Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini IKA FKH IPB | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MUNAJAT CINTA IKA FKH IPB

Munas IKA FKH IPB 


Sabtu 12 Maret 2022 Ikatan Keluarga Alumni FKH IPB menggelar Musyawarah Nasional secara luring di Kampus FKH IPB Darmaga dan daring melalui Zoom Meeting. Tema yang diusung yakni munajat Cinta yang merupakan akronim dari Munas IKA dan Jalan - Jalan Civitas Akademika dimana selain Munas peserta yang ikut secara daring akan diajak melakukan tur virtual ke kampus FKH IPB dan melihat perkembangannya sekarang.

Dalam sambutannya Ketua Umum IKA FKH IPB periode 2016 - 2021 Drh Fitri Nursanti dalam sambutannya mengutarakan permintaan maafnya kepada para hadirin perihal Munas yang diundur karena pandemi Covid-19.

"Seharusnya Munas dilangsungkan pada tahun 2020 namun diundur sampai 2022, saya mohon maaf karena ini juga bukan keinginan kami dan segala keterbatasannya," tutur Fitri.

Ia juga berterima kasih kepada para pengurus IKA FKH IPB yang telah bekerja maksimal dalam menjalankan program - program yang telah disusun. Dirinya berharap Ketua Umum IKA selanjutnya dapat terus memajukan IKA dan terus mengharumkan nama almamater di kancah nasional.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut yakni Ketua Umum Himpunan Alumni IPB Walneg S. Jas. Ia mengapresiasi IKA FKH IPB sebagai salah satu organisasi alumni yang sangat aktif melaksanakan kegiatannya dan peduli pada adik - adik kelasnya.

"Saya dapat laporan kalau IKA FKH IPB memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan nilainya fantastis sampai lebih dari 1 milyar rupiah, ini sangat luar biasa, saya bangga dan salut kepada IKA FKH IPB. Semoga IKA FKH IPB terus bisa berkontribusi dalam kegiatan apapun termasuk kegiatan sosial," tuturnya.

Dekan FKH IPB Prof Drh Deni Noviana yang juga memberikan sambutan lebih lanjut juga memaparkan perkembangan kampus kekinian. Selain pembangunan beberapa infrastruktur baru, Deni juga mengatakan bahwa nantinya FKH IPB akan berubah nama menjadi Sekolah Kedokteran Hewan Bogor (SKHB). 

"Ini telah direncanakan sejak 2007, namun baru bisa dieksekusi sekarang. Hal ini pun telah lama digodog oleh rektorat secara matang. Kedepannya diharapkan akan menjadi lebih berkualtias dan kompetitif tanpa merubah kurikulum," kata dia.

Dalam acara Munas yang berlangsung terpilihlah Drh Gunadi Setiadarma sebagai Ketua Umum IKA FKH IPB yang baru. Semoga Ketua Umum IKA FKH IPB baru yang terpilih dapat menjalankan amanat tersebut dan semakin mengharumkan nama IKA di semua lini. 

VETVAGANZA 2019 : BUKAN SEKEDAR REUNI


Bertemu dengan kawan lama alias reuni tentunya akan menjadi sesuatu yang menenangkan. Hal inilah yang terjadi di acara Vet Vaganza 2019 lalu di Lapangan IPB Baranang Siang, Bogor (18/8) yang lalu. Acara tersebut merupakan ajang silaturahmi alumni FKH IPB lintas angkatan yang rutin digelar setiap 2 – 3 tahun sekali.

Ketua Panitia drh Dodi Irawan Suparno menghaturkan rasa terimakasihnya kepada semua pihak yang membantu menyukseskan acara ini, ia juga mengapresiasi kepada seluruh angkatan yang telah hadir dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FKH IPB drh Fitri Nursanti Poernomo juga mengatakan bahwa Vet Vaganza sedianya bukan hanya ajang silaturahmi tetapi juga ajang penggalangan dana beasiswa untuk mahasiswa FKH IPB yang tidak mampu.“ Tradisi ini sudah ada sejak dulu, kami hanya meneruskannya. Nantinya harapan kami tradisi ini harus dilanjutkan,” tutur Fitri. Dalam acara tersebut, diserahkan bantuan beasiswa yang terkumpul dari alumni sebesar 120 juta rupiah.

Donasi Beasiswa IKA FKH IPB untuk Mahasiswa FKH IPB

Turut pula hadir Ketua Umum Himpunan Alumni IPB Ir R. Fathan Kamil, menurutnya ajang seperti ini, selain bermanfaat dan menjalin silaturahmi juga menunjukkan bahwa alumni IPB memiliki ikatan yang solid. Hal senada juga dituturkan oleh Dekan FKH IPB drh Srihadi Agung Priyono.

Selain itu acara juga diramaikan oleh penampilan dari klinik musik FKH IPB. Klinik musik merupakan grup musik yang beranggotakan mahasiswa FKH IPB dan cukup populer pada tahun 80-an. Lagu yang dibawakan oleh klinik musik sangat bernuansa kampus, riang, jenaka dan sesekali bernada mengkritik pemerintahan pada masa itu.

Turut memeriahkan acara juga hadir Rektor IPB University, Dr. Arif Satria. Bukan cuma sekedar hadir, orang no.1 di IPB tersebut juga menyumbang lagu dalam Vet Vaganza 2019. Semua yang hadir pun turut mengapresiasi penampilan “Mr. Rektor”. (CR)

FESTIVAL AYAM DAN TELUR 2019, SEDIAKAN PANGAN SEHAT UNTUK KELUARGA

Simbolis konsumsi daging dan telur ayam oleh para pemangku kebijakan dan stakeholder peternakan pada FAT 2019 yang dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019). (Foto: Infovet/Sadarman)

Secara kualitatif ataupun kuantitatif, konsumsi daging ayam dan telur masyarakat Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain di Asia. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam dan telur yang sejatinya disebut sebagai sumber bahan pangan kaya protein hewani. Hal ini jelas berdampak pada tingkat kecerdasan generasi muda Indonesia ke depannya, sehingga untuk meminimalkan dampak tersebut, maka diperlukan sosialisasi terkait pentingnya mengonsumsi daging ayam dan telur. 

Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IKA FKH IPB) bersama Pemerintah Kota Bogor dan Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) kembali menyelenggarakan kegiatan Festival Ayam dan Telur (FAT), yang digelar di Lapangan Sempur Kota Bogor, Minggu (4/8/2019). Acara dihadiri Wali Kota Bogor Dr Bima Arya, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Fini murfiani, Ketua FMPI Don P. Utoyo, asosiasi bidang peternakan, lembaga maupun akademisi, dinas/instansi terkait, duta ayam dan telur, serta dr Rizal Alaydrus yang merupakan host acara Dr OZ Indonesia.

Acara bertajuk “Ayam dan Telur Meningkatkan Gizi dan Prestasi Anak Bangsa” diawali dengan senam pagi bersama. Alunan musik senam yang dibumbui jargon-jargon ayam dan telur menambah semarak festival tahunan ini.

Ketua Pelaksana FAT, Suhadi Purnomo, dalam sambutannya mengatakan konsumsi daging ayam dan telur merupakan kewajiban bagi masyarakat Indonesia. Hal ini mengingat kedua jenis bahan pangan tersebut sarat dengan zat gizi yang tinggi, salah satunya protein yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan anak maupun untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak.

“Setidaknya dua sampai tiga hari dalam seminggu keluarga harus disajikan menu berbahan dasar daging dan telur ayam. Harga kedua bahan pangan tersebut pun murah dan terjangkau, lebih murah dari sebungkus rokok,” kata Suhadi.

Hal senada juga diungkapkan Bima Arya. Menurutnya, anak-anak merupakan aset bangsa, sehingga mereka harus dibekali pangan yang sehat dan bergizi agar tumbuh sempurna, baik dari fisik maupun otaknya. “Jika kita menginginkan anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi generasi cerdas, maka mulai hari ini kita harus bertekad memberikan makanan yang sehat dan bergizi. Makanan tersebut sejatinya bersumber dari ayam, yakni daging dan telurnya,” tutur Bima Arya.

Pada kesempatan yang sama, Fini Murfiani, mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengemukakan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, konsumsi daging ayam dan telur di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan Malaysia, yaitu sekitar 11,5 kg daging ayam dan 7 Kg telur pertahun. “Kita perlu untuk lebih peduli pada gizi keluarga agar konsumsi daging ayam dan telur kita meningkat, sehingga ketakutan kita terhadap kehilangan generasi muda atau lost generation di masa mendatang dapat dihilangkan,” ucap Fini.

Sosialisasi konsumsi daging dan telur ayam pun terus dilakukan dengan beragam cara. Ketua FMPI Don P. Utoyo menyebut, pihak asosiasi terus berupaya mengedukasi masyarakat agar membuka mata terhadap gizi keluarga. “FMPI telah melakukan berbagai hal, termasuk menjalin kerjasama dengan pihak lain, sosialisasi para kepala dan ibu rumah tangga untuk peduli pada gizi anak,” ucap pria yang akrab disapa Pak Don.

Ia menambahkan, peduli gizi itu tidak harus memberikan bahan pangan yang mahal, karena tidak semua yang mahal identik dengan bahan pangan kaya gizi. Ia pun mengimbau, mengonsumsi satu butir telur saja merupakan sebuah kepedulian terhadap gizi. Karena dalam satu butir telur mengandung 6 gram protein dan 0,6 gr karbohidrat (Soeparno).

Interaksi Penunjung
Rizal Alaydrus ditemani Ketua Bidang (Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (Askesmaveti) Drh Ira Firgorita, bersama Duta Ayam dan Telur Offie Dwi Natalia, mengajak pengunjung berinteraksi mengenai fakta atau mitos terkait daging dan telur ayam.

Menurut Rizal, masih ada anggapan bahwa mengonsumsi telur mentah aman dan menyehatkan bagi tubuh. Kendati demikian, lanjut dokter nutrisi ini, mengonsumsi telur mentah memang bagian dari kebiasaan masyarakat, terutama lelaki, yang dipercaya mempunyai khasiat tinggi.

Kendati begitu jika ditinjau dari sisi nutrisinya, telur mentah memang kaya vitamin namun bukan untuk tujuan mendapatkan proteinnya. Telur yang kaya protein adalah telur yang dikonsumsi dalam kondisi matang (direbus atau digoreng).

“Daging dan telur ayam atau jenis bahan pangan apa saja yang menjadi pilihan untuk diolah dan dimasak kemudian disajikan untuk menu keluarga, yang terpenting adalah bahan pangan yang kaya nutrisi, aman, sehat, utuh dan halal (ASUH),” tukasnya.

Selain interaksi edukatif dengan pengunjung, acara FAT juga dimeriahi vocal grup dari Sekolah Menengah Pertama Bhakti Taruna I Kota Bogor. Mereka tampil membawakan lagu-lagu perjuangan yang senada dengan momen bersejarah, yakni Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tahun. (Sadarman)

Silaturahmi IKA FKH IPB

IKA FKH IPB Mengadakan silaturahmi. (Foto: Infovet/Cholill)

Sabtu 12 Januari 2019, sejumlah dokter hewan yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB (IKA FKH IPB) mengadakan silaturahmi di Gedung Alumni IPB, Bogor. Acara tersebut dihadiri Dekan dan Wakil Dekan FKH, IPB Prof Drh Srihadi Agung Priyono dan Dr Drh Agus Setiyono.

Ketua IKA FKH IPB, Drh Fitri Nursanti Purnomo, dalam sambutannya mengapresiasi anggota yang datang ke acara tersebut. “Selain dalam rangka menyambung tali silaturahmi antar angkatan, acara ini juga bertujuan membahas program-program kerja IKA FKH IPB yang telah berjalan sepanjang 2018 dan sosialisasi program IKA FKH IPB 2019. Semoga program yang telah berjalan bisa dilanjutkan dengan konsisten serta tahun 2019 semua program dapat terealisasi,” pungkasnya.

Sementara, Prof Drh Srihadi Agung Priyono dalam pidatonya mengingatkan tentang pentingnya menjaga silaturahmi antar alumni. Pria yang akrab dipanggil Yoni itu, juga mengingatkan bahwa dokter hewan alumni IPB harus bisa menjaga nama baik almamater dan mampu bersaing di tingkat global.

“Banyak alumni kita yang sudah go international, itu bagus, tapi tetap jangan seperti kacang lupa kulit, silaturahmi kita sesama mantan mahasiswa tetap harus dijaga, bila perlu kita berkontribusi bagi adik-adik kita yang sekarang masih menempuh pendidikan di kampus,” tutur Yoni.

Kontribusi yang dimaksud yakni salah satunya menyukseskan program beasiswa untuk mahasiswa FKH IPB yang kurang mampu. Sejak 2012 lalu IKA FKH IPB terus konsisten menyalurkan bantuan beasiswa kepada mahasiswa FKH IPB yang dianggap kurang mampu. Dana diperoleh secara kolektif dari alumni FKH IPB yang dikoordinir melalui masing-masing ketua angkatan. (CR)

Begini Penatalaksanaan Hewan Kurban yang Baik dan Benar

Pembicara (dari kiri): Ira Firgorita, Supratikno, Hadri Latif, Drh Deni Noviana (moderator) dan H. Romli. (Foto: Ridwan)

Memasuki Hari Raya Idul Adha 1439 H yang jatuh pada 22 Agustus 2018, Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (Askesmaveti) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jabar II dan IKA FKH IPB, melaksanakan seminar nasional bertajuk “Penatalaksanaan Hewan Kurban yang Baik dan Benar”.

Menurut Ketua Askesmaveti, Fitri Nursanti Poernomo, kegiatan ini diadakan untuk memberi pemahaman dan pengertian kepada masyarakat mengenai penanganan hewan kurban yang baik dan benar. “Semoga acara ini bermanfaat dan berkah bagi kita semua,” ujarnya di Gedung Bimtek BPMSPH, Bogor, Kamis (16/8).

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet), Kementerian Pertanian, Syamsul Maarif, yang turut hadir sebagai keynote speech, mengemukakan, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kurban, yakni kesehatan hewan kurban, proses penyembelihan hewan kurban agar halal dan distribusi hewan kurban.

“Sebab pemotongan hewan kurban ini tidak boleh main-main. Semua masyarakat ikut terlibat. Diharapkan pemotongan hewan kurban bisa dilaksanakan sesuai aturan dan syariat islam, serta memenuhi unsur Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH),” kata dia.

Dirkesmavet, Syamsul Maarif, menjadi keynote speech dihadapan peserta, didampingi Ketua Askesmaveti, Fitri Nursanti Poernomo. (Foto: Ridwan)

Agar pemotongan memenuhi aturan tersebut, H. Romli Eko Wahyudi, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kabupaten Bogor, yang menjadi pembicara, memaparkan tahapan penyembelihan kurban yang baik dan benar. Mulai dari waktu penyembelihan (10, 11, 12 dan 13 bulan dzulhijjah), jenis hewan kurban (unta, domba/kambing, sapi, kerbau dan sejenisnya), umur mencukupi, musinnah dari kambing usia satu tahun (masuk tahun kedua), musinnah sapi dua tahun (masuk tahun ketiga) dan unta genap lima tahun (masuk tahun keenam). Kemudian hewan kurban yang disembelih atas nama Allah dan terpotongnya tiga saluran (nafas, makanan dan darah).

“Tata caranya penyembelihan dengan membaca Bismillahi Allahu Akbar, salawat kepada nabi, hewan kurban menghadap kiblat dan membaca takbir,” jelas Romli.

Ia menambahkan, bagi juru penyembelih kurban diwajibkan kepada Muslim yang taat, baligh, memiliki pengetahuan Islam, sehat jasmani dan rohani, serta bebas dari luka atau penyakit yang bisa mencemari produk (daging kurban).

Selain itu, lanjut dia, perlakuan kepada hewan kurban sebelum disembelih juga penting untuk diperhatikan. Kerap kali di lapangan, Romli masih menemukan perlakuan terhadap hewan kurban yang asal, seperti pakan dan minum seadanya, tidak diberikan tempat berteduh, tempat penyembelihan yang terlalu terbuka dan lain sebagainya.

Untuk menghindari hal itu, Drh Supratikno, Dosen Anatomi Fisiologi Kedokteran IPB, menjelaskan, pentingnya perlakuan antemortem sebelum hewan disembelih. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan dan kesehatan, serta menghindari pemotongan ternak betina produktif.

Pemeriksaan tersebut, kata dia, tetap berpedoman pada prinsip kesejahteraan hewan. “Hewan kurban ditempatkan pada penampungan minimal yang memiliki atap, disediakan tempat pakan dan minum, menjelang penyembelihan dipuasakan selama 12 jam untuk menghindari isi perut yang berlebihan,” kata Supratikno yang juga Anggota Halal Science Center IPB.

Lebih lanjut ia memaparkan, alat penyembelihan yang digunakan harus benar-benar tajam untuk menghindari tersiksanya hewan kurban saat disembelih. “Pisaunya harus tajam dan ukurannya mencukupi, dilakukan dengan satu kali sembelih atau dua kali dengan pisau tetap menempel pada leher kurban,” jelas dia.

Dengan terpenuhinya seluruh penanganan dan proses penyembelihan sesuai aturan, kata Supratikno yang juga Asesor Juru Sembelih Halal ini, akan memberikan terjaminnya status kehalalan produk dan jaminan terhadap kualitas daging yang dihasilkan.

Pada kesempatan tersebut, juga menghadirkan narasumber lain, yakni Drh Ira Firgorita dari Direktorat Kesmavet dan Dr Drh Hadri Latif, Dosen Kesmavet FKH IPB. Seminar dihadiri oleh 97 peserta yang terdiri dari 46 dokter hewan. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer