Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Feed Suplement | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

LAGI - LAGI NUTRICELL BERHASIL MERAMBAH PASAR INTERNASIONAL

Seremonial Pelepasan Ekspor Nutricell Oleh Wamentan

PT Nutricell Pacific, salah satu pemain utama di bidang peternakan dan Kesehatan Hewan kembali berhasil merambah pasar internasional. Kali ini pasar dari salah satu negara ASEAN, Vietnam dan secara mengejutkan Jepang berhasil mereka rambah. Acara seremonial pelepasan ekspor tersebut digelar di Kantor Nutricell yang berlokasi di Taman Tekno, Tangerang Selatan pada Senin 29 Januari 2024 yang lalu. 

Suaedi Sunanto selaku CEO Nutricell mengatakan bahwa produk yang berhasil diekspor kali ini berupa feed suplement dalam bentuk fat powder ke Jepang, dan produk pet food ke Vietnam. Tak kurang sebanyak 14 ton feed suplement dan sekitar 2000 box pet food berhasil mereka ekspor. Total nilai transaksi pada hari itu mencapai 50 ribu USD.

"Semua ini berkat kerja keras dan kolaborasi yang apik dari kita semua, saya ucapkan terima kasih kepada semuanya atas perjuangannya. Sekali lagi kami membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing di pasar global," tutur Suaedi dalam sambutannya. 

Fat powder sendiri menurut Suaedy merupakan salah satu feed suplement yang digunakan pada sapi perah. Biasanya sapi dengan produktivitas tinggi (lebih dari 30 liter susu / hari) kandungan lemak susunya berkurang. Oleh karenanya dibutuhkan suplementasi agar kadar lemak susunya sesuai standar. 

"Kami membuat fat powder dari bahan lokal asli yakni by product kelapa sawit. Alam menyediakan, teknologi kami menyempurnakan, sehingga didapatlah produk lokal berkualitas yang mampu bersaing dengan produk luar," kata Suaedi. 

Untuk produk pet food Nutricell produk yang diekspor berupa pakan basah dan snack untuk hewan kesayangan. Menurut Suaedi saat ini di Vietnam kebanyakan produk kompetirotnya berasal dari Thailand. Dimana Thailand merupakan produsen pet food terbesar di ASEAN dan kedua di dunia di bawah Amerika Serikat. 

"Kita juga berharap pemerintah juga serius dalam industri pet food ini, karena menurut kami ini masih sangat potensial. Bahkan pertumbuhan industri pet food di Indonesia masih berada diangka dua digit. Tentunya ini bisa menjadi kesempatan kita," tegas Suaedi.

Dalam kesempatan yang sama, hadir pula Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi. Ia menyatakan rasa bangganya kepada Nutricell karena menjadi salah satu perusahaan yang konsisten mengharumkan nama Indonesia melaui upaya ekspor. 

"Kami sangat bangga kepada Nutricell, semoga kedepannya bisa merambah pasar di negara lain, Timur Tengah misalnya. Kami juga di kementan berusaha sekuat tenaga untuk membantu produsen lokal untuk membuka pasar di seluruh dunia, oleh karenanya kerjasama ini harus terus berjalan untuk mengharumkan nama Indonesia," tutup Harvick. (Cr) 


CHEIL JEDANG INDONESIA LEPAS EKSPOR PRODUK TRYPTOPHAN GRANULE SENILAI RP 23 MILIAR

Pelepasan ekspor Tryptophan Granule milik PT Cheil Jedang Indonesia. (Foto: Istimewa)

Selasa, 3 November 2020. PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) resmi melepas ekspor perdana bahan baku asal hewan sediaan premiks (feed suplement) berupa Tryptophan Granule (asam amino pakan hewan), dengan total ekspor sebanyak 327 ton bernilai USD 1,5 juta atau sekitar Rp 23 miliar.

CJI yang merupakan satu-satunya produsen asam amino di Indonesia baik untuk pakan (feed grade) maupun pangan (food grade), menyasar ekspor ke pasar Eropa dan Asia, yaitu Jerman, Inggris, Vietnam, India, Prancis, Polandia dan Belanda. Hal ini menjadi bukti bahwa produk asam amino asal Indonesia bisa diterima dan sesuai dengan standar internasional.

Presiden PT Cheil Jedang Indonesia, Yoon Tae Sang, menyampaikan bahwa dengan adanya Tryptophan Granule, CJI telah menjawab permintaan pasar global khususnya produk asam amino untuk pakan ternak dan hewan yang lebih ramah lingkungan.

Ia menyebut, pada 2021 mendatang CJI menargetkan bisa lebih melebarkan sayap di negara Eropa dan Asia lainnya dengan target penjualan 36.000 MT atau setara USD 183 juta.

"Pada peluncuran kali ini kami sangat berterima kasih kepada Menteri Pertanian telah hadir dan sekaligus sebuah kehormatan bagi kami karena secara tak langsung kami mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia. Kami harap dukungan ini terus dilakukan ke depannya," ujar Yoon Tae.

Sementara Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang hadir dalam pelepasan ekspor turut memberikan apresiasinya. Mentan Syahrul menilai CJI terus berupaya memproduksi produk berstandar dunia di tengah cekaman wabah COVID-19.

"Kami ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor ini, berarti semua yang telah diupayakan oleh pihak perusahaan dan telah membuahkan hasil yang baik," ujar Mentan dalam pelepasan ekspor.

Ia menjelaskan, kebutuhan asam amino dalam negeri rata-rata pertahun sebanyak 53.226 ton dengan kapasitas produksi sebesar 381.500 ton. Maka masih ada potensi ekspor asam amino sebesar 328.274 ton dan sampai September 2020 sudah terealisasi ekspor sebanyak 119.496 ton.

Langkah ekspor pun, lanjut dia, sejalan dengan amanah Presiden Joko Widodo yang menyebut ekspor dan investasi adalah kunci penting kemajuan ekonomi Indonesia, sekaligus sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS).

"Saya sangat menghargai dan mengapresiasi lompatan kemajuan PT Cheil Jedang Indonesia yang pertama kalinya melaksanakan ekspor bahan asal hewan berupa asam amino. Saya berharap perusahaan terus meningkatkan kinerja ekspornya," ucap dia.

Ia juga menekankan pentingnya aspek kualitas, kuantitas dan kontinunitas yang harus dipenuhi dalam mengisi peluang ekspor.

"Perlu adanya jaminan kualitas yang dapat bersaing, kemampuan memenuhi kuantitas yang dibutuhkan negara importir dan kontinuitas pasokan, disamping efisiensi usaha agar produk kita semakin kompetitif," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah, memaparkan bahwa komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini telah mampu menembus pasar internasional.

"Terbukti dari beberapa ekspor daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai larva kering. Total ekspor mencapai 97 negara," kata Nasrullah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan 2020 periode Januari-September (angka sementara) sudah tercatat mencapai 235.728 ton dengan nilai USD 632.085.614 atau setara Rp 9,48 triliun.

Catatan ini meningkat dibanding periode yang sama pada 2019 (year on year) yang hanya mencapai 199.135 ton dengan nilai setara Rp 7,05 triliun. Peningkatan volume ekspor sebesar 18,38% dan nilai ekspor meningkat sebanyak 34,32%.

"Nah, lewat GRATIEKS kami targetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada 2024 nanti naik 300% menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan," imbuhnya.

Dengan terbukanya akses pasar  internasional ini, kata Nasrullah, diharapkan CJI terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor, sehingga produk peternakan Indonesia bisa lebih bersaing di perdagangan internasional dan menjadi motivasi bagi para pelaku usaha lainnya.

"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada PT Cheil Jedang Indonesia dan semua pihak terkait atas dukungannya terhadap upaya ekspor komoditas peternakan Indonesia," tandasnya. (INF)

TENTANG TAMBAHAN PAKAN TERNAK

Beberapa jenis imbuhan pakan yang diberikan pada ternak. (Foto: Istimewa)

Feed additive (imbuhan pakan) merupakan suatu bahan yang dicampurkan ke dalam pakan yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktivitas, maupun keadaan gizi ternak, meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi (Adams, 2000).

Feed additive merupakan bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan/atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi feed additive adalah untuk menambah vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stres, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.

Sedangkan feed supplement (pakan tambahan), merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi, terutama zat nutrisi mikro, seperti vitamin, mineral atau asam amino. (Drh Hermawan Prihatno).

A. Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang komplek menjadi sederhana. Saat ini telah terindentifikasi lebih kurang 3.000 enzim. Walaupun dalam tubuh makhluk hidup enzim dapat diproduksi sendiri sesuai kebutuhan, penambahan enzim pada pakan kadang kala masih dibutuhkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti anti-nutrisi faktor pada bahan pakan (lectins dan trypsin inhibitor), rendahnya efesiensi kecernaan bahan pakan dan tidak tersedianya enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-glucanase adalah contoh enzim yang digunakan pada ternak monogastrik untuk meningkatkan daya cerna ternak. Rendahnya kemampuan ternak muda untuk mencerna protein pada kacang kedele (glycin dan ß-conglycinin) dapat diatasi dengan penambahan enzim protease.

Jenis-jenis Enzim dalam Industri Pakan Ternak

Terdapat empat tipe enzim yang mendominasi pasar pakan ternak saat ini, yaitu enzim untuk memecah serat, protein, pati dan asam fitat (Sheppi, 2001).

1. Enzim Pemecah Serat

Keterbatasan utama dari pencernaan hewan monogastrik adalah bahwa hewan-hewan tersebut tidak memproduksi enzim untuk mencerna serat. Pada ransum makanan ternak yang terbuat dari gandum, barley, rye atau triticale (sereal viscous utama), proporsi terbesar dari serat ini adalah arabinoxylan dan ß-glucan yang larut dan tidak larut (White et al., 1983; Bedford dan Classen, 1992 diacu oleh Sheppy, 2001). Serat yang dapat larut dan meningkatkan viskositas isi intestin yang kecil, mengganggu pencernaan nutrisi dan karena itu menurunkan pertumbuhan hewan.

Kandungan serat pada gandum dan barley sangat bervariasi tergantung pada varitasnya, tempat tumbuh, kondisi iklim dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020 (MAS-AHD)


PILAH-PILIH IMBUHAN PAKAN TERBAIK

(Sumber: ru.all.biz)

Pada industri peternakan, pakan memegang peranan sangat penting, disamping aspek manajemen lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pakan merupakan komponen terbesar, yakni 60-70% dari keseluruhan biaya produksi. Untuk itulah berbagai upaya telah dilakukan oleh para ahli nutrisi termasuk juga nutrisionist serta peternak guna meningkatkan efisiensi pemakaian pakan, dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku pakan, premiks, pelengkap pakan (feed supplement) dan imbuhan pakan (feed additive) untuk pembuatan pakan jadinya.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, saat ini tersedia berbagai macam jenis pelengkap dan imbuhan pakan di pasaran yang dapat digunakan untuk saling melengkapi dalam menyediakan masing-masing zat gizi yang dibutuhkan ternak.

Pelengkap pakan (feed supplement) merupakan bahan pakan yang digunakan dalam jumlah kecil untuk melengkapi ransum ternak dalam rangka pencapaian target kandungan zat gizi, yaitu asam amino dan protein, mineral, multi vitamin dan lemak beserta turunannya.

Imbuhan pakan (feed additive) merupakan bahan pakan yang ditambahkan ke dalam pakan tetapi bukan merupakan sumber gizi, sehingga tidak bisa dipakai untuk menggantikan zat gizi pakan.

Imbuhan pakan berdasarkan Permentan No. 14/2017 termasuk dalam sediaan premiks, yang pemberiannya dicampurkan ke dalam pakan atau air minum dengan dosis dan penggunaan yang harus bermutu, aman dan berkhasiat.

Imbuhan pakan bukan merupakan bahan yang terdapat dalam pakan dan tidak mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrient), namun apabila ditambahkan dalam pakan, akan memperbaiki kualitas pakan dan dapat meningkatkan efisiensi dari pakan, sehingga dapat meningkatkan produksi ternak. Imbuhan pakan seharusnya ditambahkan dalam jumlah kecil (<5 kg/ton), karena apabila dimasukkan dalam jumlah besar akan mendesak “ruangan” (space) dalam formulasi pakan. Perlu diingat bahwa dalam membuat formula pakan, total formula harus 100% sehingga penggunaan suatu imbuhan yang tinggi misalnya lebih dari 1% akan mengurangi bahan baku utama sehingga turut menurunkan fleksibilitas dalam menyusun formula.

Pemilihan imbuhan pakan bisa didasarkan pada… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020)


Oleh: Drh MG. Juniarti,

Technical Department Manager, PT ROMINDO PRIMAVETCOM

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer