Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Drh Sugeng Pujiono, Hidup Itu Harus Bekerja Keras, Cerdas dan Ikhlas | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Drh Sugeng Pujiono, Hidup Itu Harus Bekerja Keras, Cerdas dan Ikhlas

Drh Sugeng Pujiono, Hidup Itu Harus Bekerja Keras, Cerdas dan Ikhlas

Mengangkat profil seseorang selalu mengundang ketertarikan tersendiri bagi Infovet. Untuk itu pada kesempatan kali ini Infovet mengangkat profil seorang yang sukses di bisnis obat hewan. Ia mulai meniti karirnya dari bawah hingga kini menduduki posisi salah satu top manajemen di perusahaannya.
Adalah Drh Sugeng Pujiono pria kelahiran Gresik, 20 November 1963 yang kini menjabat sebagai Marketing Manager PT Sanbe Farma. Sugeng sendiri kaget kenapa harus profil dirinya yang diangkat. Namun kami (red. Infovet) berusaha memberikan penjelasan bahwa Sugeng dinilai sebagai salah satu tokoh bidang peternakan yang karirnya cukup sukses mulai dari bawah hingga posisinya saat ini.
Dibawah tangan dinginnnya, Sanbe Divisi Animal Health berhasil menjadi perusahaan nomor satu di bisnis obat hewan Indonesia dan bahkan berhasil menanamkan fondasi yang kuat di segmen pasar akuakultur.
Namun Sugeng malah menjawab, “Seharusnya yang diangkat adalah keberhasilan pimpinan saya, Drs. Jahja Santosa, Apt. yang telah berhasil membawa Sanbe hingga seperti sekarang ini. Atau juga seluruh anggota tim Sanbe yang menurut saya keberhasilan karir saya tak lepas dari kerja kolektif teman-teman di tim Sanbe,” ujar Sugeng dengan rendah hati.

Mulai Karir Dari Bawah
Dari awal karirnya Sugeng selalu menanamkan prinsip bahwa bekerja itu adalah ibadah. Jadi kalau dipercaya untuk memimpin itu sudah seperti menjalankan amanah. “Dalam hidup motto saya adalah Do the best what can we do, jadi prinsipnya ya melakukan yang terbaik apa bisa kita lakukan,” ujar pria dengan 7 putri dan 1 putra ini.
Dengan guyonannya yang santai Sugeng menuturkan bahwa dia adalah orang yang paling tidak laku di jual diperusahaan, oleh karena itu ia menjadi karyawan yang paling awet di Sanbe.
Semenjak lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga di tahun 1988 ia langsung menjejakkan kakinya di blantika bisnis obat hewan melalui PT Sanbe Farma. Dengan predikat Veterinary Representative ia “membuka hutan” (red. pasar obat hewan) di wilayah Medan mencari titik dimana lokasi peternakan berada yang kelak menjadi pelanggan setia Sanbe. Setelah dua tahun di Medan, tepatnya tahun 1990, Sugeng kembali diminta merambah hutan bisnis obat hewan oleh Sanbe, kali ini di Banjarmasin. Hingga petualangannya, sebagai Vet Rep Sanbe berlanjut ke Samarinda, Kalimantan Timur di tahun 1992.
Berikutnya di tahun 1993, baru ia dipindahtugaskan ke Jawa Timur. Disinilah karirnya mulai menanjak cepat mulai dari Vet Rep, Wakil Supervisor, Supervisor, Regional Manager, Sales Manager dan posisi terakhir sekarang Marketing Manager Sanbe (mulai tahun 2004) dan Marketing Manager PT Caprifarmindo Labs (mulai tahun 2007).
Keberhasilan karir Sugeng tak lepas dari filosofi hidupnya yang selalu dicamkannya yaitu dalam bekerja itu harus kerja keras, cerdas dan ikhlas. Selain belajar dari pengalaman, ia juga rajin mengikuti berbagai pelatihan teknik marketing dan kepemimpinan. Tak hanya menjadi peserta pelatihan ia pun juga kerap didaulat menjadi pengisi seminar dan instruktur pelatihan bidang peternakan dan kesehatan hewan. Salah satunya adalah menjadi instruktur Training “Menjadi Marketer Handal di Industri Kesehatan Hewan” yang diadakan ASOHI, April 2008 lalu di Jakarta.

Jiwa Marketing Ditempa Sejak Kuliah
Ia menyelesaikan pendidikan dokter hewannya selama 7 tahun, namun tak sekadar kuliah ia juga membangun bisnis sampingan yang kini juga telah berbuah sukses. Sembari kuliah ia membuka bimbingan belajar bagi siswa SMA. Sugeng bertugas sebagai koordinator dan pengajar, bersama teman-temannya ia mengajar lebih dari 400 murid setiap tahunnya. Berangkat dari situ ia mulai belajar ilmu marketing tentang bagaimana cara mendapatkan peserta bimbel yang banyak dan mempertahankan loyalitas mereka.
Pengalaman marketingnya juga ditempa sewaktu menjalankan ko-ass sebagai medical representative sebuah perusahaan farmasi selama satu tahun (1987-1988). Di perusahaan itu, Sanbe Farma justru menjadi pesaing utama bagi perusahaan yang Sugeng enggan menyebutkan namanya itu. Sebagai kompetitor, justru Sugeng mengagumi cara kerja Sanbe dan bagaimana citra perusahaan itu dibentuk dan dikenal baik oleh pelanggannya. Oleh karena itu, selepas keluar dari perusahaan lamanya, Sugeng langsung bergabung dengan Sanbe Farma sebagai Vet Rep.

Catatan Sugeng tentang Perunggasan
Dari pengalaman Sugeng diperunggasan selama lebih dari 20 tahun, ia mencatat yang hal yang fenomenal adalah perubahan kualitas genetik ayam ras. Selain itu wawasan peternak pun kini telah cukup baik dalam mengikuti perkembangan khususnya dari segi pemeliharaan kesehatan hewan dan manajemen pemeliharaan.
Untuk broiler kalau dulu diera tahun 80-an untuk mencapai berat badan 1 kilo selama 30 hari pemeliharaan itu sangat sulit sekali dicapai. Namun kini ayam broiler umur 30 hari dengan manajemen yang baik mampu mencapai bobot 1,6 kg.
Lebih lanjut, kalau dulu peternak agak ‘ndableg’ bila diberi masukan mengenai manajemen pemeliharaan atau pengetahuan terbaru. Mereka selalu bilang, “Ah, pakai cara yang lama saja Mas, wong gak pake begitu-begitu juga masih jalan kok.”
Sugeng melanjutkan, “Tapi kondisi itu sudah terbalik sekarang. Kini peternak lebih terbuka terhadap perkembangan iptek. Kalau saja masih ada peternak yang kolot seperti itu, saya jamin tidak lama pasti bakal tutup farmnya.”
Perubahan fenomenal lainnya adalah berubahnya skala kepemilikan peternak. Kalau dulu peternak yang memelihara 500-1000 ekor ayam itu sangat banyak sekali dan menyebar, contohnya dulu seperti peternakan di daerah Jatim, Jateng, Jabar, dan Kalimantan.
“Namun kini kondisinya telah berubah, banyak peternak memilih beternak ayam dengan skala menengah ke atas, mungkin melihat dari sisi ekonomis dan efisiensinya. Sehingga bisa dikatakan jumlah pemainnya tidak banyak,” kata Sugeng.
Hanya dari sisi volume total produksi DOC, Sugeng menilai dibandingkan 20 tahun yang lalu kenaikannya masih stagnan atau tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Peran Sanbe Memajukan Perunggasan
“Sanbe ada karena peternak ada, jadi kalau peternak itu tumbuh maka Sanbe juga akan tumbuh bersama peternak. Bagaimana caranya supaya sama-sama tumbuh, yaitu saling memberdayakan. Dalam hal ini peternak tidak dibiarkan jalan sendiri tapi juga dibimbing dengan bantuan dan konseling,” jelas Sugeng.
Selanjutnya, Sugeng menjelaskan, Sanbe membantu dengan dua aspek yaitu bantuan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dukungan dana. Untuk meningkatkan kualitas SDM peternak, Sanbe biasanya melakukannya secara personal maupun massal. Secara personal dapat dilakukan dengan konsultasi teknis dengan tenaga lapangan Sanbe langsung di farm. Sementara secara massal dilakukan dengan rutin mengumpulkan peternak untuk dilakukan penyuluhan. Dan setiap tenaga lapangan Sanbe memang diwajibkan dan dituntut mampu melakukan hal ini.
Selain itu Sanbe juga rutin melakukan pelatihan yang bisa dilakukan di kantor pusat Sanbe di Bandung atau dilokasi tempat peternak berada. Pelatihan ditempat biasanya dilakukan bila lokasi farm di luar pulau jawa karena pertimbangan efisiensi waktu dan biaya.
Selanjutnya guna memberdayakan peternak Sanbe juga menyediakan fasilitas bantuan dana yang dikhususkan bagi pengembangan skala usaha peternakannya. Dengan begitu akan terjalin kerjasama yang saling sinergis dan menguntungkan. Bantuan dana ini dalam bentuk pinjaman tanpa bunga dan telah dimulai sejak era krisis moneter tahun 2007. Hal-hal tersebut itulah yang menjadi bagian pelayanan prima PT Sanbe Farma. Banyak peternak yang merasakan manfaat dari segala pelayanan prima Sanbe ini namun belum banyak terekspos.
Intinya Sanbe memberikan pencerahan dan pemberdayaan ke peternak, karena Sanbe ada karena peternak ada. Sesuai dengan visi Sanbe yaitu tumbuh dan berkembang bersama peternak. Sedangkan Sanbe mengemban misi untuk menyediakan sarana kesehatan hewan yang dibutuhkan peternak berupa obat-obatan dan vaksin yang bermutu.
“Untuk itu kini Sanbe telah memiliki pabrik vaksin termutakhir PT Caprifarmindo Labs. yang dilengkapi dengan laboratorium berstandar BSL3. PT Caprifarmindo memproduksi hampir seluruh vaksin untuk ternak mulai dari unggas, sapi, babi, kerbau, hewan kesayangan, hingga vaksin untuk udang dan ikan,” pungkas Sugeng.

Related Posts

2 Comments:

  1. SELAMAT KEPADA DRH. SUGENG PUJIONO. SELAKU YUNIOR, SAYA SANGGAT BANGGA KPD ANDA SETELAH MEMBACA ARTIKEL INI. SEKALI LG..SELAMAT DENGAN JABATAN YANG BARU. SEMOGA LEBIH SUKSES KE DEPANNYA...AMIN (Drh. Ganjar-Palangka Raya)

    BalasHapus
  2. yang mau beli susu kuda di jakarta hub. nehrun 082111480103

    BalasHapus

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer