Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Industri Perunggasan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

IPG IKUT SERTA DALAM GELARAN IKMA 2023

Menteri Perindustrian (Kanan) Mengunjungi Booth PT IPG


Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan industri yang cukup berkontribusi pada output industri pengolahan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tahun 2022 IKM berkontribusi sebesar 21,37% output industri Indonesia. 

Masih berdasarkan data yang sama, saat ini populasi IKM berjumlah 4,19 juta unit usaha atau mendominasi hingga 99,7% dari total unit usaha industri di Indonesia. Selain itu, IKM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 12,67 juta orang atau menyumbang 65,52% dari total tenaga kerja industri.

Atas dasar itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada pelaku IKM melalui gelaran Gebyar IKMA 2023. Dalam kegiatan ini, diselenggarakan penganugerahan penghargaan atas sejumlah kompetisi di bidang IKM, diantaranya pemberian penghargaan kepada pemenang kompetisi Indonesia Food Innovation (IFI), Indonesia Fashion and Craft Award (IFCA), dan Startup For Industry (S4I).

Dalam acara puncak Gebyar IKMA 2023 yang berlangsung di The Hall, Kota Kasablanka, Kamis (16/12) yang lalu, terlihat salah satu startup yang bergerak di bidang perunggasan dan pangan yakni PT Inovasi Pangan Global (IPG). Mereka mengikuti rangkaian kegiatan tersebut sebgai peserta dari kompetisi IFI.

CEO PT  IPG Febroni Purba ketika ditemui oleh Infovet mengatakan keikutsertaannya dalam acara tersebut yakni mengenalkan bidang usahanya yakni Ayam Kampung Andalas kepada khalayak. Selain itu ia juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat baik untuk menaikkan exposure, dan berpromosi.

"Kami di sini juga selain promosi sekaligus mencari pengalaman, melakukan business sharing, dan bertukar ide sembari membuka peluang baru dalam hal yang kami geluti. Melalui acara ini kami berharap Ayam Kampung Andalas dapat lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan asupan protein hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal," tuturnya. 

Ia juga membeberkan selama mengikuti kegiatan tersebut dirinya mendapat banyak manfaat. Salah satunya yakni pihak Kemenprin turut aktif dalam membantu mengurus perizinan yang dibutuhkan oleh usaha yang ia geluti.

“Jika kolaborasi ini berjalan maka pelaku usaha kecil menengah bisa lebih cepat tumbuh menjadi perusahaan besar,” ucapnya.

Meskipun belum mendapatkan juara dalam kompetisi tersebut, dirinya mengaku senang dan bersyukur dapat mengikuti IKMA 2023. Ia juga menyarankan kepada para pelaku IKM menengah lainnya agar tetap tidak menyerah, terus membuka peluang, dan serius dalam menggeluti bisnisnya masing - masing. (CR)


AGAR BISNIS PERUNGGASAN STABIL DAN BERDAULAT, INI SOLUSINYA


Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan dengan kualitas gizi yang baik, memperhatikan budaya dan potensi kearifan lokal, membangun sistem pertanian dan pangan dengan kemandirian bukan ketergantungan, prinsip diversifikasi menggunakan produksi dari dalam negeri, menerapkan pola pertanian sistem kekeluargaan, berlandaskan prinsip kebersamaan yang berkeadilan sosial, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Setelah menyimak pemaparan yang disampaikan oleh Peneliti Ahli Muda PR Peternakan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Diana Andrianita Kusumaningrum, dalam webinar yang diselenggarakan BRIN, Selasa (28/11), dengan judul “Assessing the Impact of COVID-19 Pandemic on Small-Holder Poultry Farm Business”. Ketika diberi kesempatan dialog interaktif, maka BTC sebagai seorang praktisi, poultry technical consultant, dan juga pengamat bisnis perunggasan, memberikan tanggapannya.

Agar bisnis perunggasan bisa kembali bangkit dari kelumpuhan, lebih stabil, dan berdaulat di masa mendatang, pemerintah harus mencarikan solusi dan peneliti BRIN berpikir lebih serius lagi untuk melakukan… Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

ALAMI KERUGIAN, PETERNAK AYAM DI SUMBAR MENGADU KEPADA DPRD

Peternak Ayam Mengadukan Keluhannya Kepada Anggota DPRD


Setelah hampir empat periode panen menanggung rugi, akhirnya puluhan peternak ayam yang tergabung dalam Asosiasi Peternakan Close House (APCHADA) Sumbar mengadukan nasibnya ke komisi II DPRD Sumbar,  Selasa (21/11) di Ruang rapat, DPRD Sumbar.

Kedatangan mereka disambut Komisi II DPRD yang membidangi sektor ekonomi, salah satunya peternakan. Hadir juga Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli dan perwakilan Biro Perekonomian Serdaprov Sumbar.

Marlis, Ketua Apchada Sumbar mengatakan bahwa anggotanya yang bermitra dengan salah satu perusahaan rata-rata menderita kerugian. Ada beberapa persoalan yang menyebabkan kerugian bagi peternak ayam tersebut.

Pertama, menjembatani pertemuan antara peternak ayam dengan mitra/perusahaan inti yang memasok bibit serta Kedua, meminta pemerintah daerah membentuk lembaga koordinasi dan menyosialisasikan perda nomor 40 Tahun 2015. Ketiga, meminta pemerintah daerah melakukan evaluasi kualitas pakan dan DOC.

Keempat, lakukan verifikasi pada kandang secara profesional. Jika tak layak maka stop operasionalnya. Kelima, menghentikan pembangunan kandang baru untuk mencegah over populasi dan keenam, menghentkikan operasional kandang milik perusahaan inti karena menurut Marlis, setahunya perusahaan inti tak diperbolehkan memiliki kandang sendiri.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli mengatakan telah menindaklanjuti keluhan yang disampaikan Apchada sebelumnya. Hasil uji laboratorium dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan di Bekasi menyatakan pakan tersebut memenuhi standar SNI.

Namun, dinas akan tetap mencari akar permasalahan tersebut. Dalam waktj dekat saat panen akan diadakan uji ternak. Sementara itu, untuk penghentian pembuatan kandang baru, wewenangnya berada di dinas perizinan kabupaten/kota.

Mewakili Komisi II hadir Ketua Komisi II Mochklasin dan Sekretaris Komisi II, Jefri Masrul. Jefri juga merupakan pengusaha ternak ayam namun dengan pola open house.

“Saya sangat memahami kesulitan peternak karena merugi. Apalagi banyak yang masih perlu membayar cicilan hutang modal ke bank. Kami di Komisi II akan tindaklanjuti aspirasi dan keluhan ini,” katanya.

Ketua Komisi II, Mochklasin mengatakan hal serupa. Komisi II, kata dia, akan segera menjembatani pertemuan guna mencari sumber permasalhan dan mencarikan solusi.

“Kami juga akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan Dinas terkait untuk membahas permasalahan ini dengan lebih mendetail,” katanya.

Mukhlasin juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada Apchada yang telah merangkul para peternak. Selain juga telah memberikan informasi sehingga Komisi II mengetahui ada persoalan yang dihadapi peternak ayam closed house. (INF)

KEMERIAHAN SELKO POULTRY SCHOOL 2023

Selko Poulty School Digelar Meriah


PT Trouw Nutrition Indonesia (TNI) selaku salah satu pemain utama dalam industri feed additive kembali menyelenggarakan Selko Poultry School di Hotel Intercontinental, Pondok Indah, Jakarta pada Selasa (24/10) yang lalu. 

Menurut Wully Wahyuni selaku President Director PT Trouw Nutrition Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan teknologi dan sains terbaru dalam industri perunggasan pada pelaku industri perunggasan di tanah air.

"Kita di sini secara konsisten menggelar Selko Poultry School agar pelaku industri di sini mendapat banyak update mengenai sesuatu yang baru. Bagaimana aspek teknis dan manajemen, dan tentu juga kami ingin lebih dekat para customer. Sebagai partner, Trouw selalu siap dalam membantu para pelaku industri di sini dalam memberikan solusi yang efektif," tutur Wully.

Ia juga mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkenan dan turut menyukseskan acara ini, karena tanpa kerjasama dan kolaborasi yang baik, acara ini tidak digelar dengan penuh kemeriahan dan sukacita.

Dalam kesempatan yang sama Drh Susanto selaku Performance & Health Program Manager PT TNI dalam pemaparannya memperkenalkan lebih dalam kepada para peserta mengenai update internal yang terjadi di perusahaan tempat ia bekerja.

"Kenapa namanya Selko Poultry School, bukan Trouw Poultry School?. Sebenarnya sama saja, Selko ini merupakan brand dari divisi feed additive kami. Kami berharap nama Selko ini bisa menjadi pilihan utama bagi para pelaku industri sekalian," tutur Susanto.

Ia juga mengatakan bahwa Selko sendiri telah menelurkan berbagai macam produk feed additive berkualitas dengan berbagai macam purpose. Dengan segudang portofolionya, Selko siap menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan, mulai dari trace mineral, feed quality, gut health, serta safe from farm to table.

Upgrade Keilmuan dan Teknis

Dalam Selko Poultry School 2023, pembicara yang dihadirkan juga bukan kaleng - kaleng. Kali ini Dr Steve Leeson yang merupakan seorang ahli di bidang nutrisi dan produksi perunggasan didapuk menjadi pembicara utama. Bertindak sebagai moderator yakni Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Prof I Wayan Teguh Wibawan.

Pada sesi pertama, Dr Steve banyak berbicara mengenai isu - isu terkini yag terkait dengan produksi pakan unggas. Di sini beliau mengupas lebih dalam berbagai masalah yang terjadi di bidang produksi pakan unggas, mulai dari meningkatnya harga bahan baku pakan, bahan baku pakan alternatif, penurunan kualitas bahan baku pakan, dan bahkan beliau juga menyinggung masalah perubahan iklim dan masalah mikotoksin.

"Secara umum bahan baku pakan di masa ini mengalami banyak kenaikan harga akibat berbagai macam faktor namun secara kualitas menurun. Hal ini terjadi hampir di seluruh belahan dunia, oleh karena itu dibutuhkan trick agar tetap efektif dan efisien dalam produksi pakan unggas, tetapi tetap tidak menurunkan kualitas dan performa dari unggas," kata dia.

Dalam sesi kedua dan ketiga Dr Steve juga banyak menjabarkan lebih dalam lagi mengenai aspek - aspek teknis agar produksi pakan tetap efektif dan efisien baik untuk pakan broiler dan layer. Misalnya trik penggunaan bahan baku alternatif, penggunaan enzim yang tepat, bahkan sampai kepada ukuran partikel pakan dan teknik pembuatan pakannya.
Selain Pengetahuan, Peserta Juga Berkesempatan Mendapat Doorprize



Total Service Dari Trouw Untuk Pelaku Industri
Trouw sendiri tidak mau ketinggalan, melalui dua pembicara mereka yakni Antoniel Pospissil Goncalves Franco dan Dr Saritha Saraswati memberikan gambaran mengenai perkembangan teknologi, servis, serta pendekatan inovatif Trouw dalam mengintegrasikan nutrisi, kesehatan ternak dan manajemen peternakan untuk memaksimalkan kinerja  / hasil produksi.

Dalam pemaparannya Antoniel Franco banyak memaparkan mengenai bagaimana cara mengefektifkan produksi pakan. Di sana ia menjabarkan banyak  opsi dan variabel yang patut diperhatikan dalam produksi pakan yang efektif tanpa mengorbankan performa dan produksi. berbagai inovasi dan solusi milik Trouw juga dijabarkannya dengan gamang.

Sementara itu, Dr Saritha lebih banyak berbicara mengenai NutriOpt yang merupakan teknologi basis data dan layanan portabel online yang dapat diakses langsung menggunakan gawai. Salah satu fungsi dari NutriOPt adalah untuk menganalisis beberapa parameter nutrisi dari bahan baku pakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh tim Trouw Nutrition di seluruh dunia. Parameter yang dapat diujikan misalnya kelembapan, bahan kering, protein, lemak, gula, dan lainnya.

Nantinya sampel bahan baku pakan, atau pakan yang hendak diujikan discan menggunakan Near Infrared Microscope (NIR), dan kemudian akan dicocokkan dengan basis data yang dimiliki oleh Trouw. Penggunaan teknologi tentunya akan memungkinkan pelaku usaha industri pakan dalam menganalisis mutu dan kualitas bahan baku pakan sehingga formulasi yang diberikan dapat lebih presisi dan efektif.

"Kami melakukan pemeriksaan bahan baku tiap tahunnya dari seluruh dunia, data tersebut kami simpan dan kami gunakan dalam NutriOpt, dan selalu up to date. Ini merupakan salah satu servis kami bagi para customer," kata Saritha.

Peserta Poultry School juga dapat menyaksikan langsung bagaimana NutriOpt digunakan. TNI menyediakan unit demo yang digunakan untuk menganalisis bahan baku pakan secara real time. (CR)


PAKAN ALTERNATIF UNGGAS DARI SISA MAKANAN MANUSIA, KOK BISA?

Harga Pakan Unggas Relatif Meningkat Seiring Kenaikan Harga Bahan Baku
(Foto CR)


Pakan merupakan komponen utama dalam pembiayaan sebuah usaha peternakan. Namun begitu, kenaikan harga bahan baku pakan akibat berbagai faktor menjadikan harga pakan semakin tak terjangkau. Selain itu ada banyak isu lain yang kini banyak disoroti termasuk penggunaan AGP dan jejak karbon. 

Para peneliti di University of New England di Australia berupaya mengatasi hal tersebut dengan menciptakan pakan ayam murah yang dapat menghemat hampir USD500 juta per tahun bagi industri perunggasan sekaligus mengurangi polusi yang menyebabkan pemanasan global sebesar 5%.

Temuan ini tentu akan membuat para peternak lebih efisien dalam biaya pakan. Dikutip dari The Cool Down, Kamis (21/9/2023), penelitian dilakukan oleh Food Recycle Ltd. dan Poultry Hub Australia, meneliti dampak pemberian makanan daur ulang pada ayam petelur berusia 24 hingga 34 minggu yang dibuat dari sisa makanan yang dibuang dari tempat pembuatan bir, panti jompo, dan organisasi masyarakat lainnya.

Sisa makanan tersebut diolah dan diubah menjadi pakan ayam dalam bentuk bubuk menggunakan teknologi Food Recycle Limited. Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa pakan tersebut tidak berdampak pada kualitas telur maupun kesehatan ayam.

Dengan mengalihkan sebagian besar limbah makanan yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah, maka akan mengurangi jumlah uang yang dikeluarkan dan emisi yang dihasilkan oleh perusahaan pakan, sekaligus mengurangi jumlah makanan yang beredar melalui aliran limbah.

“Mendaur ulang sisa makanan menjadi pakan unggas akan membantu peternak menghemat biaya pakan, menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi pakan, mengurangi dampak lingkungan dari produksi unggas, dan membantu industri unggas Australia untuk memenuhi permintaan unggas yang lebih berkelanjutan dan rendah produksi karbon,” tulis peneliti Thi Hiep Dao. 

Kemitraan ini memperkirakan bahwa pakan berbasis limbah akan tersedia secara global di lebih dari 20 negara. Chief executive officer Food Recycle Ltd., Norm Boyle, mengatakan dalam waktu lima tahun, pakan sisa makanan daur ulang akan menjadi solusi terbaik secara global untuk industri unggas , babi, dan akuakultur. (INF)





EVALUASI PENYAKIT UNGGAS, LEUKOSITOZOONOSIS YANG ON-OFF

Insekta, khususnya nyamuk Culicoides sp. merupakan vektor biologis dari parasit leukositozoon. Oleh sebab itu, tanpa memberantas vektornya secara tuntas kasus leukositozoonosis akan terus berulang.

Oleh: Tony Unandar (Anggota Dewan Pakar ASOHI)

Fenomena mencegah ledakan kasus infeksius Leukositozoonosis pada peternakan ayam modern ibarat memadamkan nyala api dalam sekam, tidak pernah tuntas. Ledakan kasus sering berulang dan mendadak, tapi secara epidemiologis prevalensinya sporadik. Dalam evaluasi penyakit setiap tahun penyakit malaria ayam selalu hadir, tetapi tidak dalam urutan atas. Tulisan singkat ini mencoba menelaahnya dari kisi-kisi ilmiah yang dilengkapi dengan pengalaman lapang seorang praktisi.

Di alam kasus leukositozoonosis hanya terjadi pada bangsa burung, khususnya pada ordo Anseriformes (unggas air seperti angsa dan itik) dan Galliformes (ayam dan kalkun). Mirip seperti pada kasus berak darah ayam (koksidiosis), agen penyebab termasuk mikroorganisme sel tunggal yang komplit (protozoa) dan mempunyai spesifisitas yang tinggi terhadap induk semang, oleh sebab itu kasus leukositozoonosis umumnya terjadi secara sporadik dan bukan merupakan suatu isu penting bagi kesehatan masyarakat (tidak bersifat zoonosis). Sebagai contoh, Leucocytozoon simondi dan L. anseris menyerang angsa dan itik, sedangkan L. caulleryi dan L. sabrezi menyerang ayam.

Agen penyebab dapat menyerang sel-sel darah, baik sel darah merah (eritrosit) ataupun sel darah putih (leukosit) dan jaringan tubuh lain induk semang, terutama jaringan tubuh yang kaya akan kapiler darah seperti hati, ginjal, paru-paru, limpa, usus dan jaringan otak. Oleh sebab itu, kelainan patologik umumnya sangat mudah dijumpai pada jaringan-jaringan tersebut.

Tabel 1: Taksonomi Agen Penyebab Leukositozoonosis pada Ayam

Filum

Apicomplexa

Kelas

Sporozoa

Ordo

Eucoccidiida

Sub-ordo

Haemospororina

Famili

Plasmodiidae

Sub-famili

Leucocytozoidae

Genus

Leucocytozoon

Spesies

L. caulleryi


L. sabrezi


Siklus hidup agen penyebab tergolong rumit dan terdiri dari tiga fase yang dapat berlangsung selama 3-4 minggu, yaitu:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2022. (toe)

ADHPI SULSEL SOWAN KE DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN PROVINSI SULSEL

ADHPI Wilayah Sulsel Diterima Kepala Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Sulsel


Pengurus Wilayah Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan (ADHPI) Sulawesi Selatan berkunjung ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan perwakilan ADHPI Wilayah Sulsel diwakili oleh Drh Subaedy Yusuf dan Drh Faisal diterima langsung oleh Kepala Dinas Drh Nurlina Saking, M.H., M.Kes didampingi Sub Kordinator Kesehatan Hewan Drh Sahrini Rauf di ruang kerja Kepala DPKH Provinsi Sulsel jalan Veteran Selatan.

Unggas adalah komoditas hewan pangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dimana daging ayam diperkirakan menjadi daging yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Selain penyebaran populasi mengikuti sebaran kebutuhan pasar, sebagian lainnya karena perubahan rantai pasok daging babi yang disebabkan oleh penyakit Demam Babi Afrika (African swine fever disease).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi daging ayam ras nasional mencapai 3,43 juta ton pada 2021 dimana jumlah tersebut meningkat 6,43% dibanding produksi tahun sebelumnya. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 860,16 ribu ton berasal dari para peternak di Provinsi Jawa Barat. Angka tersebut porsinya mencapai 25,11% dari total produksi nasional. Sementara Provinsi Sulawesi Selatan menyumbang angka 90,03 ribu ton atau 2,63% dari total produksi Nasional dan berada diperingkat kesepuluh.

Selain daging ayam ras, provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan populasi ayam ras petelur sebanyak 12.982.642 ekor dan proyeksi produksi telur ayam ras tahun ini sebanyak 188.248 ton. Dengan jumlah penduduk sebanyak 9.022.300 orang, asumsi kebutuhan telur tahun 2022 sebesar 175.033 ton sehingga terdapat surplus sebesar 13.215 ton. Surplus inilah yang digunakan sebagai bufferstock sebanyak 264 ton (2%) dan didistribusikan keluar Pulau Sulawesi, seperti ke Kalimantan, NTT, Maluku dan Papua sebanyak 733 ton (5,55%) per tahun. Berbekal dua komoditi unggas tersebut, provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah yang sangat potensial di bidang perunggasan. Komoditas unggas lainnya dalam skala kecil-menengah yang juga berkembang adalah ayam lokal persilangan, itik, dan puyuh.

Proses produksi bahan pangan asal unggas adalah hubungan yang rumit antara perusahaan pembibitan primer, pembenihan, produsen, pabrik pakan, peternak dan pabrik pengolahan hasil. Semuanya terkait dengan bidang biologi, industri, kesehatan masyarakat, kesejahteraan, dan politik. Pada bagian inilah yang menyenangkan sekaligus bagian yang paling menantang menjadi dokter hewan perunggasan. Menjadi penghubung antara proses input, budidaya hingga pengolahan bahan pangan menjadi makanan siap saji, from farm to table.

Para dokter hewan yang mengembangkan minat dan karir di bidang perunggasan bergabung dalam kelompok profesional yang terstruktur dari pusat, wilayah hingga ke rayon di beberapa daerah di Indonesia melalui Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) sekaligus asosiasi ini menjadi organ non teritorial dari organisasi induk Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Dokter hewan perunggasan bekerja sangat erat dengan produsen, biasanya sebagai techical support, membantu dengan diagnosa ketika ada wabah penyakit di peternakan, dan yang lebih penting, dengan pengobatan pencegahan untuk membantu menghentikan penyakit.

Di sisi veteriner hal ini dicapai dengan bekerja sama multielemen antara stake holder perunggasan mulai dari produsen input bagian hulu, peternak yang melakukan proses budidaya, dan produsen di hilir serta pemerintah sebagai regulator dan penyelia keamanan pangan untuk menerapkan praktik peternakan, biosekuriti yang baik, mengembangkan program vaksinasi dan pengobatan, serta melakukan surveilans penyakit secara rutin di peternakan.

Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan dan yang penting pula adalah kemananan bahan pangan. Ketika sinergitas ini didukung, maka ini keuntungan besar bagi industri perunggasan dan akan mempertahankan sustainabilitas sektor pangan strategis ini.

Nurlina sangat mengapresiasi pertemuan ini, sebagaimana arahan Pimpinan Pemerintahan dalam hal ini Gubernur Sulawesi Selatan untuk selalu mendorong kolaborasi dan sinergitas seluruh pihak dalam melayani masyarakat. Masukan profesional tentang pencegahan penyakit sangat penting karena para peternak unggas telah hadir dengan potensi yang sangat besar untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Pencegahan penyakit penting untuk kesejahteraan ternak unggas, ekonomi produksi, dan efisiensi biaya produksi. Kehadiran sektor perunggasan ini menjadi kekuatan ekonomi kita di daerah-daerah sentra komoditas perunggasan baik itu ayam layer dan broiler termasuk ternak unggas lainnya.

“Kerjasama antar elemen ini menjadi pondasi kita dalam menghadapi tantangan-tantangan yang kita hadapi di sektor perunggasan, dan pemerintah menjadi sentral karena pengawasan dan pendampingan harus dilakukan agar tercipta kondisi yang baik untuk semua” kata Nurlina yang juga aktif membina berbagai Kelompok Ternak di Sulawesi Selatan.

Senada dengan itu, Sahrini juga mengungkapkan harapannya agar kemitraan multielemen ini dapat betul terjalin dengan maksimal agar ke depannya kita dapat menyelesaikan setiap kendala yang ada di masyarakat peternakan, khususnya di perunggasan.

“Banyak hal yang perlu dikordinasikan dengan baik, kita memiliki banyak petugas yang siap melakukan monitoring bahkan bisa terlibat aktif dalam sektor ini. Dengan sinergi ini, kedepannya informasi-informasi di lapangan dapat dikordinasikan dengan kami di pemerintahan agar kita dapat mengambil langkah-langkah bersama untuk menyelesaikan… dengan kordinasi yang baik, pemerintah juga mengetahui dan akan mengambil langkah teknis” ujar Sahrini yang saat ini menjadi kordinator penanganan penyakit strategis yang ada di Sulsel.

Selain membicarakan sinergi asosiasi dan pemerintah, pertemuan kali ini juga membahas outlook penyakit hewan di peternakan unggas komersil menghadapi tahun 2023. Penyakit virus Avian influenza (Flu Burung), yang merebak tahun ini perlu dibahas secara komprehensif antar elemen yang terkait dengan aktifitas perunggasan.

Perkembangan virus di lapangan, ketersediaan vaksin, biosecurity, lalu lintas ternak menjadi bahasan penting. Melalui ADHPI, persoalan ini akan dibahas melalui kegiatan bertajuk Seminar Nasional Perunggasan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 di Makassar. Kegiatan ini menhadirkan pakar imunologi dan virologi dari berbagai kalangan mulai dari Akademisi UGM, Unair dan Unhas, Balai Diagnostik Veteriner milik Pemerintah Balai Besar Veteriner Maros, Dinas Provinsi dan Kabupaten, serta kalangan Profesional dan akan dihadiri oleh praktisi perunggasan dari berbagai perusahaan, peternak dan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar.

“Avian influenza adalah wabah yang sudah terjadi dalam kurun waktu hampir dua dekade, harusnya kita mampu melewati hambatan teknis yang menyertai kejadian ini. Pengalaman kita bersama selama ini menjadi pelajaran terbaik bagi kita semua, tetapi kalau kondisinya terus meningkat apa yang harus kita benahi? Mungkin regulasi ketersediaan vaksin yang cocok dengan virus lapangan, atau mungkin pola mitigasi kita yang perlu diperbaiki. Kerjasama kita semua, akan memnguatkan kita untuk menyelesaikan ini..” ungkap Nurlina.

Seminar yang akan digelar ADHPI, mungkin menjadi titik awal untuk membangun kerja kolektif. Kolaborasi multipihak menjadi pilar penting di masa depan untuk menghasilkan produk pangan yang aman, sehat, utuh, melimpah dan membawa masyarakat perunggasan menjadi sejahtera. (INF)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer