prinsip utama dalam kandang closed house adalah aliran udara (mekanika fluida), di mana kipas atau blower menjadi alat utama untuk menghisap udara.

Kapasitas atau daya kerja kipas atau blower sangat penting untuk diukur karena terkait dengan jumlah kipas yang diperlukan dalam satu kandang. Meskipun pabrikan telah mengeluarkan standar daya kerja kipas atau blower, pengalaman di lapangan tidak selalu sama.

Cara menghitung kapasitas kipas atau blower tidak rumit. “Cukup menggunakan anemometer,” ungkapnya. Pengukuran dilakukan dengan cara menempelkan anemometer pada kipas. Selanjutnya, lakukan pengukuran yang sama pada sembilan titik sebar. Kemudian hitung kecepatan angin rata-ratanya. (Cara penghitungan bisa dilihat pada Gambar1. Contoh Penghitungan Kapasitas Kipas)

Gambar 1. Contoh penghitungan kapasitas kipas. (Sumber: Agus Yohani. S)

Dengan cara tersebut, pengguna bisa mengetahui daya kerja kipas atau blower yang digunakan dalam 0 pascal atau tanpa hambatan. Namun, dalam kandang pasti ada hambatan yang memerlukan perhitungan lanjutan. Sebagai gambaran, besarnya kapasitas kipas pada tekanan tertentu bisa dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Besarnya kapasitas kipas pada tekanan tertentu. (Sumber: Agus Yohani. S)

Dengan mengetahui daya kerja kipas atau blower, peternak bisa menentukan jumlah kipas atau blower yang akan digunakan. Selain itu, peternak juga bisa menghitung jumlah colling pad atau celldeck yang dibutuhkan.

Sumber Listrik Adalah Kunci
Dalam peternakan yang menggunakan kandang closed house, listrik adalah faktor vital yang menunjang keberhasilan budidaya. Kondisi listrik yang sering mati tentu tidak kondusif untuk menjalankan sistem closed house.

Untuk kasus yang menimpa kandang closed house milik Dina di Gorontalo, Agus menyarankan empat langkah yang perlu diperhatikan.

Pertama, tetapkan populasi sebanyak 12.500 ekor ayam dengan bobot masing-masing 2 kg atau 25 ton. Di awal, jangan terburu-buru menaikkan tonase. Jika ingin panen degan bobot 1,5-1,6 kg per ekor, populasi ditingkatkan hingga 16.000 ekor, dengan tetap mempertahankan tonase 25 ton.

Kedua, pasang kipas 3-phase berukuran 52” sebanyak lima buah. Primerisasi jaringan 3-phase ke kandang harus dilakukan dengan meminta ke regional PLN. Trafo dan meteran sebisa mungkin berada di kawasan kandang.

Ketiga, gunakan kontroler klimatron. Alat ini akan membantu pengaturan hidup-matinya kipas, sesuai dengan bobot harian ayam di kandang.

Keempat, jika ketiga langkah tersebut telah terpenuhi, fokus selanjutnya pada manajemen ayam. “Kunci paling penting ada di primerisasi PLN. Bisa dikatakan, PLN lah yang bisa menentukan sukses atau tidaknya closed house yang digunakan,” pungkasnya. (Rochim)

Kandang Bersih, Kering dan Nyaman untuk Pedet



Pedet merupakan target utama keuntungan pada beef cattle breeding, sedangkan pada  dairy cattle merupakan income kedua setelah produksi susu. Selamatkan pedet kita... selamatkan pedet kita... kata-kata itu merupakan slogan utama pada breeding untuk replacement atau untuk bakalan. Angka kebuntingan yang tinggi menjadi sia-sia jika angka kematian pedet tinggi. Sebaliknya, angka kebuntingan rendah diikuti kematian pedet tinggi, maka tidak ada lagi harapan breeding (ibarat menyonsong senja). Tender loving care, sayangi pedet seperti menyayangi keluarga sendiri, tentunya dengan ilmu dan kasih sayang.

Pedet sebagai bagian dari keluarga peternak selayaknya diperlakukan sebaik mungkin. Kecukupan kebutuhan pangan (kolostrum, susu segar/susu induk, milk replacer, rumput dan calf starter sesuai standar kualitas), kebutuhan papan (kandang yang bersih, kering dan nyaman). Kecukupan pangan dan papan berbanding langsung dengan perfoma pedet ke depan akan menjadi generasi unggul dalam produksi dan reproduktivitasnya.

Kandang pedet secara umum terdapat dua macam, yakni koloni atau individual, menyusu induk (pedet sapi potong) atau terpisah dari induk (perah dan potong). Kandang koloni memiliki beberapa kelebihan dalam hal efisiensi waktu, yaitu pemberian pakan, susu dan pembersihan kandang, serta efisiensi biaya pembuatan kandang. Kelemahan kandang koloni yakni sulit melakukan kontrol asupan nutrisi dan susu masing-masing pedet, resiko penyakit dalam populasi lebih tinggi akibat kontak fisik terhadap anggota kelompok yang sakit, lebih sulit pula dalam penanganan penyakit dan potensi munculnya hairball.

Kemudian kandang individual, memiliki kelebihan diantaranya mudah dalam melakukan pengaturan pemberian pakan, susu, resiko penularan penyakit karena kontak fisik pedet lain relatif kecil, parameter perfoma dapat teramati dengan baik, pengawasan dan penanganan penyakit lebih terfokus. Kekuranganya yakni butuh biaya lebih besar untuk pembuatan kandang dan waktu membersihkan kandang lebih lama.

Berikut beberapa contoh desain kandang (koleksi pribadi dan cowsmopolitan dairy magazines)



Pedet sapi potong, pedet menyusu ke induk secara alamiah di kandang maternity. Induk harus mendapat nutrisi cukup untuk kebutuhan pokok, pemulihan pasca beranak, involusi uterus dan produksi susu untuk pedet. Induk sapi potong memiliki waktu laktasi lebih pendek dan produksi susu lebih sedikit dari sapi perah. Kandang pedet bercampur induk harus bersih, kering dan nyaman untuk induk dan pedet.




Kandang koloni pedet sapi potong, penyediaan rumput dan air minum sejak umur dua minggu, efektif mencegah terjadinya hairball, serta dilatih makan biji-bijian (grain), seperti soy bean meal dengan crude protein sekitar 44% mulai umur satu bulan.



Tidak semua pedet lahir dalam kondisi nyaman, sehat atau induk yang sehat dan baik. Pedet dengan kriteria lahir lemah, induk tidak ada kolostrum, produski susu induk kurang, induk tidak memiliki sifat keibuan (no motherly dam), lahir buta, induk tidak sehat, induk mastitis atau lahir pada kondisi tidak standar, seperti hujan deras disertai angin sehingga butuh penanganan khusus. Pedet-pedet tersebut dipisahkan dari induk ke kandang pedet model individu atau koloni dengan pemberian susu dari sapi perah.


Kandang individu harus lebih rapi, pedet terkontrol, namun merasa “dunia itu sepi”. Hati-hati memilih jenis alas, alas dari serbuk gergaji atau saw dust, debunya beresiko menimbulkan pneumonia aspirasi dan serbuk gergaji lembut jika terjilat pedet tidak bisa dicerna, menimbulkan sumbatan pada saluran cerna. Pemberian susu tidak disarankan pada ember hitam (lihat foto), karena bisa bercapur dengan bulu-bulu pedet dan rawan terjadi air susu masuk ke hidung pedet (tersedak).


Kandang koloni idealnya dilengkapi dengan hay untuk melatih perkembangan rumen, dilengkapi creep feeder, calf starter dan air minum. Beeding (alasnya) cukup comfort dan aman berupa hay atau jerami, namun butuh anggaran pembelian alas.

Drh Joko Susilo saat di kandang sapi.
Kandang pedet sapi perah individu memiliki model yang cukup bagus, namun masih memiliki beberapa kelemahan, yaitu pedet masih bisa saling menjilat (bulu dan bertukar kuman), jika petugas kebersihan kandang (pen cleaning) bekerja lebih awal dibanding kontrol oleh petugas kesehatan hewan, maka kemungkinan banyak kasus diare yang tidak terlihat karena bekas-bekas diare dilantai/tembok dan bagian bulu sekitar rektum telah bersih. Padahal diare merupakan ancaman pertama atau kedua pada kematian pedet, jika hari ini diare tidak tertangani, mungkin besok pedet mati atau menular ke pedet lain. ***

Drh Joko Susilo M.Sc
Medik Veteriner Muda,
Balai Veteriner Lampung

ADU NASIB DI KANDANG CLOSED HOUSE

Contoh kandang closed house. (Sumber: HighTop)
Berawal dari daerah subtropis dengan iklim empat musim, kini penerapan sistem kandang closed house telah merambah peternakan di daerah tropis, khususnya Indonesia. Potensi untung menarik peternak mencari peruntungan di sistem kandang ini.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer