Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Itik Hibrida | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Formula Pakan Itik Hibrida

Permintaan itik kian meningkat seiring minat masyarakat untuk membudidayakannya.

Itik/bebek merupakan jenis unggas yang kini semakin digemari, karena selain diternakan sebagai unggas petelur, itik juga bias dijadikan sebagai unggas pedaging, bahkan bulu dan kotorannya pun memiliki nilai manfaat yang tidak sedikit. Daging itik juga memiliki cita-rasa yang tidak kalah sedapnya dibandingkan dengan daging ayam dan ikan. Jadi sangat wajar bila kini banyak menjamur warung, restoran dan hotel berbintang yang menyajikan menu olahan daging itik.


Namun sayang, tingginya permintaan (demand) terhadap itik pedaging ini tidak sebanding dengan pasokannya (supply) yang ada. Salah satu penyebabnya ialah pasokan masih mengandalkan itik petelur afkir lokal di samping pertumbuhannya yang lambat bila diarahkan sebagai itik pedaging. Ditambah lagi dengan fenomena di mana banyak peternak menjual itik betina produktif sebagai itik pedaging karena tergiur oleh naiknya permintaan pasar dan harga yang tinggi, padahal itik betina produktif diperuntukan sebagai pembibitan.

Kondisi ini mendorong para peneliti dari lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi dan peternak sendiri mengembangkan varietas baru dengan pemurnian unggul, yaitu menyilangkan berbagai induk itik yang memiliki sifat unggul sehingga tercipta itik yang memiliki gabungan keunggulan tetuanya. Itik hasil pemurnian sifat unggul ini disebut itik Hibrida, di mana saat ini pertumbuhan dan produksi telur itik Hibrida hampir menyamai produksi telur dan daging ayam ras.

Keunggulan itik Hibrida secara genetik sudah barang tentu membutuhkan persyaratan manajemen yang lebih baik antara lain, pemeliharaan secara intensif, biosekuriti, pencatatan (recording) dan kecukupan gizi.

Itik Hibrida Hasil Persilangan
1. Itik MA (Mojosari x Alabio)
Itik MA yang lebih dikenal dengan nama itik "Raja" (jantan) dan itik "Ratu" (betina), adalah hasil persilangan antara itik jantan Mojosari umur 7-8 bulan dan itik betina Alabio umur 6-7 bulan melalui teknik Inseminasi Buatan (IB), di mana kelompok itik Mojosari dan kelompok itik Alabio sebagai bibit harus mengalami proses seleksi ketat. Itik Raja yang menetas dipakai sebagai itik pedaging, sedang itik Ratu dikhususkan untuk petelur. Prestasi itik Raja dengan pemeliharaan intensif dalam waktu enam minggu mampu mencapai bobot badan 1,2-1,4 kg/ekor dengan persentase karkas 60-65%. Sedangkan itik Ratu yang dikembangkan Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, memiliki karakteristik yaitu umur tujuh bulan produksi 50%, umur delapan bulan produksi 80%, puncak produksi 93,7%, rataan produksi 71,5%/tahun, bobot telur 69,7 gr dan konversi pakan 4,10.
2. Itik PMp
Itik PMp merupakan bibit itik pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, yang secara genetis memiliki kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih. Itik PMp diharapkan dapat menghasilkan karkas ukuran sedang atau besar dengan kualitas daging yang prima sesuai permintaan konsumen. Karakteristik itik PMp antara lain, bobot badan umur 10 minggu 2-2,5 kg, umur pertama bertelur 5,5-6 bulan dan rataan produksi telur selama enam bulan 73-78%.
3. Itik Serati
Itik Serati adalah hasil persilangan secara IB antara entog jantan (itik Manila/Itik Muscovy) dengan itik betina lokal, yang menghasilkan daging itik berkualitas tinggi. Penampilan itik Serati yang dikembangkan Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, ialah pada umur delapan minggu memcapai bobot badan 1,8 kg lebih berat dari itik jantan lokal yang digemukkan, membutuhkan pakan 3,29 kg untuk menghasilkan 1 kg bobot badan (lebih efisien dibandingkan itik jantan lokal yang digemukkan membutuhkan 4,24 kg pakan) dan daging dada lebih banyak, serta tidak berbau.

Pakan Itik Hibrida
Secara umum ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan, termasuk pemeliharaan ternak itik. Ketiga hal tersebut adalah 1) Bibit (breeding), menyangkut pemilihan dan penggunaan bibit unggul di tingkat Final Stock. 2) Pakan (feeding), menyangkut penyediaan ransum dan pemberiannya sesuai dengan kebutuhan hidup pokok dan pembentukan daging atau telur. 3) Tatalaksana (management), yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan perkandangan, perawatan, pencegahan, serta pemberantasan terhadap penyakit dan masalah pemasaran. Ketiga factor tersebut masing-masing memiliki hubungan yang erat dan antara satu dengan lainnya saling menunjang, sehingga untuk memperoleh hasil maksimal harus memperhatikan dan melaksanakan ketiga faktor tersebut.

Untuk itik Hibrida pedaging, direkomendasikan kebutuhan gizinya seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1: Rekomendasi Kebutuhan Gizi Itik Hibrida Pedaging
Uraian Kebutuhan Gizi
Periode Starter
(0-14 hari)
Periode Grower
(15-35 hari)
Periode Finisher
(36 hari-panen)
Protein (%)
20-22
18-20
18
ME (Kkal/kg)
2.900
2.900-3.000
2.900
Kalsium (%)
0,9
0,8
2,7
Fosfor (%)
0,65
0,60
0,70
Vit. A (IU)
4.000
4.000
4.000
Vit. D (ICU)
220
220
500
Vit. K (mg)
0,4
0,4
0,4

Sumber: Ir Mahmud Hasan (2013).

Umumnya peternakan itik jauh dari perkotaan di mana bahan baku untuk mencampur pakan sendiri cukup sulit diperoleh, maka dianjurkan untuk mempergunakan konsentrat itik yang dicampur bahan lain sebagai sumber energi dan tambahan protein hewani. Pada Tabel 2 berikut disajikan beberapa formula pakan itik Hibrida pedaging.

Tabel 2: Formula Pakan Itik Hibrida Pedaging Dengan Penggunaan Konsentrat Pabrikan
Bahan Pakan
Formula I (%)
Formula II (%)
Formula III (%)
Formula IV (%)
Konsentrat itik layer
20
16
80
14
Jagung giling
20
16
-
-
Bekatul
60
-
20
22
Nasi aking
-
68
-
22
Ikan kecil
-
-
-
42

Sumber: Ir Mahmud Hasan (2013).

Sedangkan untuk itik Hibrida petelur, kebutuhan gizinya agak sedikit berbeda dengan itik hibrida pedaging, seperti pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3: Rekomendasi Kebutuhan Gizi Pakan Itik Hibrida Petelur
Uraian Kebutuhan Gizi
Starter
(Umur 0-8 minggu)
Grower
(Umur 8-20 minggu)
Layer
(Umur di atas 20 minggu)
Protein (%)
17-20
16
17-19
ME (Kkal/kg)
3.100
2.300
2.800
Kalsium (%)
0,60-1,10
0,60-1,10
2,90-3,25
Fosfor tersedia (%)
0,60
0,60
0,60

Sumber: Unit KomersialisasiBalitnak Ciawi Bogor (2007).

Untuk formulasi pakan itik Hibrida petelur, direkomendasikan seperti pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4: Formula Pakan Itik Hibrida Petelur
No
Bahan Pakan
Jumlah (%)
1
Pakan starter ayam petelur
77,50
2
Dedak halus/polard
13,00
3
Dikalsium fosfat
2,00
4
Kapur
5,00
5
Premiks
0,10
6
Minyak sayur
2,00
7
Methionin
0,25
8
Lysin
0,25
Sumber: Unit KomersialisasiBalitnak Ciawi Bogor (2007).

Demikianlah sekilas tentang formula pakan itikHibrida, semoga hal ini merupakan informasi yang bermanfaat bagi para peternak itik dalam mengembangkan dunia perunggasan khususnya ternak itik Hibrida. (SA)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer