Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Impor kedelai | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

US SOY SUPPLY WORKSHOP: IMPORTASI KEDELAI PERLU UNTUK INDONESIA

Kedelai untuk bahan pakan ternak. (sumber: kdlfeed.com)

“Kedelai untuk bahan pakan ternak, impornya wajib dilakukan, mau tidak mau atau apapun alasannya, karena sejauh ini bahan pakan ternak yang sarat dengan kandungan protein itu, ya kedelai,” demikian disampaikan Prof Budi Tangendjaja pada Workshop US Soy Supply yang dilaksanakan di JW Marriott Jakarta, Rabu (27/2). Acara dihadiri oleh pelaku usaha di bidang animal feeding dan para pelaku usaha pangan.

Menurutnya, keberadaan kedelai memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia dan ternak, ketersediaannya tidak mencukupi jika hanya mengadalkan produksi dalam negeri.

“Kedelai tidak hanya dibutuhkan sebagai bahan pangan manusia, namun juga untuk bahan pangan lainnya, seperti pembuatan penyedap makan, salah satunya kecap. Artinya, untuk memenuhi itu semua tidak mungkin mengandalkan produksi dalam negeri semata, jadi harus impor,” ujar Budi.

Sejauh ini Indonesia belum mampu memproduksi kedelai meskipun untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh sistem budidaya dan ketersedian sarana produksi dan manajemen pemeliharaan yang masih belum sesuai standar. Akibatnya, input per-produksi tinggi dengan output-nya yang rendah.

Rendahnya produktivitas berdampak pada ketersediaan kedelai di pasaran, kondisi ini memicu harga kedelai per-kilogram meningkat. Solusinya adalah melakukan importasi kedelai untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen.

Narasumber US Soy Supply Workshop. (Foto: Infovet/Sadarman)

Indonesian in Country Representative USSEC, Ibnu Edy Wiyono, mengatakan sejauh ini impor kedelai dari US masih dibutuhkan Indonesia. Sebab, kedelai US lebih murah dibanding kedelai asal Brazil dan negara produsen kedelai lainnya. Ia pun mengklaim mutu kedelai US lebih unggul dari kedelai lainnya di dunia.

“Murahnya harga kedelai US disebabkan banyak faktor, diantaranya produksi tinggi dengan input per-produksi rendah. Di samping itu, dukungan teknologi benih, pupuk dan lainnya mudah didapat, hal yang sama untuk transportasi dari ladang ke pelabuhan tersedia, sehingga petani kedelai US dapat memainkan harga di pasaran dunia,” kata Ibnu.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, yang diolah Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, importasi kedelai pada 2018 mencapai 2,58 juta ton, sebagian besar bersumber dari US Soybean. (Sadarman)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer