Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini IKA | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SARASEHAN IKA FAPET UNPAD

Foto bareng para peserta dan
pemateri kegiatan Sarasehan IKA Fapet Unpad.
Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-54, Ikatan Alumni Fakultas Peternakan, Universitas Padajadjaran (IKA Fapet Unpad), Bandung, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Sabtu, (28/10), menggelar Serasehan dengan bertajuk “Peran dan Partisipasi Alumni Dalam Pengembangan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran”, yang dihadiri dengan tujuh pemateri dan 150 alumni dari berbagai profesi termasuk para dosen Fapet Unpad, Fapet Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah, Malang.
Serasehan dibuka oleh Ketua Umum IKA Fapet Unpad, Ir Asep Iskandar, yang juga menjabat Vice President PT Succofindo Pusat, Jakarta, yang mengemukakan bahwa tujuan serasehan ini salah satunya untuk konsolidasi dan menampung ide dan pemikiran para alumni yang sudah berkiprah di berbagai sektor untuk pengembangan Fapet Unpad dalam menghadapi tantangan persaingan regional, nasional dan internasional, terutama dalam mempersiapkan para calon sarjana peternakan, khususnya dari Fapet Unpad.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pembina IKA Fapet Unpad, Prof DR Ir H. Tjeppy D. Sudjana, yang juga Mantan Dirjen PKH, dan sekarang menjabat Staf Peneliti Senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor, menekankan, “Pentingnya softskill bagi lulusan/alumni baru, sehingga memiliki keunggulan etika, emosi dan integritas (dimana pikiran selaras dengan ucapan), komunikasi dan leadership untuk membawa dirinya serta nama almamater ke arah yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara Dekan Fapet Unpad, Prof DR Ir Husmy Yurmiati, mengemukakan, Fapet Unpad yang kini sudah memiliki PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) sudah dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, sehingga calon sarjana/mahasiswa hanya tinggal memanfaatkan secara maksimal dan melengkapi diri dengan knowledge/skillfull, managerial dan enterpreneur (kewirausahaan) untuk mampu berkompetisi di masyarakat dengan alumni dari almamater lainnya.
Kemudian yang cukup menarik hal yang dikemukakan oleh Ir Budi Wahyu Setiadi selaku Managing Director PT Javatec Food Technology, Serpong Tangerang (perusahaan mesin-mesin pengolah hasil peternakan/pertanian), mengimbau, bahwa peternak dan sarjana peternakan terlalu berkonsentrasi mengembangkan bagian hulu dari bisnis peternakan (seperti Breeding Farm, Budidaya, Sistem Marketing dll), sementara bagian hilirnya yaitu Processing Plant berupa pengolahan hasil-hasil peternakan berupa daging, telur dan susu nyaris terlupakan.
“Padahal di situlah terdapat nilai tambah dan sangat menguntungkan. Oleh karena itu, sudah saatnya Fakultas Peternakan mempersiapkan dan memperkenalkan calon alumninya dengan teknologi pengolahan hasil ternak terbaru, apalagi dalam menghadapi era grobalisasi dan MEA saat ini,” ucap Ir Budi.
Adapun Ir Sjamsirul Alam yang merupakan alumni tertua (angkatan ’68) yang sudah lebih dari separuh usianya berkiprah di pembibitan ayam ras dan ayam lokal yang juga penulis Majalah Infovet, mengemukakan, sudah saatnya kini para mahasiswa, dosen dan praktisi peternakan se-Indonesia harus gemar membaca informasi terkini tentang dunia peternakan agar tidak tertinggal informasi mengenai situasi terkini dari teknologi terbaru dunia peternakan dan kesehatan hewan di Tanah Air. “Terlebih bagi mahasiswa peternakan, agar memiliki wawasan yang luas mengenai ilmu praktis yang diharapkan berguna saat terjun ke masyarakat kelak,” tukasnya. (SA)

SILATURAHMI IKA FATERTAN UNDIP


BOGOR, Sabtu 19 Agustus 2017. Bertempat di Desa Lulut, Gunung Putri, Bogor, Ikatan Alumni Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (IKA Fatertan Undip) mengadakan pertemuan Silaturahmi, Sarasehan dan Halal Bihalal yang dihadiri oleh para alumni disekitar wilayah Jabodetabek.
Ir. Slamet Widodo selaku Ketua Panitia menyatakan, kegiatan silaturahmi ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya, di mana kali pertama diadakan di Sentul tahun lalu. “Silaturahmi yang bertepatan pula dengan Halal Bihalal diadakan dari kita, oleh kita dan untuk kita.”
Maksudnya, lanjut Widodo, kegiatan silaturahmi ini didanai oleh kami para alumni, diselenggarakan dan diadakan oleh kami semua dan tentunya ditujukan untuk kami para alumni Fatertan Undip.
Ir. Muslikhin Irmat, Ketua Fatertan Undip yang juga peternak unggas di wilayah Bogor ini mengatakan dalam sambutannya, sengaja pertemuan atau silaturahmi kali ini diadakan di kandang sapi. Hal ini untuk mengingatkan kembali kita sebagai sarjana peternakan akan suasana kandang.
“Banyak alumni yang bekerja diluar bidang peternakan. Ada yang bekerja di perbankan, industri makanan, sipil, restoran, butik, IT, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, dengan suasana di kandang ini kami ingin hadirkan atau nostalgia kembali bagi para lulusan yang sudah lama meninggalkan profesi peternak ini,” jelas Muslikhin.
Kami, katanya, juga ingin mengajak teman-teman yang ingin memulai usaha bersama dibidang peternakan. Jika belum siap mandiri beternak, bisa bermitra dengan teman yang sudah memulai usaha.
Dengan slogan 3G “Guyub, Gayeng, Greget” silaturahmi dihadiri oleh angkatan tertua yakni angkatan ketiga atau angkatan tahun 60-an hingga angkatan termuda yakni angkatan 2012. Diharapkan ikatan alumni ini terus bisa bersama, saling berkerjasama, semangat (guyub, gayeng, greget).
Dr. Ir. Sutopo, M.Sc., Wakil Dekan III mewakili Dekan FPP Undip turut pula hadir dan menyampaikan apresiasinya atas suksesnya penyelenggaraan silaturahmi tersebut. Saat ini, kampus FPP Undip telah memiliki kandang ayam closed house sendiri dengan kapasitas 33.000 ekor. Di mana yang sudah operasional kapasitas 11.000 ekor dan kandang satunya dengan kapasitas 22.000 yang akan diresmikan pada tanggal 22 September nanti. Setiap tahun juga dapat menjual sapi sekitar 10-15 ekor, kambing 10 ekor. Sehingga setiap bulannya, FPP dapat menyumbangkan dana sekitar Rp.80-100 juta ke universitas.

Talkshow bisnis
Tidak hanya ajang silaturahmi dan HBH saja, talkshow dengan menghadirkan para pembicara yang kompeten turut pula diselenggarakan untuk memberikan inspirasi bagi para alumni.
Beberapa pembicara yang dihadirkan ialah Ir. Bambang Krista yang membicarakan tentang Bisnis Ayam Kampung, Ir. Agus Swarna mengenai Bisnis Ayam Broiler, Ir. Wasdiro tentang Ternak Sapi Potong. Serta tema mengenai Produk Olahan dibawakan oleh Ir. Suprapto.
Ir. Bambang Krista pemilik Citra Lestari Farm merupakan angkatan tahun 1982, dan sudah pernah menekuni bisnis ayam broiler selama 15 tahun. Karena fluktuasi harga ayam hidup broiler yang tidak menentu, Bambang Krista memutuskan untuk beralih budi daya ayam kampung. Selain berbudi daya ayam kampung, Bambang juga tekun menulis buku mengenai ternak ayam kampung dan mengisi beberapa pelatihan.
“Citra Lestari Farm (CLF) sudah berjalan selama sewindu, sejak tahun 2008 setelah 15 tahun budi daya ayam broiler. Ayam kampung dapat dikelola secara modern sehingga dapat memberikan benefit yang banyak bagi pelakunya. Bisnis ayam kampung tapi jangan kampungan,” ucap Bambang.
Artinya, ayam kampung yang dikelola secara profesional tidak kampungan, akan memberikan hasil yang tidak kampungan pula. Hingga kini, CLF sudah masuk sebagai 5 breeder besar peternakan ayam kampung di Indonesia.
Ir. Agus Swarna sebagai pembicara mengenai bisnis ayam broiler, memilih tidak menampilkan presentasi. Menurutnya, jika sudah siang para peserta pasti sudah ngantuk, apalagi jika ditambah dengan pemaparan materi. Agus yang juga merupakan peternak ayam broiler lebih memilih memberikan kuis berhadiah dan mampu menghidupkan suasana siang hari itu.
Sementara Ir. Wasdiro angkatan tahun 1984 alhamdulillah saya melihat para alumni cukup merasa nyaman walaupun acara di kandang sapi. Berarti tidak ada bau yang mengganggu mas mba dan adek-adek yang datang.
“Mulai tahun 1975, Indonesia sudah mulai kekurangan sapi. Terakhir pada tahun 1979 Indonesia pernah ekspor sapi dan kerbau. Sejak tahun itu hingga sekarang, Indonesia terus mengalami kekurangan sapi. Maka sampai sekarang, Indonesia mengimpor sapi dengan kisaran 500.000 - 700.000 ekor per tahun, karena kebutuhan untuk seluruh Indonesia sekitar 3,2 juta ekor. Sementara yang ada di dalam negeri dalam kisaran 2 jutaan ekor,” kata Wasdiro.
Dari data tersebut, terlihat sekali kebutuhan lebih besar dari persediaan, maka timbul suatu peluang bisnis.
Sebagai pembicara terakhir, Ir. Suprapto membawakan materi mengenai Produk Olahan. Menurutnya, industri pengolahan makanan masih terbuka lebar untuk ditekuni. “Usaha ini saya tekuni sejak saya mengundurkan diri sebagai karyawan di perusahaan swasta, dengan menerapkan sistem agensi.”
Diakhir acara, para alumni disuguhi musik country sambil menikmati makan siang dan foto bersama. (WK)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer