Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini STOP INFORMASI BROILER SEBAGAI AYAM SUNTIKAN HORMON! | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

STOP INFORMASI BROILER SEBAGAI AYAM SUNTIKAN HORMON!

Olahan daging ayam yang kaya akan manfaat. (Foto: Istimewa)

Masih kuatnya mitos bahwa mengonsumsi telur ayam menyebabkan bisulan dan naiknya kolesterol, tampkanya menjadi tantangan tersendiri bagi para peternak ayam pedaging dan ayam petelur. Juga, menjadi tugas tak ringan bagi para dokter dan ahli gizi dalam mengedukasi masyarakat.

Membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi daging dan telur ayam untuk kesehatan tubuh bukan perkara gampang. Butuh kesabaran dan edukasi berkelanjutan agar pemahaman besarnya dalam sebutir telur bisa diterima.

Itulah salah satu poin penting dari Heartline 100.6 FM Talkshow secara online tentang kesehatan yang bertajuk “Mitos dan Fakta Tentang Ayam dan Telur”, Selasa (2/3/2021).

Talkshow ini menghadirkan dua narasumber, Drh Rakhmat Nuriyanto MBA (Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) dan dr Tirza Arif Santosa SpA (Praktisi Kesehatan Anak).

Harus diakui, pemahaman sebagian orang tentang besarnya manfaat protein hewani yang terkandung dalam telur dan daging ayam masih minim. Ditambah, banyaknya informasi yang tidak tepat tentang pengelolaan ternak ayam broiler, menjadi penyebab orang masih enggan mengonsumsi telur dan daging ayam.

Dari minimnya pemahaman kedua hal tersebut, lalu berkembang berbagai mitos yang menyebutkan, mengonsumsi telur ayam ras bisa terkena bisul, telur ayam mengandung kolesterol tinggi dan jangan mengonsumsi ayam broiler karena di suntik hormon.

“Mitos yang bergaung cukup kuat hingga sekarang ini di tengah masyarakat,” ujar Rakhmat.

Ada survei di Indonesia yang menyebutkan anak-anak kerap alergi terhadap makanan. Ternyata penyebab alergi terbesar yang terjadi pada anak adalah susu sapi dan produk-produk turunannya. Prosentasenya mencapai 76%. Sisanya, alergi disebabkan oleh makanan jenis lainnya seperti ikan, udang dan lainya, termasuk telur ayam. Artinya, secara prosentase alergi yang ditimbulkan oleh telur ayam pada anak-anak sangatlah kecil.

“Memang kadang yang dianggap penyebab utama alergi adalah telur. Itu karena belum adanya pemahaman yang baik di tengah masyarakat,” tambahnya.

Cara mensiasati untuk mengonsumsinya perlu dipisahkan antar kuning dan putih telurnya. Kuning telur paling sedikit penyebab alegri pada anak-anak. Jadi, sangat disarankan agar anak-anak mengonsumsi kuning telurnya lebih dulu, sebelum mengonsumsi putih telur.

“Dari hasil penelitian, konsumsi telur satu butir per hari tidak akan meningkatkan kolesterol jahat pada tubuh. Jadi, tidak ada masalah,” ungkapnya.

Edukasi ke Calon Dokter
Menurut Rakhmat, realita ketakutan masyarakat mengonsumsi telur ayam karena dianggap mengandung kolesterol tinggi sudah sejak lama terjadi. Hasil penelitian menyatakan, ternyata pengaruh kolesterol dalam darah tidak signifikan.

“Oleh karena itu, kami dari Pinsar Indonesia melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan. Termasuk memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah, melalui acara talkshow. Bahkan kami pernah mengedukasi di kampus-kampus fakultas kedokteran,” ucap Rakhmat.

Pada awalnya, ternyata banyak juga para calon dokter yang percaya dengan mitos-mitos negatif seputar telur dan daging ayam. Yang makin mengkhawatirkan, banyak di media massa, khususnya media massa yang segmen pembaca wanita, informasi mitos itu sering dibaca oleh kalangan ibu rumah tangga. Dari situ, informasi tentang mitos ini kemudian ditanamkan ke pada anak-anak mereka.

“Dari sinilah kami kemudian lakukan sosialisasi tentang Hari Ayam dan Telur Nasional setiap 15 Oktober,” ujarnya.

Penyebab Broiler Cepat Besar
Mitos-mitos yang beredar dan masih menguat di tengah masyarakat saat ini adalah soal konsumsi daging ayam broiler. Masih banyak orang yang menganggap bahwa ayam broiler adalah ayam suntikan hormon, sehingga berbahaya.

Menurut Rakhmat, anggapan ini harus diluruskan. Selama ini para pakar perunggasan meneliti cepat-besarnya ayam broiler itu ada beberapa faktor.

Pertama, bibit ayam broiler sudah disilangkan lalu diseleksi, kemudian disilangkan lagi, begitu seterusnya, hingga mendapatkan bibit ayam yang cepat tumbuh. Artinya, ayam broiler yang pertumbuhannya sangat cepat, itu tidak begitu saja.

“Nah, melalui teknologi persilangan tadi, didapatkan bibit ayam pedaging yang memiliki kecepatan pertumbuhan. Jadi, tidak benar kalau ayam broiler itu ayam suntikan hormon,” ujarnya.

Kedua, teknologi pakan yang terus berkembang. Para ahli berpikir bagaimana membuat formula dengan pakan yang sedikit, namun menghasilkan pertumbuhan ayam yang lebih cepat. Ketiga, teknologi pengobatannya. Kalau di tanaman itu pupuknya.

Keempat, teknik pemeliharaannya. Mulai dari urusan kebersihan kandang, pemberian pakan, obat jika sakit dan teknis lainnya yang mendukung cepatnya pertumbuhan berat badan ayam broiler.

“Empat faktor pendukung itulah yang menghasilkan ayam broiler bisa tumbuh dengan cepat, hanya dalam 35 hari sudah bisa menghasilkan berat ayam 1 kg lebih. Sama sekali tidak menggunakan hormon,” jelas Rakhmat.

Oleh sebab itu, sosialisasi tentang besarnya manfaat kandungan gizi pada telur dan daging ayam terus dilakukan. Stop segala informasi yang menyebutkan ayam broiler adalah ayam suntikan hormon.

Sementara Tirza Arif Santosa menambahkan, daging dan telur ayam memiliki kandungan asam amino yang sangat baik untuk daya tahan tubuh, tumbuh kembang anak-anak, bahkan untuk kesehatan orang dewasa. Kandungan protein yang terdapat pada telur dan daging ayam juga sangat baik untuk menggantikan sel-sel tubuh yang sudah rusak. Telur merupakan sumber protein yang paling murah dengan kandungan gizinya yang lengkap.

Selain protein, pada telur ayam juga tinggi asam lemak esensial, seperti omega tiga yang baik untuk jantung, pembuluh darah dan pertumbuhan otak bagi bayi dan anak-anak. Ada juga vitamin A, C dan K.

Kandungan gizi dalam telur ayam juga sangat bagus untuk kesehatan mata bagi anak maupun  orang lanjut usia, agar tidak mudah terkena katarak, bahkan bisa mencegah kebutaan pada orang lanjut usia.

“Intinya dalam sebutir telur sangat banyak manfaatnya bagi tubuh kita. Pemahaman-pemahaman ini yang mungkin masih belum banyak diketahui oleh masyarakat,” ujar praktisi kesehatan anak ini. (Abdul Kholis)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer