Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Kalimantan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PONDOK PESANTREN INI BISA MANDIRI BERKAT USAHA PETERNAKAN

Suasana di Kandang Sapi Milik Ponpes Assalam
(Sumber : Istimewa)

Sejak pertama berdiri, Pondok Pesantren Assalam Kutai Barat sudah mengembangkan bisnis peternakan lewat penggemukan sapi. Walaupun masih menggunakan pola sederhana, kini mereka sudah mampu memasok kebutuhan sapi kurban internal pesantren dan kebutuhan masyarakat sekitar.

Dengan total sekitar seribu santri, Pondok Pesantren (Ponpes) Assalam rutin menyembelih 40-50 ekor sapi setiap tahunnya untuk kebutuhan kurban. Oleh sebab itu, sejak berdiri 32 tahun lalu, sudah diinisiasi dengan usaha peternakan lewat penggemukan sapi mandiri.

“Sistemnya belum sematang sekarang. Bisa dibilang sejak 1992-2018 itu pondok belum punya kandang sendiri, belum punya lahan untuk pakan. Jadi sistemnya gaduh, pondok yang punya modal dan sapi dititipkan untuk dirawat oleh masyarakat. Nanti dipanen untuk dijual dan kebutuhan pondok,” beber Manajer Operasional Unit Usaha Ponpes Assalam Adam Ridho Muzakki.

Skalanya diakui tidak besar, kurang dari 20 sapi. Selain itu, juga ada kambing yang ikut dikembangkan dengan pola serupa. Masuk 2018, dimulai inisiasi membangun kandang pribadi, lokasinya tak jauh dari ponpes.

Dengan kapasitas 20 sapi. Tidak lagi menggunakan sistem gaduh, sapi dibeli mulai bibit dan digemukkan di kandang. Pondok mempekerjakan empat orang untuk operasional.Seiring waktu, usaha terus berkembang.

“Ponpes Assalam mendapat kesempatan menjadi mitra binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim. Dari situ, mulai lebih matang untuk usaha peternakannya. Mulai fokus ke sapi, sekarang sudah ada kandang yang lumayan di daerah Rejo Basuki, Barong Tongkok. Di atas lahan milik pondok seluas satu hektare, kapasitas kandang itu 80-100 sapi,” lanjut Ridho.

Di lahan yang sama, dibangun juga rumah untuk penjaga lahan. Ada pula lahan khusus untuk ditanami rumput guna kebutuhan pakan seluas 2 hektare. Benar-benar fokus dan serius mengembangkan kemandirian pesantren lewat peternakan.

Dijelaskan Ridho, jika pasar terbesar usaha peternakan itu, yakni saat momen Iduladha. Seiring tahun, masyarakat sekitar pondok juga sudah mengenal jika pondok memiliki usaha peternakan khususnya sapi. Sehingga, tak jarang yang mencari sapi kurban datang langsung ke pondok atau ke kandang.

Diakui Ridho jika sampai saat ini, usaha tersebut memang fokus untuk memenuhi kebutuhan internal pondok terutama saat Iduladha. Barulah diperjualbelikan.

“Kebutuhan pondok banyak, apalagi kalau kurban itu harga tinggi. Kualitas sapi untuk dibeli dalam jumlah banyak juga terbatas karena permintaan juga tinggi. Jadi, untuk meminimalkan pengeluaran pondok beli sapi di luar, kami ternak sendiri. Kualitas terjamin dan harga sapi bersaing,” jelasnya.

Setiap tahun, mereka memiliki pelanggan tetap. Selain masyarakat sekitar, juga beberapa perusahaan sekitar. “Ada yang rutin beli 9-10 ekor sapi. Selain untuk kurban, masyarakat yang sudah tahu, juga ada yang datang ke kandang di luar momen kurban untuk beli sapi. Umumnya untuk acara,” sebutnya.

Perlahan tapi pasti. Walau kapasitas produksi masih di bawah 100 ekor sapi per tahun, namun perkembangan itu tetap ada. Apalagi, permintaan sapi kurban selalu meningkat setiap tahun.

“Di Kutai Barat ini jumlah penduduk sedikit, bisa dibilang rumah potong hewan (RPH) itu hampir enggak ada. Masyarakat yang jual daging ya jagal sendiri, jadi ke depan harapannya kami bisa punya RPH juga. Bagian dari pengembangan usaha,” lanjut dia.

Selain RPH, harapan besar yang tersimpan yakni memiliki unit usaha turunan.

“Selama ini, jual sapi hidup kan lebih murah ketimbang sudah jadi daging. Jadi mau ke arah sana. Tapi, terdekat mau wujudkan RPH dulu. Kami sudah dapat pembekalan terkait, bagaimana penggemukan sapi dan pemotongan steril dan terstandar,” jelas Ridho.

Berharap bisa melebarkan usaha, misal membuat olahan sapi siap saji. 

“Kaya buat rendang, usaha pembuatan pentol daging atau bakso. Jadi, produk turunan itu bisa meningkatkan ekonomi pesantren lebih lagi. Alhamdulillah, sejauh ini dari peternakan sudah sangat cukup membantu perekonomian pesantren secara mandiri,” tutupnya. (INF)

VAKSINASI PMK DI KALIMANTAN DIMULAI

Vaksinasi pada kerbu rawa, bentuk pengendalian PMK di Kalimantan. (Foto: Dok. Sulaxono)

Dalam rangka pengendalian dan pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kalimantan, Kementerian Pertanian, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, melalui Balai Veteriner Banjarbaru telah menyerahkan vaksin PMK ke Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Penyerahan vaksin tahap pertama yang diserahkan ke dinas provinsi ini dilakukan langsung oleh Kepala Balai Veteriner Banjarbaru. Penyerahan dilakukan dalam rangka pengebalan aktif pada ternak sehat di daerah terdampak serangan PMK atau zona merah dan daerah yang belum terdampak PMK.

Sebagaimana diketahui, PMK masuk ke Kalimantan sebagai akibat masuknya ternak sapi dari Jawa Timur, sebelum Jawa Timur dinyatakan sebagai zona tertular PMK. Sapi dan kambing masuk ke Kalimantan Tengah melalui Pelabuhan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat pada akhir Mei 2022. Pada awal Juni 2022, PMK terkonfirmasi di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan yang terkonfirmasi dengan hasil pengujian serologi dengan metode Elisa serta virologi dengan metode RT-PCR.

Penyerahan vaksin PMK untuk Kalimantan diikuti dengan pelaksanaan vaksinasi di berbagai Kabupaten di Kalimantan Selatan serta Kallimantan Tengah. Sebanyak 2.442 ekor berbagai jenis ternak telah divaksin PMK pada 24-25 Juni 2022 dari total target 4.200 dosis vaksin teralokasi untuk Kalimantan Selatan.

Vaksinasi PMK juga dilakukan di BPTU-HPT Pelaihari untuk pencegahan ternak sapi Madura dan kambing PE. Vaksinasi PMK perdana untuk Kalimantan Tengah dimulai dari Kota Palangkaraya. Sebanyak 202 ekor sapi telah divaksin pada pelaksanaan pertama. Alokasi Vaksin PMK pertama untuk Kalimantan Tengah sebanyak 2.700 dosis. Alokasi vaksinasi PMK untuk Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 3.900 dosis.

Pelaksanaa vaksinasi PMK di Kalimantan dilaksanakan pada ternak sapi, kambing serta kerbau rawa. Kerbau rawa merupakan salah satu komoditas ternak yang ada di beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Kendati demikian, belum ada laporan atau konfirmasi diagnosis PMK pada kerbau rawa di Kalimantan.

Vaksinasi PMK di Kalimantan secara serempak dilakukan oleh tenaga medik, paramedik Balai Veteriner Banjarbaru bekerja sama dengan Satgas pengendalian PMK provinsi yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur. Pelaksanaan vaksinasi juga dilaksanakan bersama dinas kabupaten yang melaksanakan fungsi pembangunan peternakan. (SH)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer