Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ayam Broiler | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

APA ITU AYAM KARKAS?

Ayam karkas adalah daging ayam utuh bertulang tanpa kepala, leher, ceker, jeroan (isi perut), dan sudah dibersihkan bulunya. Selain bagian-bagian yang telah disebutkan, bagian lain masih ada lengkap seperti paha, dada, sayap, dan lainnya.

Karkas ayam termasuk komoditas yang paling banyak diperdagangkan. Merupakan hasil proses pemotongan yang dihasilkan setelah melalui tahapan pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, pembuangan darah, pencabutan bulu, pemotongan kaki (ceker), pembuangan jeroan, dan pencucian.

Ayam karkas biasa dijual di pasar tradisional maupun modern. Namun ketika dimasak jarang yang memasaknya secara utuh dan umumnya dipotong lebih dahulu. Potongannya biasanya berjumlah gelap.

Contoh potongan ayam karkas antara lain:

  • Potong dua, dibelah secara vertikal.
  • Potong empat, dipotong dua secara vertikal dahulu, kemudian masing-masing bagian dipotong dua secara horisontal.
  • Potong enam, delapan atau lebih.

Ayam karkas yang bagus dan sehat cirinya antara lain serat daging bagus tidak mudah hancur juga tidak terlalu kenyal. Daging tidak mengandung air dan tidak ada memar. Warna ayam segar, kulitnya mulus dengan tekstur kenyal yang normal. Baunya khas daging ayam dan tulangnya tidak ada yang rusak.

Namun pengertian ayam karkas agak berbeda di dunia kuliner, khususnya kuliner western. Yang disebut ayam karkas dalam dunia kuliner western adalah rangka ayam, yaitu tulang ayam utuh yang sudah diambil seluruh dagingnya (dada, paha, sayap, dsb), meski masih ada sedikit sisa daging dan lemak yang melekat. Biasanya digunakan untuk membuat kaldu ayam di masakan western.

BAGAIMANA MENENTUKAN UMUR PANEN AYAM BROILER?

umur panen ayam broiler

Umur panen ayam broiler yang terbaik tergantung pada beberapa faktor. Tidak ada patokan tunggal yang berlaku untuk semua peternakan broiler. Setiap peternak bisa berbeda pada umur berapa ayam mereka dipanen.

Berikut di antaranya beberapa hal yang dipertimbangkan untuk menentukan umur panen ayam broiler.

Menyesuaikan Selera Konsumen

Ayam dipanen setelah mencapai bobot yang diinginkan atau disukai oleh target pasar. Misalnya pasar rumah tangga lebih menyukai ayam broiler yang tidak terlalu besar, antara 1-1,3 kg misalnya.

Atau target pasarnya adalah industri daging ayam olahan untuk diproses menjadi sosis, nugget, bakso, dan lainnya. Biasanya mereka menyukai ukuran ayam yang lebih besar, maka ayam dipanen ketika bobotnya misalnya sudah mencapai 2-2,5 kg.

Kalau target pasarnya restoran atau rumah makan pun berbeda permintaannya. Contoh warung sate menyukai ayam berkuran besar, sedangkan warung ayam bakar taliwang yang dijual per ekor membutuhkan ayam yang ukurannya lebih kecil.

Dipanen Saat Harga Tinggi

Harga jual daging ayam cukup fluktuatif. Jika harga sedang rendah peternak bisa menunda panen, namun perlu perhitungan yang cermat agar tidak malah rugi. Jika harga sedang tinggi, misalnya di bulan ramadan dan lebaran, peternak bisa mempercepat panennya agar profitnya lebih besar.

Tergantung Program Kemitraan

Ada banyak peternak yang menjalin kerjasama kemitraan dengan perusahaan. Biasanya perusahaan menentukan kapan ayam broiler sebaiknya dipanen. Mungkin ada yang menentukan dari bobot badan, atau dari umur misalnya harus dipanen saat umur 32-35 hari dimana dianggap sebagai umur optimal bagi produktivitas ayam broiler. Maka peternak akan memanen ayamnya sesuai kesepakatan dengan perusahaan.

Serangan Penyakit

Ayam broiler juga bisa dipanen lebih awal ketika peternakan terserang penyakit, agar tidak boros biaya pengobatan, pakan, serta mencegah penurunan bobot badan dan kematian yang tinggi. Karenanya ayam yang masih sehat bisa secepatnya dipanen untuk menekan kerugian.

Kesimpulan yang bisa kami berikan idealnya peternak menentukan umur panen ayam broiler dengan pertimbangan yang matang. Sehingga tetap bisa mendapatkan laba yang layak, modal bisa diputar kembali, dan biaya operasional tidak membengkak.

MANAJEMEN BROODING UNTUK TEKAN RISIKO NE

Menjaga kesehatan saluran pencernaan bukan perkara mudah, sebab terdapat sejumlah penyakit yang senantiasa mengancam. (Foto: Istimewa)

Masa brooding menjadi fase yang sangat krusial dan menjadi penentu keberhasilan dalam pemeliharaan broiler. Hal ini cukup beralasan karena pada masa ini terjadi proses perbanyakan sel (hiperplasia) dan perkembangan sel (hipertropi) yang sangat cepat pada organ penting anak ayam.

Di sisi lain pada masa brooding, sistem termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) anak ayam belum berkembang sempurna, sehingga tugas peternak adalah menciptakan lingkungan yang nyaman dan sesuai kebutuhan anak ayam.

Head of Unit Madiun BroilerX, Drh Nanang Seno Utomo, mengatakan bahwa manajemen brooding menjadi penentu keberhasilan performa broiler. Terdapat lima titik kritis yang harus benar-benar diperhatikan peternak, di antaranya manajemen pakan, temperatur, kualitas udara, pencahayaan, dan air minum.

“Terkait pakan saya sarankan untuk menggunakan pakan starter berbentuk fine crumble. Dengan ukuran kecil akan lebih memudahkan anak ayam berkenalan dengan pakan. Pemberian pakan harus diberikan dengan segera setelah DOC datang, secara cukup baik tempat, jumlah, dan kualitasnya,” ujar Nanang saat menjadi narasumber dalam acara webinar Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-31, pada November kemarin, bertajuk “Manajemen Brooding untuk Menekan Risiko Penyakit Necrotic Enteritis”.

Ia menambahkan, “Dengan segera mengonsumsi pakan, usus ayam bisa segera tergetak dan reseptor usus segera mengenal pakan, sehingga vili-vili dapat tumbuh maksimal dan saluran pencernaan bisa berkembang dengan baik.”

Mengenai manajemen pakan, Nanang melihat bahwa penting untuk mengatur tata letak jalur pakan dan minum agar mudah dijangkau ayam. Penempatan tempat pakan/feeder tube harus sedikit lebih rendah dari tembolok ayam jika ayam berdiri tegak. Kemudian untuk memberi stimulasi ayam agar makan, maka pakan harus tetap tersedia dan terus ditambah (top dress). Hal ini bertujuan agar pakan yang tersedia tetap segar. Selanjutnya dalam 6-8 jam, sekitar 95% DOC harus sudah makan dan minum. Hal ini bisa dilihat dengan mengecek tembolok, minimal 1% dari populasi yang tersebar di berbagai titik kandang.

“Titik kritis selanjutnya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2023. (INF)

KUNCI SUKSES AGAR AYAM TETAP SEHAT DAN LEBIH PRODUKTIF


Kegiatan budi daya memaksa ayam tinggal pada lingkungan buatan di dalam kandang, dengan sirkulasi udara terbatas, aktivitas makan dan minum tergantung pemberian manusia, tidur dan buang kotoran dilakukan di tempat yang sama, akibatnya lingkungan tercemar oleh kotorannya sendiri, udara di dalam ruangan kandang menjadi lembap, pengap, dan bau amoia yang semakin parah di setiap harinya.

Animal welfare (kesejahteraan hewan) bagi ayam yang dibudidayakan meliputi kebutuhan:

• Pakan yang berkualitas dalam jumlah mencukupi
• Air minum bersih yang selalu siap tersedia
• Udara kaya oksigen, segar tanpa bau amonia
• Terlindung dari panas atau hujan
• Aman dari ancaman serangan predator
• Terjaga dari prilaku kanibalisme
• Leluasa beraktivitas tanpa ada kompetisi
• Terbebas dari stres berlebihan akibat perlakuan kasar
• Terhindar dari berbagai macam sumber penyakit

Karena ayam yang dibudidayakan seluruh hidupnya didedikasikan untuk kesejahteraan manusia, maka terpenuhinya animal welfare (kesejahteraan hewan) pada ayam budi daya sepenuhnya menjadi tanggung jawab manusia yang memeliharanya.

Terpenuhinya kesejahteraan bagi ayam ras layer, broiler, dan kampung menjadi kunci agar... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silahkan kunjungi:
Jangan lupa Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

SUPAYA BROODING TIDAK PONTANG-PANTING

Memaksimalkan fase brooding agar hasilnya memuaskan. (Foto: Dok. Infovet)

Hal tersebut tentu dilakukan agar meminimalisir terjadinya stres pada ayam. Ayam yang stres ketika dimasukkan ke area brooding akan cenderung lebih banyak diam, tidak aktif makan dan minum. Imbasnya, masa-masa awal pertumbuhan yang optimal bisa hilang.

Untuk menghindari hal itu dan bisa memenuhi semua kebutuhan anak ayam, peternak perlu melakukan beberapa persiapan, berikut di antaranya:

Kandang Harus Siap
Pada saat chick-in dan ayam masuk ke brooder, peternak harus memastikan kandang telah siap secara “lahir dan batin”. Maksudnya adalah secara kualitas dan kuantitas infrastruktur harus memadai, kesiapan alat pemanas, pembatas, tempat pakan dan minum. Selain itu, perlu juga memastikan semua peralatan yang dipakai sudah terdisinfeksi dengan istirahat kandang yang cukup.

Seperti yang kerap dilakukan Dadang, peternak asal Cikembar, Sukabumi. Ia memaparkan hal-hal yang dia lakukan dalam membersihkan kandangnya. Dadang menguras habis semua kotoran sisa periode sebelumnya sampai tak tersisa, setelah itu ia melakukan pembersihan dengan menggunakan campuran air dan detergen yang dimasukkan ke dalam pompa bertekanan tinggi, serta mencuci dan menyikat seluruh bagian kandangnya.

Setelah dibilas dan kering, ia menyemprotkan disinfektan ke kandangnya. Disinfektan yang digunakan yakni pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10 bagian. “Diajarinnya begitu, menurut saya sampai saat ini efektif. Saya enggak pernah pakai obat mahal karena enggak sanggup. Yang penting seluruh bagian ter-cover, sikat yang bersih, dan kalau perlu istirahat kandang dilebihkan beberapa hari,” kata Dadang.

Sebelum DOC datang kira-kira 2-3 hari, Dadang kembali menyemprotkan disinfektan ke litter. Tujuannya untuk mengurangi mikroba terutama patogen. Tak lupa pula ia siapkan seluruh peralatan seperti pemanas, tempat pakan dan air minum yang jumlahnya sesuai dengan jumlah ayam. Bila perlu tambahkan kertas koran di atas sekam untuk memudahkan DOC beraktivitas.

Jika menggunakan baby feeder, beberapa praktisi menganjurkan perbandingan ideal sebesar 1 : 45-50 ekor. Sementara jika menggunakan nampan, satu nampan ideal untuk 40-45 ekor ayam. Sedangkan untuk tempat minum, tergantung ukuran dan jenis. Biasanya ukuran satu galon ideal untuk 60 ekor ayam,  sedangkan ukuran dua galon minum otomatis bisa digunakan untuk 90 ekor ayam per unit. Untuk pemanas disarankan yang menggunakan gas. Satu pemanas biasanya mencukupi kebutuhan 500-700 ekor DOC.

Kenali Sistem Pemanas yang Cocok
Sebagai negara dengan iklim tropis, kondisi cuaca daerah di Indonesia memiliki karakter perubahan temperatur antara siang dan malam yang cenderung ekstrem dengan tingkat… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

JANGAN SETENGAH HATI KETIKA BROODING

Untuk memaksimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa broodingnya. (Foto: Zoe Schaeffer on Unsplash)

Ada satu fase yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan dalam manajemen pemeliharaan broiler, yakni brooding. Semua peternak mengetahuinya, namun di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami karena dijalankan dengan setengah hati.

Setelah menetas anak ayam berusia sehari/DOC yang baru mengenal dunia luar harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Jangan lupa bahwa broiler modern dengan segala keunggulan genetiknya merupakan sebuah mesin biologis atau bisa dibilang monster. Sebab dalam sebulan broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut dibutuhkan perhatian khusus dalam masa brooding. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang sampai mereka mencapai umur dan bobot tertentu, serta tidak memerlukan pemanas lagi. Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada dikisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian ekstra. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase brooding DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

“Brooding ini fase yang terjadi adalah perbanyakan sel tubuh (hiperplasia), oleh karena itu jika kita gagal dalam fase perbanyakan sel terutama sel-sel pembentuk otot, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu,” tutur Lilis.

Terkait feed convertion ratio (FCR) dan tingkat kematian, Lilis mengatakan bahwa seharusnya FCR pada fase itu berkisar antara 0,85, dengan feed intake sekitar 150 gram, dan tingkat kematian 1%. “Untuk mencapai standar segitu kita harus memenuhi kebutuhan dasar brooding yang baik,” jelasnya.

Kebutuhan yang dimaksud mulai dari kebutuhan dasar seperti pakan, air minum, suhu, cahaya, dan kualitas udara yang baik. Kelima faktor tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata jika hendak menyukseskan program brooding.

Pakan dan Air Minum yang Cukup dan Sesuai
Sesaat setelah menetas DOC masih membawa sisa kuning telur yang berfungsi sebagai cadangan energi. Pada fase awal biasanya DOC tidak akan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BROODING

Anak ayam dengan pakan ad libitum umur satu hari (kiri). Pengecekan kapasitas tembolok (kanan).

Budi daya broiler modern adalah cara efisien dan produktif menghasilkan ayam pedaging secara komersial. Keberhasilan pemeliharaan anak ayam pada usia dua minggu awal sangat menentukan hasil panen di usia 4 atau 5 minggu. Di bawah ini sedikit penjabaran mengenai apa saja yang menjadi penentu keberhasilan pada dua minggu pertama budi daya broiler modern.

1. Masa Pre Heating Saat Kedatangan 
Masa ini merupakan masa krusial mengingat ayam memerlukan suhu yang sesuai kondisi metabolismenya. Pemanas harus dinyalakan minimal 4-5 jam sebelum anak ayam datang. Hal ini bertujuan agar alas kandang di sekitar brooding benar-benar hangat (33-34° C). Reseptor terhadap suhu pada fase awal pemeliharaan sampai umur dua minggu ada di telapak kaki ayam. Apabila suhu alas lebih rendah maka ayam akan meresponnya sebagai kondisi yang dingin.

Saat suhu yang diterima ayam cukup rendah, ayam akan kehilangan panas tubuhnya untuk bertahan pada kondisi dingin. Berbeda dengan kondisi suhu ideal, dimana kondisi suhu lantai sesuai yang diharapkan anak ayam sehingga tidak ada porsi energi yang digunakan untuk bertahan pada suhu dingin. Makna informasi tersebut adalah dalam jangka panjang bila ayam kehilangan panas tubuhnya sebagian besar keluar melalui kaki oleh situasi alas sekam yang dingin, maka konversi pakan ke arah pertumbuhan akan berkurang karena energi yang didapat akan digunakan untuk bertahan pada suhu alas yang dingin.

2. Brooding
Fase brooding terjadi selama 14 hari pertama dalam pemeliharaan broiler atau hingga anak ayam memiliki bulu dan mampu mempertahankan suhu tubuh. Pemantauan hendaknya sering dilakukan produsen/inti kemitraan pada fase ini, pemantauan rutin memungkinkan identifikasi dan koreksi masalah dapat dilakukan dengan cepat, serta dapat mencatat atau mendokumentasikan kondisi pertumbuhan yang baik dan konsisten.

Brooding adalah waktu paling kritis dalam pemeliharaan broiler dan peternak/ABK harus memantau ayam yang dipelihara minimal tiga kali setiap hari dan berjalan-jalan di area brooding beberapa kali untuk pemeriksaan. Kualitas perawatan yang diberikan pada anak ayam selama jam dan hari pertama di kandang dapat memberikan pengaruh besar terhadap performa akhirnya. Periksa kondisi tempat makan dan minum, memantau suhu, ventilasi, dan kondisi kotoran. Segera singkirkan anak ayam yang mati, catat, dan dibuang dengan benar.

Anak ayam yang tidak dapat menjangkau makanan dan air karena kondisi lemah atau cacat harus dimusnahkan, lakukan dokumentasi dan catat dalam recording. Peternak/ABK harus mengamati perilaku, tingkat aktivitas, dan distribusi anak ayam di dalam kandang yang menyebar rata adalah tujuannya. Tanda-tanda ketidaknyamanan atau stres harus diselidiki dan diatasi, meliputi kicauan yang keras, terengah-engah, atau kegagalan anak ayam yang lesu dan lunglai untuk menjauh ketika didekati peternak. Kicauan yang keras dapat mengindikasikan kepanasan, kekurangan pakan, atau kekurangan air. Kondisi terengah-engah atau panting pada menandakan suhu dalam kandang terlalu tinggi. Perhatian khusus harus diberikan pada kawanan ketika kondisi cuaca sangat panas atau dingin, atau ketika terjadi fluktuasi besar pada suhu luar ruangan pada siang hari. Kawanan yang menunjukkan tanda penyakit harus dirawat dan dipantau secara ekstra.

3. Konfigurasi Kandang
Dua sistem kontrol suhu yang digunakan selama brooding: … Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer