Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Domba Garut | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

JOKOWI BELAJAR KIAT JITU DARI PETERNAK

Presiden Jokowi berdialog dengan peternak saat
Jambore Peternakan Nasional 2017 di Buperta Cibubur, (24/9). 
Mungkin tak banyak yang tahu kalau Presiden Joko Widodo ternyata mulai menggemari hobi sebagai seorang peternak kambing. Dalam vlog yang pernah ia unggah di saluran YouTube pribadinya pada Maret lalu, Presiden memang pernah mengabarkan kelahiran dua ekor anak kambing yang ada di Istana Bogor.

"Sepuluh bulan yang lalu, saya beli 5 ekor kambing, 3 betina dan 2 jantan. Setelah sepuluh bulan, sekarang menjadi 11 kambing. Artinya beranaknya enam," cerita Presiden saat hadir di Jambore Peternakan Nasional 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu, 24 September 2017.

Di hadapan para peternak yang turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Negara tak sungkan mengakui kalau saat ini ia sedang mempelajari bagaimana cara beternak.

"Saya hitung-hitung dengan kalkulasi hitungan ekonomi, untungnya besar juga," ucapnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa beternak domba seperti yang ia lakukan saat ini tidaklah mudah. Oleh karenanya, Presiden meminta beberapa orang peternak untuk berbagi pengalamannya selama ini.

Sugiharto, seorang peternak dari Purworejo, mengaku memiliki 206 ekor kambing dari semula yang hanya 6 ekor kambing. Kepada Presiden, ia menceritakan bahwa dahulu ia bekerja sebagai seorang kontraktor yang kemudian banting setir menjadi peternak. Kini dengan profesi barunya itu ia bisa mengaryakan tiga orang pekerjanya.

"Cukup, Pak. Ada yang membersihkan kandang, ada yang membuat pakan," jawabnya ketika ditanyakan Presiden apakah dengan tiga pekerja tersebut cukup untuk mengurus ratusan kambing miliknya itu.

"Oh tiga cukup ya, berarti yang saya kebanyakan dong. Kambing saya ada 11 tapi operatornya ada 3. Berarti kalau kambingnya ada 11 berarti enggak usah pakai operator dong ya. Berarti saya sendiri ya," ucap Presiden disambut tawa dan tepuk tangan para undangan.

Ada banyak hal lainnya yang dikemukakan oleh Sugiharto. Presiden Joko Widodo tentu saja merasa senang dapat mendengar sendiri pengalaman-pengalaman para peternak yang selain bisa ia terapkan sendiri, juga mengetahui kondisi para peternak di Tanah Air.

"Kalau kambingnya sudah lebih dari 500 kasih tahu saya ya, nanti saya datang ke Purworejo. Saya ingin mempunyai sebuah contoh agar masyarakat membangun industri peternakannya. Lebih bagus lagi kalau ada gabungan-gabungan, itu akan menekan biaya," ucap Presiden.

Jambore Peternakan Nasional ini diisi dengan beberapa acara
diantaranya Kontes Ternak Domba dan Kambing dan Seni Ketangkasan Domba Garut. 
Lain halnya dengan Sugiharto, Didik yang datang dari Perserikatan Ternak Kambing dan Domba se-Yogyakarta mengatakan bahwa saat ini ia mengelola sekira 10 ribu ekor kambing. Semua kambing itu berasal dari sekira 500 peternak.

"Kami mungkin satu-satunya yang punya unit pengolahan pakan. Tidak satu persen pun kami ambil dari luar," ia menjelaskan.

Mendengar itu, Kepala Negara semakin tertarik. Menurutnya, hal-hal seperti itu yang seharusnya banyak dilakukan para peternak lainnya.

"Ini yang namanya mengorporasikan peternak. Ada industri bibit dan pakan ternaknya, dari hulu ke hilir dikonsolidasikan. Pertanian juga harus seperti itu. Kalau ada industrinya itu akan efisien," kata Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan dukungan melalui kebijakan-kebijakan yang menjadikan para peternak semakin mandiri. Ia juga mengingatkan jajarannya untuk tidak mempersulit para peternak dan para pengusaha kecil pada umumnya dengan mengurangi hambatan aturan yang ada.

"Saya kira Pak Menteri harus catat. Kita ini terlalu banyak aturan yang menghambat usaha kita," ia menegaskan.

Ia pun berencana akan turun langsung ke sejumlah daerah melihat bagaimana jalannya industri ternak di sana.

"Sewaktu ke lapangan nanti, ke Yogya, Bandung, dan Purworejo, nanti kita lihat apa industri peternakan kita sudah berjalan dengan baik. Tentu kita dari sisi pemerintah akhirnya bisa memberikan kebijakan, mungkin suntikan yang justru tidak meninabobokan kita. Dulu banyak pemberian sapi dari pemerintah, tapi tidak memiliki hasil apa-apa. Saya kira lebih bagus kalau kita berikan rangsangan agar peternak masuk ke sistem perbankan seperti KUR (kredit usaha rakyat)," ujarnya.

Presiden Jokowi usai meninjau sapi Belgian Blue
hasil teknologi Embrio Transfer. 
Terakhir, Presiden juga mendorong para peternak untuk dapat bekerja sama dan membentuk sebuah kelompok besar peternak. Dengan cara itu, ia meyakini bahwa keuntungan yang bisa didapatkan para peternak akan semakin berlipat.

"Industri peternakan yang terkonsolidasi bisa memberikan keuntungan yang sangat besar. Satu tahun dari 100 kambing bisa Rp120 juta, itu bukan angka yang kecil. Bisnis apa yang bisa memberikan return seperti itu," tuturnya.

Tampak hadir mendampingi Presiden, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. (WK)

TONTON SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT GRATIS BARENG PRESIDEN DI JAMBORE PETERNAKAN NASIONAL 2017

Buperta Cibubur (22 September 2017). Budaya beternak masyarakat Jawa Barat erat kaitannya dengan budaya beternak domba, hal ini dapat dilihat dan dibuktikan dari data populasi ternak yang ada di Indonesia tahun 2015, bahwa hampir lebih dari 65 % populasi ternak domba di Indonesia yang berjumlah 16,5 juta ekor, ada di Jawa Barat (10,8 juta ekor). Besarnya populasi ternak domba di Indonesia umumnya dan khususnya di Jawa Barat sangat erat kaitannya dengan kekayaan, keanekaragaman, dan ketersediaan bibit ternak domba lokal yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Salah satu jenis domba lokal yang paling terkenal di Indonesia yang banyak dikembangkan oleh peternak di Jawa Barat adalah jenis Domba Garut yang oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2914 tahun 2011 telah ditetapkan menjadi Rumpun Ternak Domba Lokal Indonesia. Masyarakat Jawa Barat dengan kearifan lokal budayanya juga mengaitkan kegiatan budidaya beternak Domba Garut ini dengan berbagai macam seni budaya masyarakat Jawa Barat yang ada, seperti Seni Ketangkasan Domba Garut, Seni Kontes Domba Garut, dan yang terakhir adalah Seni Domba Garut Catwalk.
Seni Ketangkasan Domba Garut merupakan salah satu jenis seni budaya masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang paling populer. Menurut catatan sejarah yang ada kesenian ini sudah berkembang sejak tahun 1800-an (Disparbud Jawa Barat), hampir disetiap kabupaten/kota di Jawa Barat setiap minggunya dalam satu bulan, kegiatan budaya ini menjadi ajang silaturahmi dan pertemuan diantara para peternak juga dengan para tokoh masyarakat.
Berkembangnya Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini telah diatur dalam hal tata cara pelaksanaan dan peraturan pertandingannya oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) yang berdasarkan beberapa kajian ilmiah yang dilaksanakan oleh beberapa akademisi peternakan di perguruan tinggi peternakan  di Jawa Barat, dalam rangka mengaitkan kegiatan seni budaya ini kaitannya dengan peningkatan dan pelestarian kualitas bibit Domba Garut, tanpa mengurangi dari nilai kearifan lokal budaya masyarakat Jawa Barat.
Menurut Ketua Umum HPDKI, Yudi Guntara Noor, saat ini 75 % penilaian Seni Ketangkasan Domba Garut berasal dari Kualitas Ternak Domba Garut, dan 25 % berasal dari kualitas pukulan dalam pertandingan. Penilaian dilakukan oleh Juri, Wasit, dan Inspektur Pertandingan yang bersertifikat. Adapun peraturan pendukung kegiatan Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini yang diatur oleh HPDKI yaitu antara lain: pembatasan jumlah pukulan dalam pertandingan, penimbangan berat Domba dan pembagian Kelas Domba berdasarkan berat badan (Kelas C sampai dengan 65 kg, Kelas B 65-75 kg, dan Kelas A diatas 75 kg), dan lain-lain.

Kontes Domba dan Kambing Digelar Besok
Setelah pelaksanaan Kejuaraan Seni Kontes Domba Garut Piala Kemerdekaan tahun 2016 di Istana Bogor yang saat itu disaksikan langsung oleh Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo, maka tahun 2017 ini Kementerian Pertanian RI, Kantor Staf Kepresidenan, dan HPDKI melaksanakan Kejuaraan Nasional Seni Ketangkasan Domba Garut, selain Kejuaraan Nasional Seni Kontes Domba Garut dan Kambing Kaligesing, sebagai salah satu rangkaian acara dalam Jambore Peternakan Nasional 2017 mulai tanggal 22-24 September 2017 di Buperta Cibubur, yang juga rencananya Acara Puncak tanggal 24 September 2017 akan dihadiri oleh Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo.
Yudi menyatakan, domba-domba Garut terbaik hasil seleksi selama hampir satu tahun akan hadir dan berlomba dalam memperebutkan Piala Presiden 2017, ribuan peternak akan hadir di Buperta Cibubur dalam rangka memeriahkan dan mendukung ternak-ternak unggulannya bertanding di Kejuaraan Nasional ini. Tidak salah mengutip penyataan bapak Presiden RI, tahun lalu di Acara Piala Kemedekaan di Istana Bogor, bahwa Budidaya Ternak Domba (Garut) dan Kambing, merupakan penggerak ekonomi masyarakat peternak di pedesaan yang berbasis budaya. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Daging domba & kambing merupakan sumber protein asal hewan alternatif selain daging unggas dan sapi, yang menyehatkan.”

Rakernas HPDKI, Silatnas, dan Expo Peternakan
Hari ini digelar Rakernas (Rapat Kerja Nasional) HPDKI untuk menetapkan langkah-langkah yang akan dicapai 4 tahun sisa kepengurusan saat ini. Kegiatan dihadiri para pengurus tingkat pusat dan daerah serta dewan pakar HPDKI. HPDKI merupakan rumah besar peternak domba dan kambing Indonesia. Niat baik organisasi untuk mensejahterakan anggotanya sehingga kegiatan ini merupakan saat yang tepat untuk menentukan langkah-langkah ke depan. Apalagi kita sudah memiliki Road Map HPDKI, tandas Yudi Guntara Noor.
Yudi menyatakan melalui Rakernas ini bisa menyeragamkan persepsi seluruh anggota untuk mencapai cita-cita organisasi HPDKI. Secara eksternal kita akan terus berkomunikasi secara intens dengan pemerintah. Juga menjadi mitra pemerintah sehingga kebijakan pemerintah bisa mewarnai bisnis kita, ujarnya.
Selain digelar Rakernas HPDKI, sore ini akan dibuka Silatnas (Silaturahmi Nasional) peternak kambing dan domba. Sudah ada 809 peternak yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkemah mulai nanti sore, terang Yudi Guntara Noor.
Mulai hari ini juga sudah digelar Expo Peternakan yang diikuti berbagai stakeholder peternakan dan kesehatan hewan di tanah air yang menampilkan produk-produk unggulannya masing-masing. Masyarakat umum bisa melihat kemeriahan Expo ini secara gratis atau tanpa dipungut biaya. (WK)

Harga Domba Bibit Capai Ratusan Juta Rupiah

Kambing dan domba adalah hewan ternak yang cocok untuk dikelola oleh rakyat. Kelebihan dua jenis hewan ternak ini dibandingkan hewan lainnya adalah daur perkembangbiakannya yang cepat. Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika menghadiri temu wicara dengan peternak domba dan kambing di Kebun Raya Bogor, Sabtu 27 Agustus 2016.
"Dua tahun tiga kali beranak. Umur panen cepat dan modalnya tidak besar. Tidak butuh lahan yang luas," jelas Presiden.
Domba Garut Indonesia kuat, gagah, dan memukau
dengan segala keunikan dan keunggulannya.
Selain keunggulan tersebut, Presiden juga meminta adanya sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan bahwa daging kambing merupakan jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi.
"Daging kambing lebih sehat. Saya setiap hari makan daging kambing, asal dagingnya ya, bukan jeroannya. Kolesterol saya rendah," ujar Presiden.
Himpunan Pengusaha Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) harus menjaga dan melestarikan keberadaan plasma nutfah domba dan kambing di Indonesia. Dalam temu wicara itu, seorang peternak asal Ciamis menyebutkan bahwa kini domba banyak dibeli oleh pengusaha asal Malaysia. "Kami menghawatirkan nanti domba Garut nasibnya seperti reog Ponorogo yang diakui sebagai budaya dari negara lain," ucap peternak tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Presiden meminta agar para peternak yang terhimpun dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) menjaga betul plasma nutfah. "Plasma nufah harus betul-betul dilindungi dan dijaga, jangan sampai dibeli negara lain. Keturunan jangka panjang bisa hilang. Proses jangka panjang melindungi plasma nutfah itu. Yang bisa menjaga ternak kita, domba kita, kambing kita adalah Bapak/Ibu semua," pesan Presiden.
Hasan, seorang peternak asal Sulawesi Barat mengeluhkan mahalnya memperoleh bibit unggul. "Harganya bisa menjadi enam kali lipat dari harga asalnya di Pulau Jawa karena tingginya biaya transportasi," keluh Hasan.
Presiden mengakui bahwa biaya transportasi antar pulau, antar kabupaten masih mahal. "Dibanding Singapura dan Malaysia, kita 2,5 kali lebih mahal," ujar Presiden.
Presiden memberi contoh, tidak mengherankan bila harga BBM di Papua dapat mencapai 30 ribu rupiah sampai 60 ribu rupiah per liternya karena mahalnya biaya transportasi untuk pengangkutan BBM tersebut. Itulah sebabnya, lanjut Presiden, pemerintah sangat fokus membangun infrastruktur untuk menekan biaya transportasi.

Presiden Jokowi tengah memberi makan domba dan kambingnya
yang diberi nama Bera, Beri, Nyai, Edo dan Dogar. 
Presiden Minder Lihat Domba Bibit 
Sebelum memulai temu wicara, Presiden mengatakan bahwa semula dirinya hendak membawa domba-domba yang dimilikinya untuk ditunjukkan kepada peternak.
"Saya masuk ke sini kaget sekali. Saya kan punya domba 5, belinya 3 juta sampai 5 juta rupiah per ekor. Saya pikir sudah mahal sekali. Tapi, begitu lihat domba di sini, langsung minder," ucap Presiden yang merasa beruntung tidak jadi membawa domba peliharaannya.
Saat melihat-lihat domba-domba tersebut, Presiden mengatakan dirinya dibisiki Ketua Umum HPDKI Yudi Guntara, bahwa harga satu ekor domba yang berada di Kebun Raya Bogor ini berada di kisaran 50 juta sampai 120 juta rupiah.
"Untung saya tidak jadi membawa domba-domba peliharaan saya. Minder saya," imbuhnya.
Seorang peternak menjelaskan bahwa seekor domba dapat mencapai harga puluhan bahkan ratusan juta karena mengikuti kontes. "Domba Bapak Presiden juga bisa mencapai 20 juta rupiah setelah mengikuti kontes. Untuk itu kami mohon ada kontes domba yang memperebutkan Piala Presiden," kata peternak itu.
Usulan kontes domba memperebutkan Piala Presiden tersebut langsung mendapatkan respons dari Presiden. "Saya perintahkan kepada Menteri Pertanian untuk menyiapkan tahun ini, bulan Oktober atau November. Tempat di Bogor atau Jakarta. Hadiah, piala dan sertifikat. Hadiahnya besar, 1 miliar rupiah untuk pembinaan," kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden pada acara tersebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan kontes domba Garut memperebutkan Piala Kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti oleh 875 domba yang berasal dari kota dan kabupaten se-Jawa Barat dengan kategori Raja Pedaging, Raja Petet, Raja Kasep dan Ratu Bibit.
Selain kontes domba, juga digelar pementasan kambing perah dan domba catwalk. Yang menarik pada domba catwalk, dipertunjukkan pula lima domba yang dimiliki Presiden, yang memiliki nama Bera, Beri, Nyai, Edo dan Dogar. (wan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer