Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini ARPHUIN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TIDAK MUDAH: GAMBARAN SINGKAT BISNIS RPHU

Bisnis RPHU cukup rumit. (Foto: Shutterstock)

Koordinator Humas, Media, dan Publikasi Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), Thomas Kristiyanto, mengatakan total jumlah RPHU di Indonesia menurut informasi terakhir adalah 451 unit.

Namun yang telah terdata sebanyak 355 unit dan yang sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) baru 215 unit. Sebanyak 320 unit RPHU masih beroperasi dan 35 unit tidak beroperasi. Hal itu disampaikannya dalam webinar Indonesia Livestock Club #27 “Dinamika Rantai Dingin Produk Hasil Unggas 2023” pada (21/5/2023).

Kategori RPHU
Berdasarkan pelaku usahanya RPHU dibagi menjadi tiga, yaitu integrasi, mandiri, dan pemotong. “Integrasi artinya RPHU yang dimiliki oleh perusahaan yang terintegrasi. RPHU mandiri adalah perusahaan atau perorangan yang berdiri sendiri artinya dia tidak memiliki bisnis integrasi,” jelas Thomas.

“Pemotong ini masih kita jumpai biasanya tidak memiliki NKV. Ada di beberapa pasar bahkan pasar modern pun ada. Tetapi ini tidak diakui sebetulnya karena sesuai dengan Permentan 381 Tahun 2005 yang mengatur tentang pedoman sertifikasi NKV, untuk usaha pangan asal hewan itu harus memiliki NKV.”

Berdasarkan pengelolanya RPHU ada yang dikelola oleh dinas (66 unit), kelompok (11 unit), perorangan (24 unit), dan swasta (254 unit). Dari skala usahanya dibagi menjadi dua, yaitu RPHU dan skala kecil. Definisi skala kecil adalah jika keuntungan bersihnya maksimal Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan.

Bisnis RPHU Tidak Mudah
Terdapat beberapa komoditas dalam produk hasil unggas, yaitu ayam, telur, bibit, dan karkas sebagai hasil dari ayam pedaging. Tiga komoditas pertama kecenderungannya adalah uncontrollable. Dari sisi biaya produksi bisa dihitung namun harga jualnya biasanya cukup sulit untuk memprediksi harga telur, DOC, dan live bird. Sedangkan karkas lebih bisa dikontrol harganya.

Profil harga live bird pada 2022 dari Pinsar Indonesia menggambarkan bahwa di daerah-daerah kota besar di seluruh Indonesia fluktuasinya cukup tinggi. Thomas mengatakan, “Live bird sampai dengan hari ini masih menjadi PR kita bersama. Sehingga meskipun dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan PKH sudah memberikan Permentan 32 tahun 2017, yang kita ketahui bersama itu arahnya sebetulnya sudah cukup baik, untuk mengarahkan supaya live bird tidak menjadi pasar utama dikonsumsi masyarakat kita, tetapi dagingnya.”

Permentan No. 32/2017 Pasal 12 Ayat 1 menyatakan pelaku usaha integrasi, pelaku usaha mandiri, koperasi, dan peternak yang memproduksi ayam ras potong (live bird) dengan kapasitas produksi paling rendah 300.000 ekor per minggu wajib mempunyai rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) yang memiliki fasilitas rantai dingin.

Tapi menurut Thomas, memang tidak mudah untuk melakukan bisnis di RPHU. Dijelaskannya bahwa secara sederhana produk RPHU hanya tiga, yaitu karkas, boneless, dan parting, baik fresh maupun frozen. Lebih rinci lagi di dalam bisnis RPHU ada lebih dari 48 item produk belum termasuk produk marinasi.

Karena itu di bisnis RPHU tidak mudah bagi pelaku usaha untuk mengatur bagaimana presentase produksi ketiga produk tersebut. Kemudian menentukan apakah akan dijual fresh atau frozen.

Konsumen RPHU
Baseline konsumen RPHU ada lima kelompok, yaitu pasar modern, processing food, trader, catering, dan fast food. Pasar modern setelah pandemi cukup tergerus bisnisnya dan sebagian ada yang gulung tikar.

Processing food masih menjadi backbone sebagian pebisnis RPHU, karena ada added value terutama untuk penjualan boneless. Trader atau pedagang memiliki jaringan yang cukup luas di Indonesia, kebanyakan memiliki modal yang cukup. Kadang trader juga memiliki cold storage yang unindentified oleh pemerintah maupun pelaku RPHU. Sementara pada bisnis catering cenderung naik turun, sedangkan fast food mulai berkembang.

Model Pemasaran RPHU
RPHU integrasi kebanyakan menjual produknya untuk B2B, meski sebagian ada yang B2C melalui gerai-gerai kecil dengan berbagai brand. B2C tersebut menurut Thomas meski berkembang jumlahnya, namun dari sisi profitabilitas belum cukup berkembang. Masih dalam taraf mengedukasi masyarakat.

“Terkait dengan pemasaran ini sekarang kita juga sudah mulai lihat berkembang, dengan anak-anak muda yang secara mandiri melakukan usaha sendiri. Marketing secara mandiri melalui media sosial mereka dan mereka juga melakukan analisis dan marketing strategy sendiri,” jelas Thomas.

Dinamika Produksi dan Distribusi
RPHU yang terintegrasi memiliki HPP sendiri, sehingga ketika harga live bird naik turun tidak terlalu memengaruhi. Namun untuk RPHU mandiri ataupun perorangan, harga live bird sangat berpengaruh bagi bisnis mereka.

“Sehingga dinamikanya itu akan mengikuti dinamika harga live bird,” ujar Thomas. “Satu sisi bagaimana harga live bird ini juga terjaga, tapi di sisi lain ketika kita bicara RPHU yang mandiri dan perorangan ya pasti dinamikanya tergantung dengan harga live bird.”

Dinamika distribusi RPHU menutut Thomas cukup besar. Distribusi RPHU adalah rantai dingin, menggunakan cold storage hingga produk sampai ke customer. Hal itu sangat tergantung pada modal, serta cara dan kreativitas masing-masing RPHU. (NDV)

SILATURAHMI GOPAN DENGAN STAKEHOLDER PERUNGGASAN



Tepat pada hari Kamis, 18 Juni 2020 Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menggelar silaturahmi melalui daring zoom dengan para stakeholder di dunia perunggasan. Setya Winarno selaku ketua panitia membuka acara dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta. Ia mengutarakan tujuannya bahwa acara tersebut digagas selain untuk menjalin silaturahmi juga sebagai wadah “curhat” bagi para stakeholder dalam mempersiapkan perunggasan menghadapi new normal.


Hal senada juga diungkapkan oleh Herry Dermawan ketua umum GOPAN, ia mengatakan bahwa sektor perunggasan termasuk sektor yang terdampak oleh wabah covid-19. Selama ini dirinya mengaku banyak diajak rapat dan diskusi untuk menormalkan kondisi.

“kalau menurut saya, sebaiknya sektor pakan yang harus diberesin duluan, terutama stok jagung. menurunkan harga jagung gimana kalau enggak dengan impor?. Kalau impor kan katanya petani jagung rugi, BPS diminta survey petani jagung, ruginya berapa?, kita harus cari selanya supaya petani engak rugi, peternak juga untung. Saya juga sudah 20 hari setelah melaporkan belum ada follow up dari BPS, padahal ini penting lho,” tukas Herry.

Tanggapan juga datang dari Drh Syamsul Maarif, Direktur Kesmavet Ditjen PKH. Menurut dia perunggasan dalam negeri harus kompak karena musuh sebenarnya berasal dari luar.

“Negara yang mau memasukkan produk ke indonesia sudah ada antre ada 14 negara, kita harus menata perunggasan kita. Masalahnya persyaratan dalam negeri sama dengan persyaratan internasional. Kalau kita mempersyaratkan suatu negara kita juga harus ikut standar yang ditetapkan untuk negara lain. Oleh karenanya peternak mandiri juga harus maju,” tutur Syamsul.

Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo juga tidak mau ketinggalan untuk mengutarakan unek-uneknya. Desianto bilang dalam kondisi tejrepit seperti ini (Covid-19), isu gotong royong muncul, seharusnya stakeholder perunggasan kompak dan solid satu suara melawan importasi daging dan produk dari negara lain sejak dulu.

Menyangkut pakan, Desianto berkata bahwa 91 pabrik anggota GPMT 90% menghasilkan pakan unggas, sehingga bila importasi produk dari negara lain terjadi, sektor pakan juga pasti akan merugi. ia mengamini Herry yang mengatakan kalau harga jagung bisa ditekan di kisaran harga 2 – 4 ribu, dan waktu impornya tepat (tidak saat panen raya), maka bisa terjadi win win solution, petani untung, peternak untuk, produsen pakan juga untung.

“Perlu diketahui juga bahwa raw material pakan ada dua yakni lokal dan impor, produk lokal harusnya lebih banyak dipakai, saya setuju. Yang impor misalnya Soy bean meal itu dipakai kira - kira 4,5 – 5 juta pertahun. Enggak ada pilihan lain, memang kedelai kita produksinya saja kurang, jadi ya kita (GPMT) hanya bisa mengontrol yang hanya bisa dikontrol saja,” tutur Desianto.

Dalam diskusi juga membahas topik yang menarik misalnya saja kementan yang menantang produsen pakan untum memproduksi pakan generik kepada GPMT.

“Bisa diterima nggak performa nya?,kita bisa saja bikin itu, sekarang peternak mau apa tidak pakai itu?. Seharusnya patokan peternak juga sekarang jangan best perofrmance tapi best profit, asalkan feed cost bisa ditekan, panen mundur 1 – 2 hari tapi terjadi minimze cost production, kan untung juga. Kalau perlu dilakukan penghematan juga di sektor lain,”kata Desianto.

Sementara itu menurut Irawati Fari, Ketua Umum ASOHI. Para stakeholder juga harus satu interpretasi terkait wacana new normal, agar semuanya dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru.

“Intinya kita enggak lepas dari manusia yang bekerja, intinya bagaimana melakukan perubahan perilaku. protein ini hewani penting supaya imunitas makin kuat dan badan tetap sehat, kalau kita rukun dan bisa berkampanye dalam menyuarakan konsumsi protein hewani ini akan lebih baik lagi. Terlebih lagi new normal gizi harus seimbang dan tercukupi,” tutur Irawati.

Ia juga meminta maaf atas keterbatasan tim teknis kesehatan hewan dari perusahaan obat hewan akibat kesulitan menjangkau peternak karena wabah covid-19. Tidak lupa ia mengingatkan para peternak bahwa nanti per 1 Juli 2020, antibiotik dengan bahan aktif colistin dilarang untuk digunakan di peternakan.

Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN) melalui Ketua Umumnya Tommy Koencoro mengatakan bahwa bisnis RPA juga terkena dampak dari wabah Covid-19. ARPHUIN mengestimasi bahwa setiap tahun mereka menyerap 20% produksi ayam nasional.

Kini yang menjadi masalah adalah dari 5 tahun yang lalu sampai sekarang jumlah anggota mereka tidak megalami kenaikan dengan angka yang signifikan.

“Padahal syaratnya jadi anggota cuma punya NKV, tapi enggak ada yang mau daftar. Ketika harga murah masih bisa belanja ayam, broker nimbun ayam. Sekarang broker enggak kuat beli, masuk ke kita mahal juga, ya rugilah kita kalau kita jual terlalu mahal, masyarakat sedang cekak kantongnya,” tukas Tommy.

Lebih lanjut menurut Tommy, terkadang peternak salah paham sewaktu harga ayam hidup tinggi. Padahal ARPHUIN bisa menjadi buffer pemerintah. Ketika harga karkas naik yang misalnya di pasar dijual dengan harga sampai dengan Rp.40 ribu, ARPHUIN tetap menjual karkas dengan harga Rp. 28 -32 ribu saja.

Tommy berharap wabah ini segera berakhir dan terjadi penambahan jumlah anggota ARHPHUIN kedepannya.

“Omzet turun 40% karena Covid-19, RPA rugi. Kita harusnya bisa melakukan ekspor, ke Cina, Afrika, Arab, dll. masalahnya adalah bahan baku kita lebih mahal. Contoh, HPP kita sekitar Rp. 17 – 18 ribu, tetangga kita di Thailand, mereka HPP ayam di kandang Rp. 14 ribu-an dan karkas mereka laku dijual di angka 1,6 USD perkilogram. Posisi kita berani jual di USD 1,9-2 perkilogram, kemarin saya negosiasi dengan beberapa negara. Ini karena cost di hulu tinggi jadi enggak bisa ekspor juga, kalo harga cukup rendah, kita bisa bersaing di internasional,” kata Tommy.

Permasalahan bibit juga hal yang wajib dibenahi. Menurut Achmad Dawami Ketua Umum GPPU, bibit juga mempengaruhi produksi karena ketersediaannya. Jika bibit dan pakan langka, mau budidaya apa kita?, oleh karenanya Dawami concern dengan hal ini.

Dawami berujar bahwa 70% protein hewani Indonesia berasal dari unggas. Menurut catatannya, frozen food dari sektor perunggasan mengalami kenaikan omzet sejak Covid-19, artinya terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat.

“Lihat saja sekarang perkembangan meat shop menjamur. ini pasca Covid-19 enggak ga akan tertinggalkan karena nanti bisa jadi habit. Memotong mata rantai si produk supaya lebih dekat ke end user. Kalau kita baca UU pangan, ini ngeri lho, ketergantungan impor mempengaruhi ketahanan nasional, makanya kita harus bisa memotong rantai distribusi kita . Ketika harga turun, jualan ayam langsung door to door itu bagus,” kata Dawami.

Ia juga mengingatkan bahwasanya kaum milenial juga mempengaruhi pola hidup dan konsumsi.35-36% angkatan kerja kita adalah kamu milinenial, mereka berbeda dengan orang – orang  kalangan tua (old era), mereka sudah terbiasa mengonsumsi frozen food.

Sementara itu menurut Ketua Umum PINSAR yang juga anggota DPR – RI, Singgih Januratmoko yang mendapat bocoran dari BAPPENAS dan Kemenko Perekonomian bahwa ekonomi Indonesia akan berangsur normal tapi paling cepat dalam tempo 4 tahun. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer