Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini AIPI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

REVOLUSI MENTAL PETERNAK SIGI

Prof Muladno. (Foto: Infovet/Ridwan)

Tepatnya pada 6 Maret 2021, Komunitas Sosio Bisnis (KSB) LEMBU KARTINI SEJAHTERA yang bermarkas di Kota Kediri, Jawa Timur, bermitra dengan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) IPB ANUTAPURA yang bermarkas di Desa Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kemitraan yang dilakukan adalah usaha penggemukan sapi selama 4-5 bulan dengan total nilai mencapai Rp 200 juta. Hadir dalam penandatanganan kemitraan tersebut dari beberapa unsur yaitu Dinas Peternakan Kabupaten Sigi, LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB), LPPM Universitas Tadulako (Untad), SASPRI-N (Solidaritas Alumni SPR Indonesia-Nasional), camat dan kepala desa setempat, jasa asuransi, serta tamu undangan. Surat perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Ketua KSB, Ir Saptowo Salimo dan Ketua Dewan Perwakilan Pemilik Ternak SPR, Arfan.

Bagi LPPM-IPB, SPR merupakan yang pertama di Sulawesi Tengah dan didirikan sekitar akhir 2018 lalu setelah ditandatangani kerja sama antara Bupati Sigi dan Rektor IPB. Komunitas peternak rakyat di sini berasal dari suku-bangsa Kaili dan merupakan suku bangsa kelima yang ikut SPR. Komunitas peternak lain yang bergabung di SPR berasal dari suku-bangsa Jawa, Sunda, Batak dan Ende. Budaya dan kebiasaan sehari-hari menjadi faktor penting dalam melaksanakan pembelajaran partisipatif dan pendampingan di SPR-IPB selama ini. Masing-masing memiliki karakter yang khas dengan logat yang juga berbeda. Sangat menarik dan ini merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa.

Isu penting yang ingin diangkat dalam tulisan ini adalah adanya kerja sama investasi antara dua komunitas berbeda yang lokasinya berjauhan, suku bangsa dan adat kebiasaan berbeda, tidak kenal satu sama lain secara individu dan tidak adanya jaminan dalam bentuk apapun untuk melakukan kemitraan tersebut. Ini semua dimungkinkan dan akhirnya dapat terjadi karena adanya program SPR dengan spirit kebersamaan dan berjamaah.

SPR hanya dapat didirikan di kawasan sentra peternakan sehingga beternak sudah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi warga masyarakat. SPR mulai dapat dilaksanakan setelah ada perjanjian kerja sama dengan Bupati Sigi dan Rektor IPB, sehingga dua pemimpin ini mengetahui betul apa yang telah, sedang dan akan terjadi di komunitas peternak melalui program SPR tersebut. Dua pemimpin tersebut yang sebenarnya dapat mempertemukan komunitas akademisi IPB dan komunitas peternak rakyat Sigi. Bersatu-padunya dua komunitas yang masing-masing bersandar pada dua pemimpin tersebut membuat komunitas sosio-bisnis percaya dan tidak punya keraguan sedikitpun dalam menginvestasikan uangnya.

Melalui interaksi intens antara akademisi dan peternak yang difasilitasi oleh seorang manajer muda baru lulus sarjana, banyak perubahan terjadi pada komunitas peternak SPR ANUTAPURA. Beberapa perubahan mencolok yang dapat dilihat adalah kandang baru mulai dibangun dan kandang lama diperbaiki sehingga membuat sapi lebih nyaman; lahan tidur tak produktif diolah menjadi lahan rumput pakan sapi, pencacahan rumput sebelum diberikan ke ternak sapi dan penggunaan mesin pencacah rumput (chopper), kemudian adanya penimbangan ternak secara berkala untuk mengetahui tumbuh kembang sapi dari waktu ke waktu, perubahan orientasi beternak untuk bisnis sudah berjalan dan pikiran untuk maju dan mandiri-berdaulat dengan kekuatan berjamaah makin berkembang, serta perubahan wawasan yang tercermin dari substansi diskusinya.

Perubahan tersebut masih terjadi di sekitar tokoh peternak penggerak SPR yang berada dalam DPPT tadi dan saat ini “virus kebaikan” terus merebak ke peternak lainnya. Para peternak bergotong-royong dalam kegiatan yang berorientasi bisnis melalui SPR. Setidaknya lebih dari 3 hektare lahan sudah terolah atas jerih payah mereka sendiri. Rumput gajah telah ditanam dan telah pula dipanen. Gerakan tanam pakan dimulai dengan kesadaran sendiri karena di depannya ada harapan besar. Sapi yang dari dulu dikelola secara asal-asalan dan dipercayakan kepada alam saja, kini telah disadari sebagai mesin pencetak uang mulai mendapat perhatian lebih serius.

Adanya perubahan besar tersebut diakui oleh semua unsur yang hadir dalam acara penandatanganan kerja sama tersebut di atas, termasuk para akademisi Universitas Tadulako yang delegasinya dipimpin Wakil Kepala LPPM, Dr Ramlan. Pengakuan tersebut telah dibuktikan dengan penandatanganan kerja sama tridharma perguruan tinggi antara Rektor IPB dan Rektor Untad. Melalui kerja sama ini, maka pengembangan SPR di Sulawesi Tengah selanjutnya lebih baik ditangani oleh Untad. Dengan demikian upaya memberdayakan dan mencerdaskan komunitas peternak rakyat di sana menjadi lebih efisien, efektif dan produktif.

Diperlukan waktu minimal 2-3 tahun untuk dapat mengubah banyak hal di komunitas peternak rakyat yang salah satunya dicontohkan di Kabupaten Sigi melalui program SPR-IPB. Ini merupakan pekerjaan membuat fondasi mental dan karakter komunitas peternak. Fondasi selalu berada di bawah permukaan tanah, tidak terlihat, bahkan ketika bangunan di atasnya telah berdiri megah, fondasi tersebut tetap tak terlihat. Terbukti bagus fondasinya apabila bangunan tersebut tidak roboh dihantam tsunami atau digoyang gempa bumi berkekuatan besar sekalipun. Senada, fondasi mental dan karakter yang dibangun melalui SPR tercermin dalam sikap dan prinsip yang kuat serta tak tergoyahkan oleh kekuatan pengaruh luar dari manapun asalnya. Kita tunggu bukti kokohnya fondasi mental dan karakter mereka setelah lulus SPR nanti.

Saat ini LPPM IPB sedang dan telah membangun fondasi 52 SPR di seluruh Indonesia. Sebanyak 17 diantaranya telah dinyatakan lulus. Mereka yang sudah diwisuda bergabung ke Perkumpulan Solidaritas Alumni SPR Indonesia (SASPRI) yang akan didampingi lebih lanjut agar para peternak alumni SPR ini menjadi lebih mandiri, berdaya saing tinggi dan berdaulat. ***

Ditulis oleh: Prof Muladno
Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan LPPM-IPB,
Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer