Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini MUNGKINKAH TERNAK GIZI BURUK? | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MUNGKINKAH TERNAK GIZI BURUK?

MUNGKINKAH TERNAK GIZI BURUK?

(( Kejadian nutrisional defisiensi ini tidak signifikan pengaruhnya pada ternak bila dibandingkan dengan kejadian penyakit infeksius yang disebabkan oleh mikroorganisme pathogen. Meskipun demikian, tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur menyatakan bahwa ternak terbebas dari kasus gizi buruk. ))

Di Bengkulu, kasus defisiensi vitamin dan mineral tergolong rendah. Hal ini dilaporkan oleh Laboran drh Jananta. Menurutnya, dari preparat yang dikirimkan petugas lapangan dan dokter hewan dari beberapa pos kesehatan hewan yang ada, temuan kasus terkait defisiensi gizi ini masih terbilang rendah.
Namun drh Jananta Petugas Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu ini menegaskan bahwa statemen ini masih diragukan, hal ini mengingat masih kurangnya penelitian-penelitian terkait kasus defisiensi gizi ini pada ternak.
Menyoal kasus serupa pada ayam broiler dan layer, alumni FKH UGM ini berujar bahwa pada ayam broiler dan layer pernah dijumpai, terutama kasus umum berupa kekurangan mineral dengan penampakan ayam yang suka mematuk temannya sendiri atau kanibalisme. Namun persentasi kejadian sangat rendah terutama pada layer yang memang populasinya masih jauh dari cukup untuk Provinsi Bengkulu sendiri.
Sementara itu, drh Rondang Nayati MM Kasubdin Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Riau menyatakan bahwa kejadian defisiensi vitamin dan mineral pada unggas dan ruminansia ada namun kurang medapat perhatian peternak.
Hal ini mengingat kasus ini bukanlah penyakit menular sehingga kehadirannya kurang diresponi oleh peternak. Rondang melanjutkan bahwa dari instansinya sendiri selalu melakukan penyuluhan dan menyediakan vitamin dan suplemen lainnya untuk diberikan secara cuma-cuma kepada petugas lapangan yang akan disampaikan kepada peternak di wilayah kerjanya.
Sejauh ini, laporan dari beberapa daerah menyebutkan bahwa kejadian nutrisional defisiensi ini tidak signifikan pengaruhnya pada ternak bila dibandingkan dengan kejadian penyakit infeksius yang disebabkan oleh mikroorganisme pathogen.
Meskipun demikian, istri mantan Kepala Dinas Peternakan Riau ini menegaskan bahwa laporan dari masing-masing daerah tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur menyatakan bahwa ternak Riau terbebas dari kasus gizi buruk.
Saat ini, pihak Dinas Peternakan Provinsi Riau bersama Fakultas Peternakan UIN Suska Riau mencoba melakukan kerja sama penelitian untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan berbagai kasus penyakit akibat defisiensi vitamin dan mineral dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Bumi Lancang Kuning ini.

Malnutrisi

Sedangkan Ir Elfawati MSi mantan Ketua Program Studi Pertanian Fakultas Peternakan UIN Suska Riau menyatakan bahwa untuk tingkat peternak kasus-kasus malnutrisi sangat jarang terdeteksi.
Hal ini sesuai dengan pengalaman pribadinya dibeberapa lokasi di daerah tempat dilakukannya beberapa penelitian ditemui sapi dengan kondisi tubuh kurus padahal dari ketersediaan bahan pakan di daerah tersebut cukup bagus.
Keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki peternaklah yang menyebabkan penyakit-penyakit malnutrisi yang mengelompok ke dalam penyakit non infeksius ini tidak atau kurang terdeteksi.
Pada ternak unggaspun kasus yang sama pernah dijumpai Ibu dua putra ini, misalnya pada ayam petelur dengan penampakkan kaki pengkor, paruh tumbuh tidak sempurna, kanibalisme, dan berbagai jenis kerusakan organ eksteriur lainnya. Namun peternak terkesan membiarkan dengan sebuah alasan bahwa populasi yang terserang hanya sedikit. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan peternak?
Menurut alumni Pasca Sarjana Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ini bahwa untuk peternak Riau diperlukan pengadaan kursus-kursus pendek dengan muatan dan penyampaian materi disesuaikan dengan keperluan peternak dan teknik penyampaian yang sesuai dengan metode pendidikan orang dewasa.
Terkait kerja sama penelitian dengan dinas instansi terkait di Riau, Dosen Nutrisi Unggas ini menjawab dengan tegas bahwa hal itu benar adanya. Bahkan beberapa bulan kedepan Fapet UIN Suska Riau akan mengadakan joint experiment dengan BPTP Provinsi Riau. Pada joint experiment nanti Elfa mengambil subyek penelitian tentang Penggunaan Prebiotik pada unggas khususnya pada ayam broiler dan layer.
Terkait Prebiotik tersebut, Ir Hj Elfawati MSi tertarik menggunakan sampel Biomos yang diproduksi PT Altech Biotechnology. (Daman Suska).

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer